Paracet DGN Granul Basah
Paracet DGN Granul Basah
Disusun oleh :
Kelas : RPL
Dosen Pembimbing :
Dra. Ratnaningsih Dewi Astuti,Apt,M.Kes
Nilai Paraf
I. Tujuan
Mahasiswa mampu membuat sediaan tablet dengan Acetaminofen sebagai zat
berkhasiat secara granulasi basah.
II. Teori
1. Pengertian tablet
Tablet merupakan salah satu sediaan yang banyak mengalami perkembangan
dari segi formulasi. Beberapa keuntungan sediaan tablet diantaranya ialah
sediaan lebih kompak, biaya pembuatannya lebih murah, dosisnya tepat, mudah
pengemasannya, sehingga penggunaannyalebih praktis jika dibandingkan
dengan sediaan lain. Tablet dibuat dari bahan aktif dan bahan tambahan yang
meliputi bahan pengisi, penghancur, pengikat dan pelicin(Lachman et al, 1994)
3. Tablet Kunyah
Tablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah di mulut sebelum ditelan dan
bukan untuk ditelan utuh. Tujuan dari tablet kunyah adalah untuk
memberikan suatu bentuk pengobatan yang dapat diberikan dengan
mudah kepada anak-anak atau orang tua, yang mungkin sukar menelan
obat utuh.
4. Tablet Buccal dan Sublingual
Kedua jenis tablet ini dimaksudkan untuk diletakkan di dalam mulut, agar
dapat melepaskan obatnya sehingga diserap langsung oleh selaput lendir
mulut. Kedua jenis tablet ini biasanya kecil dan rata, diletakkan di antara
pipi dalam dengan gigi (tablet buccal), atau dibawah lidah (tablet
sublingual). Obat-obat yang diberikan dengan cara ini dimaksudkan agar
memberikan efek sistemik
5. Troches dan Lozenges (Tablet Isap)
Penggunaan kedua jenis tablet ini dimaksudkan untuk memberi efek lokal
pada mulut atau kerongkongan. Bentuk tablet ini umumnya digunakan
untuk mengobati sakit tenggorokan atau untuk mengurangi batuk pada
influenza.
6. Dental Cones
Dental cones merupakan suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang
untuk ditempatkan di dalam akar gigi yang kosong setelah pencabutan
gigi.
C. Tablet yang Diberikan dengan Cara Lain
Tablet Implantasi (Tablet Depo)
Tablet ini dimaksudkan untuk ditanam di bawah kulit manusia atau hewan.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan efek obat dalam jangka waktu yang
lama, berkisar dari satu bulan sampai satu tahun.
Tablet Vaginal
Tablet ini dimaksudkan agar dapat larut secara perlahan-lahan, dan
melepaskan obat yang terkandung di dalamnya ke rongga vagina.
3. Kriteria tablet
Kriteria umum dalam sediaan tablet sebagai berikut : (Agoes, 2008)
a. Disolusi obat optimal sesuai dengan ketentuan spesifikasi / farmakope.
b. Ketersediaan hayati sesuai dengan tujuan penggunaan (pelepasan segera
atau modifikasi).
c. Ketelitian dan keseragaman kandungan obat dalam setiap takaran.
d. Stabilitas ; termasuk stabilitas bahan aktif ; formulasi tablet secara
menyeluruh, waktu hancur, kecepatan dan jumlah bahan aktif terdisolusi dari
tablet untuk jangka tunda.
e. Penerimaan pasien, sedapat mungkin produk jadi harus berpenampilan
menarik, termasuk warna, ukuran, rasa, dan lain sebagainya sehingga secara
maksimal dapat diterima pasien dan mendorong pasien untuk mengikuti
ketentuan penggunaan obat.
f. Manufakrutabilitas
Rancangan formulasi memungkinkan untuk memproduksi bet obat secara
efisien, ekonomis, praktis selama produksi dan reproduksibel.
