Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Arsitektur merupakan produk budaya manusia dalam bentuk bangunan yang pada
awalnya digunakan sebagai tempat untuk bernaung, hidup dan berlindung dari cuaca dan
alam yang mengancam. Kehadiran arsitektur dalam kehidupan manusia memberikan
kontribusi positif yakni sebagai tempat manusia untuk bertahan hidup juga sebagai sarana
manusia untuk melakukan berbagai aktivitasnya. Prinsip umumnya adalah membangun
sesuatu di atas permukaan tanah sebagai penanda, sebagai ruang yang disiapkan untuk
mereka menjadi kesatuan dalam komunitas kehidupannya. Perkembangan zaman kemudian
mempengaruhi upaya mereka dalam membangun. Untuk menciptakan bangunan yang kuat,
sebuah bangunan harus memiliki fondasi, untuk memiliki kenyamanan dalam sebuah ruangan
bangunan harus ditata sedemikian rupa, dan untuk membedakan fungsi-fungsi ruangan
bangunan juga harus digolongkan berdasarkan kegunaannya.
Arsitektur modern itu timbul karena adanya kemajuan dalam bidang teknologi yang
membuat manusia cenderung untuk sesuatu yang ekonomis, mudah dan bagus. Hal itu dapat
dilihat dari adanya penemuan – penemuan seperti dinamit yang memudahkan manusia untuk
menggali lubang atau penggunaan mesin yang dapat mempercepat produksi dan menghemat
tenaga manusia. Tapi itu semua tidak membuat manusia senang karena penggunaanya yang
disalahgunakan, karena dinamit yang mestinya membantu manusia malah mencelakakan
manusia, Arsitektur Modern sebelum Perang Dunia I dimulai dengan adanya pengaruh Art
Nouveau yang banyak menampilkan keindahan plastisitas alam, dilanjutkan dengan pengaruh
Art Deco yang lebih mengekspresikan kekaguman manusia terhadap kemajuan teknologi.
Konsep tersebut kemudian dimanifestasikan ke dalam media arsitektur dan seni, serta gaya
hidup.
Terdapat banyak tokoh arsitek yang berperan dalan perkembangan arsitektur modern.
Setiap tokoh arsitek tersebut memiliki perbedaan konsep dalam mendesain bangunan, yang
menjadi ciri khas masing-masing arsitek tersebut. Salah satu tokoh arsitek dari arsitektur
modern adalah Bernard Tschumi. Pada makalah ini penyusun akan membahas tokoh arsitek
ini.

1
B. Tujuan Penulisan

Maksud dan tujuan penulisan ini adalah agar dapat mengetahui bagaimana sejarah
hidup atau biografi dari tokoh arsitek Bernard Tschumi, bagaimana konsep yang digunakan
dalam mendesain suatu bangunan, dan karya-karya yang pernah dibuat oleh Bernard Tschumi
serta penerapan konsep desainnya pada bangunan tersebut.

