Anda di halaman 1dari 21

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

KERANGKA ACUAN KERJA

PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING ANALISA DAN


PENGENDALIAN TERPADU (SMARTER) BERBASIS TEKNOLOGI
INFORMASI UNTUK OPTIMALISASI PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR DALAM MENDORONG PERTUMBUHAN SEKTOR
INDUSTRI DI INDONESIA

BIRO PERENCANAAN
SEKRETARIAT KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

TAHUN ANGGARAN 2020


DAFTAR ISI

Daftar Isi
1. Latar Belakang ...................................................................................................................................... 3
2. Kondisi Eksisting ................................................................................................................................... 5
2.1. Umum .......................................................................................................................................... 5
2.2. Sumber Data ............................................................................................................................... 8
3. Tujuan dan Manfaat............................................................................................................................... 8
3.1. Tujuan Kegiatan........................................................................................................................... 8
3.2. Manfaat Kegiatan......................................................................................................................... 9
4. Kebutuhan Sistem ............................................................................................................................... 10
4.1. Kebutuhan Umum ...................................................................................................................... 11
4.2. Kebutuhan Detail ....................................................................................................................... 12
5. Persyaratan ......................................................................................................................................... 14
6. Ruang Lingkup Dashboard .................................................................................................................. 15
7. Pembangunan Dan Implementasi ....................................................................................................... 16
7.1. Penyedia Jasa ........................................................................................................................... 16
7.2. Spesifikasi Tenaga Ahli ............................................................................................................. 16
8. Fasilitas Penunjang ............................................................................................................................. 19
9. Kriteria Penyelesaian Pekerjaan.......................................................................................................... 19
9.1. Kriteria Umum ............................................................................................................................ 19
9.2. Uji Terima Pekerjaan ................................................................................................................. 19
10. Hak Kepemilikan.................................................................................................................................. 19
11. Lokasi Kegiatan ................................................................................................................................... 20
12. Nama Dan Satuan Kerja Pejabat Pembuat Komitmen ........................................................................ 20
13. Sumber Pembiayaan ........................................................................................................................... 20
14. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan .......................................................................................................... 20
15. Jadwal Penugasan Personil ................................................................................................................ 21

2
1. Latar Belakang
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi dan
sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait
dengan isu di bidang perekonomian, antara lain pengembangan ekonomi daerah dan sektor riil.
Dalam menjalankan tugas tersebut terdapat beberapa isu strategis yang dihadapi, antara lain :
a. Pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif stagnan. Rata-rata pertumbuhan ekonomi 5% dalam 5
(lima) tahun terakhir, cukup tinggi akan tetapi cukup jauh dari target nasional sekitar rata-rata 7%
maupun upaya untuk menghindari middle income trap.
b. Pembangunan Infrastruktur yang pesat, tidak diikuti dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Sampai dengan Juli 2019, terdapat 47 proyek yang sudah selesai (Rp 278 T); 26 proyek, 1
Program Ketenagalistrikan, dan 1 program pemerataan ekonomi dalam tahap konstruksi dan mulai
beroperasi (Rp 1.337 T); 5 proyek dalam tahap konstruksi dan akan beroperasi di 2019 (Rp 306 T);
dan 65 proyek dalam tahap konstruksi dan akan beroperasi setelah 2019 (Rp 660 T).
c. Ketimpangan pembangunan antara pulau Jawa dan non-Jawa. Pulau Jawa masih merupakan
kontributor utama penyumbang andil pertumbuhan ekonomi maupun pertumbuhan sektor industri di
Indonesia.
Untuk mencapai target pertumbuhan yang tinggi, isu strategis sebagaimana disampaikan pada butir b
di atas, sangat penting untuk dicarikan solusinya. Dalam skala yang lebih kecil pada tingkat
provinsi, isu strategis dimaksud menarik untuk diteliti lebih jauh. Pada Provinsi Jawa Tengah
misalnya, secara nasional, Jawa Tengah mempunyai arti strategis bagi perekonomian,
sebagaimana ditunjukan di dalam infografis 1.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah terus mengalami peningkatan dari 5,23% pada tahun 2016,
menjadi 5,62% pada triwulan II – 2019. Perkembangan terakhir ini cukup menggembirakan
mengingat pada saat yang sama pertumbuhan ekonomi secara nasional tumbuh sekitar 5,05%.
Jawa Tengah juga merupakan kontributor utama dari kinerja sektor industri secara nasional,
dengan kontribusi mencapai 12, 77% ketiga tertinggi setelah Jawa Barat dan Jawa Timur dengan
kontribusi masing-masing sebesar 24,31% dan 19,20%. Sementara itu Pertumbuhan sektor industri
mengalami tren penurunan secara konsisten sejak tahun 2014, tumbuh sebesar 6,61%, menjadi
hanya sebesar 3,64% pada triwulan II – 2019. Sejalan dengan hal tersebut di atas, kontribusi
sektor industri pada PDRB Jawa Tengah juga terus mengalami penurunan, dari 35,67% di tahun
2014 menjadi sekitar 34% pada triwulan II – 2019. Hal ini sungguh ironi di tengah masifnya
pembangunan infrastruktur di Jawa Tengah.
Peran dari pembangunan infrastruktur terhadap perekonomian telah diperdebatkan dalam
literatur sejak era ekonomi pembangunan klasik. Rosenstein-Rodan (1943), Nurkse (1952), dan

