PENDAHULUAN
Mioma uteri merupakan tumor jinak yang muncul dari otot polos uterus.
Mioma uteri sering dikenal dengan leiomioma atau uterine fibroids. Kejadian
mioma sebesar 20 – 40% pada wanita usia diatas 35 tahun. Mioma lebih sering
terdapat pada wanita ras kulit hitam (afrika-amerika) dibandingkan wanita ras
kulit putih.1,2
Penyebab pasti dari tumor ini hingga kini belum diketahui secara jelas.
Mioma biasanya tidak terdeteksi sebelum pubertas dan berespon terhadap
hormon, umumnya tumbuh hanya selama usia reproduksi. Tumor ini dapat
tumbuh terisolasi atau tumbuh dengan jumlah multipel, dengan berbagai variasi
ukuran.3,4
1
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Umur : 47 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Bangsal : Cempaka
No. RM : 66 02 23
II. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama : Nyeri perut bagian bawah.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RS Pelamonia Makassar dengan keluhan nyeri yang
dirasakan lebih dari biasanya pada bagian perut bawah. Nyeri dirasakan
memberat sejak ± 1 minggu yang lalu. Nyeri yang dirasakan semakin
bertambah dan terasa menjalar dari perut bagian bawah ke bagian paha,
2
sehingga mengganggu aktivitas sehari-harinya dan mengganggu kualitas
tidurnya. Pasien mengatakan pernah keluar darah yang menggumpal dari
vaginanya. Siklus haid pasien teratur 28 hari tidak ada yang berubah.
Nyeri saat haid di sangkal, pasien merasa sering lemas, nyeri senggama
disangkal, perdarahan berlebih saat haid diakui, teraba benjolan
disangkal. Untuk BAB dan BAK tidak ada keluhan, pasien tidak
merasakan demam.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah mengalami keluhan seperti ini beberapa kali dan
sembuh dengan sendirinya.
Riwayat alergi obat dan makanan : disangkal.
Riwayat asma : disangkal.
Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal.
Riwayat kencing manis : disangkal.
Riwayat konsumsi alkohol dan rokok : disangkal.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat asma : disangkal.
Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal.
Riwayat kencing manis : disangkal.
e. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien sudah menikah selama ± 25 tahun yang lalu. Pasien memiliki 3
anak, bekerja sebagai ibu rumah tangga dan tinggal bersama suaminya.
3
Suhu : 36,5˚C
Status gizi : Kesan gizi baik
a. Status Internus
Kepala : Normocephal.
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), ikterik (-)
Hidung : Deviasi (-), secret (-)
Telinga : Nyeri tarik (-), nyeri tekan (-)
Mulut : Bibir sianosis (-), faring hiperemis (-)
Leher : deviasi (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
Torak :
- Cor :
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS IV linea midclavicularis
sinistra, nyeri tekan (-).
Perkusi : konfigurasi jantung dalam batas normal.
Auskultasi : normal, tidak ada suara tambahan.
- Pulmo :
Inspeksi : statis, dinamis, retraksi (-).
Palpasi : stem fremitus kanan = kiri.
Perkusi : sonor seluruh lapang paru.
Auskultasi : suara dasar vesikuler +/+, suara tambahan -/-.
4
Palpasi : nyeri tekan (-).
Pemeriksaan genitalia interna : tidak dilakukan pemeriksaan.
IV. RESUME
Pasien Ny. M, wanita 47 tahun datang ke RS Pelamonia Makassar dengan
keluhan nyeri perut bagian bawah.
V. DIAGNOSIS
Mioma Uteri.
5
Lekosit 13,78 3,6 -11
Eritrosit 3,64 3,8 – 5,2
Hematokrit 22,6 35 – 42
Trombosit 612 150-440
Kimia klinik
Glukosa sewaktu 83 70-200
Imunologi
HBsAg Non reaktif (-) Non reaktif (-)
Hemostasis
Clotting Time 9’45” 6 – 15
Bleeding Time 1’15” 1,0 – 3,0
VII. PENATALAKSANAAN
Infus RL 28 tpm.
