Anda di halaman 1dari 6

Komunikasi Kelompok pada Pelayanan Kesehatan

Kelompok adalah sekumpulan manusia dengan tujuan yang sama, saling


berinteraksi, saling mengenal, dan saling menganggap satu sama lain sebagai
bagian dari kelompok (Mulyana, 2007). DeVito (2002) mendefinisikan
kelompok sebagai kumpulan individu yang relatif kecil yang diikat oleh satu
tujuan dan mempunyai derajat organisasi tertentu di antara mereka. Menurut
Syamsu et al. (1999) kelompok adalah kumpulan dua orang atau lebih yang
secara rutin dan teratur berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama dan secara
sadar memiliki aturan tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Syamsu et al.
(1999) mengutip pendapat Gerungan (2004) yang mendefinisikan kelompok
sebagai kesatuan sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih dengan
berinteraksi secara rutin dan teratur sehingga terbentuk pembagian tugas,
struktur, serta aturan tertentu yang khas. Pendapat lain seperti Koentjaraningrat
(1990) dalam Soekanto (2009) menyatakan bahwa suatu kelompok adalah
masyarakat kecil yang anggotanya saling berinteraksi, diatur oleh adat istiadat
dan aturan tertentu secara rutin serta adanya rasa peduli yang mempersatukan
semua anggotanya.

Dalam melakukan komunikasi terhadap suatu kelompok tentu diperlukan


tata cara atau strategi yang matang agar informasi yang disampaikan dapat
diterima dengan baik. Menurut Burhan (2009), cara yang baik dalam
melakukan komunikasi di dalam kelompok, seperti:

1. Sikap terbuka antaranggota kelompok


Dalam komunikasi kelompok, akan muncul banyak
pandangan-pandangan yang berlawanan antaranggota kelompok satu sama
lain. Diperlukan sikap terbuka untuk mendengarkan dan menerima
masukan-masukan dari anggota yang lain demi tercapainya mufakat. Pikiran
yang dingin serta turunkan ego diperlukan untuk menyatukan pikiran demi
kepentingan bersama.
2. Berprasangka baik terhadap setiap anggota kelompok
Kejujuran dan rasa percaya harus terjalin dalam komunikasi kelompok.
Saling memandang baik anggota lainnya dan tidak ada pikiran negatif atau
rasa curiga harus terjalin dalam hubungan antaranggota kelompok. Tanpa
rasa percaya dan kejujuran akan muncul rasa canggung dan ketidaknyamanan
antaranggota kelompok. Sehingga komunikasi yang terjalin akan memburuk
atau menjadi kurang baik.
3. Kesetaraan atau keadilan
Manusia memiliki harkat dan martabat yang sama. Sesama manusia
harus saling menghargai satu sama lain. Kesetaraan dan keadilan sangat
diperlukan dalam hubungan kelompok agar setiap anggota merasa dihargai
tanpa memandang perbedaan satu sama lain. Dengan terjaminnya rasa
kesetaraan dan keadilan dalam kelompok, akan menimbulkan rasa
keterbukaan diantara anggota kelompok.
4. Terjalin komunikasi dua arah
Komunikasi dua arah adalah komunikasi yang berkesinambungan antara
pengirim pesan dengan penerima pesan. Terjadi feedback atau hubungan
timbal balik dimana penerima pesan menanggapi gagasan yang diberikan
pengirim pesan. Dalam kelompok, diharapkan setiap anggota-anggotanya
berpartisipasi aktif dalam menyuarakan pendapatnya dan dapat berkolaborasi
menyatukan pandangan yang merupakan tanda tercapainya rasa keterbukaan
di antara anggota kelompok
5. Adanya tujuan yang sama
Dalam terbentuknya kelompok, diharapkan seluruh anggota di dalamnya
memiliki visi dan misi yang sama. Pentingnya teamwork dan kolaborasi
sangat menentukan hasil akhir. Dengan terjalinnya kerja sama yang kuat,
tidak akan sulit mencapai tujuan bersama.
Dalam praktek pelayanan kesehatan, komunikasi kelompok merupakan
interaksi pasien, dokter dan tenaga medis lainnya pada bidang kesehatan untuk
memperluas wawasan tentang kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup.
Terdapat beberapa hal yang boleh dilakukan dalam melakukaan komunikasi
kelompok pada pelayanan kesehatan, antara lain :
1. Melakukan Kontak Mata
Kontak mata merupakan hal pertama kali yang dilakukan saat
berkomunikasi tatap muka. Kontak mata akan menciptakan kesan baik pada
lawan bicara atau pasien. Jaga kontak mata sepanjang pembicaraan, agar
lawan bicara tak merasa diabaikan dan merasa dihargai.
2. Menggunakan Ekspresi Wajah
Ekspresi wajah menggambarkan isi pikiran seseorang. Berbagai macam
tingkah dan perilaku manusia dapat diekspresikan dalam emosi yang
tergambar di wajah. Saat berkomunikasi tunjukkan ekspresi bahwa anda
tertarik dengan pembicaraan yang sedang berlangsung. Ekspresi wajah juga
akan mempengaruhi keyakinan pasien terhadap penyampaian informasi dari
tenaga kesehatan.