A. Granulasi Basah
Yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel
yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang
tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi.Metode ini
biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas
(Lachman et al, 1994).
Keuntungan metode granulasi basah :
1. Memperoleh aliran yang baik.
2. Meningkatkan kompresibilitas.
3. Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai.
4. Mengontrol pelepasan.
5. Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses.
6. Distribusi keseragaman kandungan.
7. Meningkatkan kecepatan disolusi.
Kekurangan metode granulasi basah :
1. Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi.
2. Biaya cukup tinggi.
3. Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan
dengan cara ini. Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut non air.
6. Formula Tablet
R/ Zat berkhasiat :
Pengisi
Pengikat
Penghancur
Pelincir
Zat tambahan :
Pewarna
Penambah rasa
Penyalut
Pembasah
b. Adsorben
Manfaat adsorben: mencegah tablet basah oleh lelehan zat aktif, jika tablet
basah maka tablet akan lengket dalam cetakan. Bekerja menyerap lelehan zat
aktif.
Adsorben harus memiliki titik leleh yang tinggi. Dengan titik leleh tinggi setelah
terjadi lelehan pertama akan terbentuk massa yang bertitik leleh lebih tinggi.
Contoh: Avicel, Bolus alba, Kaolin, bentonit, Mg silikat, MgO, trikalsium fosfat,
Aerosil.
c. Pengikat
Pengikat bisa berupa gula dan polimer.
Pengikat yang berupa polimer alam: starch, gum (acacia, tragacanth, gelatin).
Pengikat yang berupa polimer sintetik: PVP, metilselulosa, etilselulosa,
hidroksipropilselulosa.
Bisa dengan cara kering/basah. Cara basah lebih sedikit membutuhkan
bahan.
1. Amilum pragelatinasi
2. Gelatin
3. Larutan akasia
4. PVP
5. Selulosa
a. Metil selulosa
b. CMC Na
c. Etil selulosa
d. Polivinil alkohol
e. Disintegran (Penghancur)
Fungsi : untuk memecah tablet
Cara pakai : saat granulasi dan sebelum dicetak (paling baik).
1. Starch (amylum)
2. Starch 1500
3. Sodium starch glycolate (primogel, explotab)
4. Selulosa (selulosa, metilselulosa, CMC, CMC-Na, Avicel, Acdisol)
5. Gums (agar, pectin, tragacant, guar gum)
6. Clays.
7. Alginat (asam alginat dan Na-alginat)
f. Lubrikan
Konsentrasi optimum : 1%
Fungsi : sebagai eksipien untuk menghilangkan gesekan/friksi saat
pengempaan dan penarikan tablet ke luar cetakan.
Jenis:
Water soluble: banyak digunakan untuk tablet larut air seperti
tablet/serbukeffervescent.
Water insoluble: paling banyak dan digunakan konsentrasi rendah.
Mekanisme:
Fluid type lubricant
Membentuk lapisan cair antara massa cetak dengan logam cetakan.
Dapat meninggalkan noda pada tablet.
Dengan berinteraksi antara gugus polar lubrikan dengan molekul pada
permukaan logam. Tipe ini memiliki adheren terhadap cetakan lebih baik.
Lubrikan dapat menyebarkan tekanan saat pengempaan dan
meningkatkan bobot jenis partikel secara keseluruhan.
Semakin kecil ukuran granul, dibutuhkan lubrikan yang semakin banyak.
Secara umum lubrikan dapat memperlama waktu hancur tablet dan
menurunkan kecepatan disolusi karena sifatnya yang hidrofob.
Perhatian: aspirin tidak stabil dengan adanya senyawa alkaline, misalnya
lubrikan alkalin stearat. Penggantinya dapat digunakan talk..
Lubrikan carbowax seringkali diberikan dalam bentuk larutan alkohol.