Transfusi PRC 2 bag.
Histerektomi.
VIII. MONITORING
a. Perbaikan kondisi umum pasien.
b. Tanda vital pasien.
IX. EDUKASI
a. Pasien diberitahu mengenai penyakitnya dan penyebab dari penyakitnya
tersebut.
b. Pasien diberitahu tentang tindakan operasi yang akan dilakukan dan
persiapan-persiapan sebelum operasi.
6
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Mioma uteri merupakan tumor jinak yang terdiri dari otot polos dan
jaringan ikat fibrus. Tumor ini sering juga disebut leiomioma atau fibromioma.
Tumor ini memiliki struktur padat yang mengandung matriks ekstraselular berupa
kolagen, fibronectin, dan proteoglikan.1,5 Tumor ini merupakan tumor jinak yang
paling sering ditemui pada pelvis wanita. Jumlahnya bisa muncul tunggal, tapi
lebih sering dijumpai multipel serta memiliki ukuran yang bervariasi mulai dari
ukuran mikroskopik (1 mm) sampai dengan ukuran 20 cm dan mengisi hampir
seluruh ruang abdomen.1,3 Mioma dapat muncul di dalam uterus, pada permukaan
luar uterus, atau didalam otot uterus itu sendiri. Pertumbuhan mioma bervariasi,
bisa tetap berukuran kecil selama bertahun-tahun dan tiba-tiba tumbuh pesat atau
tumbuh perlahan selama bertahun-tahun.
B. Epidemiologi
Mioma merupakan tumor jinak paling sering terjadi pada wanita usia
reproduktif.2 Mioma terdeteksi pada 20 – 25% wanita usia reproduktif dan 30 –
40% wanita usia diatas 40 tahun.3 Pada wanita berkulit hitam ras afrika – amerika,
kejadian mioma lebih sering dan gejala mioma yang lebih buruk dibandingkan
dengan wanita berkulit putih. Pertumbuhan mioma uteri tergantung pada hormon
estrogen dan progesteron sehingga tumor ini hampir tidak terdeteksi sebelum
pubertas, cenderung membesar selama kehamilan, dan setelah masa menopause,
ukuran mioma mulai mengecil.1,4
7
C. Etiopatogenesis
Penyebab pasti dari terjadinya mioma uterus sampai saat ini belum
diketahui dengan jelas. Transformasi neoplastik dari myometrium menjadi mioma
melibatkan mutasi somatik myometrium normal dan interaksi kompleks dari
hormon steroid seks dan beberapa protein faktor pertumbuhan lokal. Hormon
estrogen dan progesteron sering dikaitkan dalam perkembangan mioma uteri,
namun mekanisme patogenesisnya masih belum diketahui secara pasti. Estrogen
memicu pembentukan matriks ekstraseluler sehingga membuat tumor membesar.
Progesteron meningkatkan aktivitas mitotik pada wanita muda dan
memungkinkan terjadi down regulation apoptosis tumor.2
Terdapat faktor risiko dan protektif dari mioma uteri secara terinci dapat
dilihat pada Tabel 1. Faktor risiko major pada perkembangan mioma yaitu
peningkatan usia dan ras keturunan afrika.
Mekanisme pengaruh variasi ras dalam kejadian mioma uteri masih belum
diketahui pasti. Beberapa studi menunjukkan penyebabnya diduga akibat
perbedaan biosintesis dan atau metabolisme estrogen masing-masing ras serta
perbedaan ekspresi dan fungsi reseptor hormo steroid masing-masing ras.
Menarche awal diduga meningkatkan risiko mioma uteri karena makin muda
8
menarche, makin lama terpapar hormon steroid ovarium. Hubungan obesitas
dengan mioma uteri dalam beberapa literature masih inkonsisten. Obesitas
dapat meningkatkan risiko mioma uteri karena resistensi insulin bersamaan
dengan meningkatnya kadar androgen dan Insulin Growth Factor-1 (IGF-1).