3
Hirschman (1957) mengklaim signifikannya peran positif infrastruktur terhadap perekonomian, dengan
alasan bahwa investasi infrastruktur merupakan kebutuhan substantif sebelum jenis investasi lainnya.
Aschauer (1989) mendukung peran positif infrastruktur dalam analisis pembangunan ekonomi,
dimana infrastruktur dapat meningkatkan konektivitas, produktivitas dan mendorong perkembangan
sektor industri. Lebih jauh, menurut Meersman dan Nazemzadeh (2017) pembangunan infrastruktur
utamanya sektor transportasi dan logistik dapat menghasilkan lapangan kerja dan nilai tambah yang
besar.

Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Kemenko Bidang Perekonomian, salah satu
permasalahan terjadinya gap antara pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan infrastruktur
yang dilakukan adalah konektivitas yang tercipta antara pusat-pusat pertumbuhan seperti kawasan
industri /kluster produksi pangan dengan proyek-proyek strategis nasional maupun sarana dan
prasarana yang dibangun oleh Kementerian/ lembaga atau pun pemerintah daerah.

4
Pada analisis yang dilakukan untuk pembangunan Bandara Kertajati dan pembangunan
Kawasan Industri di Jawa Barat misalnya, pembangunan Bandar Udara Kertajati yang baru
dibangun tidak dapat melayani potensi perpindahan penumpang karena tidak terkoneksi dengan
infrastruktur-infrastruktur pendukungnya. Sementara pada kasus kedua, konektivitas berjalan baik,
sehingga peningkatan aktivitas ekonomi terlihat nyata pada pembangunan Kawasan Industri di Kota
Surabaya dan Gresik.
Oleh karena itu, untuk memastikan bahwa pembangunan infrastruktur sudah optimal dan
memberikan dampak bagi masyarakat, dalam ruang lingkup sebagai faktor konektivitas, perlu
dilakukan penguatan strategi yang lebih terintegrasi dan monitoring berbasis teknologi informasi.
Untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan sinergi yang kuat pada semua stakeholder baik di
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Dalam konteks dimaksud, kegiatan ini menjadi tugas dari Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian sesuai dengan amanat Instruksi Presiden nomor 7 tahun 2017 tentang Pengambilan,
Pengawasan dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan di Tingkat Kementerian Negara dan
Lembaga Pemerintah, untuk menilai dan memberikan pertimbangan bagi Menteri dan Kepala
Lembaga dalam setiap perumusan, penetapan dan pelaksanaan setiap kebijakan yang bersifat
strategis dan mempunyai dampak luas kepada masyarakat.

2. Kondisi Eksisting
2.1. Umum
Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi diberbagai bidang, terdapat terminologi
yang dikenal dengan Dashboard Management System. Sistem ini mempunyai beberapa
manfaat, yaitu:
a. Fungsi Monitoring
Fungsi ini digunakan untuk menampilkan kondisi riil dari key performance indicator yang
dimonitor. Pada masing-masing KPI diterapkan threshold yang menentukan batas suatu
kondisi baik sedang buruk. KPI yang ditampilkan diantaranya Produk Domestik Bruto (PDB)
termasuk pertumbuhan masing-masing sektor, Nilai Tukar, Inflasi, Expor, Impor, Investasi,
Current Deficit Account (CAD), Defisit APBN, dan Harga Minyak. Fungsi Monitoring
dikombinasikan dengan visualisasi mapping untuk melihat indikator pertumbuhan ekonomi
masing-masing sektor di tiap daerah saat ini ataupun secara fundamental jangka panjang.

b. Predictive Analytics
Fungsi ini digunakan untuk menampilkan kondisi yang dapat dicapai pada kurun waktu
tertentu berdasarkan realisasi pencapaian target sampai dengan periode waktu berjalan.

5
Analisa digunakan untuk mengukur apakah setiap proyek telah terlaksana/terbangun dan
apakah pembangunannya dilakukan tepat waktu sesuai target untuk setiap tahapan
sehingga menjadi realistis untuk menjamin setiap tahapan pembangunan. Analisa tersebut
di mapping berdasarkan tempat sebenernya untuk melihat pola klaster/jenis perekonomian
berikut alur ekonomi yang terjalin untuk dipadukan dengan kebijakan dan ekonomi yang
mendominasi di daerah tersebut.

c. Early Warning System


1. Menginformasikan kondisi kritis melalui media email maupun web notification.
2. Menyampaikan kondisi kritis pada aplikasi dengan pesan yang menarik perhatian.

Secara regulasi penggunaan teknologi informasi di dalam pelaksanaan tugas pemerintahan


juga diamanatkan di dalam Peraturan Presiden nomor 95 tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik.
Tabel 1. Matriks Analisis SOAR

STRENGTHS OPPORTUNITIES
1. Pembangunan infrastruktur 1. Arahan presiden untuk
yang masif dilakukan di Jawa meningkatkan konektifitas
Tengah. proyek infrastruktur pada
2. Inpres 7 Tahun 2017, perintah sumber-sumber
agar Kemenko menkoordinir pertumbuhan di daerah.
kegiatan yang bersifat strategis, 2. Perkembangan Dashboard
lintas kementerian. Management System yang
dapat digunakan untuk
melakukan monitoring baik
indikator ekonomi maupun
berbagai akfititas yang
menjadi prioritas.
3. Amanat Perpres Nomor 95
Tahun 2018.

