Anda di halaman 1dari 47

Pengertian Sejarah

1. Menurut Istilah
a. Dalam bahasa Inggris, kata Sejarah berasal dari kata Historia yang berarti masa lampau;
masa lampau umat Manusia.
b. Dalam bahasa Arab sejarah disebut dengan sajaratun (syajaroh) yang berarti pohon
dan keturunan, maksudnya disaat kita membaca silsilah raja-raja akan tampak pohon
dari yang terkecil sampai berkembang menjadi besar, maka hal tersebut sejarah
diartikan sebagai silsilah keturunan raja-raja yang berarti peristiwa pemerintahan
keluarga raja di masa lampau.
c. Dalam bahasa Yunani, kata sejarah disebut dengan istoria yang berarti belajar.
Sehingga arti sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa,
kejadian yang terjadi di masa lampau dalam kehidupan umat manusia.
d. Dalam bahasa Jerman, kata sejarha disebut dengan geschichte yang berarti sesuatu
yang telah terjadi, sesuatu yang telah terjadi di masa lampau kehidupan umat
Manusia.

2. Pengertian Sejarah Menurut Bahasa


Pengertian sejarah menurut bahasa terbagi dua yaitu pengertian sejarah dalam arti
sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit, pengertian sejarah adalah kejadian atau
peristiwa. Sedangkan pengertian sejarah dalam arti luas adalah suatu peristiwa manusia yang
memiliki akar dalam realisasi diri dengan kebebasan dan keputusan daya rohani. Dalam bahasa
Indonesia, sejarah memiliki 3 arti yaitu sejarah adalah silsilah atau asal usul, sejarah adalah
kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lampau dan sejarah adalah ilmu
pengetahuan dan cerita.

3. Pengertian Sejarah Menurut Para ahli


a. R.Mohammad Ali: Pengertian sejarah menurut R.Mohammad Ali adalah keseluruhan
perubahan dan kejadian-kejadian yang benar-benar telah terjadia atau ilmu yang
menyelidiki perubahan-perubahan yang benar-benar terjadi di masa lampau.
b. Ibnu Khaldun: Menurut Ibnu Khaldun yang mendefinisikan sejarah sebagai catatan
tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia, tentang perubahan-
perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu.
c. Moh. Yamin, SH: Sejarah menurut Moh. Yamin, SH adalah suatu ilmu pengetahuan
yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan
bahan kenyataan
d. Roeslan Abdulgani: Pengertian sejarah menurut Roeslan Abdulgani adalah ilmu yang
meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat
serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadiannya; dengan masuks
untuk menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya, untuk dijadikan
perbendaharaan-pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan masa sekarang serta
arah progres di masa depan.
e. W.H.Walsh: Pengertian sejarah menurut W.H.Walsh adalah pencatatan yang berarti
dan penting bagi manusia. Catatan tersebut meliputi tindakan-tindakan dan
pengalaman-pengalaman manusia di masa lampau pada hal-hal yang penting sehingga
merupakan cerita yang berarti.
f. Patrick Gardiner: Pengertian sejarah menurut Patrick Gardiner adalah ilmu yang
mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia.
g. J.V.Bryce: Menurut J.V. Bryce bahwa pengertian sejarah adalah catatan dari apa yang
telah dipikirkan, dikatakan, dan diperbuat oleh manusia.
h. Thomas Carlyle: Pengertian sejarah menurut Thomas Carlyle adalah peristia masa
lampau yang mempelajari biografi orang-orang yang dikenal. Mereka, adalah
penyelamat pada zamannya. Mereka merupakan orang-rang besar yang pernah dicatat
sebagai peletak dasar sejarah.

Aspek-Aspek Sejarah

Ada tiga aspek dalam sejarah yakni masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang
antara lain sebagai berikut...

 Masa lampau, menjadi awal balik dalam masa yang akan datang sehingga dalam sejarah
terdapat pelajaran mengenai nilai dan moral.
 Masa kini, adalah sejarah yang menjadi sumber pemahaman bagi generasi-generasi penurus
dari masyarakat terdahulu sebagai cermin untuk menuju kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
 Masa lampau, adalah suatu gambaran tentang kehidupan manusia dan kebudayaannya di masa
lampau sehingga dapat merumuskan hubungan sebab akibat mengapa suatu peristiwa dapat
terjadi dalam kehidupan tersebut, walaupun belum tentu setiap peristiwa atau kejadian tercatat
dalam sejarah.

Sumber Sejarah

Pengertian Sumber Sejarah - Sumber sejarah adalah semua yang menjadi pokok
sejarha. Menurut Moh. Ali bahwa yang dikatakan dengan sumber sejarah adalah segala sesuatu
yang berwujud dan tidak berwujud serta berguna bagi penelitian sejarah sejak zaman purba
sampai dengan sekarang. Sedangkan pendapat Muh. Yamin bahwa sumber sejarah adalah
kumpulan benda kebudayaan untuk membuktikan sejarah.

Jenis-Jenis Sumber Sejarah - Sumber sejarah dikelompok menjadi beberapa macam


antara lain sebagai berikut...
1, Sumber Lisan, adalah sumber sejarah yang didapatkan langsung dari keterangan para pelaku
sejarah atau saksi mata peristiwa di masa lampau. Seperti seorang anggota Legiun Veteran
Republik Indonesia (LVRI) yang pernah ikut serangna umum menceritakan peristiwa yang
dialami kepada orang lain, apa yang sudah dialami dilihat serta yang dilakukannya merupakan
penuturan lisan (sumber lisan) yang dipakai untuk bahan penelitisan sejarah.
2. Sumber Tertulis, adalah sumber sejarah yang didapatkan dari peninggalan-peninggalan
tertulis, catatan peristiwa terjadi di masa lamapu, seperti naskah, surat kabar, dokumen, tambo
(catatan tahunan dari cina), babad, dan rekaman
3. Sumber Benda (Artefak), adalah sumber sejarah yang didapatkan dengan peninggalan-
peninggalan yang berupa benda-benda kebudayaan. Seperti kapak, perhiasan, candi, gerabah,
manik-manik dan patung. Namun sumber sejarah tersebut belum dapat dipastikan
kebenarannya. Oleh karena itu sumber-sumber sejarah memerlukan penelitian, pengkajian,
analisis, da penafsiran yang cermat oleh para ahli.
Berdasarkan dari urutannya yang menyampaikan sumber sejarah antara lain sebagai berikut...

 Sumber Primer, adalah peninggalan asli sejarah. Misalnya piagam, prasasti, candi, kronik, yang
berasal di zamannya.
 Sumber Sekunder adalah benda-benda tiruan dari benda aslinya atau sumber pustaka hasil para
para ahli sejarah, laporan penelitian, dan terjemahan kitab-kitab kuno
 Sumber Tersier, adalah buku-buku sejarah yang disusun atas laporan-laporan penelitian ahli
tanpa dengan melakukan penelitian langsung

Ruang Lingkup Sejarah

Ruang lingkup sejarah merupakan pemahaman yang menjadi sejarah sebagai ilmu
pengetahuan. Ruang lingkup sejarah meliputi konsep sejarah, unsur sejarah, dan hubungan
sejarah dengan ilmu. Berikut penjelasan ruang lingkup sejarah

a. Konsep Sejarah - Konsep adalah suatu wujud kemampuan akal dalam membentuk gambaran
baru yang sifatnya abstrak (tidak nyata) menurut data atau suatu kajian.

 Sejarah sebagai peristiwa, adalah kejadian, kenyataan (realita), aktualitas sejarah yang telah
terjadi atau berlangsung di masa lalu. Sejarah mengandung kejadian yang terladi atau
berlangsung di masa lalu.
 Sejarah sebagai kisah, adalah suatu rangkaian cerita yang berupa narasi yang disusun menurut
ingatan, tafsiran, manusia atau kesan.
 Sejarah sebagai ilmu, mempelajari kenyataan dengan mengadakan penelitian dan pengkajian
mengenai peristiwa cerita sejarah. Sejarah sebagai ilmu pengetahuan terdapat beberapa syarat
ilmiah misalnya empiris, objektif, teori, dan kesimpulan umum (menggeneralisasikan).
 Sejarah sebagai seni, dikatakan sebagai seni karena sejarah memerlukan inutisi, imajinasi, emosi
dan gaya bahasa dalam penulisan sejarah.

b. Unsur Sejarah - Sejarah terdiri dari 3 unsur antara lain sebagai berikut.

 Ruang, adalah tempat terjadinya suatu peristiwa yang menjadi bukti peristiwa sejarah menjadi
real.
 Waktu, adalah unsur sejarah yang memegang peranan penting sebagai sifat krologis dalam
kajiansejarah sehingga dikenal dengan konsep periodisasi.
 Manusia, adalah unsur sejarah yang menjadi sentral atau pemegang peran karena peristiwa
sejarha dapat berlansung secara kompleks tergantung dari akal manusia dengan lingkungan
yang ada.

c. Hubungan Sejarah dengan Ilmu

1). Persamaan Sejarah dengan Ilmu - Persamaan sejarah sebagai ilmu pengetahuan adalah
berdasarkan dari pengalaman, pengamatan dan penyerapan. Sama-sama memiliki dasar teori dan
metode.
2). Perbedaan sejarah dengan ilmu - Perbedaan sejarah sebagai ilmu pengetahuan adalah dapat
dipahami jika sejarah terikat oleh...

 Sejarah terikat oleh waktu, karena waktu memegang peranan penting yang harus terdapat
dalam sejarah. tetapi ilmu pengetahuan tidak terikat oleh waktu karena bukan hal yang penting
dari ilmu pengetahuan
 Sejarah terikat oleh tempat, karena memiliki sifat yang unik dan einmalig atau terjadi hanya
sekali. Sifat unik terikat oleh tempat atau spasial.
 Sejarah terikat oleh kekhususan, karena tempat dan waktu mmbuat sejarah menjadi uni dan
khusus.

Ciri Manusia Pra Aksara

Dapat kita ketahui bahwa tradisi masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan
adalah sebagai berikut:
a. Organisasi kemasyarakatannya sudah ada,Nenek moyang kita hidup berkelompok. Mereka
bersepakat untuk hidup secara bersama, hidup gotong royong, dan demokratis. Mereka memilih
seorang pemimpin yang dianggap dapat melindungi masyarakat dari berbagai gangguan
termasuk gangguan roh sehingga seorang pemimpin dianggap memiliki kesaktian lebih. Cara
pemilihan pemimpin yang demikian disebut primus inter pares, yaitu yang terutama di antara
yang banyak.Jadi, seorang pemimpin adalah yang terbaik bagi mereka bersama.
b. Kemasyarakatan atau pranata sosialnya adalah masyarakat yang hidup berkelompok
sebagai makhluk sosial, dan bergotong royong.
c. Memiliki pengetahuan alam, yakni memanfaatkan alam di sekitarnya sebagai wujud peduli dan
memelihara alam lingkungannya dan memiliki pengetahuan tentang perbintangan
(astronomi), Selain digunakan untuk mengenali musim, ilmu astronomi juga sudah dimanfaatkan
sebagai petunjuk arah dalam pelayaran, yaitu Bintang Biduk Selatan dan Bintang Pari (orang
Jawa menyebut Lintang Gubug Penceng) untuk menunjuk arah selatan serta Bintang Biduk Utara
untuk menunjukkan arah utara. Kemampuan astronomi dan angin musim ini telah
mengantarkan mereka berlayar ke barat sampai di Pulau Madagaskar, ke timur sampai di Pulau
Paskah, dan ke selatan sampai di Selandia Baru serta ke arah utara sampai di Kepulauan Jepang.
Pengetahuan astronomi juga digunakan dalam pertanian dengan memanfaatkan Bintang
Waluku sebagai pertanda awal musim hujan.

d. Sudah mengenal sistem persawahan. Sistem persawahan mulai dikenal bangsa Indonesia sejak
zaman Neolitikum, yaitu manusia hidup menetap. Mereka terdorong untuk mengusahakan
sesuatu yang menghasilkan (food producing). Sistem persawahan diawali dari sistem ladang
sederhana yang belum banyak menggunakan teknologi, kemudian meningkat dengan adanya
teknologi pengairan hingga lahirlah sistem persawahan. Sistem irigasi dalam bercocok tanam
digunakan untuk memenuhi kebutuhan air dengan cara membuat pematang dan saluran air.
Cara ini kemudian meningkat menjadi pembuatan terasering di lereng pegunungan, serta
pembuatan bendungan atau dam air yang sederhana. Sementara itu, untuk mengerjakan sawah
dibuatlah alat-alat dari logam dan mengembangkan tanaman biji-bijian, padi, juwawut, serta
tanaman kering lainnya.
e. Kemampuan berlayar dan berdagang dengan memanfaatkan angin musim, bahkan
mereka sudah berani mengarungi laut luas,mengingat kondisi geografis Indonesia yang memiliki
banyak pulau,mengharuskan untuk menggunakan perahu untuk mencapai pulau
lainya.Kemampuan berlayar bagi masyarakat ini digunakan sebagai dasar kemampuan
berdagang.Oleh karena itu, pada awal Masehi, Bangsa Indonesia sudah berlayar sampai Pulau
madagaskar, Pulau Paskah,dll.
f. Sudah memiliki teknologi perundagian, yakni pengecoran logam dengan sistem bivalve dan a
cire perdue.
g. .Sistem kepercayaan pada mulanya menyembah roh nenek moyang kemudian menyembah
dewa.
h. Sudah memiliki sistem ekonomi barter.

Teori Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia


1. Teori Nusantara
Dalam teori Nusantara dinyatakan bahwa asal mula manusia yang menghuni wilayah
Nusantara ini tidak berasal dari luar, melainkan dari wilayah Nusantara itu sendiri, teori
nusantara menyatakan bahwa manusia purba menjadi nenek moyang bangsa Indonesia berasal
dari Indonesia sendiri.Berikut adalah argumen yang melandasi teori Nusantara.
 Bangsa Melayu merupakan bangsa yang berperadaban tinggi. Peradaban tidak mungkin
dapat dicapai apabila tidak melalui proses perkembangan dari kebudayaan sebelumnya.
 Bahasa Melayu memang memiliki kesamaan dengan bahasa Champa (Kamboja), namun
persamaan tersebut hanyalah suatu kebetulan saja.
 Adanya kemungkinan bahwa orang Melayu adalah keturunan dari Homo
soloensis dan Homo Wajakensis.
 Adanya perbedaan bahasa antara bahasa Austronesia yang berkembang di Nusantara
dengan bahasa Indo-Eropa yang berkembang di Asia Tengah.

2. Teori Yunan
Dalam teori yunan disebutkan bahwa manusia-manusia purba di Indonesia yang menjadi
nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Cina bagian selatan. Menurut pendukung
teori Yunan, pendapat mereka didasari oleh dua hal berikut:
 Ditemukan kapak tua di wilayah Nusantara yang memiliki kemiripan dengan kapak tua
yang ada di kawasan Asia Tengah.
 Bahasa melayu yang berkembang di Nusantara memiliki kemiripan dengan bahasa
Champa yang ada di Kamboja. Hal tersebut membuka kemungkinan bahwa penduduk
di Kamboja berasal dari daratan Yunan dengan menyusuri Sungai Mekong. Arus
perpindahan tersebut selanjutnya diteruskan ketika sebagian dari mereka melanjutkan
perpindahan dan sampai ke Nusantara.

3. Teori Out of Taiwan


Menurut teori Out of Taiwan, bangsa yang ada di Nusantara ini berasal dari Taiwan
bukan dari daratan Cina. Pendukung teori Out of Taiwan adalah Harry Truman Simanjuntak.
Menurut pendekatan linguistik, bahwa dari keseluruhan bahasa yang digunakan suku-suku di
Nusantara memiliki rumpun yang sama yaitu rumpun Austronesia. Akar dari keseluruhan cabang
bahasa yang digunakan leluhur yang menetap di Nusantara berasal dari rumpun Austronesia di
Formosa atau dikenal dengan rumpun Taiwan, selain hal tersebut menurut riset genetika yang
dilakukan pada ribuan kromosom tidak menemukan kecocokan pola genetika dengan wilayah
Cina.
4. Teori Out of Afrika
Menurut teori Out of Afrika, manusia modern yang hidup sekarang ini berasal dari
Afrika. Dasar teori ini adalah dukungan ilmu genetik melalui penelitian DNA mitokondria gen
perempuan dengan gen laki-laki. Menurut Max Ingman (ahli genetika dari Amerika Serikat),
manusia modern yang ada sekarang ini berasal dari Afrika antara kurun waktu 100-200 ribu
tahun lalu.Diperkirakan manusia Afrika melakukan migrasi ke luar Afrika melakukan migrasi ke
luar Afrika sekitar 50.000-70.000 tahun silam. Tujuan migrasi tersebut menuju Asia Barat. Jalur
yang ditempuh ada dua yaitu mengarah ke lembah Sungai Nil, melintas Semenanjung Sinai lalu
ke utara melewati Arab Levant dan jalur kedua melewati Laut Merah.