Selain itu, kadar estrogen yang meningkat pada wanita obesitas yang
disebabkan oleh peningkatan aromatisasi androgen (konversi androgen
menjadi estrogen) oleh jaringan lemak perifer.3
D. Klasifikasi
Berdasarkan lokasinya pada uterus, mioma dapat dibedakan menjadi
beberapa macam, yakni : 1,2
9
menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui saluran serviks (myoma
geburt). Tumor ini sering dihubungkan dengan abnormalitas dari
susunan endometrium dan dapat menyebabkan terjadinya perdarahan.
Mioma subserosum : Mioma jenis ini tumbuh keluar dinding uterus
sehingga menonjol pada permukaan uterus diliputi oleh serosa. Mioma
subserosum ini dapat tumbuh di antara kedua lapisan ligamentum latum
menjadi mioma intraligamenter. Bila mioma subserosum ini tumbuh
pada jaringan disekitar struktur pelvis, dikenal dengan istilah parasitic
leiomyoma.
Diluar organ uterus, hanya sekitar 0,4% mioma dapat tumbuh di serviks.
Mioma sangat jarang ditemukan pada ovarium, tuba, vagina, vulva. Jenis mioma
berdasarkan lokasi dapat dilihat pada Gambar 1.6
10
beberapa bentuk, yaitu degenerasi hialin, kalsifikasi, kistik, merah, myxoid, dan
lemak.
E. Manifestasi Klinis
Gejala dari mioma bervariasi tergantung dari ukuran, jumlah, dan
lokasinya. Kebanyakan wanita dengan mioma bersifat asimtomatis; gejala muncul
dalam 10 – 40% wanita yang menderita penyakit ini. Adapun gejala yang
mungkin timbul antara lain :1,2,4
b. Nyeri
Mioma yang tidak berkomplikasi biasanya tidak menyebabkan nyeri.
Nyeri akut dihubungkan dengan mioma, biasanya disebabkan oleh torsi mioma
yang bertangkai (peduncle) atau infark yang progresif menjadi degenerasi
dalam mioma. Nyeri bisa timbul akibat kontraksi miometrium yang disebabkan
oleh mioma subserosum. Beberapa pasien dengan mioma intramural
mengeluhkan dismenore yang muncul lagi setelah beberapa tahun periode
11
menstruasi bebas nyeri. Nyeri akibat mioma bisa muncul saat berhubungan
seksual (dispareunia).
c. Penekanan
Begitu mioma membesar, akan memberi sensasi seperti rasa berat pada
pelvik atau gejala tekanan pada organ-organ penting disekitarnya. Mioma yang
menekan saluran kencing dapat menimbulkan pasien sering kencing bahkan
bisa terjadi retensi urin. Bila menekan saluran pencernaan, dapat menimbulkan
konstipasi dan disfungsi saluran cerna. Bila menekan vena pada pelvik, dapat
menimbulkan kongesti dan edema pada ekstrimitas bawah.
d. Gangguan reproduksi
Infertilitas akibat adanya mioma tidak biasa terjadi. Adapun mekanisme
mioma dapat menimbulkan infertilitas sebagai berikut : (1) mioma dapat
tumbuh di kornu dapat menimbulkan oklusi transportasi tuba normal atau
implantasi ovum yang terfertilisasi. (2) gangguan kontraksi ritmis uterus
dimana kontraksi ritmis ini diperlukan untuk motilitas sperma dalam uterus. (3)
Perubahan histopatologi endometrium dan kavum uteri sehingga menganggu
implantasi embrio.
12
F. Diagnosis
a. Pemeriksaan fisik
Diagnosis mioma uteri dapat ditegakkan 95% dari hasil
pemeriksaan fisik bimanual. Ukuran uterus diukur sesuai dengan ukuran
gestasi dan ditentukan dengan pemeriksaan abdomen dan pelvik.1
Pemeriksaan Abdominal
Mioma uteri dipalpasi teraba massa padat, batas jelas, dapat
digerakkan, dan tanpa nyeri
Pemeriksaan Pelvik
Temuan yang paling sering adalah pembesaran uterus; ukuran uterus
biasanya asimetris dan ireguler. Uterus biasanya bergerak bebas
kecuali bila ada residu Pelvic Inflammatory Disease (PID). Pada
mioma submukosum, pembesaran uterus biasanya simetris. Beberapa
mioma subserosum, sangat berbeda dari korpus uteri dan dapat
bergerak bebas, biasanya sering menunjukkan adanya tumor
adneksa/ekstra pelvis. Diagnosa mioma cervical atau mioma
submukosum pedunculated dapat dibuat pada tumor yang ekstensi ke
kanalis cervicalis; biasanya suatu mioma submukosum dapat dilihat
pada cervical os atau introitus.