ASPIRATIONS STRATEGI SA: STRATEGI OA:


Masyarakat 1. Optimalisasi pembangunan 1. Menyusun strategi yang
menginginkan infrastruktur yang sudah terintegrasi antara proyek PSN,
pertumbuhan ekonomi dilakukan. kawasan ekonomi, dan
dan industri yang tinggi. 2. Gunakan kewenangan Kemko sarana/prasarana pendukung.
sebagaimana mandat Inpres 17 2. Pemanfaatan Dashboard

6
Tahun 2017 untuk mencapai Management System.
pertumbuhan ekonomi dan 3. Keduanya dipergunakan untuk
industri yang tinggi. mencapai pertumbuhan
ekonomi dan industri yang
tinggi.

RESULTS STRATEGI SR: STRATEGI OR:


Peningkatan 1. Optimalisasi pembangunan 1. Menyusun strategi yang
pertumbuhan ekonomi infrastruktur yang sudah terintegrasi antara proyek
dan sektor industri yang dilakukan PSN, kawasan ekonomi, dan
tinggi. 2. Kewenangan Kemenko sarana/prasarana pendukung
Perekonomian sesuai amanah 2. Pemanfaatan Dashboard
Inpres 17 Tahun 2017 untuk Management System
mencapai pertumbuhan 3. Keduanya dipergunakan untuk
ekonomi dan industri yang mencapai pertumbuhan
tinggi. ekonomi dan industri yang
tinggi.

Dengan kerangka analisis menggunakan SOAR tersebut di atas, maka dapat diformulasikan
solusi permasalahan menjadi “dengan penguatan strategi terintegrasi serta pemanfaatan sistem
monitoring dan pengendalian berbasis teknologi informasi (Dashboard Management System)
diharapkan optimalisasi pembangunan infrastruktur dapat ditingkatkan dalam mendorong
pertumbuhan sektor industri”.
Dalam membangun sistem monitoring tersebut diperlukan dukungan dari Kementerian dan
Lembaga lain. Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat sebagai instansi yang mempunyai kewenangan dalam merumuskan kebijakan
pembangunan infrastruktur wilayah. Dukungan yang diberikan adalah memberikan input data terkait
proyek infrastruktur yang sudah dibangun maupun sedang dalam proses pembangunan berupa
progres dan realisasi anggarannya sebagai salah satu indikator dalam sistem monitoring tersebut.
Selain itu, dukungan dari Direktorat Angkutan Jalan, Kementerian Perubungan sebagai instansi
yang berperan dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan terkait perhubungan darat serta
melaksanakan evaluasi dan pelaporan di bidang penyelenggaraan transportasi darat. Dukungan
yang diberikan adalah memberikan input data terkait jalur logistik yang berperan dalam
pengembangan kawasan industri.

7
2.2. Sumber Data
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengelola sumber-sumber data dari
berbagai macam sumber data baik internal maupun eksternal seperti Kementerian
Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian PUPR,
Kementerian Kominfo, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pendidikan, Kementerian
Kesehatan, Kementerian Pertahanan, Ditjen Perbendaharaan, Ditjen Bea Cukai, Ditjen Pajak,
Bapepam-LK, Bank Indonesia, BKPM, BPS, PLN, Asosiasi, Bloomberg, CEIC dan sumber data
lain yang tersedia.
Disadari bahwa efektifitas dan efisiensi waktu, biaya dan tenaga menjadi sangat penting,
maka penyediaan sistem datawarehouse dengan sebuah database yang memadai mutlak
diperlukan. Selain itu, perlu ditopang oleh aplikasi Dashboard Management System yang
mampu memberikan sajian informasi yang realtime dan akurat serta mempermudah para analis
dalam melakukan analisa secara tepat dan cepat.

3. Tujuan dan Manfaat


3.1. Tujuan Kegiatan
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan untuk
mengoptimalkan pemanfaatan infrastruktur dalam mendorong pertumbuhan sektor industri
melalui perumusan strategi pembangunan infrastruktur terpadu serta pengembangan alat
monitoring dan pengendalian berbasis teknologi informasi.
Perumusan strategi pembangunan infrastruktur terpadu dilakukan melalui penyusunan
langkah-langkah/ kebijakan/regulasi yang dapat dilakukan dengan cara:

 Mengintegrasikan infrastruktur strategis yang telah dibangun seperti infrastruktur multimoda


maupun pergudangan; atau
 Meningkatkan konektivitas antara infrastruktur strategis dengan pusat-pusat pertumbuhan
kawasan industri/pusat (klaster) produksi pangan maupun infrastruktur yang telah/akan
dibangun oleh Pemerintah daerah.
Pengembangan alat monitoring dan pengendalian berbasis teknologi informasi atas
pelaksanaan kegiatan/kebijakan yang telah direkomendasikan dilakukan melalui
pengembangan sistem monitoring dan pengendalian berbasis teknologi informasi. Sistem ini
diharapkan dapat menjadi deteksi dini proses debotlenecking yang diperlukan untuk mengatasi
potensi permasalahan/hambatan yang timbul atau kebijakan lainnya dapat dirumuskan.