Ciri Kehidupan Masyarakat Zaman Pra Aksara


1. Palaeolithikum
Palaeolithikum atau jaman batu tua berlangsung kurang lebih 600.000 tahun yang lalu atau
selama masa Pleistosen. Jaman batu tua ditandai dengan ciri : peralatan hidup dibuat dari batu
yang dikerjakan secara kasar dan tidak diasah, manusia hidup dengan berpindah tempat
(nomaden) serta berlangsung pada jaman dilluvium atau jaman pleistosen.
Dari jaman paleolithikum yang berlangsung selama kala pleistosen ditandai dengan adanya bukti
fosil manusia di dunia. Oleh karena itu perkembangan budaya memiliki ciri sebagai berikut:
1) manusia masih hidup mengembara (nomaden)
2) masyarakat belum mengenal bercocok tanam
3) makanan diperoleh dari alam (food gathering)
4) alat yang dibuat masih sangat kasar.
Manusia pada jaman ini dimungkinkan telah mengenal api. Hal ini dibuktikan dengan penemuan
arkeologis di gua Choukoutien (Cina) berupa fosil kayu bekas terbakar. Gua tersebut didiami
Sinanthropus Pekinensis yang dianggap sejaman dengan Pithecanthropus Erectus. Pada masa
peralihan pleistosen ke holosen, kebudayaan paleolithikum masih berlangsung. Dalam masa
peralihan ini, kebudayaan batu tua mendapat pengaruh dengan masuknya arus kebudayaan
baru dari daratan Asia. Kebudayaan yang membawa corak baru tersebut dinamakan
kebudayaan mesolithikum atau jaman batu tengah.
2. Mesolithikum
Mesolithikum atau jaman batu tengah diperkirakan berlangsung selama 20.000 tahun yang lalu
atau selama kala Holosen. Jaman batu tengah di Indonesia ditandai dengan masuknya migrasi
manusia dari daratan Asia. Kemampuan berpikir manusia untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya mulai berkembang.
Adapun ciri perkembangan budayanya meliputi :
1) kehidupan manusia mulai menetap (seminomaden)
2) mulai mengenal bercocok tanam secara sederhana
3) mulai mengolah bahan makanan sendiri
4) alat yang dibuat masih mirip dengan jaman batu tua, tetapi sudah lebih halus
5) manusia pendukung kebudayaannya sudah mencapai tingkat Homo sapiens.
Kehidupan yang mulai menetap agak lama yang dilakukan manusia merupakan titik awal dari
perkembangan kehidupan manusia untuk mencapai kemajuan. Pemilihan tempat tinggal
mereka, akan mempengaruhi corak kebudayaan yang dihasilkan manusia. Manusia ada yang
tinggal di gua di tepi sungai, tepi pantai dan ada yang masih berpindah tempat. Jenis manusia
yang hidup adalah Papua Melanesoid, misal Papua (Indonesia), Semang (Malaysia), Aeta
(Philipina), Sakai (Siak) dan Aborigin (Australia).
3. Neolithikum
Neolithikum atau jaman batu baru diperkirakan berlangsung tahun 2000 SM. Kebudayaan batu
baru merupakan bentuk budaya yang tersebar luas di kepulauan Indonesia.. Adapun ciri
perkembangan budayanya adalah :
1) kehidupan manusia sudah menetap secara mantap
2) sudah mengenal bercocok tanam dengan baik
3) sudah mampu mengolah bahan makanan sendiri
4) alat yang dibuat dari batu sudah halus dan kompleks
5) peradaban lebih maju dan dapat membuat alat rumah tangga yang lebih baik, misal
kemampuan menenun dan membuat pakaian.
Kehidupan mengembara sudah ditinggalkan, manusia mulai bercocok tanam dan beternak.
Hidup menetap didukung dengan kemampuan membuat rumah secara sederhana. Hal ini
mendorong pembentukan masyarakat yang memerlukan segala peraturan kerjasama.
Pembentukan pemukiman melahirkan perkampungan atau desa yang ditopang pula dengan
pembagian kerja. Kerajinan tangan berkembang pesat. Perkembangan demikian menjadi dasar-
dasar pertama kehidupan manusia dalam konteks masyarakat seperti sekarang ini.
4. Megalithikum
Kebudayaan megalithikum berlangsung pada jaman neolithikum dan jaman logam. Kebudayaan
yang dihasilkan berupa bangunan batu besar. Batu besar yang dibuat tidak dikerjakan secara
halus, melainkan diratakan secara kasar untuk mendapatkan bentuk yang dibutuhkan.
Kebudayaan megalithikum didasarkan pada kepercayaan bahwa yang mati tetap ada hubungan
dengan yang ditinggalkan. Masyarakat percaya bahwa yang mati akan memberikan
kesejahteraan dan kesuburan tanaman. Bangunan batu besar sebagai sarana untuk
menghormati mereka yang telah mati. Daerah penemuannya meliputi Nias, Sumatra, Jawa,
Sumbawa, Flores, dan Toraja. Kebudayaan megalithikum berawal dari masa neolithikum, yaitu
sejalan dengan telah berkembangnya budaya menetap dan kehidupan masyarakat bercocok
tanam. Namun demikian megalithikum mengalami perkembangan pesat justru pada jaman
logam. Jenis manusia yang hidup sama dengan masa neolithikum yaitu bangsa Proto Melayu
yang hidup menetap.

Teori Masuknya Agama Hindu Budha di Indonesia


a. Teori Brahmana
Van Leur merupakan tokoh utama yang melontarkan teori brahmana. Inti dari teori ini yaitu
penyebaran agama dan kebudayaan India ke Indonesia dilakukan oleh golongan brahmana
(pandita atau rohaniawan). Para brahmana ini datang ke Indonesia atas undangan para
penguasa di Indonesia..Van Leur melandasi pendapatnya dengan keyakinan bahwa antara India
dan Indonesia terjadi hubungan perdagangan. Dalam hubungan tersebut dimungkinkan bukan
hanya orang-orang India yang datang ke Indonesia, melainkan juga sebaliknya banyak juga orang
Indonesia yang datang ke India.
b. Teori Ksatria
Menurut R.C. Majundar, munculnya kerajaan atau pengaruh Hindu di kepulauan Indonesia
disebabkan oleh peranan kaum Ksatria atau para prajurit India. Para prajurit diduga melarikan
diri dari India dan mendirikan kerajaan-kerajaan di kepulauan Indonesia dan Asia Tenggara.
Teori ksatria juga didukung oleh F.D.K. Bosch.Menurut F.D.K. Bosch, pada masa lampau di India
sering terjadi perang antargolongan. Para prajurit yang kalah kemudian meninggalkan India.
Rupanya para prajurit tersebut ada yang sampai ke wilayah Indonesia. Para prajurit itulah yang
kemudian berusaha mendirikan koloni-koloni baru sebagai tempat tinggalnya.
c. Teori Waisya
Teori waisya dikemukakan oleh N.J. Krom. Teori ini menyatakan bahwa kaum pedagang dari
India selain berdagang juga membawa adat dan kebiasaan atau budaya negaranya.N.J Krom
mengungkap adanya pernikahan antara para pedagang tersebut dan wanita Indonesia.
Pernikahan tersebut dianggap sebagai saluran penyebaran pengaruh yang sangat penting dalam
teori ini.G. Coedes berpendapat bahwa yang memotivasi para pedagang India untuk datang ke
Asia Tenggara adalah keinginan untuk memperoleh barang tambang terutama emas dan hasil
hutan.
d. Teori Sudra
Di duga peperangan yang terjadi di India telah menyebabkan golongan sudra menjadi orang
buangan. Tori sudra menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh
orang-orang India yang berkasta sudra. Alasannya karena mereka dianggap sebagai orang-orang
buangan dan hanya hidup sebagai budak.Oleh karena itu mereka pergi dari India di antaranya
datang ke Indonesia dengan tujuan untuk mengubah kehidupannya. Hipotesis sudra didukung
oleh Von van Faber.
e. Teori Arus Balik
F.D.K. Boasch yang sebelumnya mengemukakan teori ksatria, kemudian berubah pikiran. Hal itu
dapat terjadi karena dia menemuka fakta-fakta baru. Bosch berpendapat bahwa golongan
cendekiawanlah yang membawa agama Hindu-Budha ke Indonesia. Golongan Cendekiawan
yang dimaksud adalah para pendeta atau biksu.Teori ini didukung oleh sejarawan Van Leur.
Menurut pendapat Van Leur, orang Indonesia juga berperan dalam proses masuknya agama dan
kebudayaan Hindu-Budha (India). Para pedagan yang berasal dari Indonesia datang sendiri ke
India karena penasaran dengan kebudayaan India.

Teori Masuknya Agama Islam di Indonesia


 Teori Gujarat
Teori ini dikemukakan oleh seorang professor Snouck Hurgronje, dia berpendapat bahwa Islam
masuk ke Indonesia pada awal abad ke 13 M, yang dibawa oleh para pedagang dari Gujarat,
India. Para pedagang dari Gujarat masuk untuk berdagang ke Indonesia sembari mengenalkan
paham Islam di tengah kehidupan bermasyarakat.Namun, teori ini dibantah oleh beberapa ahli
sejarah. Mereka berpendapat, jika Islam datang dari Gujarat, maka otomatis Islam yang
berkembang di Indonesia merupakan Islam dengan paham Syiah. Hal ini karena, di Gujarat pada
waktu itu, Islam yang berkembang disana adalah Islam dengan paham Syiah. Akan tetapi, hal ini
tidak berlaku di Indonesia, yang mayoritas penduduknya menganut Islam dengan mazhab
Syafi`i.
 Teori Mekkah
Menurut teori ini, Islam masuk ke Indonesia melalui peran langsung dari para pedagang muslim
asal Timur Tengah yang sembari berdagang, menyebarkan agama Islam din Indonesia. Teori ini
berpendapat bahwa, agama Islam masuk ke Indonesia berawal dari abad ke 7 M.Teori ini
diperkuat dengan ditemukannya sebuah naskah berita asal China, yang mengemukakan bahwa
pada tahun 625 M, sudah mulai terdapat perkampungan bangsa Arab di Sumatera tepatnya di
daerah Barus.
 Teori Persia
Seorang sejarawan yang bernama P.A. Husein Hidayat mengatakan bahwa Islam masuk ke
Indoenesia berawal dari masuknya para pedagang yang berasal dari Persia pada tahun ke-7 M.
Mereka singgah ke Gujarat sebelum melanjutkan perjalanan ke nusantara. Hal ini juga diperkuat
dengan terdapatnya kesamaan budaya Islam antara Indonesia dengan Persia (Iran).

Kehidupan Sosial, Ekonomi, Budaya Masa Hindu-Budha Islam di Indonesia


Bangsa Indonesia yang sebelumnya memiliki kebudayaan asli tidak begitu saja menerima budaya-
budaya baru yang berasal dari luar. Berikut beberapa pengaruh di berbagai bidang terhadap kehidupan
masyarakat Indonesia :

BIDANG
MASA PRAAKSARA MASA HINDU-BUDHA MASA ISLAM
KEHIDUPAN

Keagamaan Kepercayaan Masyarakat Indonesia secara Masyarakat Indonesia secara


masyarakat saat itu berangsur-Angsur memeluk berangsur-Angsur memeluk
adalah animisme dan Agama Hindu dan Buddha Agama Islam
dinamisme

Politik Dalam kehidupan Sistem pemerintahan kerajaan Sistem pemerintahan yang


berkelompok dikenalkan Oleh orang-orang bercorak Islam, rajanya bergelar
biasanya ada seorang India. Dalam sistem ini, sultan atau sunan seperti halnya
pemimpin kelompok-kelompok kecil para wali. Jika rajanya meninggal,
didalamnya masyarakat bersatu dengan tidak dimakamkan di candi tetapi
kepemilikan wilayah yang luas. dimakamkan secara Islam.
Kepala suku yang terbaik dan
terkuat berhak atas Tampuk
kekuasaan kerajaan. Kemudian,
pemimpin ditentukan secara
turun-temurun berdasarkan hak
waris sesuai dengan Peraturan
hukum kasta

Sosial Hidup berkelompok – masyarakat Indonesia mengenal Aturan kasta mulai pudar di
kelompok dimana aturan kasta, yaitu: Kasta masyarakat
proses sosialisasi Brahmana (kaum pendeta dan
hanya terjadi intern para sarjana), Kasta Ksatria (para
dalam kelompok prajurit, pejabat dan
masing – masing bangsawan), Kasta Waisya
(pedagang petani, pemilik tanah
dan prajurit). Kasta Sudra (rakyat
jelata dan pekerja kasar).
Namun, unsur budaya Indonesia
lama masih tampak dominan
dalam semua lapisan Masyarakat

Pendidikan Lembaga-lembaga pendidikan Pendidikan Islam berkembang di


semacam asrama merupakan pesantren-pesanten Islam.
Belum mengenal
salah satu bukti pengaruh dari sebenarnya, pesantren telah
sistim pendidikan
kebudayaan Hindu-Buddha di berkembang sebelum Islam masuk
dan segala
Indonesia. Lembaga pendidikan ke Indonesia. Pesantren saat itu
pengetahuan yang
tersebut mempelajari satu menjadi tempat pendidikan dan
diperoleh masih
bidang saja, yaitu keagamaan. pengajaran agama Hindu. Setelah
berasal dari
Islam masuk, mata pelajaran dan
pengalaman hidup di
proses pendidikan pesantren
alam bebas
berubah menjadi pendidikan
Islam.

Sastra dan Belum ada karya Pengaruh Hindu-Buddha pada Kosakata bahasa Arab baik lisan
Bahasa sastra yang bahasa adalah dikenal dan maupn tulisan mulai banyak
dihasilkan digunakannya bahasa Sanskerta digunakan. Hasil karya sastra
dan huruf Pallawa oleh berupa hikayat, babad, suluk dan
masyarakat Indonesia. Hasil syair.
sastra berupa kitab – kitab yang
ditulis oleh Mpu Tantular, Mpu
prapanca dan lainnya.

Arsitektur Masyarakat Punden berundak merupakan Islam telah memperkenalkan


dan praaksara telah salah satu arsitektur Zaman tradisi baru dalam teknologi
Kesenian mendirikan Megalitikum. Arsitektur tersebut arsitektur seperti masjid dan
bangunan – berpadu dengan budaya India istana. Juga diperkenalkan dengan
bangunan yang yang mengilhami pembuatan seni kaligrafi.
terbuat dari batu, bangunan candi yang disertai
diantaranya : patung induk berupa arca.
Menhir, dolmen,
sarkofagus, punden
berundak dan
waruga

Proses Masuk dan Berkembangnya Agama Hindu Budha Islam di Indonesia

1. Agama Hindu Budha


Agama Hindu dan Budha berasal dari Jazirah India yang sekarang meliputi wilayah negara India,
Pakistan, dan Bangladesh. Kedua agama ini muncul pada dua waktu yang berbeda (Hindu: ±1500 SM,
Budha: ±500 SM), namun berkembang di Indonesia pada waktu yang hampir bersamaan. Munculnya
agama Hindu dan Budha di Indonesia berawal dari hubungan dagang antara pusat Hindu Budha di Asia
seperti China dan India dengan Nusantara. Hubungan dagang antara masyarakat Nusantara dengan para
pedagang dari wilayah Hindu Budha inilah yang menyebabkan adanya asimilasi budaya, sehingga agama
Hindu dan Budha lambat laun mulai berkembang di Nusantara.
Kepulauan Nusantara yang diapit oleh dua benua (Asia dan Australia) serta oleh dua samudra
(Hindia dan Pasifik), mempunyai letak yang sangat strategis dalam jalur perdagangan dunia kala itu. Hal
ini membuat para pedagang asing dari negeri-negeri lain seperti Cina, India, Persia, dan Arab sering
singgah di kepulauan Nusantara. Para pedagang asing ini tidak hanya berkepentingan untuk berdagang
di Nusantara. Mereka juga menjalin interaksi secara sosial budaya dengan masyarakat lokal, sehingga
masuklah pengaruh-pengaruh kebudayaan mereka ke Nusantara, termasuk pengaruh kebudayaan
Hindu dan Budha.
2. Agama Islam
Proses masuknya islam ke Indonesia dilakukan secara damai dengan cara menyesuaikan diri
dengan adat istiadat penduduk lokal yang telah lebih dulu ada. Ajaran-ajaran Islam yang mengajarkan
persamaan derajat, tidak membeda-bedakan si miskin dan si kaya, si kuat dan si lemah, rakyat kecil dan
penguasa, tidak adanya sistem kasta dan menganggap semua orang sama kedudukannya dihadapan
Allah telah membuat agama Islam perlahan-lahan mulai memeluk agama Islam.

