Anda di halaman 1dari 3

1.

Learning cycle atau siklus belajar adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada
siswa yang merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi
sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus
dicapai dalam pembelajaran dengan berperan aktif (Fajaroh, 2008).

Menurut Lorsbach (2006), learning cycle adalah sebuah model pembelajaran dalam ilmu
pendidikan yang konsisten dengan teori-teori kontemporer tentang bagaimana individu
belajar. Model pembelajaran learning cycle pertama kali diperkenalkan oleh Robert
Karplus dalam Science Curriculum Improvement Study atau SCIS (Trowbridge & Bylee
dalam Wena, 2009).

Siklus belajar 5E (learning cycle 5E) adalah salah satu model konstruktivis lengkap
dalam kasus pembelajaran berbasis riset atau brainstorming yang digunakan di dalam
kelas (Campbell dalam Tuna & Kacar, 2013). Learning cycle 5E berpusat pada siswa
(student centered) dengan kegiatan yang memberikan dasar untuk observasi,
pengumpulan data, analisis tentang kegiatan, peristiwa, dan fenomena (Haribhai &
Dhirenkumar, 2012).

Siklus Belajar (Learning Cycle) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada
pebelajar (student centered). Learning Cycle merupakan rangkaian tahap-tahap
kegiatan(fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga pebelajar dapat menguasai
kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperanan
aktif. LearningCycle pada mulanya terdiri dari fase-fase eksplorasi (exploration),
pengenalan konsep(concept introduction), dan aplikasi konsep (concept application).
Learning Cycle 3E saat initelah dikembangkan dan disempurnakan menjadi 5E dan dan
7E, (Jainuri : 2015).

Pengertian Model Learning Cylce-5E menurut kelompok kami :

Siswa mempunyai pengalaman hidup dalam dirinya sebagai konsepsi awal siswa.
Apabila kita ungkap konsep awal mereka, maka dengan mudah siswa tersebut dapat
menerima pengetahuan/materi baru karena siswa tersebut secara tidak langsung
membangun pengetahuannya sendiri.

2. Karakteristik
Siklus belajar merupakan salah satu metode perencanaan yang telah diakui dalam
pendidikan IPA. Siklus belajar dikembangkan berdasarkan teori yang dikembangkan
pada masa kini tentang bagaimana siswa seharusnya belajar. Metode ini merupakan
metode yang mudah untuk digunakan oleh guru dan dapat memberikan kesempatan untuk
mengembangkan kreativitas belajar IPA pada setiap siswa kita.
Pada siklus belajar 5 fase, ditambah engagement sebelum exploration. Pada model
ini, tahap concept introduction dan concept application masingmasing diistilahkan
menjadi explaination dan elaboration. Karena itu LC 5 fase sering dijuluki LC 5E
(Engagement, Exploration, Explaination, Elaboration, dan Evaluation) Tahap
engagement bertujuan mempersiapkan diri pebelajar agar terkondisi dalam menempuh
fase berikutnya dengan jalan mengeksplorasi pengetahuan awal dan ide-ide mereka serta
untuk mengetahui kemungkinan terjadinya miskonsepsi pada pembelajaran sebelumnya.
Dalam fase engagement ini minat dan keingintahuan (curiosity) pebelajar tentang topik
yang akan diajarkan berusaha dibangkitkan. Pada fase ini pula pebelajar diajak membuat
prediksi-prediksi tentang fenomena yang akan dipelajari dan dibuktikan dalam tahap
eksplorasi.
Siklus belajar dipilih dalam pembelajaran ini disebabkan siklus belajar ini
merupakan model yang paling efektif dalam pembelajaran IPA, mudah untuk dipelajari,
konsisten dengan paradigma pembelajaran masa kini, dan menciptakan peluang untuk
belajar ilmu pengetahuan.
Menurut Wheatley (Dalam Bektiarso, 1997:194), pembelajaran konstruktivisme
mengandung dua prinsip yaitu pertama, pengetahuan tidak dapat diperoleh secara pasif
tetapi secara aktif oleh struktur kognitif siswa. Kedua, fungsi kognisi bersifat adaptif dan
membantu pengorganisasian melalui pengalaman nyata, sehingga siswa dapat
mengumpulkan pertanyaan untuk memperoleh pengetahuan. Untuk menciptakan
kelompok kerja yang efektif, pengajar atau guru perlu menyusun tugas sedemikian rupa,
sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain
bisa mencapai tujuan mereka dan kunci keberhasilan kerja kelompok adalah persiapan
guru dalam penyusunan tugasnya (Lie, 2002:31)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL SIKLUS