8
3.2. Manfaat Kegiatan
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat tidak hanya untuk Kemenko
Perekonomian, namun juga untuk stakeholders lainnya. Penerima manfaat pada pada
pelaksanaan kegiatan ini antara lain :
1) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
 Secara esensi, kegiatan ini dapat membantu di dalam merumuskan langkah-langkah
koordinasi dan proses debottlenecking yang diperlukan dalam mencapai sasaran
pertumbuhan ekonomi serta pertumbuhan sektor industri.
 Secara organisasi, kegiatan ini membantu untuk menyiapkan/melatih organisasi
Keasdepan Pengembangan Ekonomi Daerah dan Sektor Riil serta Keasdepan Moneter
dan Neraca Pembayaran agar senantiasa adaftif terhadap perubahan/tantangan
terutama di dalam merespon permintaan/kebutuhan dari stakeholder serta mempunyai
budaya yang kuat sebagai organisasi pembelajaran (learning organization).
2) Bappenas
Sebagai alat untuk mengindentifikasi/merumuskan kebijakan yang dapat dimasukan di
dalam dokumen perencanaan, baik jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka
panjang serta tool yang dapat dipergunakan untuk melakukan memonitor pencapaian
sasaran pembangunan nasional.
3) Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Sebagai alat untuk mengidentifikasi
dan merumuskan kebijakan pembangunan infrastruktur wilayah sekaligus alat untuk
monitoring progress pembangunan infrastruktur.
4) Direktorat Angkutan Jalan
Kementerian Perhubungan. Sebagai alat untuk mengidentifikasi dan merumuskan kebijakan
terkait transportasi perhubungan darat sekaligus alat monitoring dan evaluasi jalur-jalur
yang menghubungakn dengan infrastruktur yang dibuat.
5) Bank Indonesia
Melalui kegiatan ini, dapat terbangun sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah,
dan Bank Indonesia dalam rangka menjalankan amanat Rapat Koordinasi Nasional
(Rakornas) Pengendalian Inflasi tahun 2019 untuk melaksanakan optimalisasi
pembangunan infrastruktur pertanian untuk mendorong stabilitas harga komoditas pertanian
dapat terlaksana.

9
6) Pemerintah Daerah
Kegiatan/kebijakan ini dapat membantu pemerintah daerah dalam proses penyelesaian
kerangka umum pembiayaan infrastruktur daerah dengan mengoptimalkan APBD dan
sumber-sumber pembiayaan infrastruktur lainnya. Diharapkan dapat terbangun infrastruktur
daerah yang terintegrasi dengan proyek infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah pusat.
Dalam jangka menengah-panjang diharapkan kebijakan yang dihasilkan dari kegiatan ini
mampu menekan ketimpangan antar daerah dan meningkatan laju pertumbuhan ekonomi
seluruh daerah, melalui pertumbuhan sektor industri di daerahnya.
7) Masyarakat
Dengan meningkatnya pertumbuhan sektor industri di daerah, maka diharapkan tersedia
lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraan. Melalui peningkatan konektivitas, diharapkan biaya distribusi barang
antar daerah menjadi lebih rendah dan mendorong efisiensi serta kestabilan harga.

4. Kebutuhan Sistem
Pengembangan Sistem Monitoring Analisa dan Pengendalian Terpadu (Smarter) Berbasis
Teknologi Informasi Untuk Optimalisasi Pembangunan Infrastruktur dalam Mendorong Pertumbuhan
Sektor Industri adalah suatu bagian dari sistem yang lebih besar. Sistem ini tidak akan
menghasilkan keluaran yang berguna apabila tidak mendapat pasokan data yang akurat, bersih dari
kesalahan dan tepat waktu. Pasokan data ini berasal dari sumber-sumber data seperti yang telah
disebutkan di bagian 5.2. Sumber-sumber data tersebut harus diambil secara realtime maupun
berkala oleh suatu alat bantu, dan selanjutnya dimasukkan secara otomatis ke dalam Data
Warehouse (gudang data). Di dalam Data Warehouse, data-data mentah ini kemudian
ditransformasikan ke dalam Data Mart yang mendukung penyajian informasi berbasis dashboard
aplikasi yang dapat didownload ke dalam format excel, pdf dan lainnya.