3. Bahasa Tubuh
Saat berkomunikasi, gerak-gerik tubuh sangat diperlukan untuk lebih
meyakinkan pasien dalam menerima informasi.

4. Dalam Berbusana atau Berpakaian


Tenaga kesehatan dituntut untuk memperhatikan kesopanan dalam
berapakaian. Penampilan yang rapi dan formal akan menimbulkan kesan yang
baik pula terhadap pasien.

5. Gunakan kalimat seefektif mungkin


Saat menjelaskan isi pembicaraan, para tenaga kesehatan harus
menggunakan kalimat yang jelas, tidak rumit dan seefektif mungkin agar isi
perkataan kita dapat dimengerti oleh pasien.

6. Sentuh atau kontak


Sentuhan dapat mengirim pesan kasih sayang, dan memberi kekuatan.

7. Menjadi Pendengar yang Baik


Mendengarkan orang lain berbicara merupakan bentuk sikap menghargai
dan menghormati orang lain. Sebagai tenaga kesehatan kita harus
mendengarkan cerita dan keluhan pasien agar terjalin koneksi yang kuat
antara tenaga kesehatan dengan pasien.

8. Berbicara dengan sopan


Penggunaan bahasa yang baik dan benar sangat diperlukan saat
berkomunikasi. Bahasa dapat menunjukkan kualitas, kepribadian, dan latar
belakang seseorang.

Berikut adalah hal-hal yang perlu dilakukan dalam berkomunikasi untuk


memberikan layanan kesehatan:

1. Sambut pasien dengan ramah


2. Perkenalkan diri
3. Pastikan nama pasien benar
4. Memastikan kesiapan dan hak privasi pasien; menghilangkan segala
hambatan komunikasi, meminimalkan kebisingan dan gangguan yang
mungkin terjadi.
5. Menanyakan keperluan pasien
6. Menjelaskan agenda pemeriksaan ke pasien
7. Beri pasien waktu untuk menjelaskan keluhan yang dialami
8. Hindari penggunaan bahasa medis yang rumit
9. Cek kebutuhan pasien secara berkala
10. Tunjukkan perilaku non verbal yang sesuai:
a) Kontak mata
b) Ekspresi wajah
c) Postur dan gerakan
d) Suara (tingkat, volume, nada)
11. Percaya diri
12. Menerima penjelasan dari pasien dan tidak menghakimi kelakuannya
13. Tunjukkan rasa empati untuk memahami masalah yang dialami pasien
Dalam kelompok biasanya terjadi komunikasi dengan satu topik yang
sama dan mempunyai tujuan yang sama. Pada bidang kesehatan, topik yang
dibicarakan dalam kelompok adalah seputar kesehatan dan memiliki tujuan
untuk memperluas wawasan tentang kesehatan demi meningkatkan kualitas
hidup. Ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan ketika pelaksanaan
komunikasi kelompok, yaitu:
1. Mendominasi pembicaraan