Ketika lubrikan ditambahkan saat granulasi, mereka akan membentuk
lapisan di sekitar granul sehingga dapat mengurangi kerusakan tablet
setelah dikempa. Pembentukan lapisan ini juga akan menyebabkan tablet
menjadi labih berpori, elastik, mudah melar, dan memberikan hasil tablet
yang lebih besar sehingga tablet mudah pecah.
Lubrikan seringkali ditambahkan secara kering ketika semuanya telah
homogen, dan dicampur pada 2-5 menit akhir dari total waktu
pencampuran 10-30 menit.
Metode penambahan lubrikan di akhir (sebagai fasa luar-setelah granul
dibentuk) memberikan hasil yang lebih baik terhadap kekerasan tablet
dan kemudahannya untuk dikeluarkan dibandingkan dengan metode
penambahan lubrikan saat dilakukan granulasi.
Sebagai lubrikan tunggal, Mg-lauril sulfiat pada konsentrasi yang lebih
rendah dapat dikombinasi dengan Mg-stearat.
Water soluble lubricant Water insoluble lubricant
Asam borat : 1%
Logam (Mg, Ca, Na) stearat : ¼-2%
Sodium chlorid : 5% Asam stearat : ¼-2%
DL-Leusine :1-5% Sterofex : ¼-2%
Carbowax 4000/6000 : 1-5% Talk : 1-5%
Sodium oleat : 5% Waxes: 1-5%
Sodium benzoat : 5%
Stearowet :1-5%
Sodium asetat : 5%
Sodium lauril sulfat : 1-5% dapat pula sebagai pengikat,
Mg-lauril sulfat : 1-2% dikombinasi dengan Mg-stearat
Sodium benzoat + sodium asetat: 1-5%
g. Glidan
Secara umum, fine silica > Mg stearat > talk murni.
Talk mengandung sejumlah kecil Al silikat dan Fe. Harus hati-hati untuk zat
aktif yang penguraiannya dikatalisis oleh Fe.
1. Cab-O-Sil : 5-10%
2. Corn starch : 5-10%
3. Aerosil : 1-3%
4. Talk : 1-5%
5. Syloid : 0,1-0,5%
h. Anti Adheren
Yang paling baik adalah yang larut air, dan yang paling efisien adalah DL-
Leusine.
Biasa digunakan pada produk yang mengandung vitamin E dosis tinggi
karena cenderung terjadi picking.
1. Talk : 1-5%
2. Logam stearat : <1%
3. Cab-O-Sil : 0,1-0,5%
4. Syloid : 0,1-0,5%
5. Corn starch : 3-10%
6. DL-Leusine : 3-10%
7. Na-lauril sulfat : <1%
6. Kontrol Kualitas
a. Pemeriksaan Sebelum tabletting
Merupakan pemeriksaan pada masa granul basah dan kering.
b. Pemeriksaan Selama dan setelah Tabletting
1. Penampilan Umum (organoleptis)
2. Keseragaman kadar zat aktif
3. Keragaman Bobot
4. Kekerasan tablet (Hardness)
5. Kerapuhan Tablet (friability)
6. Waktu Hancur (disintegration time)
7. Kecepatan Kelarutan (dissolution)
2. Efek Samping
Tak jarang terjadi, antara lain reaksi hipersensitivitas dan kelainan darah.
Pada penggunaan kronis dari 3-4 gram sehari dapat terjadi kerusakan hati dan
pada dosis diatas 6 gram mengakibatkan necrosis hati yang tidak reversible.
