PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
kegiatan konsumsi akan menghasilkan bahan sisa atau buangan yang biasa
diistilahkan dengan sampah dan limbah. Mulai dari kegiatan perorangan, aktifitas
Wujud sampah ini bisa berbentuk padat dan semi padat yang dihasilkan dari
dan dimanfaatkan lagi (Tchobanoglous, 1993). Sampah menjadi salah satu masalah
serius yang dihadapi kota-kota besar, tak terkecuali Indonesia (Aryenti, 2013).
Tingginya laju pertumbuhan penduduk, perubahan pola konsumsi, serta gaya hidup
(himmah,2014).
masyarakat yang tidak ramah lingkungan, seperti membuang sampah di badan air
1
atupun got, sehingga samaph akan menumpuk dan menimbulkan berbagai masalah
turunan lainnya.
area bak sampah dan pemandangan inilah yang kurang mengenakan dan
mengganggu estetika keindahan kota ditambah lagi bau dari air lindi yang bisa
menghasilkan gas metan (CH4) dalam kadar tertentu dan berbagai bau ini sangat
kesehatan manusia di lingkugan sekitar. Bak sampah tersebut telah menjadi tempat
bahan berbahaya, sarang bakteri dan hewan pembawa virus yang berbahaya bagi
akan tetapi bisa juga terjadi di lingkungan kampus. Adanya volume timbulan
ke TPA terkadang menimbulkan berbagai macam dampak negatif yang jika tidak
dilakukan penanganan yang tepat dan wadah yang sesuai akan dapat menimbulkan
pencemaran yang berbahaya bagi manusia dan lingkungannya. Salah satu wadah
wadah TPS yang ideal, esklusif dan inovatif yang mengususng konsep 3R
2
diharapkan dapat menjadi salah satu solusi jangka menengah dalam penanganan
adalah ketika area yang tersedia sudah tidak ada tempat yang bersih maka spontan
akan melakukan proses pembuangan hajatnya pada area sampingnya yang masih
bersih dengan alasan sederhana kurang nyaman di dekat area yang kotor, atau ada
dan teknogi maka dirancanglah kamar mandi dengan fasilitas closet yang eklusif,
bahkan orang akan betah dan berlama lama di dalamnya. Padahal dari segi fungsi
bak sampah dan closet kamar mandi adalah sama-sama untuk tempat membuat hajat
dan sampah. Intinya adalah manusia sudah dibekali dengan sifat senang terhadap
Dari hasil pengamatan peneliti salah satu kendala lain dalam proses
pengelolaan sampah adalah pada bagian partisipan masyarakat yang masih kurang.
menjadi pengamat dan korban dari dampak negatif pengelolaan sampah yang
pengelolaan sampah bab IV bagian hak pasal 11 ayat 1 butir b menyatakan bahwa
3
setiap orang berhak berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan,
IX peran masyarakat pasal 28 ayat 1 dan 2 secara gambling menyebutkan peran itu
pula.
Oleh karena hal itulah kami mencoba membuat penelitian evaluasi dan desain
ulang tempat penampungan atau pembuangan sampah sementara atau bak sampah
B. Rumusan Masalah
dalam melakukan redesain TPS sampah serta memadukannya dengan SNI 19-
2454-2002 ?
Muhammadiyah Kendari.
4
3. Metode sampling adalah non probability sampling yakni purpose sampling.
perencanaan.
D. Tujuan Penelitian
Muhammadiyah Kendari
2002
E. Manfaat Penelitian
pengolahan sampah yan partisipatif serta bahan referensi dan informasi bagi
peneliti selanjutnya .
5
F. Definisi Operasinal
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sampah
1. Pengertian Sampah.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia arti sampah adalah barang yang
dibuang oleh pemiliknya karena tidak terpakai lagi atau tidak dinginkan lagi,
kegiatan manusia yang tidak lagi digunakan, baik tidak dipakai, tidak disenangi,
Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan (manusia) yang berwujud
padat (baik berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai
maupun tidak terurai) dan dianggap sudah tidak berguna lagi (sehingga dibuang
diperlukan biaya yang tidak sedikit dan lahan yang semakin luas. Disamping itu
tentu saja sampah membahayakan kesehatan dan lingkungan jika tidak dikelola
dengan baik. Definisi sampah menurut Undang –Undang nomor 18 tahun 2008
adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk
padat.