2
BAB II

TINJAUAN TERHADAP ARSITEK DAN KARYANYA

A. Sejarah Hidup

Bernard Tschumi lahir di Lausanne, Switzerland pada tahun 1944 dari pasangan orang
tua yang berbeda kewarganegaraan. Ibu berasal dari Perancis dan ayah berkebangsaan Swiss.
Ia menghabiskan masa kecilnya di kota kelahirannya. Selama masa kecil, ia belajar banyak
dari ayahnya yang pernah belajar ilmu arsitektur di Paris. Ia pun akhirnya mengikuti jejak
ayahnya dengan belajar arsitektur di Federal Institute of Technology (ETH) di Zurich,
Switzerland pada tahun 1964 hingga 1969.
Satu tahun setelah lulus dari Federal Institute of Technology, pada tahun 1970 ia mulai
mengajar di Architectural Association di London. Bernard Tschumi juga mengajar di
Institute for Architecture and Urban Studies di New York pada tahun 1976. Selain itu, pada
tahun yang sama, Bernard Tschumi juga mengajar di Princeton University hingga 1980. Pada
tahun 1981, ia berhenti mengajar dan berencana untuk mengunjungi professornya di Cooper
Union School on Architecture di New York hingga pada tahun 1983. Dari sana ia bertukar
banyak ilmu dengan lingkungan barunya. Hingga  pada tahun 1983, ia membuka
konsultan milik pribadi dengan nama Bernard Tschumi Architects di Paris.
Kesuksesannya dalam membuka biro arsitek membuka peluang lebar bagi Bernard
Tschumi. Pada tahun 1988, ia pun membuka kantor cabang di New York dengan nama yang
sama. Pada tahun itu pula ia ditugaskan untuk menjadi seorang dekan di Graduate School of
Architecture, Planning and Preservation di Universitas Kolombia di New York hingga tahun
2003. Di saat yang bersamaan, tahun 1998, Bernard Tshumi juga mengajar di Normandy
School of Architecture. Saat berkutat sebagai pengajar itulah Ia menemukan sebuah teori
perancangan yang menghubungkan budaya dan pendidikan pada sebuah bangunan. Selain
kegiatan mengajar, bagian awal karirnya berfokus terutama pada refleksinya pada masalah-
masalah dalam arsitektur. Pada periode ini, Tshumi kebanyakan memainkan peran teoritis,
menulis esai kritis yang penting.
Meskipun kedekatannya pada usia muda dengan lingkungan yang terkait dengan
arsitektur tradisional yang dilakukan oleh ayahnya, pendidikan Tschumi pada dasarnya
dipengaruhi oleh periode pasca-1968 dan membawanya ke teori pendekatan multidisiplin,

3
yang melibatkan musik, bioskop, sastra, dan visual dan seni pertunjukan, hanya untuk
menyebutkan bidang utama.
Bernard Tschumi secara luas diakui sebagai salah satu arsitek terkemuka saat
ini. Pertama kali dikenal sebagai ahli teori, ia menarik perhatian pada praktik arsitektur
inovatifnya pada tahun 1983 ketika ia memenangkan kompetisi bergengsi untuk Parc de La
Villette, sebuah taman budaya seluas 125 acre yang didasarkan pada kegiatan seperti halnya
alam. Konsep terjalin "peristiwa " dan "gerakan" dalam arsitektur didukung oleh keyakinan
Tschumi bahwa arsitektur adalah inovasi paling penting di zaman kita. Tschumi sering
merujuk disiplin ilmu lain dalam karyanya, seperti sastra dan film, membuktikan bahwa
arsitektur harus berpartisipasi dalam polemik budaya dan mempertanyakan fondasinya. Sejak
itu, ia telah membuat reputasi untuk desain terobosan yang mencakup Museum Acropolis
baru; Studio Nasional Le Fresnoy untuk Seni Kontemporer; Markas Besar Vacheron-
Konstantin; Pusat Atletik Richard E. Lindner di Universitas Cincinnati; dua ruang konser di
Rouen dan Limoges, dan sekolah arsitektur di Marne-la-Vallée, Prancis dan Miami, Florida,
serta Pusat Arkeologi dan Museum Alésia di antara proyek-proyek lainnya. Fleksibilitas
kantor meluas ke proyek infrastruktur dan rencana induk. Proyek desain perkotaan besar
baru-baru ini dilaksanakan atau dalam pelaksanaan di bawah kepemimpinan Tschumi
termasuk rencana induk di Beijing, Shenzhen, New York, Montreal, Chartres, Lausanne, dan
Santo Domingo, dengan kota baru untuk 40.000 penduduk. Baru-baru ini selesai adalah Den
Haag dan Hotel di Belanda, Philharmonic Hall untuk Le Rosey, dekat Jenewa, perluasan
markas besar untuk Vacheron Constantin, dan renovasi besar dan desain ulang Kebun
Binatang Paris. Exploratorium, sebuah Museum Industri dan Kota 50,000 sf, dibuka pada
tahun 2017, di Tianjin.
Tschumi dianugerahi Grand Prix National d'Architecture di Perancis pada tahun 1996
serta banyak penghargaan dari American Institute of Architects dan National Endowment for
the Arts. Dia adalah anggota dari College of Fellows dari American Institute of
Architects. Dia juga seorang rekan internasional dari Royal Institute of British Architects di
Inggris dan anggota dari Collège International de Philosophie dan Académie d'Architecture
di Prancis, di mana dia telah menjadi penerima penghargaan terhormat yang mencakup
pangkat Perwira di kedua Légion d'Honneur dan Ordre des Arts et des Lettres. Museum
Akropolis Tschumi dihormati sebagai finalis untuk Penghargaan Uni Eropa untuk Arsitektur
Kontemporer pada tahun 2011, dan Penghargaan Kehormatan dari AIA pada tahun yang
sama.

