Buku Lanscape
Buku Lanscape
Puji syukur kita senantiasa ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena curahan rahmat
serta karunianya lah kami akhirnya sampai pada tahap menyelesaikan laporan hasil survey
Arsitektur Landscape Stadion Utama Riau.
Kami juga sadar bahwa pada makalah ini tetap ditemukan banyak kekurangan serta
jauh dari kesempurnaan. Dengan demikian, kami benar benar menantinya adanya kritik dan
saran untuk perbaikan makalah yang hendak kami tulis di masa yang selanjutnya, menyadari
tidak ada suatu hal yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.
Kami berharap makalah sederhana ini bisa dimengerti oleh setiap pihak terutama
untuk para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada perkataan yang tidak
berkenan di hati.
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B.Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C.Tujuan Pengamatan ......................................................................................................... 1
D.Metode Pengumpulan Data…… ..................................................................................... 2
BAB IV PENUTUP
A.Kesimpulan dan Saran .................................................................................................... 10
PENDAHULUAN
Lanskap, sering diberi pengertian oleh ahli geografi dengan bentang alam atau
kenampakan di atas permukaan bumi termasuk komponen penyusun hasil kegiatan dan
pengaruh manusia. Pengertian ini memberikan suatu indikasi bahwa cakupan dari
bentang alam terdiri atas elemen fisik, elemen biotis dan elemen dari hasil budidaya
manusia. Bentang alam ini dapat ditetapkan berdasar batas-batas yang diinginkan. Ini
berarti bahwa lanskap dapat ditetapkan dalam dimensi skala makro, meso dan dapat pula
dalam dimensi mikro. Oleh karena itu sangat luasnya pengertian lanskap, maka penulis,
termasuk Zonneveld dan Foreman (1990), lanskap diberikan pengertian, termasuk hal-
hal sebagai berikut :
1.Lanskap selalu terdiri atas hasil dari proses alam dan buatan manusia dalam jangka
waktu tertentu, saat ini dan pada waktu yang lalu.
2.Lanskap selalu berubah dari waktu ke waktu. Tetapi perubahannya tidak dalam tingkat
yang sama. Perubahan ada yang secara gradual tetapi ada perubahan yang tiba-tiba
karena suatu bencana alam. Apabila terjadi perubahan yang mendadak pasti akan terjadi
proses pemulihan yang terjadi secara perlahan hingga mencapai keseimbangan baru.
Keseimbangan ini dapat ditandai dari parameter fisik, kimia dan biologik. Meskipun
dinamika lanskap ini terjadi kadang-kadang tidak terduga, tetapi dalam waktu tertentu
dapat diprediksi seperti proses suksesi atau proses degradasi.
3.Lanskap merupakan sistem terbuka. Sistem ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
eksternal. Lanskap dapat dipahami dengan memperhatikan daur materi, aliran energi dan
organisma.
4.Lanskap sangat beraneka ragam (heterogeneous) dalam susunan horizontal dan
vertikal. Dalam aspek vertikal dapat diketemukan pada lapisan yang ada di atmosfer,
tegakan hutan dan lapisan tanah. Sementara susunan horizontal dapat diketemukan batas-
batas land from (bentuk lahan), land unit (unit lahan) dan land use (penggunaan lahan).
Dalam skala makro, lanskap dapat ditetapkan mulai dari puncak gunung hingga batas
cakrawala di mana perairan laut sebagai batas, atau daratan dengan batas garis pantai.
Lanskap yang demikian ini adalah lanskap dalam perspektif geomorfologi. Tetapi
lanskap dapat pula, ditetapkan dalam skala meso yaitu suatu kota atau pedesaan.
Sementara dalam skala mikro, bentang alam dapat ditetapkan dalam batas seuatu
kawasan. Apabila diperhatikan, pada hakekatnya bentang alam dalam skala makro
merupakan permukaan bumi. Secara fisik, permukaan bumi ini terdiri atas darat, udara
dan laut. Ketiga komponen tersebut disebut fisiografi. Jadi fisiografi adalah permukaan
ARSITEKTUR MELAYU (Rumah Iman Zinuddin-Desa Lalang, Siak)| 1
bumi yang terdiri atas darat, udara dan laut (Lobeck, 1939). Ketiga komponen
permukaan bumi ini, dipelajari dalam ilmu yang berbeda. Komponen daratan dipelajari
dalam ilmu geomorfologi, udara dipelajari dalam ilmu meteorologi, dan komponen laut
dipelajari dalam ilmu oseanologi
Bentuk dari ruang publik bergantung pada pola dan susunan massa bangunan.