10
SISTEM MONITORING DAN ANALISIS PEREKONOMIAN TERPADU (SMARTER)

DATA WAREHOUSE A
KEMENTERIAN KOORDINATOR A
Data Mart BIDANG PEREKONOMIAN A
Economic Intelligence

PERSISTANCE STAGING

STAGING

EXTRACT TRANSFER LOAD (ETL)

Data Data Data


Data Data Data Data
Kementerian Kementerian Internal dan
Bank Indonesia BPS Bloomberg CEIC
Perindustrian Lainnya Data Lainnya

Pengembangan Sistem Monitoring dan Pengendalian Terpadu (Smarter) Berbasis Teknologi


Informasi Untuk Optimalisasi Pembangunan Infrastruktur dalam Mendorong Pertumbuhan Sektor
Industri dimulai dari membangun Data Warehouse, dimana sumber data berasal dari data internal
maupun eksternal. Data akan dimasukkan ke dalam database dengan aplikasi berupa alat bantu
ETL yang akan melakukan penarikan data mentah, transformasi data serta pemuatan (loading)
data.
Selanjutnya akan dilakukan pembuatan suatu modeling monitoring yang digunakan untuk
membantu memonitor/menganalisa, evaluasi dan perumusan rekomendasi kebijakan Optimalisasi
Pembangunan Infrastruktur dalam Mendorong Pertumbuhan Sektor Industri.
Selain hal tersebut di atas juga akan dilakukan pembuatan dashboard dan alert system yang
bersumberkan dari data-data yang sudah disiapkan di datawarehouse. Selanjutnya hasil analisa,
rumusan dan rekomendasi yang dihasilkan dapat ditampilkan pada media presentation support,
dimana media ini sebagai monitoring dan controlling pusat pengendalian informasi.
4.1. Kebutuhan Umum
Sistem yang dibangun mempunyai fitur dan dukungan sistem sebagai berikut:
1. Terbangunnya Data Warehouse yang menampung sumber data dari berbagai sumber data
baik internal, eksternal kementerian dan lembaga yang terkait dengan kementerian
koordinator bidang perekonomian maupun data berlangganan (Bloomberg dan CEIC),
sehingga dimungkinkan untuk menampung histori data dan dapat digunakan sebagai
sumber data terpadu bagi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam
pengembangan aplikasi lainnya di kemudian waktu.

11
2. Tersedianya infrastruktur datawarehouse sebagai penunjang penyimpanan data yang akan
dibangun.
3. Kemampuan untuk melakukan Monitoring dan Analisa Data.
4. Kemampuan untuk menampilkan data dalam bentuk standard report, Ad Hoc Report.
5. Kemampuan untuk menampilkan data dalam bentuk visualisasi, What If Analysis
(Dashboard).
6. Alert system dengan media aplikasi berbasis web, email dan memungkinkan SMS.
7. Tersedianya template penyiapan data, sehingga dapat digunakan oleh para analis untuk
membuat model dengan business question yang berbeda.

Kebutuhan secara umum digambarkan sebagai berikut:

APLIKASI A APLIKASI B APLIKASI C

DATA WAREHOUSE KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

EXTRACT TRANSFER LOAD (ETL)

Data Data Data


Data Data Data Data
Kementerian Kementerian Internal dan
Bank Indonesia BPS Bloomberg CEIC
Perindustrian Lainnya Data Lainnya

4.2. Kebutuhan Detail


A. Data Warehouse
Terbangunnya Data Warehouse yang menampung data dari berbagai sumber data baik
internal, eksternal yang berasal dari seluruh kementerian dan lembaga yang terkait dengan
kementerian koordinator bidang perekonomian maupun data berlangganan (Bloomberg dan
CEIC), sehingga dimungkinkan untuk menampung histori data dan dapat digunakan
sebagai single sumber data bagi kementerian koordinator bidang perekonomian dalam
pengembangan aplikasi lainnya di kemudian waktu.

12
DATA WAREHOUSE KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

EXTRACT TRANSFER LOAD (ETL)

Data Data Data


Data Data Data Data
Kementerian Kementerian Internal dan
Bank Indonesia BPS Bloomberg CEIC
Perindustrian Lainnya Data Lainnya

B. Penyediaan Data (Middleware)


a) Sumber data yang akan diambil untuk pembangunan sistem ini adalah:
 Internal Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
 Data eksternal seluruh Kementerian/Lembaga yang terkait dengan Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian
 Data Langganan antara lain Bloomberg (Host-to-Host Communication) dan CEIC
b) Aplikasi middleware penyiapan data untuk pemodelan sesuai dengan business question
yang dihasilkan dan/atau dapat menggunakan Messaging Hub sebagai media kolaborasi
data dari berbagai sumber data sehingga memudahkan dalam pengembangan integrasi
data.
c) Adanya template penyiapan data untuk memudahkan para analis dalam membuat model
dengan business question yang berbeda.
C. Fungsi Monitoring
a) Menggunakan konsep business intelligence yang sesuai dengan kebutuhan
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
b) Fungsi Monitoring menghasilkan sajian informasi kondisi sektoral per wilayah yang
dikategorikan dalam 3 hal yaitu fluktuasi pertumbuhan dalam periode waktu tertentu
(naik terus, naik turun, turun terus), perbandingan dengan pertumbuhan nasional,
kontribusi terhadap pertumbuhan secara nasional.
D. Dashboard
a) Menampilkan hasil monitoring terhadap kondisi sektoral per wilayah.
b) Mampu menghasilkan analisa dan komentar dari para analis berkaitan dengan hasil
monitoring terhadap Key Performance Indicator.