4
Banyak buku yang dikhususkan untuk tulisan dan praktik arsitektur Tschumi termasuk
monograf yang komprehensif, berjudul Architecture Concepts: Red is Not a Color,
menceritakan karir Tschumi dalam pekerjaan dan gagasan sejak 1970-an dan diterbitkan oleh
Rizzoli pada 2012; Transkrip Manhattan (Edisi Akademi dan St. Martin Press, 1981 dan
1994); Architecture dan Disjunction (MIT Press, 1994, diterjemahkan dalam delapan
bahasa); dan monograf Tschumi (Universe / Thames dan Hudson, versi bahasa Inggris, dan
Skira, versi Italia, 2003). Serangkaian percakapan dengan arsitek telah diterbitkan oleh The
Monacelli Press dengan judul Tschumi on Architecture (2006). Publikasi terbaru lainnya
termasuk biografi bahasa Perancis dan Inggris tentang Tschumi oleh Gilles de Bure dan The
New Acropolis Museum, diterbitkan oleh Skira / Rizzoli dan katalog penting oleh Centre
Pompidou di Paris (2014).
Lulusan Institut Teknologi Federal Swiss (ETH) di Zurich, Tschumi telah mengajar
arsitektur di berbagai lembaga termasuk Asosiasi Arsitektur di London, Universitas
Princeton, dan The Cooper Union di New York. Dia adalah Profesor di Sekolah Pascasarjana
Arsitektur, Perencanaan dan Pelestarian Universitas Columbia di mana dia menjadi Dekan
dari tahun 1988 hingga 2003. Tschumi adalah penduduk tetap Amerika Serikat dan memiliki
kewarganegaraan Prancis dan Swiss. Karya Tschumi telah dipamerkan dalam pertunjukan
tunggal di Museum Seni Modern di New York, Venice Architecture Biennale, Institut
Arsitektur Belanda di Rotterdam, Pusat Pompidou di Paris, serta museum dan galeri seni
lainnya di Amerika Serikat dan Eropa.
http://www.tschumi.com
https://www.floornature.com/bernard-tschumi-89/
B. Konsep Desain
Tschumi merupakan salah satu arsitek postmodern yang terkenal dengan gaya
Dekonstruksi. Dekonstruksi merupakan bentuk kritik postmodern terhadap arsitektur modern
yang ingin mengakhiri dominasi arsitektur modern, ingin melepaskan diri dari form follow
function. Artinya disini bahwa Dekonstruksi merupakan suatu gerakan yang ingin
melepaskan diri dari ketergantungan pada arsitektur modern, melepaskan diri dari
kungkungan doktrin form follow function, menitik beratkan bentuk daripada fungsi,
mengubah slogan menjadi function follow form atau ada juga yang menggantinya dengan
form follow fun, bentukan bisa semaunya berdasarkan konsep sang arsitek, fungsi ruang
mengikuti belakangan tanpa mengurangi nilai fungsi dan estetis. Paham Dekonstruksi ini
sudah muncul sejak era arsitek modern mulai kurang diminati oleh arsitek-arsitek ternama.

