Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Bronkitis

Bronkitis adalah infeksi pada saluran pernapasan utama dari paru-paru atau bronkus
yang menyebabkan terjadinya peradangan atau inflamasi pada saluran tersebut. Kondisi ini
termasuk sebagai salah satu penyakit pernapasan.
Saluran pernapasan adalah saluran yang terdapat didalam paru-paru yang merupakan
tempat aliran udara. Jika saluran udara tersebut mengalami iritasi, maka akan terbentuk
lendir yang tebal didalamnya.
Lendir tersebut dapat menyumbat sehingga menghalangi udara untuk mencapai paru-
paru. Maka dari itu, gejala yang dapat terjadi di berupa batuk berdahak yang mengandung
lendir, kesulitan bernapas, dan dada terasa sesak.
Bronkitis terbagi menjadi 2 yaitu bronkitis akut dan kronis. Penyakit ini biasanya
bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada penderita yang
memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada
usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius.

Tanda dan Gejala


 Dengan adanya batuk berdahak
 Mudah lelah
 Sering sesak
 Mengalami pembengkakan pada pergelangan kaki
 Sering mengalami sakit kepala
 Sering mengalami gangguan penglihatan
 Pipi tampak kemerahan
 Sering sakit punggung dan menggigil
 Sering terjadi batuk berdahak dengan mengeluarkan dahak berwarna merah
 Sering nyeri otot
 Hidung meler atau tersumbat
 Sering sakit tenggorokan
Penyebab

 Bronkitis akut

Bronkitis akut mungkin sebagai akibat cedera bahan kimia secara langsung dari polutan udara, seperti
asap, sulfur dioksida dan klorin.

 Bronkitis kronis

Tidak dapat diingkari bahwa bronkitis kronik hampir seluruhnya disebabkan oleh merokok. Di Inggris,
sebelum Undang-undang Udara Bersih tahun 1956, polusi udara kota merupakan faktor yang
signifikan. Tetapi insiden bronkitis kronik dalam waktu lebih dari 10 tahun tetap sama walaupun polusi
udara telah berkurang.

Selain yang di atas adapun penyebab lainnya:


 Infeksi saluran napas oleh virus, yang paling umum oleh virus influenza A dan influenza B,
RSV, parainfluenza, rhinovirus, adenovirus maupun coronavirus.
 Infeksi saluran napas oleh bakteri, yang paling umum oleh Streptococcus pneumoniae,
Chlamydia pneumoniae, Moraxella catarrhalis, dan Haemophilus influenzae.
 Kebiasaan merokok dan asap rokok , merupakan penyebab yang terpenting untuk
menimbulkan bronkitis kronik.
 Paparan terhadap polusi udara di lingkungan dan tempat kerja, seperti asap kendaraan, asap
pabrik, bahan kimia, asap tembakau dan asam kebakaran hutan.
Penatalaksanaan Bronkitis
Pengelolaan pasien bronchitis terdiri atas dua kelompok :
1. Pengobatan konservatif, terdiri atas :
a. Pengelolaan umum
Pengelolaan umum ditujukan untuk semua pasien bronchitis, meliputi :
1) Menciptakan lingkungan yang baik dan tepat untuk pasien :
Contoh :
• Membuat ruangan hangat, udara ruangan kering.
• Mencegah / menghentikan rokok.
• Mencegah / menghindari debu,asap dan sebagainya.
2) Memperbaiki drainase secret bronkus, cara yang baik untuk dikerjakan adalah sebagai
berikut :
• Melakukan drainase postural
Pasien dilelatakan dengan posisi tubuh sedemikian rupa sehingga dapat dicapai drainase
sputum secara maksimum. Tiap kali melakukan drainase postural dilakukan selama 10 – 20
menit, tiap hari dilakukan 2 sampai 4 kali. Prinsip drainase postural ini adalah usaha
mengeluarkan sputum ( secret bronkus ) dengan bantuan gaya gravitasi. Posisi tubuh saat
dilakukan drainase postural harus disesuaikan dengan letak kelainan bronchitisnya, dan
dapat dibantu dengan tindakan memberikan ketukan pada punggung pasien dengan
punggung jari.
• Mencairkan sputum yang kental
Dapat dilakukan dengan jalan, misalnya inhalasi uap air panas, mengguanakan obat-obat
mukolitik dan sebagainya.
• Mengatur posisi tepat tidur pasien
Sehingga diperoleh posisi pasien yang sesuai untuk memudahkan drainase sputum.
• Mengontrol infeksi saluran nafas.
Adanya infeksi saluran nafas akut ( ISPA ) harus diperkecil dengan jalan mencegah
penyebaran kuman, apabila telah ada infeksi perlu adanya antibiotic yang sesuai agar infeksi
tidak berkelanjutan.
• Pengelolaan khusus.
Kemotherapi Bronkhitis, dapat digunakan :
Secara continue untuk mengontrol infeksi bronkus ( ISPA ) untuk pengobatan aksaserbasi
infeksi akut pada bronkus/paru atau kedua-duanya digunakan Kemotherapi menggunakan
obat-obat antibiotic terpilih, pemkaian antibiotic antibiotic sebaikya harus berdasarkan hasil
uji sensivitas kuman terhadap antibiotic secara empiric.
Walaupun kemotherapi jelas kegunaannya pada pengelolaan bronchitis, tidak pada setiap
pasien harus diberikan antibiotic. Antibiotik diberikan jika terdapat aksaserbasi infeki akut,
antibiotic diberikan selama 7-10 hari dengan therapy tunggal atau dengan beberapa
antibiotic, sampai terjadi konversi warna sputum yang semula berwarna kuning/hijau
menjadi mukoid ( putih jernih ).
Kemotherapi dengan antibiotic ini apabila berhasil akan dapat mengurangi gejala batuk,
jumlah sputum dan gejala lainnya terutama pada saat terjadi aksaserbasi infeksi akut, tetapi
keadaan ini hanya bersifat sementara.
Drainase secret dengan bronkoskop
Cara ini penting dikerjakan terutama pada saat permulaan perawatan pasien. Keperluannya
antara lain :
a) Menentukan dari mana asal secret
b) Mengidentifikasi lokasi stenosis atau obstruksi bronkus
c) Menghilangkan obstruksi bronkus dengan suction drainage daerah obstruksi.
• Pengobatan simtomatik
Pengobatan ini diberikan jika timbul simtom yang mungkin mengganggu atau mebahayakan
pasien.
• Pengobatan obstruksi bronkus
Apabila ditemukan tanda obstruksi bronkus yang diketahui dari hasil uji faal paru (%FEV 1 <
70% ) dapat diberikan obat bronkodilator.
• Pengobatan hipoksia.
Pada pasien yang mengalami hipoksia perlu diberikan oksigen.
• Pengobatan haemaptoe.
Tindakan yang perlu segera dilakukan adalah upaya menghentikan perdarahan. Dari
berbagai penelitian pemberian obat-obatan hemostatik dilaporkan hasilnya memuaskan
walau sulit diketahui mekanisme kerja obat tersebut untuk menghentikan perdarahan.
• Pengobatan demam.
Pada pasien yang mengalami eksaserbasi inhalasi akut sering terdapat demam, lebih-lebih
kalau terjadi septikemi. Pada kasus ini selain diberikan antibiotic perlu juga diberikan obat
antipiretik.
• Pengobatan pembedahan
Tujuan pembedahan : mengangkat ( reseksi ) segmen/ lobus paru yang terkena.
Indikasi pembedahan :
Pasien bronchitis yang yang terbatas dan resektabel, yang tidak berespon yang tidak
berespon terhadap tindakan-tindakan konservatif yang adekuat. Pasien perlu
dipertimbangkan untuk operasi.
Pasien bronchitis yang terbatas tetapi sering mengaami infeksi berulang atau haemaptoe
dari daerakh tersebut. Pasien dengan haemaptoe massif seperti ini mutlak perlu tindakan
operasi.
Kontra indikasi
a) Pasien bronchitis dengan COPD
b) Pasien bronchitis berat
c) Pasien bronchitis dengan koplikasi kor pulmonal kronik dekompensasi.
Syarat-ayarat operasi.
a) Kelainan ( bronchitis ) harus terbatas dan resektabel
b) Daerah paru yang terkena telah mengalami perubahan ireversibel
c) Bagian paru yang lain harus masih baik misalnya tidak ada bronchitis atau bronchitis
kronik.
Cara operasi.
Operasi elektif : pasien-pasien yang memenuhi indikasi dan tidak terdaat kontra indikasi,
yang gagal dalam pengobatan konservatif dipersiapkan secara baik utuk operasi. Umumnya
operasi berhasil baik apabila syarat dan persiapan operasinya baik.
Operasi paliatif : ditujukan pada pasien bronchitis yang mengalami keadaan gawat darurat
paru, misalnya terjadi haemaptoe masif ( perdarahan arterial ) yang memenuhi syarat-syarat
dan tidak terdapat kontra indikasi operasi.
Persiapan operasi :
Pemeriksaan faal paru : pemeriksaan spirometri,analisis gas darah, pemeriksaan
broncospirometri ( uji fungsi paru regional ), Scanning dan USG , Meneliti ada atau tidaknya
kontra indikasi operasi pada pasien, memperbaiki keadaan umum pasien.

http://www.autoimuncare.com/penyakit-bronkitis-jantung/
http://www.alodokter.com/bronkitis
http://penyakitbronkitis.com/tanda-tanda-dan-gejala-penyakit-bronkitis/
https://mediskus.com/bronkitis
http://www.ilmukeperawatan.info/2011/10/asuhan-keperawatan-bronkitis.html#ixzz5B1iTpgco

Anda mungkin juga menyukai