Proses masuknya Islam ke Indonesia dilakukan secara damai dan dilakukan dengan cara- cara
sebagai berikut.
1. Melalui Cara Perdagangan
Indonesia dilalui oleh jalur perdagangan laut yang menghubungkan antara China dan daerah lain di Asia.
Letak Indonesia yang sangat strategis ini membuat lalu lintas perdagangan di Indonesia sangat padat
karena dilalui oleh para pedagang dari seluruh dunia termasuk para pedagang muslim. Pada
perkembangan selanjutnya, para pedagang muslim ini banyak yang tinggal dan mendirikan
perkampungan islam di Nusantara. Para pedagang ini juga tak jarang mengundang para ulama dan
mubaligh dari negeri asal mereka ke nusantara. Para ulama dan mubaligh yang datang atas undangan
para pedagang inilah yang diduga memiliki salah satu peran penting dalam upaya penyebaran Islam di
Indonesia.
2. Melalui Perkawinan
Bagi masyarakat pribumi, para pedagang muslim dianggap sebagai kelangan yang terpandang. Hal ini
menyebabkan banyak penguasa pribumi tertarik untuk menikahkan anak gadis mereka dengan para
pedagang ini. Sebelum menikah, sang gadis akan menjadi muslim terlebih dahulu. Pernikahan secara
muslim antara para saudagar muslim dengan penguasa lokal ini semakin memperlancar penyebaran
Islam di Nusantara.
3. Melalui Pendidikan
Pengajaran dan pendidikan Islam mulai dilakukan setelah masyarakat islam terbentuk. Pendidikan
dilakukan di pesantren ataupun di pondok yang dibimbing oleh guru agama, ulama, ataupun kyai. Para
santri yang telah lulus akan pulang ke kampung halamannya dan akan mendakwahkan Islam di kampung
masing-masing.
4. Melalui Kesenian
Wayang adalah salah satu sarana kesenian untuk menyebarkan islam kepada penduduk lokal. Sunan
Kalijaga adalah salah satu tokoh terpandang yang mementaskan wayang untuk mengenalkan agama
Islam. Cerita wayang yang dipentaskan biasanya dipetik dari kisah Mahabrata atau Ramayana yang
kemudian disisipi dengan nilai-nilai Islam.

KEDATANGAN BANGSA BARAT KE INDONESIA

A. Latar belakang kedatangan bangsa Barat ke Indonesia


Kedatangan bangsa Barat ke Indonesia dilatar belakangi peristiwa jatuhnya Konstantinopel ke
tangan Turki Usmani (1453), penemuan teknologi, dorongan untuk melanjutkan perang Salib. Portugis
dan Spanyol merupakan pelopor penjelajahan samudera untuk menemukan dunia baru di timur. Dan
portugis juga merupakan pembuka jalan menemukan Kepulauan Nusantara sebagai daerah penghasil
rempah-rempah. Kemudian disusul Belanda dan Inggris. Tujuan mereka datang ke timur tidak semata-
mata untuk mencari keuntungan melalui perdagangan rempah-rempah, tetapi juga mempunyai tujuan
yang lain, yaitu :
a. Gold : Mencari kekayaan dan keuntungan
b. Glory : Memburu kejayaan, mencari kekuasaan
c. Gospel : Menjalankan tugas suci unyuk menyebarkan agama nasrani

B. Jalur pelayaran dan kedatangan bangsa Barat ke Indonesia


Jalur yang dilalui oleh bangsa Barat untuk menemukan rempah-rempah adalah dengan
menggunakan jalur laut. Adapun proses kedatangan bangsa Barat ke Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Spanyol
Keberhasilan Columbus menemukan benua Amerika pada pelayaran pertamanya pada tahun
1492, mendorong para pelaut lain untuk melanjutkan penjelajahan ke samudra timur dan
menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Berangkatlah ekspedisi yang dipimpin oleh Magelhan
disertai seorang kapten kapal yang bernama Sebastian del Cano. Magelhan mengambil jalur yang
telah dilalui oleh Columbus. Setelah terus berlayar Magelhan dan rombongan mendarat di ujung
selatan benua Amerika yang kemudian tempat tersebut dinamakan Selat Magelhan. Magelhan dan
rombongan mendarat di Pulau Guam pada tahun 1521. Kemudian melanjutkan penjelajahannya dan
menemukan Kepulauan Massava ( Filipina ) yang kemudian menyatakan bahwa daerah tersebut
merupakan daerah koloni Spanyol. Karena tindakannya itulah Magelhan dan rombongan
mendapatkan perlawanan dari rakyat Mactan dan akhirnya Magellhan terbunuh dalam peperangan .
Rombongan yang selamat dalam pertempuran tersebut melarikan diri dan kemudian oleh del
Cano dipimpin bergerak ke arah selatan dan menemukan Kepulauan Maluku. Kedatangan bangsa
Spanyol ini diterima baik oleh Sultan Tidore yang saat itu sedang bermusuhan dengan Portugis.
Sebaliknya, kedatangan Spanyol di Maluku bagi Portugis merupakan pelanggaran atas “hak
monopoli”. Oleh karena itu, timbullah persaingan antara Portugis dan Spanyol. Persaingan tersebut
sejalan dengan pertentangan antara sultan Ternate dan Sultan tidore. Sultan ternate bersekutu
dengan portugis, sedangkan sultan tidore bersekutu dengan Spanyol. Puncaknya Portugis dan
Spanyol menempuh jalan perundingan yang di laksanakan di Saragosa (Spanyol) tahun 1529.
Perundigan itu menghasilkan kesepakatan yang disebut dengan Pejanjian Saragosa yang berisi :
1. Spanyol harus meninggalkan maluku dan melakukan perdagangan di Filipina
2. Portugis tetap melakukan kegiatan perdagangan di Kep Maluku.

b. Portugis
Berita Columbus berhasil menemukan daerah baru membuat Raja Portugis penasaran dan
mengutus Vasco da Gama untuk melakukan ekspedisi meenjelajahi samudra mencari Tanah Hindia.
Vasco da Gama mencari jalan lain agar lebih cepat menuju Tanah Hindia. Sebelum Vasco da Gama
diperintahkan oleh Raja Portugis, sudah ada pelaut lain yang melakukan pelayaran yaitu
Bartholomeus Diaz. Ia melakukan pelayaran mencari daerah timur dengan menelusuri pantai barat
Afrika, hingga pada tahun 1488 karena serangan ombak yang besar terpaksa Bartholomeus Diaz dan
rombongan mendarat di ujung Selatan Benua Afrika, yang kemudian tempat tersebut diberi nama
Tanjung Harapan. Bartholomeus Diaz tidak melanjutkan pelayaran melainkan bertolak kembali ke
negaranya.
Pada tahun 1497 Vasco da Gama berangkat dari pelabuhan Lisabon dan memulai penjelajahan
mengikuti rute yang telah dilalui oleh Bartholomeus Diaz. Atas petunjuk dari pelaut bangsa Moor
yang telah ia sewa, setelah singgah di Tanjung Harapan ia dan rombongan melanjutkan perjalanan
dengan melalui pantai timur Afrika kemudian berbelok ke kanan untuk mengarungi Samudra Hindia.
Pada tahun 1498 rombongan Vasco da Gama berhasil mendarat di Kalikut di pantai barat India.
Setelah beberapa tahun tinggal di India mereka menyadari bahwa Ini bukan daerah penghasil
rempah-rempah. Karena hal tersebut, tahun 1512, Alfonso de Albuquerque bersama beberapa buah
kapal ke Maluku. Awalnya masyarakat Maluku menyambut baik .Pada saat itu, kesultanan Ternate di
Maluku diperintah oleh Kaicil Darus. Sultan ternate itu meminta bantuan Portugis untuk mendirikan
benteng di Ternate dengan tujuan agar ternate terhindar dari kemungkinan serangan dari daerah
lain. Tahun 1522 Portugis mengabulkan pemintaan Sultan Ternate dengan mendirikan benteng Saint
jhon. Pendirian benteng tersebut ternyata harus dibayar mahal oleh Ternate karena Portugis
menuntut imbalan berupa hak monopoli perdagangan rempah-rempah di Ternate. Sultan ternate
terpaksa harus menandatangani perjanjian monopoli pendagangan dengan Portugis.

c. Belanda
Sebelum datang ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-rempah di Lisabon
(ibu kota Portugis). Pada waktu itu Belanda masih berada di bawah penjajahan Spanyol. Mulai tahun
1585, Belanda tidak lagi mengambil rempah-rempah dari Lisabon karena Portugis dikuasai oleh
Spanyol. Dengan putusnya hubungan perdagangan rempah-rempah antara Belanda dan Spanyol
mendorong bangsa Belanda untuk mengadakan penjelajahan samudra.
Pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara dengan empat buah
kapal di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Dalam pelayarannya menuju ke timur, Belanda
menempuh rute Pantai Barat Afrika –Tanjung Harapan–Samudra Hindia–Selat Sunda–Banten..
Kedatangan rombongan Cornelis de Houtman, pada mulanya diterima baik oleh masyarakat Banten
dan juga diizinkan untuk berdagang di Banten. Namun, karenanya sikap yang kurang baik sehingga
orang Belanda kemudian diusir dari Banten. Rombongan kedua dari Negeri Belanda di bawah
pimpinan Jacob van Neck dengan delapan buah kapalnya tiba di Banten pada bulan November 1598.
Pada saat itu hubungan Banten dengan Portugis sedang memburuk sehingga kedatangan bangsa
Belanda diterima dengan baik. Sikap Belanda sendiri juga sangat hati-hati dan pandai mengambil hati
para penguasa Banten. Keberhasilan rombongan Van Neck dalam perdagangan rempah-rempah,
mendorong orang-orang Belanda yang lain untuk datang ke Indonesia. Akibatnya terjadi persaingan
di antara pedagang-pedagang Belanda sendiri.
Setiap kongsi bersaing secara ketat. Di samping itu, mereka juga harus menghadapi persaingan
dengan Portugis, Spanyol, dan Inggris. Melihat gelagat yang demikian, Olden Barneveld menyarankan
untuk membentuk perserikatan dagang yang mengurusi perdagangan di Hindia Timur. Pada tahun
1602 secara resmi terbentuklah Vereenigde Oost Indiesche Compagnie (VOC) atau Perserikatan
Dagang Hindia Timur. VOC membuka kantor dagangnya yang pertama di di Banten (1602) di kepalai
oleh Francois Wittert.
Tujuan dibentuknya VOC adalah sebagai berikut.
1. Untuk menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama pedagang Belanda.
2. Untuk memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan, baik dengan sesama
bangsa Eropa, maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
3. Untuk mendapatkan monopoli perdagangan, baik impor maupun ekspor.
d. Inggris
Pada tahun 1586 Inggris mendatangi Indonesia yang dipimpin oleh Thomas Cavendish dengan
melewati jalur yang sama. Ratu Elisabeth memberikan sebuah hak istimewa kepada EIC (East Indian
Company) untuk mengurus segala hubungan perdagangan dengan Asia. EIC mengirim armada untuk
menuju Indonesia. EIC dapat melewati jalan Portugis tetapi gagal untuk masuk Indonesia. Sejak
pertama kali tiba di Indonesia tahun 1604, EIC mendirikan kantor-kantor dagangnya. Di antaranya di
Ambon, Aceh, Jayakarta, Banjar, Japara, dan Makassar. Pada tahun 1811, Inggris kembali melakukan
penyerangan Terhadap Belanda untuk dapat menguasai Indonesia. Ketika melakukan penyerangan
itu Gubernur Jendral Deandels tengah dipanggil untuk kembali ke Belanda dan digantikan oleh
Gubernur Jendral Jan Jansen. Penyerangan yang dilakukan Ingris dapat melupuhkan kekuasaan
Belanda. sehingga belanda menyerahkan kekuasaannya di Indonesia kepada Inggris.
Penyerahan kekuasaan ditandai dengan di buatnya sebuah perjanjian, yang disebut dengan
"Perjanjian Tuntang" pada tanggal 18 sepember 1811, yang berisikan:
a. Seluruh Jawa dan sekitarnya diserahkan kepada Inggris.
b. Semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris
c. Semua pegawai Belanda yang mau bekerja sama dengan Inggris dapat memegang
jabatannya terus
d. Semua hutang pemerintah Belanda yang dahulu, bukan menjadi tanggung jawab
Inggris.
Satu minggu sebelum perjanjian itu dilakukan, Raja Lord Minto yang berkedudukan di India,
mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai Wakil Gubernur . Sehingga Raffles memiliki kekusaan
penuh di Indonesia. Kedatangan Raffles di Indonesia mendapat sebuah penyambutan yang hangat
dari pada Raja-Raja Melayu saat itu. Raffles datang pertama kali ke Indonesia dengan keadaan
dimana rakyat menderita dengan semua perjanjian yang telah dibuat oleh Belanda. sehingga Raffles
membuat sebuah kebijakan baru meliputi:
1. Bidang Birokrasi Pemerintahan
a. Pulau Jawa dibagi menjadi 16 karesidenan
b. Mengubah sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa pribumi menjadi
sistem pemerintahan kolonial yang bercorak barat.
c. Bupati-bupati atau penguasa-penguasa pribumi dilepaskan kedudukannya sebagai kepala
pribumi secara turun-temurun. Mereka dijadikan pegawai pemerintah kolonial yang
langsung di bawah kekuasaan pemerintah pusat.
2. Bidang Perekonomian dan Keuangan
a. Petani diberikan kebebasan untuk menanam tanaman ekspor
b. Penghapusan pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (Verplichte
Leverantie)
c. Menetapkan sistem sewa tanah (landrent).
d. Pemungutan pajak pada mulanya secara perorangan menjadi dibayarkan kepada
kolektor yang dibantu kepala desa tanpa melalui bupati.
3. Bidang Sosial
a. Penghapusan kerja rodi (kerja paksa)
b. Penghapusan perbudakan
4. Bidang Pendidikan
a. Ditulisnya buku berjudul History of Java
b. Memberikan bantuan kepada John Crawfurd untuk mengadakan penelitian yang
menghasilkan buku berjudul History of the East Indian Archipelago
c. Raffles juga aktif dalam mendukung Bataviaach Genootschap, sebuah perkumpulan
kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
d. Ditemukannya bunga bangkai yang akhirnya diberi nama Rafflesia Arnoldi
e. Dirintisnya Kebun Raya Bogor
Kekuasaan Inggris di Indonesia diakhiri dengan dibuatnya Convention Of London pada tahun 1814
yang berisikan:
1. Indonesia dikembalikan kepada Belanda.
2. Jajahan Belanda seperti Sailan, Kaap Koloni, Guyana, tetap ditangan Inggris.
3. Cochin (di Pantai Malabar) diambil alih oleh Inggris, sedangkan Bangka diserahkan kepada
Belanda sebagai gantinya.
Kekusaan Inggris di Indonesia hanya berlangsung hanya sebentar, sekitah tahun 1811 -1816.

e. Jepang
Pada 7 Desember 1941 terjadi pengeboman Jepang ke pangkalan militer Amerika Serikat di
Asia Timur Raya, tanggal 11 Januari 1942 Jepang menduduki daerah minyak dengan mendarat di
Tarakan Kalimantan Timur,di lanjutkan ke Balikpapan,Pontianak,Samarinda dan Banjarmasin. Pada
tanggal 16 Februari 1942 Jepang menduduki Palembang ,setelah daerah-daerah di luar di kuasai
,Jepang memusatkan perhatiannya untuk menguasai tanah jawa sebagai pusat pemerintahan
Hindia Belanda dan pada tanggal 1 Maret 1942 Jepang mendarat di Pulau Jawa (Teluk
Banten,Indramayu dan Banjarnegara) di bawah pimpinan Letjen Hitoshi Immamura . Untuk
menghadapi tentara Jepang ,Belanda pernah membentuk Komando Gabungan Tentara Serikat yang
di sebut ABDACOM (American British Dutch Australian Command) yang bermarkas di Lembang .

