Anda di halaman 1dari 13

TEORI STANDAR PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Makalah

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Ekonomi Internasional”


Yang dibina Oleh Novi Eko Prastyo, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh :

Kelompok :2

1. Yuliska reren (2141000420080)


2. Firina D.jia (2141000420137)
3. Anik Kurniawati (2131001420117)

IKIP BUDI UTOMO MALANG

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

2017
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
menjadikan bumi beserta isinya dengan begitu sempurna dserta hidayah – Nya,
sehingga Penulis dapat menyelesaikan dengan mempersembahkan sebuah
makalah yang berjudul “Teori Standar Perdagangan Internasional” untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Internasional.
Ucapan terima kasih dan rasa hormat Penulis kepada semua pihak yang telah
membantu Penulis dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini.Akhir kata,
Penulis sampaikan bahwa tiada makalah yang sempurna tanpa uluran tangan
pemerhatinya. Oleh karena itu, kritik serta saran sangat Penulis harapkan dari
pembaca sekalian yang bersifat membangun, agar demi lebih baiknya kinerja
kami yang akan mendatang. Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan
ilmu pengetahuan dan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak.

Malang, 23 Maret 2017

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
PETA KONSEP............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
1.3. Tujuan ..................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Produksi Dengan Peningkatan Biaya.........................................................2
2.2.Kurva Indiferen Masyarakat........................................................................3
2.3.Ekuilibrium Dan Isolasi...............................................................................4
2.4.Landasan Keuntunagan Perdagangan Dengan Penigkatan Biaya......6
2.5.Perdagangan Berdasarkan Perbedaan Selera..........................................7
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 8
3.2. Saran ....................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 9

ii
Ilustrasi
Peta konsep Penigkatan Biaya

Tingkat Transformasi
Produksi Dengan Marginal
Peningkatan Biaya Alasan Meningkatnya Biaya
Oportunitas Dan Perbedaan
Garis Batas Produksi

Tingkat Subtitusi
Marginal

Kurva Indiferen Beberapa Masalah


Masyarakat Berkaitan Dengan
Kurva Indiferen
Masyarakat

Ilustrasi Ekuilibrium
Dalam Isolasi

Ekuilibrium Dan Isolasi


Teori Standar Harga Komoditas
Perdaganan Internasional Ekuilibrium-relatif Dan
Keunggulan Komperatif.

Ilustrasi Landasan Dan


Keuntungan Dari Perdagangan
Dengan Peningkatan Biaya

Harga Komuditas
Ekuilibrium-relatif
Teori Kolandasan Dengan Perdagangan
Keuntunagan
Perdagangan Dengan
Penigkatan Biaya. Spesialisasi Tidak
Menyeluruh

Kasus Negara Kecil


Perdagangan Dengan Penigkatan
Berdasarkan Biaya
Perbedaan
Seleraajak Keuntungan Dari
Perdagangan Dan
Spesialisasi

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada makalah ini akan memperdalam materi mengenai model perdagangan
yang sederhana menjadi kasus yang lebih realistis yang melibatkan penigkatan
biaya oportunitas. Istilah selera atau preferensi permintaan mulai dari
diperkenelkan dengan penggunaan kurva indifiren masyarakat. Kemudian kita
melihat bagaimana kekuatan penawaran dan permintaan menentukan harga
komoditas ekuilibrium relatif disetiap negara dalam kndisi tidaka adanya
perdagangan dan dalam kondisi baiaya yang meningkat. Hal ini juga akan
meunjukan komoditas yang menunjukan keunggulan kompeatif untuk setiap
negara`
Selanjutnya, kita akan meneliti bagaimana, dengan adanya perdagangan
masing-masing suatu negara untuk menapatkan keuntungan dengan
mengkhususkandiri dalam komoditas yang mempunyai keunggulan komperatif
dan mengekspor baerbagai hasilnya untuk ditukarkan dengan komoditas yang
mempunyai kelemaham komperatif dinegara tersebut.
Bagian terakhir pemebahsan menunjukan bagaimana perdagangan yang
saling menguntungkan adalah mungkin, bahkan ketika dua negara persisi sama
kecuali untuk selera, dalam kondisi biaya yang menigkat.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. bagaimana harga komoditas reltif dan keunggulan komparatif dari
suatu negara ditentukan dlam kondisi biaya yang meningkat?
1.2.2.Bagaimanakah gambaran landasan dan keuntungan dari perdagangan
dengan peningkatan nilai.?
1.2.3. Bagaimana hubungan antara perdagangan internasional dan
deindustrialisasi di Amerika Serikat dan negara maju lainnya?