Pada dosis diatas 10 gram persediaan peptida tersebut habis dan metabolit-
metabolit mengikat diri pada protein dengan gugusan –SH di sel sel hati dan
terjadilah kerusakan irreversible. Dosis diatas 20 gram berefek fatal (Obat-Obat
Penting Khasiat,Penggunaan,Dan Efek-Efek Sampingnya)
3. Kelebihan Dosis
Dapat menimbulkan a.l. mual, muntah dan anoreksia. Penanggulangannya
dengan cuci lambung, disamping perlu pemberian zat penawaran (asam-amino
N-asetilsistein atau metionin) sedini mungkin, sebaiknya dalam 8-10 jam setelah
intoksikasi. (Obat-Obat Penting Khasiat,Penggunaan,Dan Efek-Efek
Sampingnya)
4. Mekanisme Aksi
6. Farmakodinamika
Efek Kejang dan Parkinson
Disebut juga analgesik perifer karena tidak mempengaruhi susunan
syaraf pusat. Semua analgesik perifer memiliki khasiat sebagai antipiretik
yaitu menurunkan suhu badan pada saat demam. Khasiatnya berdasarkan
rangsangan terhadap pusat pengatur kalor di hipotalamus, mengakibatkan
vasodilatasi perifer di kulit dengan bertambahnya pengeluaran kalor disertai
keluarnya banyak keringat. Misalnya parasetamol, asetosal, dll. Dan
berkhasiat pula sebagai antiinflamasi , anti radang atau antiflogistik. Anti
radang sama kuat dengan analgesik, digunakan sebagai antinyeri atau
rematik contohnya asetosal, asam mefenamat, ibuprofen. Anti radang yang
lebih kuat contohnya fenilbutazon. Sedangkan yang bekerja serentak
sebagai anti radang dan analgesik contohnya indometazin.
Efek Analgetik
Sebagai Antitusivum (Obat-Obat Penting Khasiat,Penggunaan,Dan Efek-
Efek Sampingnya)
V. FORMULASI
Formula Acuan
Usulan formula
Acetaminophen 500 mg
Polivinil Pirolidon (PVP) I 4%
Polivinil Pirolidon (PVP) II 3,33 %
Magnesium Stearat 1%
Pewarna Strawberry q.s
Aquadest q.s
Lactosa Monohidrat ad 200 mg
Perhitungan Bahan
= 120 tablet
5. Aquadest = q.s
6. Lactosa Monohidrat = 600 x 120 (60.000 + 2.880 + 2.398 + 720 )
= 72.000 – 65.998 = 6002 mg
Penimbangan Bahan
1. Acetaminofen = 60.000 mg
2. Kolidon I = 2.880 mg = 3000 mg
3. Kolidon II = 2398 mg = 2400 mg
4. Magnesium Stearat = 720 mg = 700 mg
5. Aquadest = q.s
6. Lactosa Monohidrat = 6.002 mg = 6.000 mg
Alat Bahan
Pembuatan
1. Keringkan Granul
2. Campurkanlah Massa I (kolidon 1 air )
3. CampurkanAcetaminophen dan lactosa (Massa II)
4. Campurkan Massa I , Massa II ,
5. Keringkan, dan ayak dengan mesh no 12
6. Campurkan dengan Massa III (Kolidon 2 dan Magnesium Stearat)
7. kempa tablet dengan kekuatan tekanan yang tinggi (20 KN) dengan mesin
pemutar.
8. Masukkan kedalam botol dan beri penandaan
Hasil :
b. Kecepatan Alir
Waktu aliran adalah waktu yang diperlukan untuk mengalirkan sejumlah
granul melalui bang corong yang diukur dalam sejumlah zat yang mengalir
dalam sewaktu-waktu tertentu. Untuk 10 gram granul waktu alirnya tidak
boleh lebih dari 1 detik. Waktu alir berpengaruh terhadap keseragaman bobot
tablet. Parameter yang digunakan untuk mengevaluasi massa tablet adalah
pemeriksaan laju alirnya.