Pasukan Jepang dengan cepat menyerbu pusat-pusat kekuatan tentara Belanda di Jawa .
Tanggal 5 Maret 1942 Batavia jatuh ke tangan Jepang . Tentara jepang terus bergerak ke Selatan
dan menguasai kota Bogor ,dengan mudah kota-kota lain juga jatuh ke tangan Jepang. Akhirnya
pada tanggal 8 Maret 1942 Jenderal Ter Poorten atas nama komandan pasukan Belanda/Sekutu
menandatangani penyerahan tidak bersyarat kepada Jepang yang di wakili Letjen Hitoshi
Immamura. Penandatanganan ini di laksanakan di Kalijati,Subang. Keinginan Jepang menguasai
Indonesia karena Indonesia kaya akan sumber daya alam yang dapat di manfaatkan untuk
pengembangan industri Jepang,di samping itu ,juga terdorong oleh ajaran yang berkaitan dengan
Shintoisme ,khususnya tentang Hakko Ichiu ,yakni ajaran tentang kesatuan kelurga umat manusia.
Ajaran tersebut menyatakan bahwa bangsa Jepang dan Indonesia serumpun.

Kedatangan Jepang di Indonesia di sambut dengan senang hati oleh rakyat Indonesia . Jepang
di elu-elukan sebagai “Saudara Tua” yang di pandang dapat membebaskan dari kekuasaan Belanda .
Tentara Jepang mempropagandakan bahwa kedatangannya ke Indonesia untuk membebaskan
rakyat dari cengkraman penjajahan bangsa barat ,Jepang juga akan membantu memajukan rakyat
Indonesia.

Pemerintahan jepang di Indonesia kemudian membentuk pemerintahan Militer di seluruh


kepulauan wilayah Indonesia bekas Hindia belanda itu wilayahnya di bagi menjadi 3 wilayah
Pemerintahan Militer ;

1. Pemerintahan Militer Angkatan Darat: Tentara ke 25 (Toni Shudan ) untuk Sumatera


,pusatnya di Bukit Tinggi
2. Pemerintahan Militer Angkatan Darat: Tentara ke 16 (Asamu Shudan) untuk Jawa dan
Madura ,pusatnya di Jakarta di tambah angkatan laut (Dai Ni Nankekantai)
3. Pemerintahan Militer Angkatan Laut: Armada Selatan kedua untuk daerah
Kalimantan,Sulawesi,dan Maluku,pusatnya di Makasar .

Pada bidang pembentukan organisasi baru

Organisasi militer bentukan Jepang:


1.) Heiho
Heiho merupakan organisasi militer resmi yang dibentuk pada bulan April 1945. Anggotanya
adalah para pemuda yang berusia 18 – 25 tahun. Heiho merupakan barisan pembantu
kesatuan angkatan perang dan dimasukkan sebagai bagian dari ketentaraan Jepang.
2.) PETA
PETA dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1944. Anggota PETA terdiri atas orang Indonesia yang
mendapat pendidikan militer Jepang. PETA bertugas mempertahankan tanah air
Indonesia. Tokoh-tokoh PETA yang terkenal antara lain Supriyadi, Jenderal Sudirman,
Jenderal Gatot Subroto, dan Jenderal Ahmad Yani

Organisasi semimiliter bentukan Jepang


1. Seinendan (Barisan Pemuda), melatih para pemuda (14-22 tahun) agar dapat menjaga tanah
airnya sendiri
2. Fujinkai (Himpunan Wanita), memberikan latihan-latihan militer pada wanita yang berusia
minimal 15 tahun
3. Keibodan (Barisan Pembantu Polisi), melatih pemuda (25 -35 tahun.)membantu tugas polisi
4. Suishintai (Barisan Pelopor), dipimpin oleh Ir. Soekarno
5. Gakukotai ( Barisan Pelajar), dibentuk tanggal 15 Desember 1944
6. Jibakutai (Barisan Berani Mati).
Pulau Jawa merupakan pusat pemerintahan yang sangat penting,waktu itu masih di berlakukan
pemerintahan sementara .Berdasarkan Osamu Seirei (Undang-undang yang di keluarkan oleh
Panglima Tentara ke 16) yang berisi ketentuan :

1. Jabatan Gubernur Jenderal pada masa Hindia Belanda di hapuskan di ambil alih oleh panglima
tentara Jepang di Jawa
2. Para penjabat pemerintah sipil beserta pegawainya di masa Hindia belanda tetap di akui
kedudukannya
3. Badan-badan pemerintah dan undang-undang di masa Belanda tetap di akui secara sah untuk
sementara waktu

Adapun pemerintahan susunan militer Jepang adalah

1. Panglima tentara (GUNSHIREKAN) , kemudian di sebut Panglima Tertinggi (SEIKO SHIKIKAN)


Sebagai pucuk pimpinan . Panglima tentara pertama di jabat oleh Letjen Hitoshi Immamura.
2. Kepala Pemerintahan Militer (GUNSEIKAN) di Kantor Pusat di sebut GUNSEIKANBU ,terdapat 4
BU (semacam departemen) yaitu :

 Somobu (Departemen Dalam Negeri)


 Zaimubu (Departemen Keuangan)
 Sangvobu (Departemen Perusahaan,Industri dan Kerajinan tangan atau urusan
Perekonomian
 Kotsubu (Departemen Lalu Lintas)
 Shihobu (Departemen Kehakiman)

3. Koordinator Pemerintah dengan tugas memulihkan ketertiban dan keamanan atau semacam
gubernur(GUNSEIBU) ,meliputi :

 Jawa Barat : Pusatnya di Bandung


 Jawa Tengah : Pusatnya di Semarang
 Jawa Timur : Pusatnya di Surabaya

Di tambah dua daerah istimewa (kochi) yakni Yogyakarta dan Surakarta

Untuk mendukung kelancaran pemerintahan pendudukan Jepang yang bersifat militer ,Jepang
juga mengembangkan pemerintahan sipil .Pada bulan Agustus 1942 ,pemerintahan militer berusaha
meningkatkan sistem pemerintahan antara lain :

 Mengeluarkan UU No 27 tentang pemerintahan daerah


 Dimantapkan dengan UU No 28 tentang pemerintahan shu serta tokubetsushi

Menurut UU No 28 ,pemerintah daerah tertinggi adalah shu (keresidenan) .Seluruh pulau Jawa
dan Madura kecuali Kochi Jogyakarta dan Kochi Surakarta di bagi menjadi daerah-daerah shu
(keresidenan) ,Shi (kotapraja),Ken (kabupaten),Gun (kawedanan),Son (kecamatan) dan ku
(desa/kelurahan) . Seluruh pulau Jawa dan Madura di bagi menjadi 17 shu .
PM. Koiso mengemukakan janji pemberian kemerdekaan kepada India Timur (Indonesia) “kelak
di kemudian hari” pada 7 September 1945. Hal ini disebabkan kebijakan tersebut dikeluarkan pada
saat Jepang diambang pintu kekalahan.

Strategi perlawanan bangsa indonesia terhadap penjajah sampai abad XX

A. Perlawanan Fisik Bangsa Indonesia terhadap Penjajahan Barat

1. Perlawanan terhadap Portugis

a. Perlawanan Rakyat Demak terhadap Portugis

Pada tahun 1513 Demak melakukan penyerangan terhadap Portugis di Malaka


dengan bantuan Kerajaan Aceh. Penyerangan dipimpin oleh Adipati Unus yang terkenal
dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor. Pada masa pemerintahan Adipati Unus, Demak
melakukan blokade pengiriman beras ke Malaka sehingga Portugis kekurangan
makanan.

Upaya Demak untuk mengusir Portugis diwujudkan dengan ditaklukkannya


Kerajaan Pajajaran oleh Fatahillah pada tahun 1527.Ketika orang-orang Portugis
mendatangi Sunda Kelapa (sekarang Jakarta), terjadilah perang antara Kerajaan Demak
yang dipimpin Fatahillah dan tentara Portugis. Portugis pun berhasil dipukuk mundur.
Kemudian Pelabuhan Sunda Kelapa diganti namanya menjadi Jayakarta yang berarti
kejayaan yang sempurna oleh Fatahillah.

b. Perlawanan Rakyat Aceh terhadap Portugis

Portugis mulai mengusik kekuasaan Kerajaan Aceh Darussalam saat berada di


Malaka. Portugis berusaha menguasai Kerajaan Aceh Darussalam yang menjadi pusat
perdagangan baru setelah jatuhnya Malaka. Pada tahun 1513, Aceh bersama Demak
melancarkan serangan ke Malaka, tapi gagal. Portugis pun sama juga gagal melancarkan
serangan ke Aceh. Aceh meminta bantuan persenjataan, militer, dan ahli perang dari
Turki. Dan bantuan dipenuhi oleh Turki pada tahun 1567. Setelah bantuan dari Turki
datang, pada tahun 1568 Aceh bersama Turki menyerang Portugis di Malaka. Portugis
terpaksa bertahan mati-matian dalam menghadapi serangan tersebut di Benteng A
Famassa. Namun, Portugis dapat menggagalkan serangan dari Aceh.

c. Perlawanan Rakyat Ternate terhadap Portugis

2. Perlawanan terhadap VOC-Hindia Belanda

a. Perlawanan terhadap VOC

b. Perlawanan terhadap Pemerintahan Hindia Belanda

3. Perlawanan terhadap Inggris


a. Perlawanan Kraton Yogyakarta terhadap Penjajahan Bangsa Inggris

Pada saat Inggris berkuasa menggantikan Belanda di Jawa, yang mengisi


kekuasaan di pusat adalah Raffles, sedangkan Karesidenan Yogyakarta adalah John
Crawfurd. Saat itu, Karesidenan Yogyakarta dipimpin oleh Sultan Hamengkubuwana II
atau Sultan Sepuh. Sultan HB II terkenal keras dan sangat menentang pemerintah
kolonial sehingga membuat orang Eropa (Inggris) terganggu. Sikap kerasnya tersebut
terlihat ketika Raffles untu pertama kali datang ke Yogyakarta pada bulan Desember
1811. Saat itu, Sultan HB II berani bertengkar dengan Raffles. Selanjutnya, juga terjadi
pada awal Januari 1812. Dalam pertemuan ini ada insiden kecil yang terjadi ketika
tempat duduk Raffles di Keraton Yogyakarta dibuat lebih rendah dari Sultan HB II.
Insiden ini pun berhasil diatasi.

Sultan HB II tidak puas dengan hasil pertemuannya dengan Raffles. Sultan HB II


semakin kecewa dengan pemerintah Inggris. Secara diam-diam, Sunan Pakubuwana IV
(Sultan PB IV) mengutus Tumenggung Ronowijoyo untuk menghadap Sultan HB II
dengan membawa surat. Dalam surat itu, Sunan PB IV mengusulkan kerja sama untuk
melawan Inggris dan bila berhasil akan membagi 2 wilayah yang telah dirampas oleh
orang Eropa. Sultan HB II menyetujui hal itu dan mengirimkan Tumenggung
Sumodiningrat. Kesepakatan tercapai pada awal Mei 1812 di Klaten antara Ronowijoyo
dan Sumodiningrat.

Tanpa sepengetahuan Sultan HB II, Sunan PB IV mengutus Patih Cokronegoro


untuk menemui putra mahkota Yogyakarta. Cokronegoro menyampaikan bahwa Sunan
PB IV menghendaki putra mahkota Surojo naik tahta dan bersedia membantunya. Sunan
PB IV menawarkan untuk kerja sama melawan Inggris dan ketika Inggris berhasil diusir
dari Jawa, wilayah Jawa akan dibagi 2 antara Surakarta dan Yogyakarta. Rencana ini pun
tercium oleh John Crawfurd yang segera mengirimkan berita itu pada Raffles. Setelah
mendengar berita tersebut, Raffles memerintahkan Mayor Jenderal Gillespie untuk
berangkat ke Yogyakarta dan menyerbu Keraton Yogyakarta.

Pada tanggal 19-20 Juni 1812, Inggris menyerbu Keraton Yogyakarta. Dalam
pertempuran 2 hari, Inggris berkekuatan 1000 serdadu berseragam merah. Jumlah itu
masih ditambah 500 prajurit Leguin Pangeran Prangwedono dari Mangkunegaran,
Surakarta. Sultan HB II yang menghadapi Inggris tidak mendapat bantuan dari Surakarta
seperti yang tertulis dalam surat rahasia bahwa Surakarta akan membantu Yogyakarta
dalam melakukan perlawanan terhadap Inggris. Perang ini diakhiri dengan menyerahnya
Sultan HB II dan dimulainya penjarahan besar-besaran harta, pusaka, dan pustaka
Keraton Yogyakarta. Setelah itu, Raffles memerintahkan penangkapan Sultan HB II.
Sultan HB II dibawa ke Batavia dan menunggu pengadilan disana. Sultan HB II dijatuhi
hukuman pembuangan ke Pulau Penang pada awal Juli 1812. PB IV pun dirampas
sebagian wilayahnya.

b. Perlawanan Rakyat Palembang terhadap Penjajahan Bangsa Inggris

Raffles mengirim 3 orang utusan yang dipimpin oleh Richard Philips ke


Palembang untuk mengambil alih kantor sekaligus benteng Belanda di Palembang dan
meminta hak kuasa sultan atas tambang timah di Pulau Bangka. Sultan Mahmud
Badaruddin II menolak permintaan itu dengan merujuk pada surat Raffles sebelumnya
bahwa kalau Belanda berhasil diusir, Palembang akan menjadi kesultanan yang
merdeka. Raffles pun kaget luar biasa setelah mengetahui bahwa dengan cerdas Sultan
Mahmud Badaruddin II menjadikan isi suratnya dahulu sebagai legitimasi untuk
melepaskan diri dari kekuasaan Inggris.

Raffles pun memilih untuk mengkhianati janjinya tersebut. Ia mengirim


ekspedisi perang di tahun 1812 yang dipimpin Mayor Jenderal Robert Gillespie.
Ekspedisi pun sampai dalam waktu 1 bulan di Sungai Musi. Sultan Mahmud Badaruddin
II juga sudah bersiap-siap menghadapi gempuran tersebut.

Kesultanan Palembang akhirnya jatuh ke tangan Inggris hanya dalam waktu 1


minggu karena pertahanan di Pulau Borang sudah jebol tanpa perlawanan yang berarti.
Ternyata adik sultan yang bernama Pangeran Adipati Ahmad Najamuddin telah menjadi
komandan yang pengecut bagi pasukannya di pulau yang strategis itu. Mengetahui hal
itu, Sultan Mahmud Bdaruddin II segera meninggalkan keraton Palembang dengan
membawa seluruh tanda kebesaran kesultanan lalu mempersiapkan perlawanan gerilya
terhadap Inggris.

Tanggal 26 April 1812, bendera Inggris sudah berkibar di atas benteng


Palembang. Dan tanggal 14 Mei 1812, Najamuddin diangkat oleh Robert Gillespie atas
nama Inggris untuk menggantikan kakanya sebagai Sultan Palembang. Tambang timah
di Pulau Bangka dan Belitung akhirnya diserahkan oleh sultan boneka ini kepada Inggris.
Robert Gillespie ditarik pulang ke Batavia karena keberhasilannya dan digantikan oleh
Kapten R. Mearers menjadi Residen Palembang. Pertengahan Agustus 1812, Mearers
memimpin pasukannya untuk menyerang Sultan Mahmud Badaruddin II di Buaya Langu,
hulu Sungai Musi. Mearers mengalami luka parah dalam pertempuran ini yang akhirnya
meninggal di rumah sakit di Muntok.

Mearers digantikan oleh Mayor William Robinson. Tampaknya ia tidak cocok


dengan Sultan Najamuddin yang dinilai menjadi sultan yang lemah dan tidak dihargai
oleh rakyat. Robinson tidak setuju dengan keputusan Raffles yang mengangkat sultan
tersebut, dan juga ia tidak suka dengan kebiasaan Raffles yang suka mengumbar janji,
juga pembiaran yang dilakukan Raffles pada peristiwa pembantain paukan Belanda. Atas
inisiatifnya sendiri, Robinson mengirim seorang perwira didampingi penerjemah untuk
bernegosiasi dengan Sultan Mahmud Badaruddin II, namun gagal.