Menurut sifatnya ruang umum dapat dibedakan menjadi dua , yaitu:
Bentuk dasar dari ruang publik umum selalu terletak di luar massa bangunan.
Dapat dimanfatkan dan dipergunakan oleh setiap orang.
Memberi kesempatan untuk bermacam – macam kegiatan.
1. Ruang publik Aktif, adalah ruang publik yang mempunyai unsur – unsur kegiatan di
dalamnya. Misalkan bermain, olahraga, jalan-jalan, dan lain-lain. Ruang publik ini dapat
berupa plaza, lapangan olahraga, tempat bermain anak dan remaja, penghijauan tepi
sungai sebagai tempat rekreasi, dan lain-lain.
2. Ruang publik Pasif, adalah ruang publik yang di dalamnya tidak mengandung unsur –
unsur kegiatan manusia. Misalkan penghijauan tepian jalur jalan, rel kereta api, bantaran
sungai, ataupun penghijauan daerah yang bersifat alamiah. Ruang publik ini berfungsi
sebagai keindahan visual dan fungsi ekologis semata.
Ditinjau dari Segi Bentuk Menurut Rob Rimer (Urban Space) bentuk ruang publik
secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Ruang publik berbentuk memanjang (koridor) pada umumnya hanya mempunyai batas
pada sisi-sisinya, misalkan, bentuk ruang publik jalan, dan bentuk ruang publik sungai.
2. Ruang publik berbentuk membulat pada umumnya mempunyai batas di sekelilingnya,
misalkan, bentuk ruang lapangan upacara, bentuk ruang area rekreasi, dan bentuk ruang
area lapangan olahraga.
Berdasarkan sifatnya ada dua jenis ruang publik, yakni :
1. 1. Ruang publik Lingkungan adalah ruang publik atau ruang yang disengaja dibuat untuk
memenuhi fungsi tertentu yang terdapat pada suatu lingkungan yang sifatnya umum
2. 2. Ruang publik Antar Bangunan adalah ruang publik yang tidak disengaja yang terbentuk
oleh massa bangunan. Ruang publik ini mempunyai fungsi antara dapat bersifat umum
ataupun pribadi sesuai dengan fungsi bangunannya.
Menurut Utermann dan Small terdapat tiga fungsi ruang publik bila dihubungkan
dengan bidang arsitektur , yaitu :
1. Ruang publik untuk kenyamanan (jalan setapak , jalur hijau , taan dan daerah bermain).
2. Ruang publik serius (area parker dan ruang – ruang pelayanan lainnya).
3. Ruang publik untuk menciptakan bentuk dan citra.
Adapun ruang terbuang yakni ruang mati atau ruang “sisa” yang ada pada bangunan
adalah ruang yang di dalam desain harus dihindari. Bila ini terjadi maka
perancangan ruang yang diolah menandakan belum adanya pemikiran secara utuh
terhadap pemanfaatan tapak secara keseluruhan. Ruang luar menurut kesan
fisiknya terbagi atas :
ARSITEKTUR MELAYU (Rumah Iman Zinuddin-Desa Lalang, Siak)| 6
1. Ruang positif, yairu suatu ruang publik yang diolah dengan perletakan massa bangunan/
objek tertentu yang melingkupinya dan memberikan manfaat disebut ruang positif.
Biasanya di dalamnya terkandung berbagai kepentingan dan kegiatan manusia.
2. 2. Ruang negatif, yaitu ruang publik yang menyebar dan tidak berfungsi dengan jelas serta
bersifat negative , biasanya terjadi secara spontan tanpa kegiatan tertentu. Terbentuk
dengan tidak terencanakan, tidak terlingkup dan tidak termanfaatkan dengan baik sesuai
dengan kebutuhan. Dapat pula terbentuk akibat adanya ruang yang terbentuk antara dua
atau lebih bangunan yang tidak direncanakan khusus sebagai ruang publik.
BAB III
BAB IV
4.1 Konsep
4.2 Siteplan
4.5 Vegetasi
4.6 Hardscape