5
Dia berpendapat bangunan seharusnya tidak terpaku dengan bentuk yang petak, segitiga
ataupun lingkaran. Dimana semuanya itu merupakan pola simetris. Para arsitek postmodern
merasa arsitek seharusnya bebas berkreasi dalam menentukan pola denah dan bentuknya.
“Teori hanya sebagai kerangka umum suatu konsep. Teori bukanlah titik awal suatu
perencanaan, letaknya bisa sebelum ataupun setelah praktek. Arsitektur merupakan
perwujudan suatu konsep. Konsep merupakan hal yang sangat penting. Gambar akan muncul
dengan energi dan bukti, namun terkadang gambar tidak muncul ketika konsep tidak
menghendaki adanya gambar. Jangan melakukan apapun demi desain, tapi bekerjalah hanya
demi konsep dengan terus mengulang dan memperbaiki.”
Dalam banyak karyanya yang stylish, Bernard Tschumi melalukan proses kreatif, yang
bisa membawakan pada bangunan berkarakter Derridean. Beberapa proses kreatif yang
dilakukan Bernard Tschumi, adalah:
1. Proses penyusunan diagram beberapa konsep: alternatif, konfigurasi spasial atau strategi,
kemudian mengambil beberapa alternatif yang dianggap benar atau valid.
2. Pembuatan program, dimensi, tempat, dan hubungan, kemudian dilakukan uji alternatif
secara cepat, tepat, namun tidak perlu secara rinci.
3. Pemikiran sirkulasi, prioritas kegiatan dan bentuk selubung bangunan.
4. Uji penerapan alternatif pada site dengan memperhitungkan zonasi, orientasi, ketinggian,
dan material sesuai iklim sekitar.
5. Penyusunan konseptual yang tidak dimulai dengan bentuk namun pemecahan langkah 1
sampai 4 secara seimbang.
6. Perwujudan bentuk secara sendirinya kemudian dilanjutkan dengan pemilihan bahan
material akhir.
7. Selama penyusunan konsep berjalan, perlu pemikiran akan kendala teknis dan detail
konstruksi untuk memperjelas prioritas desain.
8. Satu prinsip terakhir yang perlu di ingat adalah “kamu mungkin melanggar aturan, tetapi
jangan pernah mengorbankan konsep”. 
http://www.tschumi.com
Tschumi telah melakukan eksplorasi hingga ke batas dari arsitektur itu sendiri, batas
antara realitas dan fantasi, batas antara ruang dan peristiwa, batas antara kenikmatan dan
kekejaman arsitektural. Karena menurut Tschumi batas itulah yang bisa melihat dunia
arsitektur dari sudut pandang yang belum pernah dibayangkan sebelumnya. Beberapa
konsep utama Bernard Tschumi dapat dijabarkan sebagai berikut :

6
1. Space & event
Tschumi tidak mendefinisikan arsitektur dari segi bentuk, tetapi sebagai ruang
untuk kegiatan. Ini dikembangkan Tschumi sejak proyek eksperimental awal, terinspirasi
oleh skenario gerak cinematic dan teknik montage. Kombinasi ini memuncak dalam
proyek arsitektur besar pertamanya, Parc de la Villette di Paris (pemenang kompetisi
pada tahun 1983), dengan struktur yang dikembangkan dari sumperimposition dari tiga
sistem susunan yang : lapisan pertama terdiri dari sistem titik; lapisan kedua, lapisan
garis, ditumpangkan pada grid dan membentuk ruang untuk "aktifitas linear" yang
menggambarkan lalu lintas pejalan kaki yang melintasi taman dengan beberapa cara
yang memungkinkan; lapisan ketiga adalah sistim yang diletakkan di atas dua
sebelumnya adalah lapisan permukaan. Permukaan ini menyediakan ruang untuk semua
kegiatan yang membutuhkan tanah datar yang luas, seperti olahraga, permainan, dan
pasar. Parc de la Villette dianggap sebagai salah satu karya dekonstruktivis arsitektur
yang utama.
2. Plan, juxtaposition, overlay
Pada tahun 80an dan awal 90an, Tschumi secara intens membahas masalah
tentang bagaimana bentuk-bentuk yang memadai secara struktural dapat ditemukan
untuk rencana penggunaan yang heterogen dan peristiwa yang tidak terduga. Salah satu
contohnya adalah pusat media Le Fresnoy di Tourcoing: tangga, jalan setapak dan
platform dimasukkan di antara atap aula yang ada dan struktur atap baru, sebagai ruang
gerak yang dapat digunakan secara informal.
3. Vectors & Envelopes
Sejak tahun 80an, Tschumi tidak menggunakan istilah "fasad". Sebaliknya, ia
berbicara tentang envelope spatial (selubung ruang) yang menyediakan ruang untuk
kegiatan. Konsep vector mewakili pergerakan dan penggunaan didalan ruangan.
Dikotomi Vectors dan envelopes menjadi ciri proyek-proyek seperti pusat manufaktur
Vacheron Constantin di Jenewa.
4. Concept, context, content
Tschumi kritis terhadap arsitektur kontekstual yang mengutamakan dirinya sendiri
terhadap apa yang ada di sekitarnya. Sebaliknya, ia mengembangkan strategi referensi
timbal balik antara bangunan, konten, dan lingkungan, seperti yang diterapkan dalam
Acropolis Museum di Athena.