Pada tangal 19 Juni 1813, Robinson datang sendiri untuk menemui Sultan
Mahmud Badaruddin II di Muara Rawas. Misi yang dilaksanakan Robinson pun berhasil.
Sultan Mahmud Badaruddin II mau kembali ke Palembang untuk menggantikan adiknya.
Akhirnya, tanggal 13 Juli 1813, Sultan Mahmud Badaruddin II kembali ke istananya
(keraton besar) di Palembang, sementara adiknya bertempat tinggal di keraton lama.

Raffles sangat tersinggung dengan keputusan Robinson karena tidak meminta


pendapatnya dulu. Akhirnya, perjanjian Robinson dengan Sultan Mahmud Badaruddin II
dibatalkan sepihak. Robinson pun dipecat dan ditangkap dengan alasan menerima suap
dari Sultan Mahmud Badaruddin II. Tanggal 4 Agustus 1813, armada Inggris dipimpin
Mayor W. Colebrooke tiba di Palembang untuk menurunkan Sultan Mahmud
Badaruddin II dari tahtanya kembali untuk digantikan oleh Sultan Najamuddin. Uang
yang dikatakan uang suap untuk Robinson dikembalikan pihak Inggris ke Sultan
Mahmud Badaruddin II lengkap dengan bunganya. Dan tanggal 21 Agustus 1813, Sultan
Najamuddin kembali menduduki tahtanya di keraton besar.

Strategi Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajahan Barat sebelum dan sesudah abad
ke-20

Pada abad ke-16 bangsa Eropa berlayar ke wilayah Timur, diantaranya Portugis, Spanyol, Inggris,
dan Belanda. Tujuan mereka adalah mencari rempah-rempah dan juga menyebarkan agama kristen.
Setelah sampai Nusantara keserakahan mereka timbul, yang awalnya hanya ingin berdagang tiba-tiba
mereka ingin menguasai Nusantara. Keinginan mereka itulah yang melatarbelakangi bangsa Indonesia
melakukan perjuangan.

1. Strategi Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajahan Barat sebelum abad ke-20

Sebelum tahun 1908, banyak bangsa lain yang ingin menjajah dan menguasai Indonesia. Banyak
yang memeras, menyiksa dan merebut hak-hak rakyat Nusantara. Perjuangan bangsa Indonesia
terhadap penjajah hampir dilakukan diseluruh wilayah, terutama di daerah yang menjadi pusat
kekuasaan penjajah.

Perjuangan bangsa Indonesia menentang penjajah VOC menggunakan senjata dimulai pada
abad ke-17, dimana perlawanan tersebut dilakukan oleh Sultan Agung dari Mataram, Sultan Hasanuddin
dari Kerajaan Gowa Sulawesi Selatan, Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Iskandar Muda dari Aceh, Untung
Surapati, Trunajaya, dan Ibnu Iskandar dari Minangkabau.

Sedangkan yang berjuang pada abad ke-19 antara lain :

a. Thomas Matulesy ata Pattimura dari Maluku (1817)

b. Pangeran Diponegoro, Sentot Prawirodirjo, Kyai Mojo, dan Pangeran Mangkubumi di Jawa
(1825-1830)

c. Tuanku Imam Bonjoldari Minangkabau Sumatera Barat (1822-1837)

d. Sultan Mahmud Badaruddin II dari Palembang (1817)

e. Pangeran Antasari dan Pangeran Hidayat dari Kalimantan (1859-1862)

f. I Gusti Kentut Jelantik dari Bali (1846-1849)

g. Anak Agung Made dari Lombok (1895)

h. Teuku Umar, Panglima Polim, Teuku Cik Di Tiro, dan Cut Nyak Dien dari Aceh (1873-1904)

i. Si Singamangaraja XII dari Batak (1878-1907)


Berbagai perlawanan rakyat Indonesia yang terjadi pada sebelum abad ke-20 seperti
perlawanan Diponegoro, Imam Bonjol, Sultan Agung serta perlawanan-perlawanan rakyat lainnya masih
dalam batas-batas wilayah yang sempit dan parsial. Akibatnya perlawanan-perlawanan tersebut dapat
diredam oleh kekuatan penjajah yang sudah menguasai secara nasional di Indonesia.

Kegagalan perjuangan dengan kekerasan senjata oleh para pahlawan baik ketika melawan
Portugis, Belanda, maupun Inggris karena bangsa Indonesia mempunyai beberapa kelemahan, sebagai
berikut:

a. Perjuangan bersifat lokal / kedaerahan

b. Perlawanan terhadap penjajah dilakukan secara sporadis dan tidak dalam waktu yang
bersamaan

c. Perjuangan pada umunya dipimpin oleh pemimpin yang kharismatik

d. Perjuangan menentang penjajah sebelum masa 1908 dilakukan dengan kekerasan senjata

e. Para pejuang mudah diadu domba sehingga sering terjadi perselisihan antar pemimpin di
Indonesia

Bangsa Indonesia sadar bahwa penjajah yang terorganisasi dengan baik tidak mungkin dapat
dikalahkan oleh perjuangan yang bersifat lokal dan tidak terorganisasi, oleh karena itu strategi
perjuangan baru lebih diorganisasi dengan baik agar setelah abad ke-20 menggunakan strategi yang
baru dan bisa mengalahkan penjajah.

2. Strategi Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajahan Barat sesudah abad ke-20

Perjuangan bangsa Indonesia setelah abad ke-20 merupakan perjuangan yang sudah
menunjukkan karakter yang bersifat nasional. Perjuangan nasional juga dikenal dengan istilah
Pergerakan Nasional.

Tak hanya bersifat nasional, tapi bersifat perjuangan diplomasi dan organisasi. Corak
perlawanan berubah dari pola perjuangan fisik (memakai senjata) menjadi non fisik (diplomasi dan
organisasi). Berubahnya corak perlawanan terhadap penjajah pada masa pergerakan nasional terwujud
berkat meningkatnya pendidikan di masa itu yang kemudian melahirkan kelompok baru, yaitu kaum
intelektual atau golongan terpelajar.

Hasil Busaya Praaksara yang berada di lingkungan terdekat

Berdasarkan hasil kebudayaannya, secara garis besar kebudayaan Zaman Praaksara dibagi menjadi Zaman Batu dan Zaman Logam.

1. Zaman Batu

Pada Zaman Batu, peralatan yang digunakan manusia purba terbuat dari batu. Zaman Batu
dibedakan menjadi empat zaman, yaitu Zaman Palaeolithikum, Mesolithikum, Neolithikum, dan
Megalithikum.

Zaman Palaeolithikum (Zaman Batu Tua)


Disebut Zaman Batu Tua karena hasil kebudayaan dibuat dari batu dan pengerjaannya
masih sederhana dan kasar. Hasil kebudayaan pada Zaman Palaeolithikum yang terkenal adalah
kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong.

1) Kebudayaan Pacitan

Pacitan adalah nama salah satu kabupaten di Jawa Timur yang berbatasan dengan Jawa
Tengah. Pada zaman purba, diperkirakan aliran Bengawan Solo mengalir ke selatan dan
bermuara di pantai Pacitan. Pada 1935, Von Koenigswald menemukan beberapa alat dari batu di
Pacitan. Alat-alat tersebut bentuknya menyerupai kapak, tetapi tidak bertangkai sehingga
menggunakan kapak tersebut dengan cara digenggam. Alat-alat batu dari Pacitan ini disebut
dengan kapak genggam (chopper) dan kapak perimbas. Di Pacitan juga ditemukan alat-alat
berbentuk kecil yang disebut serpih. Berbagai benda peninggalan tersebut diperkirakan
digunakan oleh manusia purba jenis Meganthropus.

2) Kebudayaan Ngandong

Ngandong adalah salah satu daerah dekat Ngawi, Madiun, Jawa Timur. Di daerah
Ngandong dan Sidorejo banyak ditemukan alat dari tulang dan alat-alat kapak genggam dari
batu. Alat-alat dari tulang itu di antaranya dibuat dari tulang binatang dan tanduk rusa. Selain
itu, ada juga alat-alat seperti ujung tombak yang bergerigi pada sisi-sisinya. Berdasarkan
penelitian, alat-alat itu merupakan hasil kebudayaan Homo Soloensis dan Homo Wajakensis.
Karena ditemukan di daerah Ngandong, dikenal secara umum dengan Kebudayaan Ngandong.

Di dekat Sangiran, dekat dengan Surakarta ditemukan juga alat-alat berbentuk kecil
yang biasa disebut flake. Manusia purba sudah memiliki nilai seni yang tinggi. Pada beberapa
flake ada yang dibuat dari batu indah, seperti chalcedon.

Zaman Mesolithikum (Zaman Batu Madya)

Dua hal yang menjadi ciri Zaman Mesolithikum adalah kebudayaan Kjokkenmoddinger
dan abris sous roche.

1) Kjokkenmoddinger

Kjokkenmoddinger berasal dari bahasa Denmark. Kjokken berarti dapur dan modding
berarti sampah. Jadi, kjokkenmoddinger adalah sampah-sampah dapur. Kjokkenmoddinger
merupakan timbunan kulit siput dan kerang yang menggunung. Di dalam Kjokkenmoddinger
ditemukan banyak kapak genggam. Kapak tersebut berbeda dengan chopper (kapak genggam
dari Zaman Palaeolithikum).

Kapak genggam tersebut dinamakan pebble atau Kapak Sumatra berdasarkan tempat
penemuannya. Di samping pebble, ditemukan pula kapak pendek (hache courte) dan pipisan
(batu bata penggiling beserta landasannya).

2) Abris Sous Roche

Manusia purba menjadikan gua sebagai rumah. Kehidupan di dalam gua yang cukup
lama meninggalkan sisa-sisa kebudayaan dari mereka. Abris sous roche adalah kebudayaan yang
ditemukan di dalam gua-gua. Di daerah mana alat-alat tersebut ditemukan? Alat-alat apa saja
yang ditemukan di dalam gua tersebut?

Di Gua Lawa, Sampung, Ponorogo, Jawa Timur banyak ditemukan alat-alat, seperti flake,
kapak, batu penggilingan, dan beberapa alat dari tulang. Karena di gua tersebut banyak
ditemukan peralatan dari tulang, disebut Sampung Bone Culture. Selain di Sampung, gua-gua
sebagai abris sous roche terdapat juga di Besuki, Bojonegoro, dan Sulawesi Selatan.

Zaman Neolithikum (Zaman Batu Baru/Batu Muda)

Zaman Neolithikum merupakan perkembangan zaman dari kebudayaan batu madya.


Alat-alat dari batu yang mereka hasilkan lebih sempurna dan telah lebih halus disesuaikan
dengan fungsinya. Hasil kebudayaan yang terkenal pada Zaman Neolitikum adalah jenis kapak
persegi dan kapak lonjong.

1) Kapak Persegi

Kapak persegi berbentuk persegi panjang atau trapesium. Kapak persegi yang besar
sering disebut beliung atau pacul (cangkul). Sementara yang berukuran kecil disebut trah (tatah)
yang digunakan untuk mengerjakan kayu. Alat-alat itu, terutama beliung, sudah diberi tangkai.
Daerah persebaran kapak persegi adalah daerah Indonesia bagian barat, misalnya di daerah
Sumatra, Jawa, dan Bali.

2) Kapak Lonjong

Kapak lonjong dibuat dari batu berbentuk lonjong yang sudah diasah halus dan diberi
tangkai. Fungsi alat ini diperkirakan untuk kegiatan menebang pohon. Daerah persebaran kapak
lonjong umumnya di daerah Indonesia Bagian Timur, misalnya di daerah Irian, Seram, Tanimbar,
dan Minahasa.

Pada Zaman Neolithikum, di samping ada berbagai kapak, juga ditemukan berbagai alat
perhiasan. Misalnya, di Jawa ditemukan gelang-gelang dari batu indah dan alat-alat tembikar
atau gerabah. Pada zaman itu sudah dikenal adanya pakaian. Hal ini terbukti dengan
ditemukannya alat pemukul kulit kayu yang dijadikan sebagai bahan pakaian.

Zaman Megalithikum (Zaman Batu Madya)

Peninggalan kebudayaan Megalithikum terbuat dari batu berukuran besar. Kebudayaan


Megalithikum tidak hanya untuk keperluan memenuhi kebutuhan hidup manusia secara fisik.
Mereka juga telah membuat berbagai bangunan batu untuk kepentingan berbagai upacara
keagamaan, di antaranya dipergunakan dalam persembahyangan maupun untuk mengubur
jenazah. Hasil-hasil Kebudayaan Megalithikum, antara lain sebagai berikut.

1) Menhir

Menhir adalah tiang atau tugu batu yang didirikan sebagai sarana untuk memuja arwah
nenek moyang. Menhir banyak ditemukan di Sumatra Selatan, Kalimantan, dan Sulawesi
Tengah.
2) Dolmen

Dolmen merupakan bangunan berbentuk seperti meja batu, berkaki menhir (menhir
yang agak pendek). Bangunan ini digunakan sebagai tempat sesaji dan pemujaan terhadap
nenek moyang. Ada juga dolmen yang di bawahnya berfungsi sebagai kuburan. Bangunan
semacam ini dinamakan pandusha.

3) Sarkofagus

Sarkofagus adalah peti kubur batu yang bentuknya seperti lesung dan mempunyai
tutup. Sarkofagus banyak ditemukan di daerah Bali. Bersama Sarkofagus juga ditemukan tulang-
tulang manusia beserta bekal kubur, seperti perhiasan, periuk, dan beliung.

4) Kubur Batu

Kubur batu hampir sama dengan sarkofagus, begitu juga dengan fungsinya. Bedanya,
kubur batu ini terbuat dari lempengan atau lembaran batu yang lepas-lepas dan dipasang pada
keempat sisinya, bagian alas dan bagian atasnya. Kubur peti batu ini banyak ditemukan di
daerah Kuningan, Jawa Barat.

5) Punden Berundak

Punden berundak adalah bangunan dari batu yang disusun secara bertingkat. Fungsi
bangunan ini adalah untuk pemujaan. Punden berundak ditemukan di daerah Lebak Sibedug,
Banten Selatan.

6) Arca

Arca adalah patung yang dibuat menyerupai bentuk manusia dan binatang. Binatang
yang digambarkan, di antaranya gajah, kerbau, kera, dan harimau. Arca ini banyak ditemukan,
antara lain di Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Apa yang dapat kalian simpulkan dari berbagai peninggalan pada Zaman Batu Besar?
Bagaimana dengan pemenuhan kebutuhan manusia pada masa tersebut? Apakah mereka hanya
membutuhkan keperluan untuk memenuhi perutnya? Berbagai peninggalan pada Zaman
Megalithikum menunjukkan kepada kita bahwa manusia pada Zaman Praaksara telah sadar akan
adanya kekuatan di luar manusia. Walaupun mereka tidak meninggalkan bentuk agama yang
jelas, mereka telah menunjukkan ketaatan kepada Sang Pencipta.

2. Zaman Logam

Pada Zaman Logam, manusia telah mengembangkan teknologi yang cukup tinggi. Mengapa
dikatakan teknologi tinggi? Sebab batu tinggal membentuk sesuai kehendak pemahat. Logam sementara
itu tidak dapat dipahat dengan mudah sebagaimana halnya batu.
Manusia purba membuat peralatan dari logam seperti perunggu dan besi. Mereka telah
mengolah bahan tersebut menjadi beraneka macam bentuk. Hal ini membuktikan bahwa manusia purba
telah mengenal peleburan logam. Kebudayaan Zaman Logam sering juga disebut Zaman Perundagian.

Manusia purba membuat peralatan dari logam, baik sebagai alat berburu, mengerjakan ladang,
maupun untuk keperluan upacara keagamaan. Alat-alat dari perunggu, misalnya kapak corong atau
kapak sepatu. Kapak corong ditemukan di Sumatra Selatan, Jawa, Bali, serta Sulawesi Tengah dan
Selatan.

Di beberapa daerah di Indonesia juga ditemukan nekara. Nekara digunakan untuk upacara
keagamaan (kepercayaan pada masa purba). Misalnya, dalam upacara memanggil hujan dan
persembahan lainnya. Nekara ini berbentuk seperti berumbung yang berpinggang bagian tengahnya dan
sisi atasnya tertutup. Jadi, seperti dandang telungkup. Daerah penemuannya di Sumatra, Jawa, Bali,
Sumbawa, Pulau Roti, Selayar, dan Kepulauan Kei. Di Alor ditemukan nekara yang berukuran kecil yang
disebut moko. Selain nekara, juga ditemukan alat atau benda-benda perhiasan, seperti kalung, cincin,
anting-anting, dan manik-manik.