13
c) Visualisasi dashboard dengan mengedepankan analisa What if analysis.
E. Alert System
a) Menampilkan data yang dianggap kritis berdasarkan parameter threshold yang dinamis.
b) Media penyampaian menggunakan web dan email.
F. Ad Hoc & Standard Report
a) Menampilkan laporan-laporan hasil analisa/query data.
b) Media pelaporan yang bersifat periodik atau sesuai kebutuhan.
c) Analis dapat melakukan generate laporan sesuai dengan kebutuhan.
G. Web Collaboration
a) Media untuk menampung seluruh kegiatan aktifitas analisa, reporting, dashboard, alert
system.
b) Media global seluruh aktifitas kegiatan Pengembangan Sistem Monitoring dan
Pengendalian Berbasis Teknologi Informasi Untuk Optimalisasi Pembangunan
Infrastruktur dalam Mendorong Pertumbuhan Sektor Industri.
H. License & Support
a) Seluruh hasil pengembangan Data Warehouse dan Pengembangan Sistem Monitoring
dan Pengendalian Berbasis Teknologi Informasi Untuk Optimalisasi Pembangunan
Infrastruktur dalam Mendorong Pertumbuhan Sektor Industri menjadi milik Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian dengan unlimited users.
b) Mendapatkan support penuh dari penyedia jasa selama masa pengembangan dan
pemeliharaan.

5. Persyaratan
a) Seluruh aplikasi yang dibangun berbasis web menggunakan bahasa pemrograman PHP dan
Framework Laravel dengan versi yang kompatibel dengan environment web server Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian.
b) Basis data dibangun menggunakan RDBMS yang kompatibel dengan environment DBMS server
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
c) Konsep Business Intelegent (BI) yang digunakan harus menggunakan tools yang familiar di
pasaran sehingga tidak ada ketergantungan terhadap penyedia jasa tertentu.
d) Memilki security system untuk mengatur kewenangan akses.

14
6. Ruang Lingkup Dashboard
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut diatas, maka akan dikembangkan dashboard sistem
monitoring dan analisis perekonomian terpadu. Dalam dashboard tersebut akan menampilkan mulai
dari:
a. Perkembangan indikator makro yakni PDB, inflasi, nilai tukar, ekspor, impor, investasi, CAD,
defisit APBN, dan harga minyak dunia secara time series baik tahunan hingga bulanan
(disesuaikan dengan waktu penerbitan data) yang didalamnya terdapat media Early Warning
Sistem sebagai deteksi dini indikasi penurunan/kenaikan antar data.
b. Perkembangan Ekonomi Sektoral yang merupakan turunan Produk Domestik Bruto (PDB).
Perkembangan ekonomi sektoral memuat data dari Tahun Dasar sebagai kerangka yang lebih
kuat untuk mengukur profile perekonomian dalam jangka panjang. Perkembangan Ekonomi
Sektoral meliputi sektor antara lain :
 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
 Pertambangan dan Penggalian
 Industri Pengolahan
 Pengadaan Listrik dan Gas
 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
 Konstruksi
 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
 Transportasi dan Pergudangan
 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
 Informasi dan Komunikasi
 Jasa Keuangan dan Asuransi
 Real Estate
 Jasa Perusahaan
 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
 Jasa Pendidikan
 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
 R,S,T,U. Jasa lainnya
 PRODUK DOMESTIK BRUTO
 PDRB per Daerah
c. Pemetaan Ekonomi Spasial Sektor seluruh sektor di atas untuk seluruh wilayah di Indonesia.
Ekonomi Spasial merupakan salah satu turunan kewilayahan dari PDB sehingga perlu ditinjau
lebih dalam perkembangannya. Peninjauan seluruh Sektor diharapkan dapat mengakomodir
kepentingan analisis jangka pendek maupun jangka panjang untuk mengukur basis ekonomi
fundamentalnya.

15
d. Pemetaan lokasi pembangunan infrastruktur yang telah dibangun oleh Pemerintah Pusat/Daerah
sebagai bagian penguatan ekonomi di Jawa Tengah sebagai sampel data pada sistem yang
dibangun. Konektivitas mulai dari PSN, Program Reguler K/L, Proyek Pemprov, Proyek
Pemkot/Pemkab, Kawasan Industri, Industri Existing, Kereta Api, dan Kapasitas Jalan di Jawa
Tengah. Adapun informasi yang ditampilkan bukan hanya terkait nama, lokasi, nilai, dan sumber
pendanaan proyek saja, namun juga capaian proyek. Berkaitan dengan capaian proyek tersebut,
diharapkan terdapat perbedaan warna yang dapat menunjukan indikator capaiannya. Pemetaan
data tersebut dapat membentuk (salah satunya) sebuah kesinambungan antara sebaran sektor
industri existing dengan lokasi pembangunan infrastruktur oleh pemerintah, berikutnya dapat
melihat seberapa besar/ bagaimana pola pergerakan alur distribusi barang yang akan berkaitan
dengan analisis biayanya.