BELAJAR (LEARNING CYCLE 5E) BERBASIS EKSPERIMEN PADA
PEMBELAJARAN SAINS DI SDN PATRANG I JEMBER
Sri Astutik1)

3. Langkah – langkah/sintak model pembelajaran

Sintak jadi panduan efektif dalam implementas model pembelajaran. Ada 5 sintak
yang menjadi ciri khas dalam model pembelajaran Learning Cycle. Pada kesempatan ini
okeguru akan membahas secara teknik mengengai ke lima sintak Learning Cycle.

Sintak model pembelajaran Learning Cycle sebagai model instruksional untuk


rencana pembelajaran. Siklus belajarnya bersandar pada konstruktivisme sebagai dasar
teoritisnya. “Konstruktivisme adalah model dinamis dan interaktif tentang bagaimana
manusia belajar” (Bybee, 1997, hal. 176). Sebuah perspektif konstruktivis menganggap
siswa harus terlibat secara aktif dalam pembelajaran mereka dan konsep tidak
ditransmisikan dari guru ke murid tapi dibangun oleh siswa.

Sintak belajar yang digunakan dalam rencana pembelajaran terdapat lima langkah
atau lima siklus yg dikenal dengan 5E, yaitu Engagement, Eksplorasi, Explanation
(Penjelasan), Elaborasi dan Evaluasi (Bybee, 1997). Setiap siklus, benar-benar ada proses
akhir. Setelah berakhir elaborasi, keterlibatan siklus belajar berikutnya dimulai. Evaluasi
bukan langkah terakhir. Evaluasi terjadi dalam semua empat bagian dari siklus belajar.

Siklus 5E pada Learning Cycle

A. Engagement (keterlibatan):
Keterlibatan (engagement) adalah waktu ketika guru berada di tengah kegiatan
pembelajaran. Guru menciptakan masalah, menilai pengetahuan awal siswa, membantu
siswa membuat hubungan, dan menginformasikan melangkah ke tahap selanjutnya.

B. Exploration (Eksplorasi):
Siswa mengumpulkan data untuk memecahkan masalah. Guru memastikan para
siswa mengumpulkan dan mengatur data mereka untuk memecahkan masalah.

C. Explanation (Penjelasan):
Pada fase proses ini, siswa menggunakan data yang mereka kumpulkan untuk
memecahkan masalah dan melaporkan apa yang mereka lakukan dan mencoba untuk
mencari tahu jawaban atas masalah yang disajikan. Guru juga memperkenalkan kosa kata
baru, frasa atau kalimat untuk label apa yang siswa sudah tahu.

D. Elaboration (Elaborasi):
Guru memberi siswa informasi baru yang lebih luas apa yang mereka telah
pelajari di bagian-bagian awal dari siklus belajar. Pada tahap ini guru juga menciptakan
masalah agar siswa mampu memecahkan masalah dengan menerapkan apa yang telah
mereka pelajari.

E. Evaluation (Evaluasi):
Guru dapat mengadakan evaluasi dengan tes pada akhir setiap tahap.

Sumber :
lenterakecil.com/model-pembelajaran-siklus-belajar-learning-cycle/
https://bdksemarang.kemenag.go.id/penerapan-dan-pengembangan-strategi-
pembelajaran-learning-cycle-lc-bagi-guru/

Anda mungkin juga menyukai