Rumus :
Kecepatan alir = w/t
Dimana w = massa granul (g)
t =waktu (detik)
Untuk mengukur laju alir adalah dengan menghitung waktu yang dibutuhkan
sejumlah granul untuk dapat bebas melewati corong (Voight, 1994)
Tabel Laju Alir Terhadap Sifat Alir
Laju Alir (gr/detik) Sifat Aliran
(Aulton, 2001)
Cara pengukuran :
Alat yang digunakan : Stopwatch,corong
Syarat : Tidak boleh >10 detik untuk granulsejumlah 10 gram
Prosedur :
1. Granul ditimbang 10 gram
2. Granul dimasukkan kedalam corong yang bagian bawahnya ditutup lebih
dahulu.
3. Setelah seluruh granul masuk, siapkan stopwatch lalu buka tutup bagian
bawah corong lalu biarkan granul mengalir. Hitung kecepatan alir
menggunkan stopwatch . Waktu alir tidak boleh lebih dari 1 detik
Hasil :
W (massa granul) t (waktu)
Kecepatan
1 2 3 1 2 3
Alir
Rata-rata
Kecepatan Alir =
= 10/1,01
= 9,9009
Pembahasan :
c. Sudut Diam
Sudut diam adalah sudut tepat yang terjadi antara timbunan partikel
berbentuk kerucut dengan bidang horizontal. Jika sejumlah granul atau serbuk
dituang kedalam alat pengukur, besar kecilnya sudut diam dipengaruhi oleh
bentuk ukuran dan kelembaban serbuk. Bila sudut diam lebih kecil atau sama
dengan 300 menunjukkan bahwa serbuk dapat mengalir dengan bebas, bila
sudut lebih besar dari 400 biasanya daya mengalirnya kurang baik.
Tabel .Hubungan antara Nilai Sudut Henti Terhadap Sifat Alir
Sudut Henti Sifat Aliran
Hasil :
r (jari-jari bidang dasar
h (tinggi kerucut)
kerucut)
Sudut
Diam 1 2 3 1 2 3
Rata-rata
Tan α =
= 1/3,5 =0,2857
α = 15,9446
Pembahasan :
d. Kompresibilitas (Voight 1994)
Kompresibilitas adalah kemampuan granul untuk tetap kompak dengan
adanya tekanan. Uji kompresibilitya dilakukan dengan alat yang disebut bulk
density.
Rumus :
Persen kompresibility dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
%kompresibilitas = (BJ Mampat – BJ Bulk) x 100 %
BJ Mampat
Syarat % kompresibilitas yang baik adalah 5-15% menurut table berikut :
Tabel . Presentase Komprebilitas Terhadap Sifat Alir Granul
%kompresibilitas Sifat Alir
5-15 Sangat baik
12-16 Baik
18-21 Cukup baik
23-35 Buuruk
35-38 Sangat buruk
>40 Sangat buruk sekali
Hasil :
Massa Volume sebelum pemampatan Volume setelah pemampatan
25 gram 51 41
Pembahasan:
2. Evaluasi tablet
a. Pemeriksaan Organoleptik (Ansel, 1989)
Pemeriksaan organeleptik meliputi warna, rasa, bau, penampilan
(mengkilap atau kusam), tekstur permukaan (halus atau kasar), derajat
kecacatan seperti serpihan, dan kontaminasi benda asing (rambut, tetesan
minyak, kotoran). Warna yang tidak seragam dan adanya kecacatan pada
tablet selain dapat menurunkan nilai estetikanya juga dapat menimbulkan
persepsi adanya ketidak seragaman kandungan dan kualitas produk yang
buruk.
Hasil :
1 Warna
2 Rasa
3 Bau
4 Penampilan
5 Tekstur Permukaan
Hasil :
Jumlah ( )
Rata-rata ( )
Pembahasan :
c. Keseragaman kesediaan
1. Keseragaman bobot (Depkes RI, 1979)
Bobot tablet yang dibuat harus diperiksa secara acak untuk
memastikan bahwa setiap tablet mengandung obat dengan jumlah yang
tepat. Syarat keseragam bobot menurut Farmakope Indonesia Edisi III
adalah bila bobot rata-rata lebih kurang 300 mg, jika ditimbang satu
persatu tidak lebih dari 2 buah tablet yang masing-masing bobotnya
menyimpang 5% dari bobot rata-ratanya, dan tidak ada satupun tablet
yang bobotnya menyimpang lebih dari 10% dari bobot rata-ratanya.