1.3. Tujuan
1.3.1.Untuk mengetahui bagaimana harga komoditas reltif dan keunggulan
komparatif dari suatu negara ditentukan dlam kondisi biaya yang
meningkat.
1.3.2.Untuk mengetahui
1.3.3.Untuk mengetahui hubungan antara perdagangan internasional dan
deindustrialisasi di Amerika Serikat dan negara maju lainnya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.PRODUKSI DENGAN PENINGKATAN BIAYA


Penigkatan biaya oportunitas(increasing oportunity cost) berarti bahwa suatu
negara harus melepaskan dengan jumlah yang semakin meingkat dari suatu
komoditas untuk mendapatkan sumber daya yang hanya cukup untuk
memproduksi sau unit tmabahan komoditas lain . peningkatan biaya oportunitas
menghasilkan kurva batas produksi yang cekung dari titik asal.
2.1.1. Ilustrasi Penigkatan Biaya
Gambar dibawah menunjukan batas produksi hipotesis komoditas X dan Y
untuk negara 1 dan 2. Kedua batas produksi cekung dari titik asal, mencerminkan
bahwa setiap negara mengalami peningkatan biaya oportunitas dalam produksi
kedua komoditas.

Gambar tersebut memperlihatkan rekaan kurve batas kemungkinan produksi


komoditi X dan Y bagi Negara 1 dan Negara 2.
Kedua kurve BKP tersebut berbentuk cembung apabila dilihat dari pusat
sumbu. Hal tersebut menunjukkan bahwa masing-masing negara menghadapi
peningkatan biaya oportunitas dalam produksi kedua komoditi itu.
Misalkan, Negara 1 ingin memproduksi lebih banyak komoditi X, dan ini
dimulai dari titik A pada kurve BKP-nya. Karena pada titik A tersebut Negara 1
sudah mengerahkan segenap sumber daya produktifnya, termasuk dengan
mengerahkan teknologi terbaiknya yang tersedia, untuk memproduksi komoditi X,

2
maka pada titik ia akan mendapatkan produksi X secara maksimal, dengan
mengorbankan seluruh produksi untuk komoditi Y.
2.1.2. Tingkat Transformasi Marginal
Tingkat transformasi marginal dari X untuk Y mengacu pada jumlah Y yang
harus dilepaskan suatu negara untuk memproduksi setiap unit tambahan X,
dengan demikian MRT adalah nama lain untuk biaya oportunitas dari X
(komoditas diukur sepanjang sumbu horizontal) dan diberikan oleh kemiringan
(absolut) dari kurva batas produksi dititik produksi.
2.1.3. Alasan Meningkatnya Biaya Oportunitas Dan Perbedaan Garis
Batas Produksi
Penigkatan biaya oportunitas muncul karena sumber daya atau faktor-faktor
produksi tidak homogen dan tidak digunakan dalam proporsi atau intensitas yang
nilainya selalu tetap sama dalam produksi semua komoditas.

2.2.KURVA INDIFEREN MASYARAKAT


Sebuah kurva indiferen masyarakat menunjukan berbagai kominasi dari dua
komoditas yang menghasilkan kepuasan yang sama dalam masyarakat atau
negara. Kurva yang lebih tinggi mengacu pada kepuasan yang lebih besar dan
sebaliknya. Kurva indiferen masyarakat memiliki kemiringan negatif dan
berbentuk cmbung dari titik asal.
2.2.1.Ilustrasi Kurva Indiferen Masyarakat

Gambar tersebut menunjukkan bentuk kumpulan kurve indiferen bagi setiap


negara berbeda karena masih berpegang pada perhitungan bahwa selera konsumen
atau preferensi permintaan di kedua negara tersebut juga saling berlainan.

3
Titik N dan A memberikan tingkat kepuasan bagi cara konsumen secara
keseluruhan di Negara 1, karena keduanya sama-sama terletak pada kurve
indiferen I.
Sedangkan titik T dan H melambangkan tingkat kepuasan atau kesejahteraan
yang lebih tinggi karena keduanya terletak pada kurve indiferen II yang posisinya
lebih tinggi bila dibandingkan dengan kurve indiferen I. Konsumsi di titik T
melibatkan lebih banyak komoditi Y, sedangkan komoditi X lebih sedikit.
2.2.2.Tingkat Subtitusi Marginal
Tingkat Subtitusi Marginal( the magginal rate of substitution – MRS) X untuk
Y dalam hal konsumsi mengacu pada jumlah Y yang dapat dilepaskan oleh suatu
negara untuk satu unit tambahan X dan tetap berada dalam kurva indiferen yang
sama. Penurunan MRS berarti bahwa kurva indiferen masyarakat berbentuk
cemung dari titik asal.
2.2.3.Beberapa Masalah Berkaitan Dengan Kurva Indiferen Masyarakat
Hal yang mungkin terjadi seiring suatu negara membuka suatu perdagangan
atau menigkatkan level perdagangannya. Eksportir akan mendapatkan
keuntungan, sedangkan produsen dalam negrri yang bersaing dengan komoditas
impor akan menderita. Salah satu jalan keluar dari kebuntuan ini adalah melalui
apa yang disebut dengan prinsip kompensasi. Menurut prinsip ini, negara
mendapat manfaat dari perdangangan jika negara tersebut akan menjadi lebih baik
( yaitu mempertahankan keuntunagan mereka) bahkan setelah sepenuhnya
membayar kompensasi atas kerugian mereka.