7. Pembangunan Dan Implementasi


7.1. Penyedia Jasa
1. Penyedia Jasa dalam pekerjaan ini dihasilkan dari pemenang lelang sesuai dengan
peraturan dan ketentuan Pengadaan Barang/Jasa yang berlaku di instansi pemerintah.
2. Penyedia Jasa pemenang lelang, harus menyediakan tenaga ahli yang profesional dalam
tugas-tugas dan fungsi-fungsi pembangunan dan implementasi yang akan dilaksanakan.
3. Penyedia Jasa pemenang lelang, harus meyakinkan Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian adanya komitmen untuk melakukan transfer pengetahuan dengan optimal,
sehingga siap untuk mengoperasikan sistem aplikasi hasil pembangunan tersebut secara
mandiri, termasuk melakukan remodeling hasil pembangunan sistem.
4. Proposal pembangunan dan implementasi harus mencakup perencanaan personil,
menunjukkan jumlah, sifat dan jadwal bagi team pembangunan dan implementasi yang
diajukan untuk mendukung proyek pembangunan sistem tersebut. Curriculum Vitae dari
setiap personil harus termasuk dalam proposal tersebut termasuk pengalaman
pengembangan Data Warehouse yang sumber datanya dari berbagai instansi pemerintah,
perbankan maupun industri jasa keuangan lainnya yang memberikan nilai tambah bagi
personil.
7.2. Spesifikasi Tenaga Ahli
1. Ketua Tim (Project Manager) – 1 orang
Ketua Tim disyaratkan seorang, yang disyaratkan sekurang-kurangnya setara Strata Satu
(S1) lulusan perguruan tinggi negeri/swasta/luar negeri, berpengalaman dalam
pelaksanaaan pekerjaan di bidang project management pembangunan sistem aplikasi

16
dalam pengembangan Data Warehouse dan Aplikasi Dashboard maupun aplikasi lainnya di
pemerintah, perbankan dan industri jasa keuangan lainnya sekurang-kurangnya 8 (delapan)
tahun. Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh
kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan selama masa projek sampai
dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
2. Business Analyst – 1 orang
Bisnis analis disyaratkan seorang, yang disyaratkan sekurang-kurangnya setara Strata Satu
(S1) lulusan perguruan tinggi negeri/swasta/luar negeri, berpengalaman dalam
pelaksanaaan pekerjaan di bidang Business Analysis pembangunan sistem aplikasi dalam
pengembangan Data Warehouse dan Aplikasi Dashboard maupun aplikasi lainnya di
pemerintah, perbankan dan industri jasa keuangan lainnya sekurang-kurangnya 7 (Tujuh)
tahun. Sebagai bisnis analis, tugas utamanya adalah membuat analisa-analisa bisnis yang
dihadapi dan yang akan dikembangkan ke dalam Pengembangan Sistem Monitoring dan
Pengendalian Berbasis Teknologi Informasi Untuk Optimalisasi Pembangunan Infrastruktur
dalam Mendorong Pertumbuhan Sektor Industri selama masa proyek sampai dengan
pekerjaan dinyatakan selesai.
3. System Analyst – 1 orang
Sistem analis yang disyaratkan adalah sekurang-kurangnya setara Strata Satu (S1) lulusan
perguruan tinggi negeri/swasta/luar negeri, berpengalaman dalam pelaksanaaan pekerjaan
di bidang Analisa dan penyusunan alur proses pembangunan sistem aplikasi dalam
pengembangan Data Warehouse dan Aplikasi Dashboard maupun aplikasi lainnya di
pemerintah, perbankan dan industri jasa keuangan lainnya sekurang-kurangnya 7 (Tujuh)
tahun.
4. Database Specialist – 1 orang
Database Specialist yang disyaratkan sekurang-kurangnya setara Strata Satu (S1) lulusan
perguruan tinggi negeri/swasta/luar negeri, berpengalaman dalam pelaksanaaan pekerjaan
di bidang desain dan pengembangan database pembangunan sistem aplikasi dalam
pengembangan Data Warehouse dan Aplikasi Dashboard maupun aplikasi lainnya di
pemerintah, perbankan dan industri jasa keuangan lainnya sekurang-kurangnya 6 (Enam)
tahun.
5. Data Warehouse Specialist – 1 orang
Data Warehouse Specialist yang disyaratkan adalah sekurang-kurangnya setara Strata
Satu (S1) lulusan perguruan tinggi negeri/swasta/luar negeri, berpengalaman dalam
pelaksanaaan pekerjaan di bidang pengembangan ETL pembangunan sistem aplikasi