7
5. Form – Concept
Dengan Bernard Tschumi, masalah formal tidak pernah dipahami dalam arti
otonom, tetapi sesuai dengan konsep yang berfungsi sebagai dasar untuk struktur. Bentuk
dan konsep saling menentukan dalam interaksi.
Beberapa metode desain sebagai pengejewantahan teori, Bernard Tschumi mengunakan
beberapa cara diantaranya:
(1) Cross Programming
Menggunakan konfigurasi spasial tertentu untuk program yang sama sekali
berbeda; misalnya bangunan gereja digunakan untuk tempat bowling. Menempatkan
suatu konfigurasi spasial pada lokasi yang tidak berkaitan; misalnya museum diletakkan
dalam bangunan struktur parkir, atau beauty parlour dalam sebuah gudang.
(2) Transprogramming
Mengkombinasikan dua program yang sifat dan konfigurasi spasialnya berbeda;
misalnya planetarium dikombinasikan dengan roller-coaster, perpustakaan dengan track
balap mobil
(3) Dispogramming
Mengkombinasikan dua program sedemikian rupa sehingga konfigurasi ruang
program pertama mengkontaminasi program dan konfigurasi ruang kedua; misalnya
supermarket dikombinasikan dengan perkantoran.
(4) Transformation
Serangkaian perubahan bentuk suatu element.
(5) Superimposition
Pertemuan element-element yang terpisah dan bertentangan yang berbeda dan
berdiri sendiri yang mempengaruhi komposisi.
(6) Combination
Penggabungan beberapa variable/element yang berdiri sendiri.
(7) Disjunction
Kondisi terputus, terpisah atau terpecah belah.
(8) Cinegram-montage
Kombinasi secara beragam fragmen-fragmen kehidupan yang berdiri sendiri
dengan cara pembalikan, perulangan, penggantian, dan penyisipan.

8
Jerobisonif, A., Manu, A. K. A., & Amabi, D.A. (2019, Oktober). Konsep dan Metode Desain
Arsitektur Bernard Tschumi. Jurnal Gewang, 1 (1).

C. Karya-karya Desain
1. Parc de la Villette
Parc de la Villette terletak di 211 Avenue Jean Jaurès, 75019 Paris, Prancis. Ini
merupakan taman terbesar ketiga di Paris, dengan luas 55,5 hektar, terletak di tepi timur laut
kota di arondisemen ke-19. Taman ini memiliki salah satu pusat kebudayaan terbesar di Paris,
termasuk Cité des Sciences et de l'Industrie, tiga tempat konser utama, dan Conservatoire de
Paris yang bergengsi.

Gambar 1 Site Plan Parc De La Villette

Pada desain bangunan ini jika dilihat dari fungsinya, Bernard Tschumi menerapkan
konsep space & events yaitu menciptakani ruang untuk melaksanakan berbagai kegiatan.

Bernard Tschumi (1987) menjelaskan bahwa Parc de la Villette dirancang dengan tujuan
menciptakan ruang yang ada dalam ruang hampa, sesuatu tanpa preseden sejarah. Taman
dirancang untuk menggarisbawahi signage dan representasi dari konvensional yang telah
menyusup pada desain arsitektur serta memungkinkan untuk keberadaan dari “non-place”.
“Non-place” ini, dibayangkan oleh Tschumi, sebagai ruang yang mampu memberikan
hubungan yang antara subjek dan objek (A. Papadakes Deconstruction in Architecture,
1988).