7
2. Sumber-sumber Sampah
yang tinggal disuatu bangunan atau asrama. Jenis sampah yang dihasilkan
biasanya cendrung organik, seperti sisa makanan atau sampah yang bersifat
kayu dan lain-lain, kegiatan industri, baik yang termasuk distribusi ataupun
proses suatu bahan mentah. Sampah yang dihasilkan dari tempat ini
8
biasanya sampah basah, sampah kering abu, sisa-sisa makanan, sisa bahan
bangunan.
sampah dari kebun, kandang, lading atau sawah yang dihasilkan berupa
a. Sampah organic
b. Sampah nir-organik
a. Nilai estetika
Sampah yang menumpuk dan dibiarkan pada tempat terbuka (open dump)
membawa penyakit.
b. Polusi udara
9
partikel halus di udara yang dapat menyebabkan penyakit
Air hujan bersama dengan air hasil pembusukan dikenal sebagai air lindi
sungai yang ada di sekitarnya, akibatnya air sungai tercemar oleh air lindi
pada kulit.
d. Sumber penyakit
Leachate atau lindi ini adalah cairan yang mengandung zat padat
Biasanya tdd Ca,Mg, Na, K, Fe, Cl, sulfat, posphat, Zn, Ni, CO2, N2,
NH3, H2S dan asam organik, tergantung dari kualitas sampah maka di
dalam leachate biasa juga ditemukan mikroba patogen, logam berat dan
zat lainnya.
10
e. Penyumbatan saluran air
akan dapat menutup saluran kota. Akibatnya air saluran meluap pada
f. Longsoran sampah
alam.
dampah organil yang musah membusuk a.l daun-daunan oleh sebab itu
11
c. Untuk menimbun rawa
rawa namun perlu diperhatikan bahwa air rawa tsb tidak dimanfaatkan
untuk air irigasi. Hal ini perlu diperhatikan karena selama proses
TPS atau wadah sampah dapat dibagi dalam individual dan komunal.
mengganggu pemakai jalan atau sarana umum, di luar jalur lalu lintas tetapi
12
mudah untuk pengangutannya, di ujung gang keil, di sekitar taman dan pusat
Beberap perkembangan model TPS atau bak sampah yang ada di Indonesia
2
Plastik kombinasi Banyak di produksi
konstruksi baja dalam negeri
3
Impor dari luar
Bahan murni negeri sebagian
Stenlis stil sudah produksi
dalam negeri
4
Produksi dalam
Plat Besi negeri bahkan sudah
bisa di daerah
5
Produksi dalam
Fiberglass
negeri
13
6
D. TPS 3R
dilakukan upaya untuk mengurangi sampah sejak dari sumbernya pada skala
komunal atau kawasan, untuk mengurangi beban sampah yang harus diolah secara
pengolahan sampah. Hingga saat ini, proses pengolahan sampah yang diisyaratkan
dalam sebuah TPS 3R adalah dengan memilah sampah menjadi sampah organik
dan sampah non organik. Sampah organik diolah secara biologis, sedangkan
sampah non organik didaur ulang agar bernilai ekonomis atau dikelola melalui bank
prasarana dan sarana persampahan dalam penanganan sampah rumah tangga dan
mulai dari sumber merupakan tanggung jawab dari semua pihak baik
pemerintah maupun masyarakat. Kondisi yang ada saat ini, pemilahan dan
14
pengurangan sampah sejak dari sumbernya (rumah tangga) masih kurang memadai,
atau kawasan, dengan melibatkan peran aktif pemerintah dan masyarakat, melalui
rendah dan/atau yang tinggal di permukiman yang padat dan kumuh. Penanganan
komunal (area permukiman, area komersial, area perkantoran, area pendidikan, area
Reuse (menggunakan kembali) dan Recycle (daur ulang), yang dilakukan untuk
berpenghasilan rendah) yang terdiri dari 400 rumah atau kepala keluarga. Dalam
15
berperan dalam menjamin kebutuhan lahan yang semakin kritis untuk penyediaan
TPA sampah di perkotaan. Hal ini sejalan dengan kebijakan nasional, untuk
meletakkan TPA sampah pada hirarki terbawah, sehingga meminimasi residu saja
berkesinambungan melalui:
TPS 3R.
sampah yang masih harus diproses lebih lanjut pada TPA sampah, dimana
sumber sampah) ke wadah sampah yang ada di luar sumber sampah, sebelum
dikumpulkan atau diangkut melalui sistem kota ke TPS 3R, Tempat Pengolahan
16
2. Pngumpulan sampah dengan gerobak atau motor dengan bak terbuka atau mobil
3. Pola penyapuan jalan dengan persyaratan juru sapu harus mengetahui cara
1. Pola Pengangkutan
1. Horst truk: truk dengan alat pengangkut dan menggunakan alat compactor
tetap
17
2. System tilf frame: truk container yang memiliki comapactor tetap dan cara
compactor tetap.
