Anda di halaman 1dari 9

REVIEW ARTIKEL 5

Judul : EFEK TIPE KECURANGAN DAN ANONIMITAS


TERHADAP KEPUTUSAN INVESTIGASI
AUDITOR INTERNAL ATAS TUDUHAN
WHISTLEBLOWING
Penulis : Felix Joni Darjoko dan Ertambang Nahartyo
Identitas Jurnal :

 Nama Jurnal : Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia


 Volume dan halaman : Vol.14; No.2; Hal. 202-221.
 Tahun : 2017

Reviewer

 Nama dan NIM : Donny Andira Sihombing (12150070)


Yanni Stevanus Korua (12150078)
Glen Meiyen Serang (12150097)
 Tanggal : Kamis, 25 Februari 2020
I. Rumusan Masalah
 Apakah reaksi auditor internal berpengaruh dalam penanganan tuduhan
kecurangan antara konteks tuduhan penyalahgunaan aset dan konteks
tuduhan kecurangan manajemen laba?
 Apakah anonim dan nonanonim berpengaruh terhadap keputusan
investigasi kepada auditor internal?
 Apakah berpengaruh pelaporan anonim terhadap proses kredibilitas
tuduhan terhadap keputusan investigasi oleh auditor internal?
II. Tujuan Penelitian
a. Menguji reaksi auditor internal dalam penanganan tuduhan kecurangan
antara konteks tuduhan penyalahgunaan aset dan konteks tuduhan
kecurangan manajemen laba.
b. Menguji anonim dan nonanonim berpengaruh terhadap keputusan
investigasi kepada auditor internal.
c. Menguji pengaruh pelaporan anonim terhadap proses kredibilitas
tuduhan dan keputusan investigasi oleh auditor internal.
III. Teori yang Relevan
Teori Einhorn dan Hogarth tentang perbedaan judgment (asesmen
kredibilitas) dan choice (alokasi sumber daya investigasi).
IV. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut.
 H1a: Auditor internal akan mempersepsi tuduhan kecurangan
manajemen laba kurang terpercaya, relatif dibandingkan dengan
tuduhan penyalahgunaan aset.
 H1b: Auditor internal akan mengalokasi sumber daya yanglebih
untuk menginvestigasi tuduhan kecurangan manajemen laba
ketimbang untuk tuduhan penyalahgunaan aset.
 H2a: Auditor internal akan mempersepsi tuduhan aninim kurang
terpercaya, relatif dibandingkan dengan tuduhan nonanonim.
 H2b: Auditor internal mengalokasi sumber daya yang lebih kecil
untuk menginvestigasi tuduhan anonim ketimbang untuk tuduhan
nonanonim.
 H3a: Perbedaan kredibilitas persepsian antara tuduhan anonim dan
nonanonim lebih besar ketika tuduhan berupa penyalahgunaan aset
ketimbang ketika tudahn kecurangan berupa manajemen laba.
 H3b: Perbedaan alokasi sumber daya investigasi antara tuduhan
anonim dan nonanonim lebih besar ketika tuduhan berupa
penyalahgunaan aset ketimbang ketika tuduhan kecurangan berupa
manajemen laba.
V. Definisi dan Pengukuran variable
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi;
 Variabel Independen
Tipe Kecurangan dilakukan dengan memberikan kasus berbeda
kepada grup partisipan yang berbeda.
Anonimitas Sumber Informasi, dimanipulasi dengan dua kondisi
sumber informasi: nonanonim dan anonim.
 Variabel Dependen
Kredibilitas Whistleblowing, partisipan melakukan asesmen atas
kredibiltas tuduhan kecurangan menggunakan skala kontinyus 0 s.d.
100.
Keputusan Investigasi, partisipan diminta memutuskan jumlah
sumber daya yang dialokasikan untuk menginvestigasi tuduhan
setelah mempertimbangkan trade-off operasional yang selalu ada di
dunia nyata.
Pengecekan Manipulasi, uji manipulasi untuk kedua variabel
independen dilakukan dengan mengajukan dua jenis pertanyaan.
VI. Sampel
Jumlah sampel dalam penelitian ini terdapat 77 subjek yang berpartisipasi
yang terdiri atas 57 mahasiswa program magister akuntansi pada universitas
ternama di Yogyakarta dan 20 praktisi auditor internal di lembaga
pengawasan milik pemerintah.
VII. Uji hipotesis
Penelitian ini menggunakan model multivariat (MANOVA).