Komunikasi bertujuan untuk mengetahui ide atau gagasan


masing-masing individu, namun sering terjadi beberapa individu yang terus
berbicara tanpa memedulikan teman yang lain. Hal ini dapat menghambat
proses komunikasi dalam kelompok karena tidak terjadi pertukaran ide atau
gagasan antar satu sama lain. Tidak boleh ada yang mendominasi
pembicaraan karena setiap pendapat dan informasi yang dimiliki setiap orang
sama pentingnya. Seorang tenaga kesehatan yang baik akan mendengarkan
keluh kesah pasiennya dan tidak memaksakan pendapat pribadi atau
menggurui pasien.
2. Mengganggu topik pembicaraan
Saat berkomunikasi dalam kelompok tentunya setiap anggota membahas
topik yang sama. Jika ada orang lain yang membicarakan topik yang tidak
berhubungan dengan topik utama, maka hal ini akan sangat mengganggu
orang-orang di dalam kelompok. Informasi atau pesan yang diterima juga
bisa menjadi tak sesuai karena ada topik lain yang diangkat sehingga topik
utama tidak terbahas secara jelas. Jika hal ini terjadi dalam proses
komunikasi kelompok pada pelayanan kesehatan, infomasi yang diterima
pasien menjadi keliru sehingga dapat membahayakan pasien.
3. Menutup diri
Dalam komunikasi kelompok diharapkan setiap anggota mengemukakan
pendapat atau pemikirannya, namun dalam praktiknya sering ada individu
yang tidak berani mengemukakan pendapatnya. Oleh karena itu, dibutuhkan
seorang pemimpin yang bisa mengarahkan pembicaraan agar semua pendapat
atau gagasan dapat dikeluarkan semua. Menutup diri dapat berakibat fatal
dalam komunikasi kelompok pada pelayanan kesehatan karena tenaga
kesehatan tidak tahu apa yang dirasakan atau dipikirkan oleh pasien,
sehingga respon atau pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan bisa
saja tidak sesuai dengan kebutuhan pasien.
4. Tidak mendengarkan orang yang sedang berbicara
Tenaga kesehatan harus mendengarkan pendapat pasien karena pendapat
pasien dapat berguna untuk kemajuan kesehatan dirinya sendiri maupun
orang lain.
5. Bersikap buruk
Tenaga kesehatan dituntut untuk selalu bersikap baik pada sesama tenaga
kesehatan atau pasiennya. Pada komunikasi kelompok, sikap baik yang
ditunjukkan dapat menghasilkan rasa nyaman di dalam diri lawan bicara
sehingga komunikasi berjalan dengan baik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam komunikasi kelompok ialah:
1. Peran (Role Play)
Dalam sebuah kelompok, setiap orang memiliki perannya
masing-masing seperti menjadi pemimpin atau anggota. Kita harus
berkomunikasi sesuai dengan peran kita. Komunikasi sesuai peran juga
dijalankan demi keefektifan fungsi kelompok.

2. Perilaku (behavior)
Perilaku kita akan mempengaruhi pandangan anggota lain terhadap kita.
Dalam menyampaikan pesan, ada aturan-aturan tidak tertulis yang harus
dipatuhi sehingga pesan dapat diterima dengan baik. Selain itu, sikap kita
saat komunikasi kelompok tidak boleh mendominasi, dan tidak boleh
menutup diri.

3. Latar belakang anggota


Latar belakang anggota kelompok seperti sifat dan pengetahuan
(knowledge) mereka akan mempengaruhi cara penyampaian pesan yang
harus dilakukan. Ketika kita mengenal mereka, maka kita akan mengetahui
cara yang paling efektif dalam berkomunikasi.

4. Anggota kelompok
Dalam berkomunikasi, setiap anggota harus saling peka terhadap kondisi
anggotanya masing-masing. Jangan sampai saat kita mengemukakan
pendapat, perkataan kita justru menyinggung perasaan anggota lain.
Daftar Pustaka

Berry D. Health communication theory and practice. England: Open University Press;
2007
Bungin, Burhan. 2009. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus.
Jakarta: Kencana Prenada Media.
BTEC. Communication in health and social care [Internet]. UK:
pearsonschoolsandfecolleges.co.uk; [cited 2019 Sep 22]. Available from:
https://www.pearsonschoolsandfecolleges.co.uk/FEAndVocational/HealthAndSo
cialCare/BTEC/BTECLevel2FirstHealthandSocialCare/Samples/StudentBook/BT
ECLevel2FirstHealthandSocialCareStudentBookSampleMaterial-Unit1Communi
cationinHealthandSocialCare.pdf
Communication in health and social care [Internet]. UK: resources.collins.co.uk;
[cited 2019 Sep 22]. Available from:
https://resources.collins.co.uk/free/BTECHSCunit1.pdf
DeVito, J.A. 2002. The Interpersonal Communication Book. 7th Edition. New York:
Harper Collins Publishers.
Gerungan. (2004). Psikologi Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.
Mulyana D. 2007. Ilmu komunikasi: Suatu pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Puspitasari R. Manusia sebagai Makhluk Sosial. Modul Pertemuan 6 [Internet]. 5
Oktober 2017 [diakses 23 September 2019]. Tersedia di :
http://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modul/Pertemuan_6CD0500350.
pdf
Schiavo, Renata. Health communication : from theory to practice / Renata
Schiavo. — 1st ed.
Sendjaja, S. D. (n.d.). Memahami Teori Komunikasi: Pendekatan, Pengertian,
Kerangka Analis, dan Perspektif. Diakses dari
http://repository.ut.ac.id/4413/3/SKOM4204-M1.pdf
Soekanto, S. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Cetakan ke-29. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Syamsu S, Yusril M, Suwarto FX. 1999. Dinamika dan Kepemimpinan: Sebuah
Pengantar. Yogyakarta: Universitas Atmajaya.

Anda mungkin juga menyukai