Dengan
Kontainer
18
2. Jenis peralatan atau pengangkutan sampah
a. Dump truk
c. Compactor truck
d. Trailer truck
3. Rute pengangkutan
a. Rute pengangkutan dibuat agar pekerja dan peralatan dapat digunakan secara
efektif
b. Pada umumnya rute pengumpulan dicoba berulang kali, karena tidak dapat di
4. Operasional Pengangkutan.
d. Set out set back: container diambil oleh petugas dan setelah dikosongkan
e. Back yard carry: petugas bertanggung jawab masuk kehalaman rumah untuk
mengambil sampah.
19
6. Aspek pembiayaan
a. Biaya Inestasi yakni sarana yang dibutuhkan untuk pengangkutan seperti truk
sebuah keputusan.
1. Proses pemilahan sampah basah dan kering di lokasi sumber sampah maupun
sampah.
Menurut soemirat (2003) pada saat ini terdaspat beberapa kendala dalam
20
2. Cepatnya pekembangan teknologi, lebih cepat dari pada kemempuan masyarakat
yang tidak efisien, tidak benar menimbulkan masalah pencemaran udara, tanah
dan air.
4. Kegagakan dalam daur ulang ataupun pemanfaatan kembali barang bekas, juga
5. Semakin sulitnya mendapatknn lahan untuk TPA sampah, selain tanah dan
formasi tanah yang tidak cocok bagi pembuangan sampah, juga terjadi kompetisi
9. Pembiayaan yang tidak memadai mengingat bahwa sampai saat ini kebanyakan
10.Pengelolaan sampah di masa lalu dan masa kini kurang memperhatikan faktor
non teknis seperti partisipasi masyarakat dan penyuluhan tentang hidup sehat
dan bersih.
21
I. Perencanaan Partisipatif
keputusan.
2. Partisipasi adalah proses membuat masyarakat menjadi lebih peka dalam rangka
3. Partisipasi adalah suatu proses aktif, yang bermakna bahwa orang ataupun
4. Partisipasi adalah proses menjembatani dialog antara komunitas lokal dan pihak
dan pengevaluasian staf agar dapat memperoleh informasi tentang konteks sosial
1. Cosmetic Label
Sering digunakan agar proyek yang diusulkan terlihat lebih cantik sehinga
lembaga donor maupun pihak pemerintah akan mau membiayai proyek tersebut.
22
2. Coopting Practice
pembiayaan pryek.
3. Empowering Process
sendiri tentang alternatif pemecahan masalah apa yang ingin mereka pilih.
Perencanaan partisipatif saat ini mulai merambah ke tingkat makro atau lebih
pada pengembangan kebijakan, biasanya kegiatan ini lebih banyak dilakukan oleh
individu.
sendiri tentang alternatif pemecahan masalah apa yang ingin mereka atasi.
23
Tiga alasan utama mengapa perencanaan partisipatif dibutuhkan, yaitu
2. Alasan kedua adalah bahwa masyarakat akan lebih mempercayai kegiatan atau
3. Alasan ketiga adalah karena timbul anggapan bahwa merupakan suatu hak
Adapun landasan perencanaan ini adalah seperti pada tabel (4) berikut :
No Landasan
Penelitian dan Nomor Tentang
desain
1 Undang-Undang 18 tahun 2008 Pengelolaan Sampah
2 Permen PU RI 3/PRT/M/2013 Penyelenggaraan sarana dan
prasarana persampahan dalam
penanganan sampah rumah tangga
dan sampah sejenis sampah rumah
tangga
3 SNI 19-2454-2002 Tata cara teknik operasional
pengelolaan sampah perkotaan
4 SNI 3242-2008 Pengelolaan sampah di
pemukiman
24
K. Alur Penelitian dan Desain
Alur dari penelitian dan perencanaan ini dari awal sampai akhir adalah seperti
Mulai
Identifikasi Masalah
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Adapun waktu yang di butuhkan dalam penelitian dan desain ini adalah sesuai
gambar (5) pengindraan jauh melalui google map view satelit seperti di bawah ini :
26
B. Gambaran Umum Peneletian dan Desain.
peneliti dengan asumsi cukup mewakili sampel sedangkan sampel terdiri dari
beberapa strata.
5. Desain TPS yang direncanakan berdasarkan hasil saran dan pilihan subyek
dan diperbandingan dengan data dan tata cara desain pewadahan sampah yang
6. Metode survey dan kuesioner dalam desain TPS ini sengaja diterapkan untuk
27
D. Identifikasi Masalah
1. Kondisi umum eksisting bak sampah di area penelitian dan sekitarnya serta
didokumentasi.
sampah.