VIII. Hasil dan pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis (H1a) tipe kecurangan untuk
kredibilitas (H1a) tidak signifikan (p=0,885), sementara Panel B
memperlihatkan efek utama tipe kecurangan untuk keputusan investigasi
(H1b) signifikan (p=0,002). Dengan hasil demikian, berarti H1a tidak
terdukung, tetapi H1b terdukung. Tidak ditemukan perbedaan dalam
mempersepsi kredibilitas whistleblowing antara tuduhan penyalahgunaan
aset dan tuduhan manajemen laba.
Hasil pengujian hipotesis H2a dan H2b berturut-turut memprediksi
anonimitas memiliki pengaruh yang signifikan atas kredibilitas persepsian
dan keputusan investigasi. Efek utama anonimitas untuk Kredibilitas
signifikan (p=0,017), tetapi untuk Keputusan Investigasi (Panel B) tidak
signifikan (p=0,188). Hasil ini menunjukkan H2a terdukung, tetapi H2b
tidak terdukung.
Studi juga memprediksi adanya efek interaksi antara tipe kecurangan
dan anonimitas terhadap kredibilitas dan keputusan investigasi. Panel A
memperlihatkan efek interaksi untuk Kredibilitas tidak signifikan (p=0,452)
dan Panel B memperlihatkan efek interaksi untuk Keputusan Investigasi
hanya signifikan pada level <0,10 (p=0,079). Hal ini berarti prediksi
bahwa perbedaan dalam kredibilitas persepsian (H3a) dan keputusan
investigasi (H3b) antara tuduhan anonim dan nonanonim lebih besar
signifikan ketika kecurangan bertipe penyalahgunaan aset tidak cukup
terdukung.
IX. Kesimpulan
Dengan riset eksperimental, studi menemukan auditor internal lebih
responsif untuk menindaklanjuti tuduhan penyalahgunaan aset daripada
tuduhan kecurangan manajemen laba. Temuan ini mengindikasi bahwa
keputusan auditor internal dipengaruhi oleh persepsinya atas penyebab
kecurangan. Penyalahgunaan aset yang diatribusi pada motif pamrih pribadi
direspon lebih kuat daripada tuduhan manajemen laba yang diatribusi pada
faktor situasional yang ditunjukkan oleh alokasi sumber daya investigasi
yang lebih besar.
Untuk efek anonimitas, studi tidak menjumpai perbedaan yang
signifikan antara pelaporan anonim dan pelaporan nonanonim. Ini berarti
asesmen kredibilitas whistleblowing sensitif terhadap anonimitas, tetapi
keputusan investigasi tidak sensitif terhadap anonimitas. Temuan studi ini
penting pada perspektif teoretis dan praktis. Dari perspektif teoretis, hasil
studi memperluas literatur riset whistleblowing dan auditor internal.
X. Pengembangan Penelitian
Hasil studi ini menjanjikan sejumlah peluang untuk riset mendatang.
Analisis statistik menyimpulkan penilaian rendahnya kredibilitas pelaporan
anonim tidak diteruskan dengan keputusan menurunkan alokasi sumber
daya investigasi. Hal ini boleh jadi berkaitan dengan faktor lain yang
meniadakan bias, yaitu akuntabilitas (Guthrie et al. 2012). Akuntabilitas
merujuk pada ekspektasi implisit atau eksplisit seseorang untuk terpanggil
menyesuaikan belief-nya, perasaannya, atau tindakannya dengan yang lain
(Lerner dan Tetlock 1992). Bagi auditor, akuntabilitas dapat muncul dari
kesadaran sendiri atau tuntutan sistem bahwa penilaian dan keputusannya
atas tuduhan whistleblowing akan direviu secara berjenjang sesuai struktur
organisasi sehingga membuat ia akan berpikir dan bertindak lebih hati-hati
(Kennedy 1993).
REVIEW ARTIKEL 6

Judul : Affiliated Former Partners on the Audit Committee:


Influence on the Auditor-Client Relationship and Audit
Quality.
Penulis : Brant E. Christensen

Thomas C. Omer, Marjorie K. Shelley

Paul A. Wong

Identitas Jurnal :

 Nama Jurnal : AUDIT: Sebuah JURNAL PRAKTEK & TEORI


 Volume dan halaman : Volume 38. Nomor 03, hlm 95-119
 Tahun : 2019

Reviewer

 Nama dan NIM : Donny Andira Sihombing (12150070)