Alat yang digunakan : Timbangan
A B
25 mg 15 % 30 %
ataukurang
26 mg - 150 10 % 20 %
mg
151 mg - 300 7,5 % 15 %
mg
Lebihdari 300 5% 10%
mg
Rumus :
Bobot rata-rata =
Penyimpangan =
Hasil :
Jumlah ( )
Rata-rata ( )
Pembahasan :
d. Kekerasan
Tablet harus mempunyai kekuatan dan kekerasan tertentu serta dapat
bertahan dari berbagai goncangan mekanik pada saat pembuatan,
pengepakan dan transportasi. Alat yang biasa digunakan adalah hardness
tester (Banker and Anderson, 1984).
Kekerasan adalah parameter yang menggambarkan ketahanan tablet dalam
melawan tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan dan terjadi keretakan
talet selama pembungkusan, pengangkutan dan pemakaian. Kekerasan ini
dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan (Parrott,
1971).Keseragaman minimum 4 kg diukur dengan alat Hardness tester.
Caranya :
Ambil masing-masing 6 tablet dari tiap batch , yang kemudian diukur
kekerasanya dengan alat pengukur kekerasan tablet. Letakkan sebuah tablet
dengan posisi tegak diantara anvit dan punch, lalu tablet dijepit dengan cara
memutar sampai tablet pecah dan retak. Pada saat tersebut angka yang
ditunjukkan oleh jarum adalah kekerasan tablet tersebut.
Hasil:
.
Pembahasan : Seperti yang diketahui bahwa range untuk uji kekerasan
adalah 4-8 kg. pada hasil uji kekerasan tablet ini didapatkan rata-rata
kekerasan tablet yaitu 5,1 kg. hal ini membuktikan bahwa sediaan tablet ini
telah memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Hasil :
Berat 20 tablet sebelum diuji (W1) =
Berat 20 tablet setelah diuji (W2) =
Friabilitas =
Pembahasan :
f. Waktu Hancur
Tidak lebih dari 15 menit untuk tablet biasa dan 60 menit untuk tablet
bersalut gula dan selaput.
Nama alat : Disintegration Tester tipe ZT 2-Erweka
Cara kerja :
Hasil :
Diperoleh waktu hancur untuk 6 tablet =
Pembahasan :
VII. ETIKET DAN BROSUR
Etiket
Brosur
Kotak
Paramol 500
Paracetamol 500 mg
10 blister @ 10 tablet
Daftar Pustaka
Anief,Moh. 2010. Ilmu Meracik Obat teori dan praktik. Yogyakarta. Gadjah Mada
University Press.
Anief,Moh. 2007. Farmasetika Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
Bühler, Volker. 2008.Pharmaceutical Technology of BASF Excipient. BASF the
chemical company
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia: Jakarta.
Direktorat Jenderal POM Depkes RI. 1979.Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Kasim, Fauzi dkk. 2016. ISO Indonesia Vol. 50. Jakarta: PT Isfi Penerbitan.
Lachman L., Lieberman H. A., Kanig J.L.,1994.Teori dan Praktek Farmasi Industri
diterjemahkan oleh Suyatni S., Edisi II,UI Press,Jakarta
Tjay,Hoan,Tan dkk.2007.Obat-Obat Penting Khasiat,Penggunaan,Dan Efek-Efek
Sampingnya.Jakarta.PT Elex Media Komputindo.
Van duin, C.F.1947.Buku Penuntun Ilmu Resep dalam praktek dan teori. Jakarta.
Soeroengan