2.3.EKUILIBRIUM DAN ISOLASI


Dengan tidak adanya perdagangan, suatu negara berada dalam keseimbangan
saat mencapai kurva indiferen tertinggi yang bisa dicapai oleh batas produksinya.
Hal ini terjadi pada titik dimana kurva indiferen masyarakat bersinggungan
dengan kurva batas produksi negara tersebut. Kemiringan yang sama dari dua
kurva pada titik singgung memberikan harga komoditas ekuilibrium-relatif
internal negara tersebut dan mencerminkan keunggulan komperatif negara
tersebut.

4
2.3.1.Ilustrasi Ekuilibrium Dalam Isolasi

Keseimbangan dicapai ketika Negara 1 dapat memproduksi kedua komoditi


(X & Y) tanpa melebihi BKP dan bertemu dengan sudut Kurve Indiferen Sosial.

Keseimbangan dicapai ketika Negara 2 dapat memproduksi kedua komoditi


(X & Y) tanpa melebihi BKP dan bertemu dengan sudut Kurve Indiferen Sosial.
2.3.2.Harga Komoditas Ekuilibrium-Relatif Dan Keunggulan
Komperatif.
Harga Komoditas Ekuilibrium-Relatif Dan Keunggulan Komperatif
ditunjukan oleh garis singgung yang sama dengan batas kurva produksi dan kurva
indiferen negara tersebut pada suatu titik yang disebut titik autarki produsen dan
konsumen. (lihat kurva atas). Harga relatif berbeda dikedua negara karena kurva

5
batas produksi dan kurva indiferen keduanya berbeda dalam hal bentuk dan
lokasi.

2.4.LANDASAN KEUNTUNAGAN PERDAGANGAN DENGAN


PENIGKATAN BIAYA
Perbedaan harga komoditas relatif antara dua negara adalah cerminan dari
keunngulan komperatif mereka dan membentuk landasan untuk perdangangan
yang saling menguntungkan. Masing-masing negara mengkhususkandiri dalam
memproduksi komoditas yang mempunyai keunggulan komparetif.\, hal tersebut
meningkatkan biaya oportunitas.
2.4.1.Ilustrasi Landasan Dan Keuntungan Dari Perdagangan Dengan
Peningkatan Biaya

Dengan adanya perdagangan, Negara 1bergerak dari titik A ke B dalam


produksi,

6
2.4.2.Harga Komuditas Ekuilibrium-Relatif Dengan Perdagangan
Harga Komuditas Ekuilibrium-Relatif Dengan Perdagangan adalah harga
relatif yang sama dikedua negara dimana perdangangan seimbang.
2.4.3.Spesialisasi Tidak Menyeluruh
Ada perbedaan medasar antara model perdangangan dalam kondisi biaya
oportunitas yang meningkat dan konstan. Di dalam biaya yang konstan, kedua
negara mengkhususkan diri dalam produksi komoditas mereka yang mempunyai
keunggulan komparatif.
2.4.4.Kasus Negara Kecil Dengan Penigkatan Biaya
Dalam kondisi konstan satu-satunya pengecualian untuk spesialisasi
menyeluruh dalam produksi yang terjadi dalam kasus negara kecil. Hanya Negara
kecil yang mengkhususkan seluruhnya dalam produksi komoditas yang
mempunyai keunggulan kommperatif.
2.4.5.Keuntungan Dari Perdagangan Dan Spesialisasi
Keuntungan yang didapat oleh negara dapat dipecah menjadi dua komponen:
keuntungan dari pertukaran dan keuntungan dari spesialisasi

2.5.PERDAGANGAN BERDASARKAN PERBEDAAN SELERA


Dengan adanya peningkatan biaya oportunitas, sekali pun dua Negara
memiliki kurva batas kemungkinan produksi yang identic, hubungan dagang
diantara kedua Negara tersebut masih dapat berlangsung apabila selera atau
preferensi permintaan dari kedua Negara itu berbeda satu sama lain. Negara yang
permintaan atas satu komoditi relative kecil akan memiliki tingkat harga relative
antarki yang lebih murah sehingga pada komoditi itulah ia memiliki keunggulan
komparatif. Selanjutnya hal tersebut akan mendorong berlangsungnya spesialisasi
produksi dan pada akhirnya akan memicu hubungan dagang yang saling
menguntungkan diantara kedua Negara tersebut.

BAB III

7
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Dapat kita ketahui bahwa:
 Peningkatan biaya oportunitas berarti bahwa negara harus
menyerahkan lebih dan lebih banyak lagi dari satu komoditas untuk
mendapatkan sumber daya yang cukup untuk memproduksi setiap unit
tambahan komoditas lain.
 Sebuah kurva indifiden masyarakat menunjukan berbagai kombinasi
dari berbagai kombinasi dari dua komoditas yang menghasilkan
kepuasan yang sama pada masyarakat atau negara.
 Dengan tidak adanya perdangangan, suatu negara berada dalam
keseimbangan saat mencapai kurva indiferen setinggi mungkin dalan
batas produksinya.

3.2.saran
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi.Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak
sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah yang akan
mendatang.

DAFTAR ISI

8
Dominick Salvatore, Ekonomi Internasional (Edisi 9) Salemba Empat, 2014

Anda mungkin juga menyukai