13
Profil koagulasi dan waktu perdarahan
Dilakukan bila ada riwayat diathesis perdarahan
Biopsi endometrium
Dilakukan pada pasien dengan perdarahan uterus abnormal yang
diperkirakan anovulasi atau berisiko tinggi untuk hiperplasia
endometrium.
Ultrasonografi (USG)
Secara akurat digunakan untuk menilai dimensi uterus, lokasi mioma,
interval pertumbuhan, dan anatomi adneksa. Namun USG rutin tidak
meningkatkan luaran dibandingkan dengan hanya pemeriksaan fisik
saja. USG pelvik dilakukan pada situasi dimana pengambilan
kesimpulan dengan pemeriksaan fisik sulit atau kurang pasti; bila
pemeriksaan fisik suboptimal seperti dalam kasus obesitas atau
adneksa patologi, tidak dapat dibedakan dengan pemeriksaan fisik saja.
USG transvaginal (TVS) dapat membantu membedakan mioma uteri
dengan masalah pelvik lainnya, namun terkadang mioma kecil atau
tipe subserosal bisa tidak terdeteksi. Mioma yang ukurannya cukup
besar dapat menggunakan kombinasi TVS dan USG transabdominal.
Tampilan USG mioma dapat bervariasi, biasanya tampak simetris,
batas tegas, hipoekoik dan masa heterogen. Namun, area kalsifikasi
atau perdarahan dapat tampak hiperekoik dan degenerasi kistik dapat
terlihat anekoik. Penggunaan histeroskopi dapat meningkatkan
sensitivitas dalam mendeteksi mioma tipe submukosal.
14
G. Diagnosis Banding
a. Kehamilan
Pada fibroid dengan degenerasi kistik, uterus membesar dan lunak
sehingga memiliki penampakan klinis yang sama dengan kehamilan.
Berdasarkan penampakan payudara, serviks yang lunak, tes kehamilan,
dan USG menyingkirkan keraguan.3
b. Hematometra
Disebabkan oleh stenosis servikal dengan gejala uterus membesar,
amenore sekunder. USG dan tes kehamilan dapat menyingkirkan
hematometra.3
c. Adenomiosis
Gejala klinis hampir sama dengan mioma uteri. Uterus dengan ukuran 12
minggu atau pembesaran ireguler uterus mengarah pada diagnosis
fibroma. Adenomiosis cenderung lebih lunak. USG dapat menegakkan
diagnosis.3
d. Uterus bikornus
Untuk menegakkan diagnosa dipakai histerogram, histeroskopi, dan USG.3
e. Endometriosis
Gejala klinis hampir sama, tapi uterus dalam ukuran normal dan melekat
dengan massa pelvis.3
f. Kehamilan ektopik
Ektopik yang kronik dengan pelvic hematocele dapat memberikan kesan
fibroid, dengan anamnesa yang baik dan USG dapat menyingkirkan
keraguan.3
15
Riwayat dan gejala klinis mungkin sama, tapi massa radang lebih lunak
dan uterus terfiksir dengan ukuran normal.3
j. Karsinoma Endometrium
Dapat timbul bersamaan dengan mioma pada perempuan lanjut usia. Perlu
dilakukan kuretase untuk menyingkirkan keganasan.4
k. Miomatous polip
Penonjolan ke dalam ostium uteri dapat menyerupai produk konsepsi dan
kanker serviks. Riwayat penyakit dan biopsi dapat menegakkan diagnosa.4
H. Penatalaksanaan
Tatalaksana ideal mioma uteri mencakup 4 hal, yaitu : meredakan tanda
dan gejala, mengurangi ukuran mioma secara berkelanjutan, menjaga fertilitas,
dan menghindari komplikasi.1 Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan
bedah, 55% dari semua mioma uteri tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam
bentuk apapun, terutama apabila mioma itu masih kecil dan tidak menimbulkan
gangguan atau asimptomatik. Walaupun demikian mioma uteri memerlukan
evaluasi setiap 6 – 12 bulan.7 Ketika menopause, sebagian mioma dapat terhenti
pertumbuhannya atau menjadi lisut. Apabila terlihat adanya suatu perubahan yang
berbahaya dapat terdeteksi dengan cepat, agar dilakukan tindakan segera. 1
16
Pengobatan Konservatif
17
ini dihentikan, kadar hormon dapat kembali normal sehingga dapat hamil kembali.
