Anda di halaman 1dari 4

JAWABAN

1. Evaluasi kuantitatif adalah penggunaan prosedur kuantitatif untuk mengumpulkan


data sebagai konsekuensi penerapan pemikiran paradigma positivisme. Sehingga
model-model evaluasi kuantitatif yang ada menekankan peran penting metodologi
kuantitatif dan penggunaan tes

2. Rubrik penilaian bertujuan agar

a. siswa secara jelas memahami dasar penilaian yang akan digunakan untuk
mengukur suatu kinerja siswa

b. pihak (guru dan siswa) akan mempunyai pedoman bersama yang jelas tentang
tuntutan kinerja yang diharapkan

c. Rubrik diharapkan pula dapat menjadi pendorong atau motivator bagi siswa
dalam proses pembelajaran

3. Tahap-tahap dalam mengubah skor mentah menjadi berskala 1-10:

a. Menyusun distribusi frekuensi angka-angka atau skor-skor mentah

b. Menghitung rata-rata skor (mean)

c. Menghitung Deviasi Standar atau Standar Deviasi

d. Metransformasi (mengubah) angka-angka mentah ke dalam nilai berskala 1-10

4. Fungsi penilaian portofolio dapat kita lihat dari berbagai sssegi, yaitu:
a. Portofolio sebagai sumber informasi bagi guru dan orang tua untuk mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik, tanggung jawab
dalam belajar, perluasan dimensibelajar, dan inovasi pembelajaran.
b. Portofolio sebagai alat pembelajaran merupakn komponen kurikulum , karena
portofolio mengaharuskan peserta didik untuk mengoleksi dan menunjukkan hasil
kerja mereka.
c. Portofolio sebagai alat peniaian autentik.
d. Portofolio sebagai sumber informasi bagi peserta didik untuk melakukan
self-assessment.

5. Tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan menurut Sudijono (2011: 16)


adalah:
1. Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti
mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta
didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka
waktu tertentu.
2. Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pengajaran yang telah
dipergunakan dalam proses pembelajaran dalam jangka waktu
tertentu.

6. Menurut Daryanto (2005: 19-21), terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan
dalam melakukan evaluasi, yaitu keterpaduan, keterlibatan siswa, koherensi,
pedagogis, dan akuntabilitas.
1. Keterpaduan
Tujuan instruksional, materi, metode, pengajaran, serta evaluasi merupakan tiga
kesatuan terpadu yang tidak boleh dipisahkan.
2. Keterlibatan Siswa
Untuk mengetahui sejauh mana siswa berhasil dalam kegiatan belajar mengajar
yang dijalani secara aktif, siswa membutuhkan evaluasi.
3. Koherensi
Prinsip evaluasi dimaksudkan evaluasi harus berkaitan dengan materi pengajaran
yang sudah disajikan dan sesuai dengan ranah kemampuan yang hendak diukur.
4. Pedagogis
Evaluasi dan hasil hendaknya dapat dipakai sebagai alat motivasi untuk siswa
dalam kegiatan belajarnya.
5. Akuntabilitas
Evaluasi dan hasilnya dapat dipakai sebagai laporan pertanggungjawaban kepada
pihak-pihak yang berkepentingan dengan pendidikan sehingga dapat diketahui
sejauh mana keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan.

7. Daya Pembeda suatu soal tes ialah bagaimana kemampuan soal itu untuk
membedakan siswa-siswa yang termasuk kelompok pandai (upper group) dengan
siswa-siswa yang termasuk kelompok kurang (lower group)

8. Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya
lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya

9. Zainal Arifin dalam bukunya Evaluasi Pembelajaran (2009 : 69) mengemukakan


karakteristik instrumen evaluasi yang baik adalah sebagai berikut:

a. Valid, artinya suatu alat ukur dapat dikatakan valid jika betul-betul mengukur apa
yang hendak diukur secara tepat.

b. Reliabel, artinya suatu alat ukur dapat dikatakan reliabel atau handal jika ia
mempunyai hasil yang taat asas (consistent).

c. Relevan, artinya alat ukur yang digunakan harus sesuai dengan standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang telah ditetapkan.

d. Representatif, artinya materi alat ukur harus betul-betul mewakili dari seluruh
materi yang disampaikan.

e. Praktis, artinya mudah digunakan. Jika alat ukur itu sudah memenuhi syarat
tetapi sukar digunakan, berarti tidak praktis

f. Deskriminatif, artinya adalah alat ukur itu harus disusun sedemikian rupa,
sehingga dapat menunjukkan perbedaan-perbedaan yang sekecil apapun.

g. Spesifik, artinya suatu alat ukur disusun dan digunakan khusus untuk objek yang
diukur. Jika alat ukur tersebut menggunakan tes, maka jawaban tes jangan
menimbulkan ambivalensi atau spekulasi.
h. Proporsional, artinya suatu alat ukur harus memiliki tingkat kesulitan yang
proporsional antara sulit, sedang dan mudah

10. Distraktor di sebut juga dengan pola jawaban atau fungsi pengecoh, yaitu distribusi
siswa dalam hal menentukan pilihan pada soal bentuk pilihan ganda. Fungsi
distraktor ini diperoleh dengan menghitung banyaknya siswa yang memilih pilihan
jawaban a, b, c, d dan e yang tidak memiliki pilihan manapun.

Anda mungkin juga menyukai