Anda di halaman 1dari 5

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISA CULTURE SHOCK YANG DIALAMI MAHASISWA


RANTAU UNIVERSITAS INDONESIA

DISUSUN OLEH

BELLA NOVITA 1706

CINTHYA SALSABILA 1706

MUTYA NURMALA RAYA 1706056295

PHILIA DWIDANTRI 1706

QAUMY REYHANI 1706

YORDAN PRAKOSO 1706

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS INDONESIA

MEI 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha esa, hanya dengan karunia-
Nya yang melimpah tanpa batas, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisa
Culture Shock yang dialami Mahasiswa Rantau Universitas Indonesia”. Makalah ini disusun
dalam rangka memenuhi tugas Manusia dan Masyarakat Indonesia sebagai salah satu mata
kuliah Fakultas Ilmu Administrasi di Universitas Indonesia.

Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah
sulit bagi kami untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik dan sesuai dengan arahan tugas
yang diberikan. Dengan hormat kami ucapkan rasa terima kasih yang dalam tentunya untuk
kedua orang tua Ayah dan Ibu, Mas Lucas Filberto Sardjono M.I.P dan Mba Neni Susilawati
S.Sos, M.A selaku dosen mata kuliah Sistem Administrasi Indonesia, dan teman-teman yang
turut membantu dalam pengerjaannya.

Mengingat ketidaksempurnaan yang masih terdapat dalam makalah ini, kami


menyambut baik dan menyampaikan penghargaan atas kritik dan saran yang akan diberikan
pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah ilmu pengetahuan.

Depok, 2018

Tim penulis,
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Universitas Indonesia merupakan satu-satunya universitas yang menyandang
nama negara. Maka dapat dikatakan bahwa Universitas Indonesia merupakan
universitas yang menjadi pusat menuntut ilmu. Tidak dapat dipungkiri bahwa para
penuntut ilmu berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Indonesia.
Tidak hanya para pelajar dari Indonesia, namun juga luar Indonesia. Karena menjadi
pusat pendidikan, Universitas Indonesia kemudian memiliki kekayaan barupa
mahasiswa yang berasal dari segala penjuru Indonesia. Dari Pulau Sumatera,
Kalimantan, Maluku, Papua, dan dari Jawa. Walaupun orang-orang dari Jakarta, Bogor,
Depok, Tanggerang, Bekasi yang sering disingkat dengan Jabodetabek mendominasi
berkuliah atau menuntut ilmu di Universitas Indonesia, namun hanya sekian persen
perbedaan keberadaan mahasiswa rantau atau mahasiswa yang berasal dari luar
Jabodetabek yang berkuliah di Universitas Indonesia.
Akibat keberagaman mahasiswa yang menuntut ilmu, Universitas Indonesia
juga secara tidak langsung menjadi wadah dalam berinteraksi antar daerah.
Keberagaman tersebut menciptakan variasi budaya yang saling dipertunjukan dalam
interaksi kehidupan sehari-hari, saling menerima, dan kemudian saling mempelajari
secara tidak langsung oleh pelaku interaksi tersebut.
Dalam realisasinya, mahasiswa yang berasal dari luar JABODETABEK secara
tidak langsung dapat mengalami Culture Shock atau geger budaya. Istilah ini
menyatakan ketiadaan arah, merasa tidak mengetahui harus berbuat apa atau bagaimana
mengerjakan segala sesuatu di lingkungan yang baru, dan tidak mengetahui apa yang
tidak sesuai atau sesuai (Dayaksini, 2004)1. Hal ini dapat terjadi karena adanya
perbedaan budaya antara daerah domisili dengan daerah rantau yang mana penerimaan
atas perbedaan tersebut tidak terjadi secara mulus dan mengalami penolakan terhadap
kondisi tersebut sehingga terjadinya Culture Shock.
Culture shock tidak bisa dilihat secara kasat mata oleh orang lain karena hanya
dapat dirasakan oleh orang yang mengalaminya. Hal ini dapat berindikasi pada
1
Inar Nalarati. 2014. Gambaran Culture Shock Pada Mahasiswa Asing Asal Malaysia, Thailand, dan Vietnam
UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Pekanbaru: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. hlm. 16.
perubahan sikap secara fisik dari orang tersebut. Dampaknya dapat berupa hal yang
positif tetapi tidak menutup kemungkinan akan menciptakan dampak yang negatif.
Dampak negatif yang dialami setidaknya harus diketahui bagaimana cara menanganinya
atau minimal bagaimana cara mencegahnya, mengingat persaingan pendidikan di
Universitas Indonesia tidak memandang secara perseorangan kondisi individu.
Untuk itu, penelitian ini akan menganalisa bagaimana culture shock yang
dialami oleh Mahasiswa Rantau Universitas Indonesia dan bagaimana perubahan
perilaku yang mereka alami. Selain itu, kami akan menganalisa hal-hal yang dapat
dijadikan solusi bagi orang-orang yang masih kesulitan dalam mengontrol culture shock
nya tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana culture shock yang dialami oleh Mahasiswa Rantau Universitas
Indonesia?
1.2.2 Bagaimana perubahan perilaku yang terjadi akibat dari culture shock tersebut?
1.2.3 Bagaimana solusi dalam mencegah dan menangani culture shock yang dialami?

1.3 Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan dengan tujuan
untuk:
1.3.1 Membantu mahasiswa rantau yang mengalami culture shock dalam mencari
solusi.
1.3.2 Memberikan pengetahuan untuk yang mengalami culture shock dalam
mengontrol culture shock yang dialami.

1.4 Manfaat
1.4.1 Meminimalisir dampak negatif yang dialami oleh yang mengalami culture shock.
1.4.2 Sebagai referensi bagi yang membutuhkan dan membacanya.
1.4.3 Sebagai bahan penelitian lanjutan untuk menemukan solusi bagi yang mengalami
culture shock.

1.5 Metode
Penulisan ini menggunakan metode kualitatif atau qualitative research dan metode
kuantitatif atau quantitative research. Pembahasan akan dilakukan dengan metode
deskritif dan cenderung menggunakan analisis dalam pembahasannya. Peneliti
cenderung memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan
suatu analisis terhadap penelitian terkait. Sedangkan, dalam pengumpulan data, peneliti
menggunakan metode kuesioner dan wawancara. Metode kuisioner diharapkan dapat
mempresentasikan banyaknya mahasiswa rantau yang mengalami culture shock yang
disebarkan ke masing-masing paguyuban daerah dan metode wawancara diharapkan
dapat menjelaskan lebih detail perubahan yang dialami oleh mahasiswa rantau yang
dilakukan pada beberapa mahasiswa rantau.

Anda mungkin juga menyukai