1,5,6
Beberapa pilihan obat lain yang digunakan dalam kasus mioma adalah
Asam traneksamat dan NSAID. Asam traneksamat merupakan agen
antifibrinolitik nonhormonal yang secara signifikan dapat menurunkan jumlah
AUB. Obat ini dapat digunakan sebagai pilihan bila pasien masih menginginkan
memiliki keturunan. NSAID merupakan obat antiinflamasi dan antiprostaglandin
yang bisa digunakan dalam mengatasi nyeri akibat mioma dan menurunkan
jumlah perdarahan. Efek penurunan jumlah perdarahan dari NSAID kurang efektif
bila dibandingkan efek dari levonorgestrel atau asam traneksamat dalam tiga
bulan. Sama seperti kontrasepsi oral, NSAID dan asam traneksamat tidak dapat
mengurangi ukuran mioma uteri, hanya mengontrol jumlah perdarahan akibat
mioma uteri serta meredakan nyeri. 1,5,6
Pengobatan Operatif
18
terapi konservatif, (2) curiga adanya keganasan pada uterus, (3) mioma saat
menopause, (4) infertilitas karena oklusi tuba atau gangguan pada cavum uteri, (5)
nyeri dan penekanan yang sangat mengganggu, (6) gangguan berkemih maupun
obstruksi traktus urinarius, (7) anemia akibat perdarahan. Tindakan operatif yang
dapat dilakukan yaitu miomektomi, histerektomi. 1,2
Salah satu pilihan lain terapi pada mioma uteri yaitu embolisasi arteri
uterina. Tindakan ini menjadi pilihan bila pasien tidak mau rahimnya diangkat
atau menghindari operasi karena komorbid kesehatan atau pilihan pribadi.
Tindakan ini merupakan tindakan radiologi intervensi dimana agen oklusi
diinjeksikan pada satu atau dua arteri uterina sehingga menimbulkan emboli arteri
uterina, menurunkan suplai darah pada rahim dan mioma. Kontraindikasi tindakan
ini yaitu hamil, infeksi rahim atau adneksal aktif, alergi terhadap kontras
19
intravena, dan insufisiensi ginjal. Adapun algoritma manajemen mioma uteri
dapat dilihat pada Gambar 2. 1,2
I. Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada pasien mioma uteri antara lain:
a. Torsi.
Subserosum pedunculated myoma dapat mengalami rotasi pada
perlekatannya dengan uterus, sehingga vena mengalami oklusi dan tumor
dipenuhi oleh darah. Nyeri abdomen yang berat sering dijumpai dan
memerlukan tindakan operatif secepatnya. Sangat jarang terjadi, tumor
mendapatkan suplai darah dari perlekatannya dengan organ di dekatnya
dan akhirnya melekat pada organ tersebut, yang disebut wandering fibroid
atau parasitic fibroid. 5,6
20
b. Perdarahan kapsular.
Jika vena besar pada permukaan tumor pecah, perdarahan intraperitonial
yang profuse dapat menyebabkan syok hemoragik akut.5,6
c. Infeksi.