17
dalam pengembangan Data Warehouse dan Aplikasi Dashboard maupun aplikasi lainnya di
pemerintah, perbankan dan industri jasa keuangan lainnya sekurang-kurangnya 6 (Enam)
tahun
6. Application Specialist – 4 orang
Application Specialist yang disyaratkan sekurang-kurangnya setara Strata Satu (S1) lulusan
perguruan tinggi negeri/swasta/luar negeri, berpengalaman dalam pelaksanaaan pekerjaan
di bidang pemrograman dalam pembangunan sistem aplikasi dalam pengembangan Data
Warehouse dan Aplikasi Dashboard maupun aplikasi lainnya di pemerintah, perbankan dan
industri jasa keuangan lainnya sekurang-kurangnya 5 (Lima) tahun.
7. Dashboard Specialist – 2 orang
Dashboard Specialist yang disyaratkan sekurang-kurangnya setara Strata Satu (S1) lulusan
perguruan tinggi negeri/swasta/luar negeri, berpengalaman dalam pelaksanaaan pekerjaan
di bidang desain pembangunan sistem aplikasi dalam pengembangan aplikasi dashboard
maupun aplikasi lainnya di pemerintah, perbankan dan industri jasa keuangan lainnya
sekurang-kurangnya 5 (Lima) tahun.
8. UI/UX Designer – 1 orang
UI/UX Designer yang disyaratkan sekurang-kurangnya setara Strata Satu (S1) lulusan
perguruan tinggi negeri/swasta/luar negeri, berpengalaman dalam pelaksanaaan pekerjaan
di bidang design yang kreatif dan dinamis dalam pembangunan sistem aplikasi dalam
pengembangan Data Warehouse dan Aplikasi Dashboard maupun aplikasi lainnya di
pemerintah, perbankan dan industri jasa keuangan lainnya sekurang-kurangnya 5 (Lima)
tahun.
9. Quality Assurance – 1 orang
Quality Assurance yang disyaratkan sekurang-kurangnya setara Strata Satu (S1) lulusan
perguruan tinggi negeri/swasta/luar negeri, berpengalaman dalam pelaksanaaan pekerjaan
di bidang pengujian sistem aplikasi dalam pengembangan Data Warehouse dan Aplikasi
Dashboard maupun aplikasi lainnya di pemerintah, perbankan dan industri jasa keuangan
lainnya sesuai dengan standar best practise pengembangan aplikasi sekurang-kurangnya 4
(Empat) tahun.
10.Technical Writer – 1 orang
Technical Writer yang disyaratkan sekurang-kurangnya setara Strata Satu (S1) lulusan
perguruan tinggi negeri/swasta/luar negeri, berpengalaman dalam pelaksanaaan pekerjaan
di bidang penyusunan dokumen pembangunan sistem aplikasi dalam pengembangan Data

18
Warehouse dan Aplikasi Dashboard maupun aplikasi lainnya di pemerintah, perbankan dan
industri jasa keuangan lainnya sekurang-kurangnya 3 (Tiga) tahun.

8. Fasilitas Penunjang
Lingkungan tempat bekerja yang berhubungan dengan workstation, telepon domestik, line fax, dan
barang-barang yang dapat dihabiskan (kertas, toner tinta dan lain-lain) harus disediakan dan
menjadi tanggung jawab penyedia jasa. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian hanya
menyediakan ruangan kerja dan jaringan internet.

9. Kriteria Penyelesaian Pekerjaan


9.1. Kriteria Umum
1. Diterimanya data warehouse hasil pembangunan sesuai dengan lingkup kerja dan dokumen
pendukung lainnya dengan format CD dan hardcopy yang lengkap.
2. Software aplikasi yang telah terinstal dan telah diuji terima oleh tim uji terima dengan hasil
sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa.
9.2. Uji Terima Pekerjaan
Pelaksanaan uji terima pekerjaan pembangunan data warehouse akan diadakan dalam jangka
waktu tidak lebih dari dua minggu setelah penyedia jasa memberitahukan kepada pengguna
jasa bahwa pekerjaan telah selesai. Pekerjaan uji terima tersebut akan dibagi menjadi :
a. Uji fungsionalitas sistem
Menguji fungsi-fungsi sistem sesuai dengan peruntukannya dan telah berjalan dengan baik
dan benar.
b. Tes performansi/ Stress Test
Menguji unjuk kerja sistem setelah dilakukannya integrasi seluruh modul.
Penyedia jasa harus menyediakan/menyiapkan dokumen UAT berupa dokumen prosedur yang
disetujui oleh pengguna jasa untuk pelaksanaan UAT. Prosedur tersebut mencakup penjelasan
tentang bagaimana prosedur dan kriteria atau rekomendasi test penerimaan tersebut akan
dilakukan.

10. Hak Kepemilikan


Seluruh prosedur, proses, dokumentasi, analisa, kajian, software/aplikasi dalam bentuk library file,
object file, execute file atau properti intelektual lainnya yang mungkin dihasilkan pada proyek ini,
baik hardcopy maupun softcopy yang pasti merupakan hasil produk pembangunan sistem pada
proyek ini merupakan dan akan tetap menjadi hak properti pengguna jasa (Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian).

19
11. Lokasi Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jl. Lapangan Banteng
Timur No. 2 – 4 Jakarta Pusat 10710.

12. Nama Dan Satuan Kerja Pejabat Pembuat Komitmen


Nama Pejabat Pembuat Komitmen : Ipin Triono
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan 5032
Satuan Kerja : Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

13. Sumber Pembiayaan


Sumber Pembiayaan kegiatan dilaksanakan menggunakan DIPA Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian Tahun Anggaran 2020.

14. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

WAKTU (BULAN)
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 1 Thn

I Tahap Requirement & Design

1 User Requirement

2 Design System

II Tahap Development

3 Development

4 Unit Test

III Tahap Testing

5 System Integration Test (SIT)

6 User Acceptance Test (UAT)

IV Tahap Deployment

7 Application & Database Deployment

8 Stress Test

V Tahap Penyusunan Laporan Akhir

9 Laporan Akhir dan User Manual

10 BAST

11 GARANSI

Bekerja Paruh Waktu


Bekerja Penuh Waktu

20

Anda mungkin juga menyukai