KEHIDUPAN POLITIK, EKONOMI, DAN SOSIAL PADA MASA AWAL KEMERDEKAAN

1. Bidang Ekonomi

Pada masa pasca proklamasi kemerdekaan, keadaan perekonomian Indonesia mengalami


kondisi yang cukup terpuruk dengan terjadinya inflasi dan pemerintah tidak sanggup mengontrol mata
uang asing yang beredar di Indonesia, terutama mata uang Jepang dan mata uang Belanda, keadaan kas
Negara dan bea cukai dalam keadaan nihil, begitu juga dengan pajak.
Oleh karena itu dengan sangat terpaksa pemerintah Indonesia menetapkan tiga mata uang
sekaligus yaitu mata uang de javasche Bank , mata uang Hindia Belanda dan mata uang pemerintahan
Jepang. Pemerintah Indonesia juga mengambil tindakan lain yaitu menasionalisasikan de javasche bank
dan perkebunan – perkebunan asing milik swasta asing, serta mencari pinjaman dana dari luar negeri
seperti Amerika, tetapi semua itu tidak memberikan hasil yang berarti dikarenakan adanya blokade
ekonomi oleh Belanda dengan menutup akses ekspor impor yang mengakibatkan negara merugi sebesar
200.000.000,00.
Banyak peristiwa yang mengakibatkan defisitnya keuangan negara salah satunya adalah perang
yang dilancarkan sekutu dan NICA. Usaha- usaha lain yang dilakukan oleh pemerintah RI untuk
mengatasi masalah ekonomi adalah menyelenggarakan konferensi ekonomi pada bulan februari tahun
1946. Agenda utamanya adalah usaha peningkatan produksi pangan dan cara pendistribusiannya,
masalah sandang, serta status dan administrasi perkebunan milik swasta asing.

2. Bidang Politik

Kondisi dunia politik bangsa Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan, banyak sekali mengalami
perubahan dan pembaharuan di segala aspek. Sebagian besar melakukan pembenahan di dalam tubuh
pemerintahan yang mana sebelumnya dipimpin oleh bangsa jepang yang menduduki bangsa Indonesia
setelah Belanda. Pertama-tama melakukan rapat PPKI yang dilaksanakan pada tanggal 18 agustus 1945.
Agenda pertama adalah menunjuk presiden dan wakil presiden serta mengesahkan dasar negara yaitu
UUD Negara. Kemudian rapat terus berlanjut dengan agenda –agenda yang lebih luas yaitu
pembentukan alat-alat perlengkapan negara seperti Komite Nasional, Kabinet Pertama RI, pembagian
wilayah RI atas 8 Propinsi beserta pada gubernurnya, penetapan PNI sebagai satu-satunya partai politik
di Indonesia, pembentukan BKR/TKR, dan lain-lain. Tetapi banyaknya hambatan dan kurangnya
pengalaman dalam perjalanan pembangunan yang akan dihadapi, maka jalannya pemerintahan menjadi
tersendat dan tidak seluruhnya sesuai rencana dan cita-cita yang telah di rencanangkan.

3. Bidang sosial dan budaya

Pasca proklamasi kemerdekaan banyak terjadi perubahan sosial yang ada di dalam kehidupan
masyarakat Indonesia pada khususnya. Dikarenakan sebelum kemerdekaan di proklamirkan, didalam
kehidupan bangsa Indonesia ini telah terjadi diskriminasi rasial dengan membagi kelas-kelas masyarakat.
Yang mana masyarakat di Indonesia sebelum kemerdekaan di dominasi oleh warga eropa dan jepang,
sehingga warga pribumi hanyalah masyarakat rendahan yang kebanyakan hanya menjadi budak dari
bangsawan atau penguasa.
Tetapi setelah 17 agustus 1945 segala bentuk diskriminasi rasial dihapuskan dari bumi bangsa Indonesia
dan semua warga negara Indonesia dinyatakan memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam segala
bidang.
Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang telah dicanangkan sejak awal adalah mencerdaskan kehidupan
bangsa. Dengan adanya landasan itulah yang menjadikan misi utama yaitu menitik beratkan
pembangunan awal dibidang pendidikan yang mana telah di pelopori oleh Ki Hajar Dewantara yang
mana di cetuskan menjadi Bapak pendidikan yang juga menjabat sebagai menteri pendidikan pada masa
pasca kemerdekaan 1945.

KEHIDUPAN POLITIK, EKONOMI, DAN SOSIAL PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL


A. DEMOKRASI LIBERAL

1. Kehidupan Politik
Menganut sistem multipartai yang memicu persaingan antarfraksi politik di parlemen untuk
saling menjatuhkan.
a. Sistem Pemerintahan
 Presiden hanya bertugas sebagai kepala negara, bukan sebagai kepala
pemeritahan.
 Kegiatan pemerintahan dijalankan oleh Menteri.
 Perdana menteri dan kabinet bertanggung jawab kepada Parlemen (DPR)
 Sistem pemerintahan yang berlaku adalah Parlementer.
b. Kabinet
1) Kabinet Natsir (6 September 1950-21 Maret 1951)
 Merupakan koalisi antara Masyumi dengan Partai Indonesia Raya (PIR),
Parindra, Partai Katolik, Parkindo, dan PSII.
 Moh. Natsir  Perdana Menteri pertama Indonesia, berasal dari Partai
Masyumi.
 Didukung oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Moh. Roem, Assaat,
Djuanda, Soemitro Djojohadikusumo.
 Perekonomian Indonesia mengalami masa paling menguntungkan..
Karena berlangsungnya Perang Korea pada tahun 1950-an yang mendorong
naiknya harga komoditas hingga berdampak pada peningkatan pendapatan
ekspor.
 Kabinet Natsir mulai goyah ketika Hadikusumo dari PNI mengeluarkan mosi
tuntutan agar pemerintah mencabut PP No. 39 Tahun 1950 tentang
pemilihan anggota lembaga perwakilan daerah.
2) Kabinet Sukiman (26 April 1951-23 Februari 1952)
 Merupakan koalisi antara PNI dan Masyumi.
Soekarno menunjuk Sukiman (Masyumi) dan Suwirjo (PNI)
 Program Kabinet Sukiman:
a) Menyempurnakan alat-alat kekuasaan negara.
b) Membuat dan melaksanakan rencana kemakmuran nasional dalam
jangka pendek dan jangka panjang.
c) Menyelesaikan persiapan pemilu dan mempercepat pelaksanaan
otonomi daerah.
d) Menyiapkan UU tentang pengakuan serikat buruh.
e) Menjalankan politik luar negeri bebas aktif.
f) Memasukkan Irian Barat dalam wilayah RI secepatnya.
 Keputusan kontroversial  Keputusan Menteri Luar Negeri Ahmad
Soebardjo menandatangani perjanjian Mutual Security Act (MSA) dengan
Duta Besar Amerika Serikat, Merle Cochran.
 Sunario (PNI) menganggap Ahmad Soebardjo melanggar politik luar negeri
bebas aktif. Akibat mosi tersebut, Ahmad Soebadjo akhirnya mengundurkan
diri.
3) Kabinet Wilopo (30 Maret 1952-2 Juni 1953)
 Merupakan koalisi antara PNI dan Masyumi.
 Adanya penerapan sistem zaken kabinet, yaitu kabinet yang terdiri atas
menteri-menteri yang ahli di bidangnya.
 Berbagai permasalahan yang muncul:
a) Krisis ekonomi karena merosotnya ekspor impor yang semakin tidak
terkendali.
b) Muncul gerakan separatisme dan sikap provinsialisme yang mengancam
keutuhan bangsa.
c) Terjadi Peristiwa 17 Oktober 1952, yaitu peristiwa perselisihan internal
dalam lingkungan TNI. Sumber utama ketidakkompakan TNI.
 Kedudukan Kabinet Wilopo semakin tidak stabil saat terjadi peristiwa
Tanjung Morawa. Pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri, Isqak
Tjokrodisurjo menyetujui perusahaan Deli Planters Vereeniging mengelola
tanahnya kembali di Tanjung Morawa. Tetapi atas hasutan PKI, banyak
petani lokal menduduki tanah-tanah tersebut.

4) Kabinet Ali Sastroamidjojo I (30 Juli 1953-24 Juli 1955)


 Merupakan koalisi antara PNI dan NU, Masyumi memilih menjadi oposisi.
 Soekarno menunjuk Ali Sastroamidjojo (PNI) dan Wongsonegoro (Partai
Indonesia Raya) sebagai perdana menteri dan wakil perdana menteri.
 Prestasi:
a) Mengadakan Konferensi Asia Afrika (KAA).
b) Membentuk panitia pemilu yang diketuai Hadikusumo.
 Dalam mengatasi masalah perekonomian, Kabinet Ali berusaha meninjau
ulang utang pemerintah dan cadangan devisa negara dengan cara
membatalkan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) berkaitan utang
Indonesia kepada Belanda.

5) Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955-3 Maret 1956)


 Program utama  Pemberantasan korupsi yang mendapat dukungan
rakyat dan TNI.
 Prestasi  Berhasil menyelenggarakan pemilu pertama tahun
1955.
Pemilu dilaksanakan 2 tahap:
a) Tahap pertama (29 September 1955)  Memilih anggota DPR
(parlemen)
b) Tahap kedua (15 Desember 1955)  Memilih anggota Konstituante

6) Kabinet Ali Sastroamidjojo II (20 Maret 1956-14 Maret 1957)


 Merupakan koalisi antara PNI, Masyumi, dan NU.
 Program kerja:
a) Melaksanakan pembatalan hasil KMB.
b) Berjuang mengembalikan Irian Barat ke pangkuan Indonesia.
c) Memulihkan keamanan dan ketertiban serta pembangunan ekonomi,
keuangan, industri, perhubungan, pendidikan, dan pertanian.
d) Melaksanakan hasil keputusan KAA.
e) Mewujudkan perubahan ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional.
 Berbagai permasalahan yang muncul:
a) Sentiment anti-Tionghoa mulai berkembang dalam masyarakat.
b) Muncul kekacauan di berbagai daerah yang mengarah pada gerakan
separatisme.
c) Perselisihan antara pengusaha Tionghoa dan pengusaha nasional akibat
pembatalan hasil KMB.
 Akhir masa Kabinet Ali II disebabkan oleh mundurnya sejumlah menteri.

7) Kabinet Djuanda (9 April 1957-5 Juli 1959)


 Latar belakang dibentuk:
a) Kondisi politik dan keamanan Indonesia semakin tidak menentu.
b) Pertentangan parpol semakin memanas.
 Disebut juga Kabinet Karya, karena disusun berdasarkan zaken kabinet.
 Program:
a) Membentuk Dewan Nasional, yaitu badan yang bertujuan menampung
dan menyalurkan aspirasi dari kekuatan-kekuatan nonpartai yang ada
dalam masyarakat.
b) Normalisasi situasi RI.
c) Memperjuangkan pengembalian Irian Barat.
d) Mempercepat proses pembangunan.
 Dalam memimpin pemerintahan, Djuanda dibantu oleh Hardi, K.H. idham
Chalid, dan J. Leimena.
 Prestasi:
a) Menentukan garis kontinental batas wilayah laut Indonesia melalui
Deklarasi Djuanda. Akibatnya, tercipta wilayah daratan dan lautan
Indonesia menjadi satu kesatuan bulat dan utuh.
Hasil Deklarasi Djuanda diresmikan menjadi UU No. 4/PRP/1960
tentang Perairan Indonesia.
b) Menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) untuk meredakan
pergolakan di berbagai daerah.

c. Sistem Kepartaian
 Diawali dengan Presiden Soekarno mendirikan PNI pada tanggal 23 Agustus
1945.
 Wapres Moh. Hatta mengeluarkan Maklumat Pemerintah tanggal 3 November
1945 dan terbentuklah 10 parpol, yaitu Masyumi, PNI, PSI, PKI, PBI, PRJ,
Parkindo, PRS, Permai, PKRI.
 Sistem kepartaian yang dianut adalah sistem multipartai.

d. Pemilu 1955
 Dilaksanakan dalam 2 tahap:
a) Tahap pertama (29 September 1955)  Memilih anggota DPR (parlemen)
b) Tahap kedua (15 Desember 1955)  Memilih anggota konstituante
 5 partai besar pada Pemilu 1955  PNI, Masyumi, NU, PKI, PSII.
 Nilai positif yang dapat diambil:
a) Tingkat partisipasi masyarakat tinggi.
b) Jumlah orang yang tidak memilih (golput) sedikit.
c) Kesadaran berdemokrasi

e. Kegagalan Konstituante Menyusun UUD


 10 November 1956 Presiden Soekarno melantik 514 anggota Konstituante.
 Tugas badan Konstituante  Merumuskan UUD baru
 Masalah utama yang dihadapi  Penetapan Dasar Negara
 Kegagalah Konstituante disebabkan oleh:
a) Perdebatan yang berlarut-larut.
b) Adanya perselisihan antarpartai.
c) Munculnya desakan untuk kembali pada UUD 1945.
 30 Mei 1959 Konstituante mengadakan pemungutan suara dan hasilnya
mayoritas menghendaki kembali pada UUD 1945.
 Kedudukan Konstituante terdesak ketika A.H. Nasution mengeluarkan
PEPERPU/040/1959 yang berisi larangan adanya kegiatan politik.
 Konstituante dibubarkan pada 5 Juli 1959 melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

2. Kehidupan Ekonomi

a. Permasalahan Ekonomi Pada Masa Demokrasi Liberal:


 Permasalahan jangka pendek, yaitu pemerintah harus mengurangi jumlah uang yang
beredar dan mengatasi kenaikan biaya hidup.
 Permasalahn jangka panjang, yaitu pertambahan penduduk yang tidak terkendali
dan tingkat kesejahteraan penduduk yang rendah.

b. Kebijakan Pemerintah Untuk Mengatasi Permasalahan Ekonomi

1) Gerakan Benteng
 Dicetuskan oleh Soemitro Djojohadikusumo.
 Kebijakan dimulai pada April 1950, yaitu:
a) Memberikan bantuan kepada pengusaha Pribumi agar mereka ikut
berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional. Bantuan tersebut
berupa bimbingan konkret atau bantuan kredit.
b) Membangun kewirausahaan Pribumi agar mampu membentengi
perekonomian Indonesia yang baru merdeka.

2) Gunting Syafruddin
 Dicetuskan oleh Syafruddin Prawiranegara.
 Kebijakan dimulai pada 15 Maret 1950, yaitu:
a) Pemotongan nilai uang (senering) yang bernilai Rp2,5 ke atas hingga
nilai setengahnya.

3) Nasionalisasi De Javasche Bank


 Kebijakan yang dilakukan yaitu, Perubahan status De Javasche Bank menjadi
Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Banks Sirkulasi. Diumumkan pada
15 Desember 1951 berdasarkan UU No. 24 Tahun 1951.

4) Pembentukan Biro Perancang Negara


 Dibentuk pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo I.
 Bertugas merancang pembangunan jangka pendek sehingga hasilnya belum
bia dirasakan oleh masyarakat.
 Akibat tidak adanya stabilitas politik (masa kabinet terlalu singkat)
menyebabkan kemerosotan ekonomi, inflasi, dan lambatnya pelaksanaan
pembangunan.

5) Sistem Ekonomi Ali-Baba


 Diprakarsai oleh Isqak Tjokroadisurjo (Menteri Perekonomian pada masa
Kabinet Ali Sastroamidjojo I)
 Kebijakan yang dilakukan, yaitu: Mendorong berkembangnya pengusaha
swasta nasional pribumi dalam usaha merombak ekonomi kolonial menjadi
ekonomi nasional.
 Langkah yang diambil:
a) Mewajibkan pengusaha asing yang beroperasi di Indonesia untuk
memberikan pelatihan dan tanggung jawab kepada TKI agar dapat
menduduki jabatan staf.
b) Mendirikan perusahaan negara.
c) Menyediakan kredit.
d) Memberikan lisensi bagi perusahaan swasta nasional.

