Anda di halaman 1dari 13

Politeknik Negeri Lhokseumawe Laporan PKL

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan akademik yang
berorientasi pada bentuk pembelajan mahasiswa untuk mengembangkan dan
meningkatkan tenaga kerja yang berkualitas. Dengan mengikuti Praktek Kerja
Lapangan diharapkan dapat menambah pengetahuan, keterampilan dan pengalaman
mahasiswa dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja yang sebenarnya.
Sebelum melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL), terlebih dahulu
praktikan dibriefing oleh pembimbing dan dijelaskan tentang profil, kegiatan kerja
serta sejarah terbentuknya perusahaan. Setelah itu, praktikan diperkenalkan dengan
para karyawan di masing-masing bagian dan diberikan arahan tentang tata cara
pelaksanaan kerja.Adapun proses pelaksanaan kerja yang praktikan lakukan adalah
dengan menggunakan sistem kerja yang terstuktur, dimana pekerjaan tersebut
diberikan oleh salah seorang karyawan sekaligus menjadi pembimbing yang telah
ditetapkan oleh kepala bagian umum pelayanan.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di PT.PLN (Persero) Unit
Pelaksna Pembangkitan Nagan Raya pada tanggal 1 Agustus 2019 s/d 30 November
2019. Dan secara umum dalam penulisan laporan ini penulis mengkhususkan diri
untuk membahas tentang Sistem Penanganan Limbah Fly Ash Menggunakan
Electrostatic Precipitator (ESP).
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan
1.2.1. Tujuan Umum
Sasaran dan tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan praktek kerja
lapangan ini antara lain sebagai berikut:
1. Menerapkan ilmu pengetahuan keterampilan yang diperoleh selama
perkuliahan dalam bentuk praktek kerja pada Industri/Instansi serta
menelaah bila terjadi perbedaan untuk penyesuaian.
2. Mampu beradaptasi dan bersosialisasi dengan dunia Industri/Instansi.

1
Politeknik Negeri Lhokseumawe Laporan PKL

3. Melatih mahasiswa untuk bekerja mandiri di lapangan dan menyusuaikan


diri dengan kondisi lapangan pekerjaan yang nanti akan ditekuni oleh para
lulusan.
4. Menambah wawasan mahasiswa megenai kerja dan manajemen industri.
1.2.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan ini
antara lain sebagai berikut :
1. Mengetahui teori dasar dari Electrostatic Precipitator (ESP)
2. Mengetahui secara langsung bagian-bagian dari Electrostatic Precipitator.
3. Mengetahui prinsip kerja Electrostatic Precipitator (ESP).
4. Mengetahui sumber energi listrik yang di gunakan pada sistem Electrostatic
Precipitator (ESP).
5. Mengetahui komponen-komponen Electrostatic Precipitator (ESP).

1.5 Sistematika Penulisan


Untuk memudahkan pembaca dalam mengetahui isi laporan ini, penulis
memberikan penguraian masalah tersebut secara sistematis penulisan laporan ini
terdiri dari lima (4) BAB yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini penulis mendeskripsikan tentang latar belakang, tujuan, tempat dan
waktu pelaksanaan kerja praktek, ruang lingkup, serta sistematika penulisan laporan.
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
Pada bagian ini diberikan uraian yang meliputi gambaran umum perusahaan,
struktur organisasi perusahaan, tugas dan fungsi masing-masing bagian.
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
Bab ini berisikan teori dasar, ulasan dan kajian dengan topik yang dibahas
pada laporan yang dibuat, hasil penelitian, temuannya, masalah kaitan temuannya
dengan penelitian lain yang sejenis, serta kajian pustaka lainnya.

2
Politeknik Negeri Lhokseumawe Laporan PKL

BAB IV PENUTUP
Pada bagian ini disampaikan kesimpulan menyeluruh dari hasil serta saran-
saran.