Infeksi dapat terjadi jika massa tumor keluar dari kavum uteri dan kontak
dengan vagina yang dapat menyebabkan perdarahan postpartum atau
sepsis, sehingga harus segera dioperasi.5,6
d. Karsinoma Endometrium
Ca endometrium dihubaungkan dengan fibromioma pada wanita dengan
umur diatas 40 tahun yang didapatkan pada 3% kasus. 5,6
e. Degenerasi ganas
Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan hanya 0,32-0,65%
dari seluruh mioma, serta merupakan 50-75% dari semua sarkoma uterus.
Keganasan umumnya baru ditemukan pada pemeriksaan histologi uterus
yang telah diangkat. Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma
uteri cepat membesar dan apabila terjadi pembesaran mioma saat
menopause. 5,6
J. Prognosis
Histerektomi dengan pengangkatan seluruh mioma bersifat kuratif. Seteleh
miomektomi, uterus dan cavitasnya dapat kembali ke bentuk yang normal. Satu
hal yang penting diperhatikan adalah adanya resiko rekuren setelah miomektomi.
Penelitian menunjukkan adanya insiden sekitar 2-3% pertahun dari symptomatic
myoma setelah miomektomi.3
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang didapatkan sesuai dengan teori
pada tinjauan pustaka yang disebutkan mengenai tanda dan gejala mioma uteri.
22
traneksamat efektif dalam meredakan gejala yang ditimbulkan mioma, tetapi tidak
mengecilkan atau menghilangkan mioma tersebut.1,2
23
BAB V
KESIMPULAN
Mioma uteri merupakan tumor jinak yang terdiri dari otot polos dan
jaringan ikat fibrus. Tumor ini sering juga disebut leiomioma atau fibromioma.
Tumor ini memiliki struktur padat yang mengandung matriks ekstraselular berupa
kolagen, fibronectin, dan proteoglikan.1,5 Tumor ini merupakan tumor jinak yang
paling sering ditemui pada pelvis wanita. Jumlahnya bisa muncul tunggal, tapi
lebih sering dijumpai multipel serta memiliki ukuran yang bervariasi mulai dari
ukuran mikroskopik (1 mm) sampai dengan ukuran 20 cm dan mengisi hampir
seluruh ruang abdomen.1,3
Mioma merupakan tumor jinak paling sering terjadi pada wanita usia
reproduktif.2 Mioma terdeteksi pada 20 – 25% wanita usia reproduktif dan 30 –
40% wanita usia diatas 40 tahun.3
Gejala dari mioma bervariasi tergantung dari ukuran, jumlah, dan
lokasinya. Kebanyakan wanita dengan mioma bersifat asimtomatis; gejala muncul
dalam 10 – 40% wanita yang menderita penyakit ini. Adapun gejala yang
mungkin timbul antara lain :1,2,4
24
TINJAUAN KEISLAMAN
Dalam Islam, melahirkan dan memiliki keturunan adalah hal yang sangat
dianjurkan. Beberapa dalil dari Alquran dan Sunnah Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam menunjukkan hal tersebut. Diantaranya firman Allah:
» « ت َزَ و ُجوا آال َود ُودَ آال َولُودَ فَإِنِِّى ُمكَاثِ ٌر بِ ُك ُم األ ُ َم َم
“Nikahilah oleh kalian wanita yang pencinta dan subur, karena aku akan
berbangga dengan banyaknya kalian kepada umat-umat yang lain.” (HR Abu
Dawud: 2052, dishahihkan Al Albany dalam Jami As-Shahih: 5251)
25
“Jika seorang anak Adam mati, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga:
sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang berdoa untuknya.”
(HR Muslim)
Dari sisi ini saja, anak-anak dengan sendirinya merupakan rizki Allah bagi
manusia. Karena rizki sejatinya adalah segala hal yang bermanfaat dan
menyenangkan penerimanya. Belum lagi dari sisi yang lain, Allah menjanjikan
bahwa setiap anak yang terlahir akan Allah jamin rizkinya. Allah berfirman:
26
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya
jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.”
(QS. Ath Thalaq [65]: 2-3)
27
DAFTAR PUSTAKA
28