KEHIDUPAN POLITIK, EKONOMI, DAN SOSIAL PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN


1. Kehidupan Politik

a. Dekrit Presiden 5 Juli 1959


Merupakan jembatan politik dari era Demokrasi Liberal menuju era Demokrasi
Terpimpin.
 Latar belakang:
a) Pemberlakuan Sistem Demokrasi Terpimpin. Dilakukan untuk memperbarui
struktur politik Indonesia.
b) Pembentukan Kabinet Gotng Royong.
 Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959:
a) Pembubaran Konstituante.
b) Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945.
c) Pembentukan MPR yang terdiri atas DPR dan DPAS.

b. Sistem Pemerintahan dan Konsep Politik


 Sistem pemerintahan yang berlaku adalah Presidensial.
 Presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan serta
tidak bertanggung jawab kepada parlemen (DPR).
 Dalam menjalankan pemerintahan, Presiden mendapat dukungan dari 3
kekuatan besar, yaitu Nasionalis, Agama, Komunis (NASAKOM). Hal ini memberi
peluang bagi berkembangnya ideologi komunis.
 Presiden Soekarno mencetuskan:
a) Ajaran NASAKOM (Nasionalis, Agama, Komunis)
 Ajaran ini dimanfaatkan oleh PKI untuk menyebarkan ideologi
komunis.
 Ketua PKI, D.N. Aidit berusaha menyebarkan cuplikan-cuplikan
pidato Presiden Soekarno sehingga seolah-olah sejalan dengan
gagasan dan cita-cita politik PKI.
b) Ajaran RESOPIM (Revolusi, Sosialisme Indonesia, dan Pimpinan Nasional)
 Tujuan  Memperkuat kedudukan Soekarno.
 Inti ajaran  Seluruh unsur kehidupan berbangsa dan bernegara
harus dicapai melalui revolusi, dijiwai oleh sosialisme, dan
dikendalikan oleh satu pimpinan nasional yang disebut Panglima
Besar Revolusi (PBR), yaitu Presiden Soekarno.
 Dampak  Kedudukan lembaga tinggi dan tertinggi negara
ditetapkan di bawah Presiden.
c. Politik Luar Negeri
Sejak proklamasi kemerdekaan politik luar negeri Indonesia adalah Bebas Aktif. Akan
tetapi dalam Demokrasi Terpimpin politik luar negeri Indonesia mengalami
penyimpangan. Dalam Manipol-USDEK ditegaskan bahwa politik luar negeri Indonesia
bertujuan melenyapkan imperialisme dan mencapai dasar-dasar bagi perdamaian dunia
yang kekal dan abadi.
1) Politik Konfrontasi Nefo dan Oldefo
Presiden Soekarno memperkenalkan doktrin politik baru yang membagi dunia
menjadi 2 blok, yaitu New Emerging Forces (Nefo) dan Old Established Forces
(Oldefo).
 Nefo  Negara-negara yang sedang berkembang dan negara sosialis
yang dianggap progresif, termasuk juga negara yang baru merdeka atau
sedang memperjuangkan kemerdekaanya.
 Oldefo  Negara kolonialis, imperialis, dan penghampat kemajuan
bangsa-bangsa yang sedang berkembang.
2) Politik Mercusuar
Adalah politik untuk mencari kemegahan/keindahan dalam pergaulan antarbangsa
di dunia. Politik mercusuar dijalankan Presiden Soekarno karena menganggap
Indonesia sebagai mercusuar yang mampu menerangi jalan negara-negara Nefo. Hal
ini diwujudkan dengan:
 Membuat bangunan-banguna fenomenal yang menelan biaya miliaran
rupiah,
 Menyelenggarakan Games of the New Emerging Forces (Ganefo), yaitu
pesta olahraga negara-negara Nefo.

3) Konfrontasi dengan Malaysia


Perselisihan Indonesia-Malaysia berawal pada 27 Mei 1961, Perdana
Menteri Malaya, Tengku Abdulrachman Putu, melontarkan ide gagasan
pembentukan Federasi Malaysia. Feredasi ini meliputi, Malaya, Singapura, Serawak,
dan Sabah.gagasan tersebut kemudian diusulkan kepada Perdana Menteri Inggris,
Harold Mc Millan pada Oktober 1961.
Pemerintah Indonesia menganggap pembentukan Federasi Malaysia
sebagai proyek neokolonialisme Inggris. Proyek ini dianggap membahayakn
Indonesia dan negara-negara Nefo.
Kebijakan Presiden Soekarno:
a) Mengumukan Dwi Komando Rakyat (Dwikora) pada 3 Mei 1964, yang isinya:
 Perhebat ketahanan Revolusi Indonesia
 Bantu perjuangan rakyat Malaysia untuk membebaskan diri dari Nekolim
Inggris.
b) Membentuk Komando Operasi Tertinggi (Koti) dan Komando Mandala dengan
tugas menyelenggarakan operasi militer dalam rangka mempertahankan
kedaulatan wilayah Indonesia.

4) Indonesia Keluar dari PBB


Pada 7 Januari 1965, Indonesia keluar dari PBB.
Sebab:
a) PBB menerima Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
b) PBB tidak merombak struktur organisasi PBB.
Dampak:
a) Sebagian besar negara Asia dan Afrika mengecam tindakan Indonesia.
b) Indonesia kehilangan satu forum untuk menyelesaikan sengketa dengan
Malaysia secara damai.

d. Pembebasan Irian Barat


 Latar Belakang  Bangsa Indonesia kecewa atas keputusan hasil KMB bahwa
masalah Irian Barat akan diselesaikan satu tahun setelah penyerahan kedaulatan.
 Perjuangan Pembebasan Irian Barat
1) Perjuangan Diplomasi
Pemerintah Indonesia mengirim para diplomat untuk memperjuangkan Irian
Barat melalui forum internasional. Para diplomat: Soebandrio, Mukarto
Notowidagdo, Zairin Zain, Adam Malik, Ganis Harsono, Alex Alatas, dan A.H.
Nasution.
Beberapa upaya yang dilakukan:
a) Konferensi Colombo pada April 1954.
b) Konferensi Asia Afrika pada April 1955.
c) Siding Umum PBB pada 1954-1957.
2) Konfrontasi Politik
 Pada 1956 Indonesia secara sepihak membatalkan hasil KMB yang
dikukuhkan dalam UU No. 13 Tahun 1956.
 Pada 17 Agustus 1956, Kabinet Ali Sastroamidjojo membentuk
pemerintahan sementara Irian Barat. Tujuannya untuk mendeklarasikan
pembentukan Provinsi Irian Barat sebagai bagian dari RI
3) Konfrontasi Ekonomi
Dilakukan dengan:
 Pembatalan utang-utang Indonesia kepada Belanda senilai F 3.661 juta.
 Melarang maskapai penerbangan Belanda melakukan penerbangan dan
pendaratan di wilayah Indonesia.
 Memberhentikan semua perwakilan konsuler Belanda di Indonesia
mulai tanggal 5 Desember 1957.
 Melakukan nasionalisasi perusahaan Belanda di Indonesia sejak
Desember 1958.

4) Konfrontasi Militer
 Pada 19 Desember 1961, Presiden Soekarno mengumumkan Tri
Komando Rakyat (Trikora) di Yogyakarta pada acara peringatan Agresi
Militer II Belanda.
 Isi Trikora:
a) Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda.
b) Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia
c) Melaksanakan mobilisasi umum.
 Pada 15 januari 1962, terjadi pertempuran di Laut Aru antara kapal jenis
motor torpedo boat (MTB) ALRI dengan dua kapal perusak Belanda.
 Persetujuan New York
Ellsworth Bunker (penengah konfrontasi Indonesia-Belanda, dari Amerika
Serikat) mengusulkan:
a) Agar Belanda menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia dengan
perantara PBB yaitu United Nation Temporary Executive Authority
(UNTEA) dalam jangka waktu 2 tahun.
b) Agar rakyat Irian Barat diberi kesempatan menentukan pendapatnya
agar tetap berada dalam wilayah RI atau memisahkan diri.
Ellsworth Bunker mengajak Indonesia-Belanda bertemu dalam meja
perundingan. Delegasi Indonesia (Adam Malik) dan Delegasi Belanda (Dr. Van
Royen).
Isi Persetujuan New York  Selambat-lambatnya tanggal 1 Oktober 1962
Belanda menyerahkan Irian Barat kepada United Nation Temporary Executive
Authority (UNTEA).
Pada 31 Desember 1962 bendera Indonesia mulai berkibar di samping
bendera PBB dan selambat-lambatnya tanggal 1 Mei 1963 UNTEA atas nama
PBB menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia.
Setelah penyerahan Irian Barat, pemerintah Indonesia diwajibkan
melaksanakan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera).

 Pelaksanaan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera)  Act of free choice


Dilaksanakan sejak 14 Juli 1969 s.d. 4 Agustus 1969. Pelaksanaan diatur oleh Brigjen
Sarwo Edhie Wibowo dan diawasi langsung oleh perwakilan PBB yaitu Fernando
Ortis Sanz.
Dewan musyawarah Pepera memutuskan bahwa Irian Barat tetap merupakan
bagian dari RI.

2. Kehidupan Ekonomi

Kekacauan politik ditandai dengan terjadinya Inflasi. Kehidupan ekonomi merosot.

Kebijakan Pemerintah untuk Mengatasi Permaslahan Ekonomi

a) Membentuk Dewan Perancang Nasional (Depernas)


 Dibentuk berdasarkan UU No. 80 tahun 1958
 Pemimpin  Muh. Yamin
 Tugas  Mempersiapkan rancangan UU pembangunan nasional dan menilai
penyelenggaraan pembangunan.
 Pada 1963, berganti nama menjadi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas) yang dipimpin Presiden Soekarno.
b) Menerapkan Kebijakan Devaluasi Mata Uang Rupiah
 Ditetapkan pada 24 Agustus 1959
 Tujuan  Meningkatkan nilai rupiah dan meningkatkan kesejahteraan rakyat
kecil.
 Usaha  Pemerintah melakukan pembekuan terhadap semua simpanan yang
melebihi Rp25.000,00.
 Dilaksanakan oleh Panitia Penampung Operasi Keuangan (PPOK)

c) Menekan Laju Inflasi


 Pada 25 Agustus 1959, pemerintah mengeluarkan Perppu No. 2 Tahun 1959
untuk membendung laju inflasi.
 Tujuan  Mengurangi jumlah uang yang beredar agar dapat menstabilkan
keuangan dan perekonomian negara.
 Usaha  Pemerintah menginstruksikan penghematan bagi instansi
pemerintah, memperketat pengawasan atas perusahaan-perusahaan negara.

d) Deklarasi Ekonomi (Dekon)


 Pada 28 Maret 1963, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekon.
 Tujuan:
1) Menciptakan ekonomi yang bersifat nasional, demokratis, dan bebas dari
sisa-sisa imperialisme.
2) Mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin.
e) Dana Revolusi
 Dikeluarkan oleh Jusuf Muda
 Diperoleh dari devisa kredit jangka panjang
 Usaha  melakukan pungutan terhadap perusahaan atau perseorangan yang
mendapat fasilitas kredit antara 250 juta hingga 1 miliar rupiah.
 Hasil pengumpulan Dana Revolusi digunakan untuk membiayai proyek-proyek
mandataris presiden yang bersifat prestise politik dengan mengorbankan
kondisi ekonomi dalam negeri.

UPAYA BANGSA INDONESIA MENGHADAPI DISINTEGRASI BANGSA DALAM BENTUK


PERGOLAKAN DAN PEMBERONTAKAN

1. PKI Madiun 1948


Latar belakang :
 Kekecawaan Amir Syarifudin terhadap Parlemen yang telah menjatuhkannya dari jabatan PM karena
Perjanjian Renville sehingga membentuk gerakan oposisi untuk mengacaukan pemerintahan yang
berkuasa pada saat itu.
 Musso yang baru saja pulang dari Uni Soviet dan kembali ingin membangun PKI menjadi partai
besar.
 Menentang program Rasionalisasi Angkatan Perang oleh PM Hatta à banyak anggota PKI yang ter
phk.
b. Beberapa aksi yang dilakukan di antaranya :
 melakukan aksi penculikan dan pembunuhan terhadap aparat keamanan dan profesi lain dengan
melemparkan isu kepada TNI sehingga menimbulkan keresahan di kalangan rakyat dan kaum
agamawan untuk menjatuhkan lawan politiknya.
 mendukung gerakan para buruh dan tani untuk memperjuangkan nasibnya lewat demo à 5 Juli 1948
Pabrik Karung Goni di Delanggu yang ujungnya berakhir dengan bentrok, dan banyak buruh yang
terluka.
 Memperoklamasikan berdiriya Soviet RI 18 september 1948
c. Upaya penumpasan :
 Dari arah barat Pasukan Devisi II pimpinan Gatot Subroto dan dari arah timur Pasukan Devisi I di
bawah pimpinan Sungkono
d. 30 September 1948 Madiun dapat dikuasai oleh pasukan pemerintah kaki tangan Muso dapat ditangkap
dan mendapatkan hukuman. Amir Syarifudin pun dapat ditangkap dan mendapatkan hukuman mati.

2. Darul Islam /Tentara Islam Indonesia ( 1949 – 1965 )


a. Gerakan ini berpusat di Jawa Barat dipimpinan oleh Kartosuwiryo
b. Latar Belakang gerakan ini :
 Penolakn perintah penarikan TNI dari kantong-kantong gerilya ke Yogyakarta (Mabes TNI saat itu)
 Keinginan untuk memiliki tentara ini disebabkan adanya Agresi Belanda yang membuat Indonesia
terdesak dan keamanan setiap daerah sangat tergantung pada masing-masing wilayahnya.
c. Namun dalam perjalanannya gerakan ini mengarah pada keinginan untuk mendirikan negara sendiri
dengan nama Negara IslamIndonesia dengan Syariah Islam sebagai ideologinya.
d. Secara sepihak ia memproklamasikan Negara Islam Indonesia /NII tanggal 7 Agustus 1949 à gerakan ini
mendapat dukungan dari Belanda yang memang menginginkan Indonesia terpecah-pecah.
e. Pemerintah melakukan penumpasan melalui operasi Baratayudha, Kartosuwiryo tertangkap 4 Juni
1962, dan mendapatkan hukuman mati.
f. Gerakan DI/TII mendapatkan dukungan dari gerakan separatis dari daerah lain yang memiliki visi yang
sama yaitu Islam, di antaranya :
 Jateng : Amir Fatah dan Kia Sumolangu dalam perjalannya dapat diitumpas oleh gerakan Banteng
Nasional.
 Aceh : Daud Beaureueh
Latar belakangnya : menolak penurunan status dari daerah istimewa menjadi daerah Keresidenan ;
keiginan untuk mendapatkan hak pengelolaan keuangan daerah yang lebih besar.
Keinginan untuk membentuk NII, secara sepihak memproklamasikan NII pada 20 September 1953.
 Sulawesi Selatan : Kahar Muzakar. menuntut Kesatuan Gerilyawan SulSel (KGSS) dimasukkan ke
dalam Brigade Hasanuddin tetapi ditolak à bergabung dengan TII/NI pimpinan Kartosuwiryo sejak 7
Agustus 1953.
g. Penumpasan ;
 Operasi Pagar Betis 1960 à Kartosuwiryo dihukum mati 4 Juni 1962
 Kahar Muzakar dihukum mati Feb 1965
 Ibnu Hajar dihukum mati Maret 1965.

3. Andi Azis ( 1949 – 1950 )


a. Terjadi di Makasar dipimpin oleh Kapten Andi Azis ( Letnan Ajudan Wali Negara NIT ).
b. Latar belakang :
 Tuntutan kepada APRIS agar anggota bekas KNIL yang menjadi penangungjawab terhadap
keamanan NIT.
 Mereka direktut sebagai TNI untuk wilayah Makasar.
 Mereka menjadi pendukung pembentukan negara Federasi
c. Penumpasan dilakukan HV Worang dan berhasil membebaskan A. Yunus Mokoginta yang ditawan oleh
Andi Azis.
d. PM. NIT yaitu Diapari diganti oleh Ir. Putuhena hasil pilihan pemerintah Indonesia.

4. Republik Maluku Selatan ( 1949 – 1950 )


a. Latar belakangnya :
 Dilakukan oleh bekas tentara KNIL yang pro Belanda
 Keinginan untuk mendirunikan pemerintahan sendiri/negara sendiri.
b. Pemimpin gerakannya Soumukil yang berhasil memproklamasikan Negara RMS 25 April 1950.
c. Dalam memperjuangkan cita-citanya ia bergabung bersama Andi Azis.
d. Penumpasan dilakukan oleh Kawilarang 14 Juli 1950 dan tentara APRIS yang gugur S. Sudiarso, Abdullah
dan Ign Slamet Riyadi. Soumukil dan Andi Azis dapat melarikan diri ke Maluku.