1. Survey
Adapun alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan observasi dan
pengukuran bak sampah eksisting antara lain seperti tabel ( 12 ) dibawah ini :
Sedangkan alat dan bahan untuk kegiatan wawancara dan kuesioner antara
28
E. Pengumpulan Data Populasi dan Sampel
Adapun data yang akan di kumpulkan dalam hal ini yakni subyek penelitian
berupa pemanfaat TPS sampah dan obyek penelitian berupa sampah itu sendiri:
1. Data Primer
Adapun data yang ingin didapat antara lain; pengukuran lahan rencana, data
elevasi dan ketinggian dari permukaan laut, jarak dari pemanfaat terdekat dan
terjauh dan jumlah pemanfaat, lebar jalan, kondisi geometris, fasilitas jalan dan
lain sebagainya.
b. Wawancara
tujuan serius dan telah di rancang untuk bertukar perilaku dan bertukar tanya
jawab (Charles Stewart dan W.B. Cash). Metode Wawancara yang di gunakan
dalam kegiatan ini adalah metode terpimpin yakni menggunakan beberapa jenis
c. Kuesioner
Menurut Bimo Walgito (2010). Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi
29
harus dengan rumus statistik. Metode yang di ambil adalah purposive sampling,
yakni teknik pengumpulan sampel secara sederhana yang di ambil secara acak
berdasarkan keputusan peneliti oleh ciri dan kriteria tertentu dengan asumsi
sampel yang diambil telah mewakili populasi sampel, karena subyek yang
populasi. Dalam penelitian ini diambil sampel 100 responden. Sampel dibatasi
hanya 100, karena sudah dianggap mewakili jawaban populasi, alas an kedua
yakni menjaga agar ide dan usulan populasi tidak melenceng jauh dari tata cara
desain yang disarankan oleh regulasi SNI, meskipun hasil tetap akan disortir dan
Berikut data sampel menurut klasifikasinya seperti tabel (6) di bawah ini :
30
Diagram alir tahapan langkah penelitian dengan penyebaran kuesioner seperti
di bawah ini :
Pengolahan Data
Selesai
31
2 Alat yang digunakan membuang
sampah di TPS (X2)
a. kantong Plastik
b. karung
c. keranjang sampah
3 Cara membuang sampahnya (X3)
a. berjalan dan melemparkan
sampahnya
b. berjalan dan meletakan sampah
di dalam bak
c. berjalan dan meletakan sampah
di luar bak
d. melalui kendaraan dan turun
meletakannya di dalam bak
e. melalui kendaraan dan turun
meletakannya di luar bak
f. melalui kendaraan tidak turun
dan melemparkannya ke bak
4 Kesulitan yang dihadapi saat
membuang sampah di bak (X4)
a. kondisi kotor dan bau
menyengat
b. kondisi baknya sering penuh
dan luber kemana mana
c. tidak mendapat kesulitan
5 Informasi dan sosialisasi (X5)
a. sudah pernah mendapatkan
sosialisasi pengolahan sampah
3R
b. sudah adakah aturan dan sangsi
cara membuang sampah yang
salah di lingkungannya.
32
a. Setiap hari
b. 1 x dalam seminggu
c. 2 x dalam seminggu
3. Kesulitan dalam pengangkutan sampah (X3)
a. Apa ada kendala dengan bau dan air lindi
yang ada
b. ukuran bak yang tinggi
c. ukuran bak yang sempit
d. bak truk yang tinggi
4 Metode yang dipakai dalam mengangkut
sampah. (X4)
a. Sampah dari bak di lemparkan ke bak truck
dengan tangan kosong
b. Sampah dari bak di lemparkan ke bak truck
dengan sekopang
c. Sampah dari bak di garuk dengan pacul lalu
diletakan di karung dan lemparkan ke bak
truck
d. Sampah dari bak di lemparkan ke truck
dengan tangan kosong
e. Sampah di bak diangkat dengan alat kran
dari mobil truck khusus.