3
Politeknik Negeri Lhokseumawe Laporan PKL

BAB II
PROFIL PLTU UPK NAGAN RAYA

2.1 Sejarah Singkat PT.PLN (Persero) UPK Nagan Raya 2x110 MW


PT. PLN (PERSERO) Sektor Nagan Raya berawal dari cikal bakal
pembangunan Proyek 10.000 MW penugasan pemerintah kepada PT. PLN
(PERSERO) pada tahun 2006 sesuai perpres RI No. 71 tahun 2006 pada tanggal 5
juli 2006, proyek tersebut terletak di Desa Suak Puntong, Kecamatan Kuala Pesisir,
Kabupaten Nagan Raya, pada akhir tahun 2011 menjelang direncanakannya
Commercial on date baru dibuat Kepdir PT.PLN pembentukan pusat listrik di bawah
PT.PLN (PERSERO) Sumatra bagian Utara.
Keputusan direksi selanjutnya muncul pada bulan juli 2012 yang mengubah
pusat listrik Nagan Raya menjadi Sektor Nagan Raya dan Sektor Lueng Bata
menjadi pusat listrik sesuai dengan SK Dir No. 285.K/DIR/2012 dan
No.28.K/DIR/2012. Pada saat perubahan status tersebut PT.PLN (PERSERO) sektor
pembangkit Lueng Bata baru saja menerima pelimpahan PLTD sewa di Grid 150 KV
dari PT.PLN (PERSERO) Wilayah Aceh Ke PT.PLN (PERSERO) KITSBU
sehingga bertambah dua lokasi lagi yakni PLTD Pulo Pisang dan PLTD Cot Trueng.
Proyek- proyek yang digabungkan menjadi satu kedalam induk Unit Bisnis
PT.PLN (PERSERO) Unit Induk pembangunan pembangkitan Sumatera 1
diantaranya terdiri dari:
 PLTU Nanggroe Aceh Darussalam (Nagan Raya) 2x110 MW

 PLTU Sumatera Utara ( Pangkalan Susu) 2x220 MW

 PLTU 1 Riau (Bengkalis) 2x10 MW

 PLTU 2 Riau ( Selat Panjang) 2x7 MW

 PLTU Kepulauan Riau (Tanjung Balai Karimun) 2x7 MW.

4
Politeknik Negeri Lhokseumawe Laporan PKL

2.2 Visi, Misi, Motto, Tujuan dan Manfaat Perusahaan

Visi dan Misi PT. PLN (PERSERO) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara
UPK Nagan Raya. adalah sebagai berikut :

 Visi

Diakui sebagai pengelola listrik CFB terbaik di Indonesia dengan tata kelola
ekselen yang berwawasan lingkungan dan bertumpu pada potensi Insani.
 Misi

1. Menjalankan usaha pembangkitan energi listrik yang efesiensi,


andal, dan berwawasan lingkungan.
2. Menerapkan tata kelola pembangkitan pengimplementasikan
EAM dan OPI.
3. Mengembangkan SDM dengan budaya saling percaya, intregritas,
peduli dan pembelajar dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab.
 Motto

“ Bersama kita maju “.


 Tujuan

1. Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus menerus


dalam penggunaan sumber daya perusahaan.
2. Meningkatkan pertumbuhan secara berkesinambungan dengan
bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana
penunjang yang berorientasi pada permintaan pasar yang
berwawasan lingkungan.
3. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh
pendanaan dari berbagai sumber yang saling menguntungkan.

5
Politeknik Negeri Lhokseumawe Laporan PKL

4. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif


serta mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan,
kehandalan, efisiensi, maupun kelestarian lingkungan.
5. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat diatas saling
menghargai antar karyawan dan mitra serta mendorong terus
kekokohan integritas pribadi dan profesionalisme.
 Manfaat Perusahaan

Adapun manfaat dari perusahaan ini adalah sebagai berikut :


1. Sebagai pemasok listrik pada sistem interkoneksi Sumatera pada
umumnya dan Aceh pada khususnya.
2. Mendorong kegiatan ekonomi di sekitar Unit Pembangkit.
3. Menyediakan lapangan kerja baru.
4. Memacu perkembangan industri.
2.3 Dampak Lingkungan
Untuk menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan,dilakukan
pengendalian dan pemantauan secara terus menerus agar memenuhi persyaratan
yang ditentukan oleh Pemerintah dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup No. 02/MENLH/1988 tanggal 19-01-1988 tentang Nilai Ambang Batas
No.13/MENLH/3/1995 tanggal 07-03-1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak
Bergerak.Untuk itu PLTU Nagan Raya dilengkapi peralatan antaralain:
 Electrostatic Precipitator, yaitu alat penangkap abu hasil sisa pembakaran
dengan efisiensi 99,5%.
 Cerobong asap setinggi 120 meter agar kandungan debu dangan sisa
pembakaran sampai ground level masih dibawah ambang batas.
 Waste Water Treatment Plant yaitu pengolahan limbah cair agar air buangan
tidak mencemari lingkungan.