Yanni Stevanus Korua (12150078)
Glen Meiyen Serang (12150097)

 Tanggal : Kamis, 25 Februari 2020


I. Rumusan Masalah
Apakah mantan mitra yang terafiliasi dengan eksternal auditor dan bertugas
di komite audit berpengaruh terhadap klien auditor dan kualitas auditor?
II. Tujuan Penelitian
Apakah mantan mitra yang terafiliasi dengan eksternal auditor dan bertugas
di komite audit berpengaruh terhadap klien auditor dan kualitas auditor.

III. Teori yang Relevan


Teori yang relevan adalah teori identitas social yaitu teori yang
memprediksi perilaku antar kelompok tertentu berdasarkan perbedaan
status kelompok. Dalam artikel ini, penulis mendasarkan prediksi pada teori
identitas sosial psikologi, yang memprediksi bahwa mitra mengembangkan
koneksi yang kuat dengan perusahaan audit mereka selama bekerja dalam
bahasa psikologi, mereka ‘‘ mengidentifikasi ’dengan organisasi.

IV. Hipotesis
H1 : Perusahaan dengan mantan mitra Big 4 di komite audit cenderung tidak
memberhentikan anggota komite itu mantan firma sebagai auditor
eksternal.
H2 : Perusahaan dengan mantan mitra Big 4 yang berafiliasi di komite audit
dikaitkan dengan kualitas audit yang lebih tinggi.

V. Definisi dan Pengukuran variable


 Variabel Dependen
MISSTATED (1 untuk tahun laporan keuangan yang kemudian
disajikan kembali, dan 0 sebaliknya) atau LATE_MW (1 untuk opini
ICFR bersih tetapi kemudian menyajikan kembali laporan keuangan,
dan 0 sebaliknya) .12 AC_CONNECT, AC_OTHER, MGMT_
CONNECT, MGMT_OTHER, dan MATCH yang telah kami
definisikan sebelumnya. B1 negatif dan signifikan menunjukkan
bahwa komite audit-afiliasi perusahaan audit dikaitkan dengan
peningkatan
 Variabel Independen
AUDITQUALITY adalah karakteristik atau gambaran praktik dan
hasil audit berdasarkan standar auditing dan standar pengendalian
mutu yang menjadi ukuran pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
profesi seorang auditor. Kualitas audit berhubungan dengan seberapa
baik sebuah pekerjaan diselesaikan dibandingkan dengan kriteria yang
telah ditetapkan.
 Variabel Kontrol
Ukuran (LNAT), leverage (LEV), pertumbuhan (MB), kinerja (ROA),
kompleksitas (AR_INV, KEHILANGAN, BUS_SGMT, LUAR
NEGERI, KHUSUS, MERGER, FIN), dan karakteristik terkait audit
(LN_AF,LN_NAF,EXPERT,TENURE,CHANGE,MW,REPORT_L
AG). tiga kontrol yang sama menangkapkarakteristik komite audit
termasuk dalam Persamaan (1): PERCFINEXPERT, PERCIND, dan
ACMEET.
VI. Sampel
Menggunakan 22,840 data sampel dari Big 4 klien audit yang antara 2004
dan 2012.

VII. Uji hipotesis


Analisis regresi logistic: sebuah pendekatan untuk membuat model prediksi
seperti halnya regresi linear atau yang biasa disebut dengan istilah Ordinary
Least Squares (OLS) regression. Perbedaannya adalah pada regresi logistik,
peneliti memprediksi variabel terikat yang berskala dikotomi. Skala
dikotomi yang dimaksud adalah skala data nominal dengan dua kategori,
misalnya: Ya dan Tidak, Baik dan Buruk atau Tinggi dan Rendah.
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, penulis menarik kesimpulan bahwa
komite audit yang berafiliasi, sementara kecil kemungkinan untuk
memberhentikan mereka sebelumnya perusahaan audit, tidak menunjukkan
preferensi yang tidak semestinya terhadap perusahaan audit mereka
sebelumnya yang membahayakan integritas audit.

IX. Pengembangan Penelitian


Untuk penelitian selanjutnya, peneliti hendaknya dapat mempertimbangkan
untuk menambah jumlah sampel agar hasilnya lebih akurat.

Anda mungkin juga menyukai