No Uraian Atribut
Ya Tidak
Primer Sekunder Tersier
Bentuk tempat sampah yang
Tempat Sampah
menarik
Desain Tempat sampah tidak
1
Fisik menimbulkan bau menyengat
Penutup
Tempat sampah memiliki tutup
yang mudah di buka
33
Mampu menampung berbagai
macam ukuran sampah
Mampu menampung sampah
Ukuran
yang banyak
Tempat sampah organic
mememiliki dimensi yang besar
Tempat sampah memiliki
Penyangga
penyangga yang kuat
Terbuat dari plat logam, beton
Bahan yang kuat
Bahan beton yang kuat
Tempat samaph memiliki wadah
2 Fungsi Pemilahan
sesuai dengan jenis sampahnya
Desain Petunjuk yang jelas pada tiap
3 Papan Informasi
Visual jenis tempat sampah
2. Data Sekunder
Adapun data sekunder yang diperlukan dalam perencanaan ini adalah data
melakukan kunjungan maupun wawancara, data yang diperlukan antara lain seperti
34
Berikut adalah tabel ( 11 ) tentang data sekunder dan sumber datanya
Metode
Data yang
No Nama Data Sumber Data Pengumpulan
diperoleh
data
1 Data Kantor Lurah Metode literatur a. Gambar peta
Lingkungan RWRT
b. Gambar peta tata
guna lahan
2 Data Harga Kabag Metode literatur a. Data Harga
Bahan Ekonomi Bahan Bangunan
Daerah b. Data Harga Alat
3 Jumlah Kantor Pusat Metode literatur a. Data jumlah
Mahasiswa, UMK Mahasiswa,
dosen dan staf dosen, dan staf
b. Data jumlah
fasilitas
4 Data Dinas Metode literatur a. Data
Pengelolaan kebersihan pengelolaan
sampah kota kendari sampah
b. Data
pengangkutan
sampah
c. Data alat
pengangkutan
sampah
Data hasil survey dan observasi pada TPS rencana dan sekitarnya dituankan
35
e. Jarak dari pemanfaat terdekat dan terjauh,
f. Jumlah pemanfaat,
dikumpul lalu dianalisa datanya sesuai dengan evaluasi dan isi format rencana.
1. Penyusunan data
Pada tahan ini peneliti memperhatikan apakah data yang diperlukan dan yang
Memilih dan memasukan data yang diperlukan saja sesuai dengan tujuan
penelitian
Bila data yang dibutuhkan diperoleh dari teknik wawancara atau angket,
responden.
b. Klasifikasi data
c. Analisis data
36
Analisis data dapat dilakukan dengan cara manual atau dengan bantuan
dapat memahami esensi penelitian kita, jadi peneliti harus secara benar dan
teliti melakukan pengolahan data dengan baik dan benar mulai dari
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30
37
a. Editing, merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir
c. Entry, Pada tahap ini semua data yang telah di edit/sunting dan di coding
d. Processing adalah memproses data tersebut agar data yang sudah di entry
terbukti benar atau ditolak dari hasil analisis tersebut. Aplikasi komputer
manual dalam modul atau buku ajar yang tersedia dari berbagai sumber.
kembali data yang sudah dientri apakah sudah betul atau ada kesalahan pada
membuat list (distribusi frekuensi) dari variabel yang ada. Misalnya data
38
yang diperoleh dari 100 responden, dengan variabel Kejadian Anemia
yang sudah di entry benar atau salah. Untuk melihat konsistensi data
tingkat pendidikan.
persampahan oleh Balai Teknik Air Minum dan Sanitasi Wilayah 2,Wiyung
berikut:
39
5. Sistem pelayanan ( individual / komunal)
diambil.
40
d. Penempatan Wadah TPS
1. Wadah individual
restoran).
2. Wadah komunal
5. Wadah sampah komunal yang terbuat dari serat kaca atau logam harus
Persyaratan bahan untuk wadah sampah tidak mudah rusak dan kedap air,
41
No Pola Pewadahan Individual Komunal
1 Bentuk Kotak, Silinde, Kotak, Silinde,
Kontainer, Bin (tong), Kontainer, Bin
semua bertutup, (tong), semua
kantong plastic bertutup
2 Sifat Ringan, mudah Ringan, mudah
dipindahkan dan dipindahkan dan
mudah dikosongkan mudah
dikosongkan
3 Jenis Logam, plastic, Logam, plastic,
fiberglass (GRP), fiberglass (GRP),
kayu, bamboo dan kayu, bamboo
rotan. dan rotan.
4 Pengadaan Pribadi, Instansi, Instansi Pengelola
Pengelola
unsur utama teknik menggambar dalam bidang perencanaan. Lalu Skecth Up,
Mengikuti pola sesuai standar yang ada, serta menuangkannya dalam bentuk
deskriptif setiap komponen dan bagian desain, bahan, fungsi dan kelebihan
dan kekurangannya.
Perhitungan RAB disesuai dengan daftar harga dan bahan kota kendari.
42