6
Politeknik Negeri Lhokseumawe Laporan PKL
2.4 Ketenaga Kerjaan
Tenaga kerja produktif sementara ini yang di miliki oleh PLTU UPK Nagan
Raya merupakan bagian ahli sistem kerja pada PLTU, ada pun beberapa tenaga kerja
di PLTU Nagan Raya yang berasal dari beberapa perusahaan out sourcing yaitu PT.
Tanduk Perkasa, PT. Arains, di tambah dengan pegawai PT. PLN (PESERO)
Pembangkit UPK Nagan Raya. Dengan demikian jumlah pekerja keseluruhan yang
ada di PLTU Nagan Raya seperti terlampir pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.1 Jumlah karyawan/i pekerja di PLTU UPK Nagan Raya 2x110 MW

Nama Perusahaan Status Pegawai Jumlah


PT. Tanduk Perkasa Outsourcing 150 orang
PT. Cahaya Paduppai balmakmur Outsourcing 56 orang
PT. Arains Outsourcing 8 orang
PT. PLN ( Persero ) UPK Nagan Raya Tetap 219 orang

Tabel 2.2 Hari dan jam kerja tenaga kerja PLTU Nagan Raya
Hari Jam Kerja
Senin Masuk : 08.00 – 12.00
Istirahat : 12.00 – 13.30
Masuk : 13.30 – 16.30
Selasa Masuk : 08.00 – 12.00
Istirahat : 12.00 – 13.30
Masuk : 13.30 – 16.30
Rabu Masuk : 08.00 – 12.00
Istirahat : 12.00 – 13.30
Masuk : 13.30 – 16.30
Kamis Masuk : 08.00 – 12.00
Istirahat : 12.00 – 13.30
Masuk : 13.30 – 16.30
Jum’at Masuk : 08.00 – 12.00
Istirahat : 12.00 – 13.30
Masuk : 13.30 – 16.30

7
Politeknik Negeri Lhokseumawe Laporan PKL

2.5 Struktur organisasi ketenagakerjaan PLTU Nagan Raya

Untuk lebih jelas nya tentang organisasi ketenagakerjaan di PLTU Nagan


Raya dapat di lihat pada struktur organisasi berikut ini :

MANAGER

ASISTEN KINERJA MANAJER RESIKO

ASMAN KSA ASMANPEMELIH ASMANCAH ASMAN ASMAN


ARAAN OPERASI ENGINERING

SUPERVISOR
SUPERVISOR SUPERVISOR
SDM & UMUM SUPERVISOR SUPERVISOR ENGINEERING
RENDAL
RENDAL OPERASI OPERSASI
PEMERLIHARAAN
SUPERVISOR
KEUANGAN
SUPERVISOR SUPERVISOR
SUPERVISOR LINGKUNGAN
PEMELIHARAAN PEMELIHAR
SUPERVISOR MEKANIK AAN
LOGISTIK SUPERVISOR
OPERASI
SHIFT A
SUPERVISOR
PEMELIHARAAN SUPERVISOR
LISTRIK PENGELOLA SUPERVISOR
BAHAN OPERASI
SHIFT B
BAKAR
SUPERVISOR
PEMELIHARAAN SUPERVISOR
KONTROL & OPERASI
SHIFT C
INSTRUMENTAL

SUPERVISOR
OPERASI
SHIFT D

SUPERVISOR
ANALISA
KONTROL

MANAJER MANAJER PLTD MANAJER PLTD MANAJER PLTD


PLTMG ARUN LUENG BATA PULO PISANG CUT TRUENG

Gambar 2.1 Struktur organisasi Perusahaan

8
Politeknik Negeri Lhokseumawe Laporan PKL
2.6 Pengertian PLTU
PLTU (Pembangkitan Listrik Tenaga Uap) adalah pembangkitan yang
mengandalkan energy kinetic dari uap yang bertekanan tinggi untuk menghasilkan
energi listrik. PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga thermal yang banyak
digunakan, karena efisiensinya baik dan bahan bakarnya mudah didapat sehingga
menghasilkan energi listrik yang ekonomis.
PLTU merupakan mesin konversi energi yang merubah energi kimia dalam
bahan bakar menjadi energi listrik. PLTU pada umumnya menggunakan bahan bakar
batu bara minyak residu/solar (MFO) untuk start awal. Proses konversi enegi pada
PLTU berlangsung melalui 3 tahap yaitu:
1. Energi kimia dalam bahan bakar diubaha menjadi energi panas dalam bentuk
uap bertekanan dan temperatur tinggi menggunakan boiker.
2. Energi panas dalam bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi diubah
menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran menggunakan turbin uap.
3. Energi mekanik diubah menjadi energi listrik menggunakan generator.