9
Gambar 2 superimposition Parc De La Villate

Dalam menghasilkan bentuk yang abstrak ini Bernard Tschumi menggunakan teknik
superimposition, dimana dia menggabungkan elemet-element yang berbeda dalam satu
bidang datar. Dengan menyatukan tiga element pembentuk geometri yaitu titik, garis, dan
bidang. Teknik superimposition ini juga dapat dilihat dari penggabungan beberapa jenis
bangunan dengan fungsi yang berbeda dalam satu site.

Gambar 3 tranformation bentuk Parc De La Villate

Penerapan Transformation dengan perubahan wujud bentuk dari berbagai penyatuan elemen
kegiatan. Transformasi bentuk yang dilakukan dengan merotasi atau memutar, menambahkan
unsur atau bentuk lain.

10
Gambar 4 Vector Park De La Vilette

Kesan terbuka dan transparan menjadikan envelop esebagai pelingkup peristiwa yang
terjadi didalamnya dan peristiwa yang terjadi diluarnya (menonton dan ditonton). Movement
pola pergerakan acak dan bersegment-segment seperti labirin, menciptakan pengalaman
ruang pada penguna.
2. Le Fresnoi Art Center Nasional Studio for the Contemporary Art Tourcoing, Perancis,
1991

Gambar 5 tampak depan bangunan

Bangunan ini terletak di Tourcoing, Perancis. Tempat pertama di dalam pertandingan


pada tahun 1991. Bangunan ini merupakan sebuah studio nasional bagi seni karya
contemporary. Di desain dengan menggunakan konsep De Constructivism. Studio ini
memiliki lias 10000 m2.

11
Gambar 6 Denah, Le Fresnoi Art Center

Pada bangunan ini Bernard Tschumi menerapkan konsep Plan, juxtaposition, overlay.
Dimana tangga, jalan setapak dan platform diletakkan di antara atap aula yang ada dan
struktur atap baru, sebagai ruang gerak yang dapat digunakan secara informal. Sirkulasi ini
menghubungkan bangunan awal dan bangunan baru. Perletakan ini memungkinkan agar
dapat digunakan pada hal yang tak terduga.

Gambar 7 tampak Le Fresnoi Art

12
Dalam mendasain bangunannya Bernard Tschumi berusaha menggunakan bentuk
bangunan yang dapa dengan mudah dipahami oleh orang yang melihatnya.

Gambar 8 Potongan rangka atap

Konsep envelope yang memberikan perlindungan terhadap ruang (space), peristiwa(event),


dan gerakan(movement) yang ditopang rangka baja yang memberikan efek cahaya (ringan).
Metode aplikasi yang dipakai superimposition, combination, disjunction.

Gambar 9 Rangka umbrella, Le Fresnoi Art

13
BAB III

KESIMPULAN

Dalam mendesain suatu bangunan Bernard Tschumi memiliki beberapa konsep yang
diterapkan. Konsep tersebut antara lain Space & event; Plan, juxtaposition, overlay; Vectors
& Envelopes; Concept, context, content; dan Form – Concept. Dalam menerapkan konsep-
konsep desain tersebut Bernard Tschumi menggunakan teknik Cross Programming;
transprogramming; dispogramming; transformation; superimposition; combination;
disjunction; dan cinegram-montage.
Dari karya-karya yang telah dibahas, konsep-konsep desain yang dimiliki oleh
Bernard Tschumi memang diterapkan dalam mendesain bangunan. Parc De La Villa Bernard
Tschumi menerapkan konsep Space & event dengan teknik superimposition, transformation.
Sedangkan pada Le Fresnoi Art Center Nasional Studio for the Contemporary Art, Bernard
Tschumi menerapkan konsep plan, juxtaposition, overlay. Teknik yang digunakan yaitu
superimposition, combination, disjunction.

14
DAFTAR PUSTAKA

Jerobisonif, A., Manu, A. K. A., & Amabi, D.A. (2019, Oktober). Konsep dan Metode Desain
Arsitektur Bernard Tschumi. Jurnal Gewang, 1 (1).

Wasilah. (2015, Oktober). Estetika dalam Arsitektur Modern. Jurnal ArchiGreen, 2 (3)
http://e-journal.uajy.ac.id/
http://www.tschumi.com/
https://www.floornature.com/bernard-tschumi-89/

15

Anda mungkin juga menyukai