Gambar 2.2 Proses konversi energi pada PLTU

2.7 Sirkulasi Fluida Kerja Sederhana Pada PLTU


PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup
berarti menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang, Urutan sirkulasinya
secara singkat adalah sebagai berikut.

9
Politeknik Negeri Lhokseumawe Laporan PKL
1. Air diisikan ke Boiler hingga memenuhi seluruh permukaan pemindah panas.
Didalam Boiler air dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran bahan
bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.
2. Uap hasil produksi Boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu diarahkan
untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran.
3. Generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan energi
listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan, sehingga
ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik dari terminal output Generator.
4. Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air
pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air kondensat. Air
kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi
Boiler.
5. Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.

Gambar 2.3 Siklus fluida kerja sederhana pada PLTU


2.8 Bagian Utama PLTU
Bagian utama yang terdapat pada suatu PLTU yaitu :
1. Boiler, berfungsi untuk mengubah air menjadi uap panas bertemperatur dan
bertekanan tinggi yang digunakan untuk memutar turbin uap.

10
Politeknik Negeri Lhokseumawe Laporan PKL
2. Turbin uap,berfungsi untuk mengkonversi energi panas yang dikandung oleh
uap menjadi energi putar yang kemudian digunakan untuk memutar
Generator.
3. Generator,berfungsi untuk mengubah energi mekanik yang dihasilkan oleh
turbin menjadi energi listrik.
4. Kondensor,berfungsi untuk mengkondensasikan uap panas yang keluar dari
Turbin menjadi air dan kemudian digunakan kembali.
2.9 Peralatan Penunjang
Peralatan penunjang yang terdapat dalam suatu PLTU pada umumnya adalah
1. Desalination Plant (Unit Desal) Peralatan ini berfungsi untuk mengubah air
laut (brine) menjadi air tawar (fresh water) dengan metode penyulingan
(kombinasi evaporasi dan kondensasi). Hal ini dikarenakan sifat air laut yang
korosif, sehingga jika air laut tersebut dibiarkan langsung masuk ke dalam
unit utama, maka dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan PLTU.
2. Reverse Osmosis (RO) Mempunyai fungsi yang sama seperti desalination
plant namun metode yang digunakan berbeda. Pada peralatan ini digunakan
membran semi permeable yang dapat menyaring garam-garam yang
terkandung pada air laut, sehingga dapat dihasilkan air tawar seperti pada
desalination plant.
3. Demineralizer Plant (Unit Demin) Berfungsi untuk menghilangkan kadar
mineral (ion) yang terkandung dalam air tawar. Air sebagai fluida kerja
PLTU harus bebas dari mineral, karena jika air masih mengandung mineral
berarti konduktivitasnya masih tinggi sehingga dapat menyebabkan terjadinya
GGL induksi pada saat air tersebut melewati jalur perpipaan di dalam PLTU.
Hal ini dapat menimbulkan korosi pada peralatan PLTU.

11
Politeknik Negeri Lhokseumawe Laporan PKL

4. Hydrogen Plant (Unit Hydrogen) Pada PLTU digunakan hydrogen (H2)


sebagai pendingin Generator.
5. Chlorination Plant (Unit Chlorin) Berfungsi untuk menghasilkan senyawa
natrium hipoclorit (NaOCl) yang digunakan untuk memabukkan/
melemahkan mikro organisme laut pada area water intake. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari terjadinya pengerakkan (scaling) pada pipa-
pipa kondensor maupun unit desal akibat perkembangbiakan mikro
organisme laut tersebut.
6. Coal Handling (Unit Pelayanan Batubara) Merupakan pengolahan batubara
yaitu dari proses bongkar muat kapal (ship unloading) di dermaga,
penyaluran ke stock area sampai penyaluran ke bunker unit.
7. Ash Handling (Unit Pelayanan Abu) Merupakan unit yang melayani
pengolahan abu baik itu abu jatuh (bottom ash) maupun abu terbang (fly ash)
dari Electrostatic Precipitator hopper dan SDCC (Submerged Drag Chain
Conveyor) pada unit utama sampai ke tempat penampungan abu (ash valley)
Tiap-tiap komponen utama dan peralatan penunjang dilengkapi dengan
sistem-sistem dan alat bantu yang mendukung kerja komponen tersebut. Gangguan
atau malfunction dari salah satu bagian komponen utama akan dapat menyebabkan
terganggunya seluruh sistem PLTU.

12
Politeknik Negeri Lhokseumawe Laporan PKL

13

Anda mungkin juga menyukai