5. PRRI/Permesta
a. Merupakan pemberontakan terbesar dan terorganisasi dengan baik karena pendukung utamanya
adalah Tentara Nasional Indonesia.

b. Tujuannya :
 Otonomi daerah yang lebih besar cenderung ke federasi terlebih saat dikeluarkannya Perda No.50
tahun 1950
 Menenatng system liberalism pemerintahan, hal ini tampak dari telah tersusunnya Kabinet PRRI
c. Membentuk dewan :
 Dewan Banteng à di Padang, pimpinan Ahmad Husein, 20-24 Nov 1956
 Dewan Gajah à di Sumatera Utara, pimpinan Letkol Simbolon, 22 Des 1964
 Dewan Masyumi à di Sulawesi Utara, pimpinan Ventje Sumual, 18 Februari 1957.

6. Gerakan 30 September 1965


1. Sejak 1950 -1965 PKI di bawah komando DN. Aidit telah merencanakan untuk mendirikan negara
komunis Indonesia.
2. Langkah yang dilakukan Aidit untuk dapat mewujudkan cita-citanya adalah :
a. Melakukan penggalangan massa dengan menyusup ke partai-partai. Kader-kader terbaiknya ditugaskan
untuk menjadi anggota di berbagai organisasi massa supaya anggota gerakan tersebut mendukung
gerakan mereka.
b. Mempengaruhi Soekarno untuk semakin anti terhadap bangsa barat dan USA. Hal ini berhasil terbukti
dengan terbentuk Blok Nefo yang anggotanya adalah negara-negara anti kapitalis poros Jakarta Peking
Pyong yhang.
c. Mengadu domba partai-partai besar (PSI dan Masyumi) dengan menyampaikan informasi kepada
Soekarno bahwa kedua partai tersebut menjadi oposisi sehingga oleh Soekarno kedua partai tersebut
mendapat sanksi pembekuan/ditutup.
d. Membentuk biro-biro khusus :
 Pasukan Pasopati yang dipersiapkan untuk melakukan penculikan terhadap jendral AD dengan
merekrut tentara-tentara pilihan.
 Pasukan Gatotkaca yang dipersiapkan untu kmenggalang buruh dan tani untuk dijadikan pasukan
ke-5 dengan basis latihannya di Halim.
 Pasukan Bimasakti yang dipersiapkan untuk pengamanan terhadap aset-aset negara yang penting
seperti RRI, Telkom, Bank, Istana.
e. Ikut sebagai kontestan Pemilu 1955 dan ternyata menjadi salah satu pemenang pemilu
(PNI,Masyumi,NU,PKI). Dari kemenangannya itu keuntungan yang didapat oleh PKI adalah :
 Mempunyai wakil di parlemen.
Hal ini dapat digunakan untuk mempengaruhi keputusan pemerintah yang memerlukan persetujuan dari
DPR.
 Mempunyai wakil di cabinet/menteri.
Dengan memiliki kadernya yang duduk di kabinet/menjadi menteri maka ruang gerak PKI untuk membuat
kebijakan publik yang lebih menguntungkan PKI menjadi lebih leluasa.
 Memiliki akses luas di tingka pemerintah pusat maupun daerah.
PKI menjadi lebih mudah dalam mengkoordinasikan setiap program kegiatannya.
 Mempunyai hak untuk mendudukan wakilnya di militer.
Tentarapun dapat dikontrololeh PKI.
3. PKI mendapatkan perlawanan dari :
a. Kaum Agamawan yang tidak dapat meneria pandangan PKI yang atheis dan perilaku yang
menghalalkan segala cara dalam memperjuangkan tujuannya (demo yang berujung anarkis)
b. Angkatan Darat menjadi salah satu kelompok penghalang utama PKI, dengan alasan :
 Adanya korelasi antara kesempatan berkembangnya partai Komunis di suatu negara mengakibatkan
negara itu pada akhirnya menjadi negara komunis.
 Tugas utama tentara untuk menyelamatkan negara kesatuan RI dari ancaman pembubaran oleh
pihak manapun. (Ideologi negara yang diterima sesuai cita-cita perjuangannya adalah Pancasila,
bukan Komunis)
 Kerjasama internasional dalam rangka mengantisipasi Perang Dingin mempengaruhi politik
Indonesia.
c. Kaum Nasionalis yang berusaha untuk terus mempertahankan negara RI tetap pada jalurnya yaitu
Negara merdeka bebas dari pengaruh manapun juga.
4. Rencana Coup d’etat dipercepat karena menurunnya kesehatan Soekarno yang tidak dapat dipastikan
kesembuhannya, maka dibuatlah rencana :
a. Tahap pertama à melakukan penculikan terhadap lawan-lawan PKI yang akan menggagalkan
rencananya yaitu tokoh-tokoh AD à 1 Oktober dini hari oleh pasukan Pasopati.
b. Tahap kedua à Memanfaatkan perayaan ulang tahun ABRI 5 Oktober untuk melakukan
pembunuhan terhadap Soekarno saat menjadi komandan upacara. (ditembak saat dipodium)à gagal
c. Tahap ketiga à mengumumkan kepada rakyat akan adanya upaya penggulingan kekuasaan oleh
tokoh-tokoh AD yang menamakan dirinya “Dewan Jendral” àsehingga terkesan PKI menjadi pahlawan,
telah menyelamatkan negara dari tindakan makar.
5. Beberapa pendapat tentang Dalang peristiwa 30 September 1965 :
a. PKI dengan alasan :
 Pasukan yang melakukan penculikan dan pembunuhan para jendral adalah personel AD pimpinan
Syam Kamaruzaman, tokoh utama biro khusus PKI.
 Jenasah para Jendral saat ditemukan ada di lubangbuaya. Tempat ini diketahui secara umum bahwa
merupakan markas PKI.
 Tindakan tidak perikemanusiaan ini hanya dapat dilakukan oleh kelompok manusia yang tidak
mengakui Tuhan sehingga tidak memiliki rasa kasih.
b. Soekarno dengan didukung PKI alasan :
 Selama ini Soekarno memiliki hubungan dekat dengan PKI.
 Selama terjadinya penculikan hingga pengungkapan perkara Soekarno selalu berada di bawah
pengawalan PKI.
 Jendral yang dibunuh adalah orang-orang yang selama ini memberikan kritik/peringatan tak
kenal lelah terhadap Soekarno yang dekat dengan PKI.
c. Amerika dengan alasan :
 Amerika tidak ingin Indonesia masuk ke dalam kelompok Komunis pimpinan Un Soviet à kaitkan
dengan perang dingin USA X Rusia.
 USA selalu mengamati/mengikuti perkembangan Indonesia melalui AD.

d. Soeharto, dengan alasan :


 Rasa sakit hati Soeharto terhadap tokoh-tokoh AD yang telah membatasi jenjang karirnya.
 Soeharto mengetahui adanya rencana coup d’etat oleh PKI terhadap Soekarno hanya tidak
mengetahui waktunya dan hal itu tidak dilakukan antisipasi/dibiarkan terjadi.
 Keinginan Soeharto untuk meningkatkan jenjang kariernya sebagai orang nomor satu di Indonesia.
 Dengan mudahnya Soeharto melakukan penelusuran kasus secara cepat.
e. Tidak ada pelaku tunggal, dengan alasan :
 Semua pihak punya kepentingan dan diuntungkan (PKI, AD, Soeharto, Amerika).
6. Soekarno lamban dalam menangani peristiwa 30 Sep.1965 karena :
a. Ketidak yakinan Soekarno terhadap tuduhan bahwa dalang peristiwa itu adalah PKI, mengingat PKI
selama ini selalu setia membantunya.
b. Pengaruh PKI yang sangat kuat sejak peristiwa 30 Sep. 1965 yang ditandai dengan pengawalan yang
ketat yang dilakukan oleh pasukan Komunis à Soekarno dibawa ke Lubangbuaya terus Istana Negara
Bogor dengan pengawalan ketat.
c. Kondisi kesehatan yang menurun sehingga mempengaruhi daya konsentrasi dalam penanganan
perkara.
7. Faktor yang menguntungkan Soeharto sehingga ia menjadi pengganti Soekarno :
a. Rakyat terlanjur tidak percaya lagi pada Soekarno yang terkesan lambat/mengulur-ulur waktu
dalam menangani 30 Sep.1965.
b. Ditolaknya Pidato pertanggungjawaban Soekarno karena tidak membuat keputusan apapun
terhadap PKI dan penanganan 30 Sep.1965 tersebut à di kalangan parlemenpun akhirnya tidak simpati
terhadap Soekarno.
c. Kebencian rakyat terhadap PKI yang telah melakukan tindakan anarkhis terhadap tokoh-tokoh
penting Indonesia.
d. Tuntutan rakyat akan kehidupan yang lebih baik dan keamanan yang terjamin àTritura.
e. Tindakan heroic Soeharto yang berhasil membongkar kasus 30 Sept. 1965 diterima dengan senang
oleh rakyat dan kalangan politisi.
f. Jabatan Soeharto sebagai Pangkostrad (jabatan setelah menhankam jika terjadi hal-hal darurat ).

PERUBAHAN DEMOKRASI DI INDONESIA PADA MASA REFORMASI

Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya Presiden Soeharto, maka
Indonesia memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari kebijakan reformasi
yang dijalankan terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan negara yang berlaku
sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak dengan di amandemennya UUD 1945 (bagian
Batangtubuhnya) karena dianggap sebagai sumber utama kegagalan tataan kehidupan kenegaraan di
era Orde Baru.

Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden Soeharto ke Wakil
Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.
Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain:

 Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi


 Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang Referandum
 Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas dari KKN
 Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden
RI
 Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV
 Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemiluhan umum sudah dua kali yaitu tahun
1999 dan tahun 2004.

Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformasi ini adalah demokresi Pancasila, namun
berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan demokrasi perlementer tahun 1950 1959.
Perbedaan demkrasi reformasi dengan demokrasi sebelumnya adalah:

 Pemilu yang dilaksanakan (1999-2004) jauh lebih demokratis dari yang sebelumnya.
 Ritasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampi pada tingkat desa.
 Pola rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka.
 Sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan pendapat

Peran Pelajar, Mahasiswa, dan Tokoh Masyarakat dalam Perubahan Politik dan
Ketatanegaraan Indonesia
Berikut beberapa peran pelajar/mahasiswa dan tokoh masyarakat dalam perubahan politik dan
ketatanegaraan Indonesia :
 Saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pemuda memiliki semangat juang tinggi untuk segera
memerdekakan Indonesia, mereka berselisih pendapat dengan golongan tua. Akan tetapi,
keberanian pemuda inilah yang menyebabkan Indonesia segera merdeka.
 Pemuda memiliki peran dalam penggulingan Presiden Soekarno dan rezimnya, sekaligus ideologi
komunis yang kontroversional pada masa itu.
 Runtuhnya Demokrasi Terpimpin juga berkat kerja keras pemuda Indonesia, yang saat itu
mereka mendirikan KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia), yang terdiri dari kelompok
pemuda Islam, Katholik, dan mantan PSI.
 Tahun 1998, mahasiswa seluruh Indonesia melakukan demonstrasi secara besar-besaran dalam
rangka menolak diangkatnya kembali Presiden Soeharto menjadi Presiden RI.
 Setelah reformasi, walaupun belum ada peristiwa politik radikal yang memerlukan peran
penting mahasiswa. Namun peran mahasiswa masih dibutuhkan sebagai media kontrol politik
Indonesia, sebagai distributor pikiran-pikiran masyarakat. Sifat mahasiswa yang kritis
merupakan faktor pemicu yang kuat dalam pentingnya peranan mahasiswa dalam peristiwa
politik tanah air saat ini.
 Sebagai generasi penerus yang melanjutkan dan menyampaikan nilai-nilai kebaikan pada suatu
kaum yang sudah rusak moral dan perilakunya.
 Sebagai generasi pengganti yang menggantikan kaum yang sudah rusak moral dan perilakunya.
 Pelajar dan tokoh masyarakat dapat menyuarakan aspirasi mereka yang nantinya akan
dipertimbangkan oleh pemerintah, dan dapat merubah politik dan ketatanegaraan Indonesia
melalui demonstrasi yang memenuhi syarat dan tidak menimbulkan kerusuhan.
 Tokoh masyarakat dapat menyampaikan aspirasinya melalui jabatan yang diemban dan
disampaikan oleh atasannya.

Berikut beberapa tokoh masyarakat yang berperan dalam perubahan politik dan ketatanegaraan
Indonesia, pada masa reformasi, sebagai berikut :

1. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)


Gus Dur adalah pemimpin NU, sebuah ormas Islam yang terbesar di Indonesia. Selain ulama,
beliau adalah negarawan yang memiliki wawasan tentang pentingnya pluralisme bangsa. Gus
Dur adalah salah satu dari tokoh-tokoh reformasi yang membawa dampak besar bagi bangsa
Indonesia.
Gus Dur yang mencetuskan pertemuan Ciganjur yang dihadiri oleh Megawati, Sri Sultan
Hamengkubuwono X, Amien Rais. Selanjutnya, tokoh-tokoh reformasi yang hadir di Ciganjur
menamai dirinya sebagai kelmpok Poros Tengah yang bertekad menggulirkan agenda reformasi
di Indonesia.
Gus Dur juga penggagas berdirinya partai PKB, yang anggotanya sebagian besar adalah orang
NU. Partai ini juga banyak melahirkan tokoh reformasi yng mempunyai pikiran yang kritis.
Pada masa pemilu pertama, Gus Dur dijagokan menjadi calon presiden RI oleh tokoh-tokoh
reformasi. Akhirnya, Gus Dur ditunjuk sebagai presiden menggantikan BJ Habibie, sedangkan
Megawati ditunjuk sebagai wakil presiden mendampingi Gus Dur. Namun, di tengah masa
pemerintahannya, Gus Dur dicopot mandatnya oleh MPR.
2. Sri Sultan Hamengkubuwono X
Sri Sultan Hamengkubuwono X adalah sosok Raja Yogyakarta yang memiliki peran penting
mempersatukan bangsa ini agar tetap bersatu, karena sejak krisis moneter, Indonesia
mengalami ancaman disintegrasi. Apalagi, sejak Timor Timur lepas dari pangkuan ibu pertiwi,
memicu timbulnya separatisme di beberapa tempat di Indonesia.
Banyak yang tidak tahu bahwa beliau juga merupakan bagian dari tokoh reformasi, Sri Sultan
Hamengkubuwono X sering turun ke jalan menenangkan demonstran agar tidak bersikap
anarkis, terutama di Yogyakarta. Saat menjelang Soeharto dicabut mandatnya, terjadi huru hara
di Jakarta, Solo, dan Banjarmasin. Sebagai salah satu dari tokoh reformasi, beliau membawa
dampak baik bagi masyarakat Yogyakarta.
Agar aksi anarkis tidak sampai di Yogyakarta, Sang Raja ini selalu hadir setiap ada demonstrasi
dan mengunjungi korban-korban kekerasan demo di rumah sakit. Terbukti, Yogyakarta tetap
terkendali walau sempat ada bentrok di sudut kota. Sebagai slah satu tokoh reformasi, beliau
lebih berperan dalam pengendali massa.
Berkat itulah, setelah reformasi, Sri Sultan Hamengkubuwono X ditunjuk menjabat Gubernur DIY
bersama Sri Paku Alam IX menggantikan gubernur sebelumnya.
3. Megawati Soekarno Putri
Megawati merupakan simbol dari perlawanan terhadap rezim orde baru. Saat jabatannya
menjadi ketua PDI digulingkan sepihak oleh Soeyadi yang disokong oleh rezim orde baru,
Megawati mendirikan partai baru yang diberi nama Partai Demokrasi Indonesia.
Megawati berjarak dengan rezim Soeharto. Pada era reformasi, tokoh ini memiliki peran cukup
penting. Beliau merancang kembali nilai-nilai nasionalisme dan demokrasi. Pada pemilu
legislatif, partai yang didirikan Megawati memperoleh banyak suara, bahkan mengalahkan
Golkar. Megawati pun ditunjuk sebagai wakil presiden mendampingi Gus Dur. Beliau didukung
oleh banyak pihak reformasi lainnya.
Dua tahun berikutnya, Megawati naik pangkat menjadi presiden mengantikan kedudukan Gus
Dur yang dicopot mandatnya oleh MPR, dan menunjuk Hamzah Haz sebagai wapres
mendampingi Megawati melanjutkan pemerintahan.
4. Amien Rais
Amien Rais merupakan salah satu tokoh reformasi yang hadir dari dunia kampus. Amien Rais
juga punya andil dalam menggulingkan rezim Soeharto. Beliau merupakan sosok pencetus
berdirinya kelompok Poros Tengah yang dideklarasikan di Ciganjur, tempat kediaman Gus Dur.
Awalnya, menjelang rezim orde baru runtuh, Amien Rais selalu turun ke jalan bergabung dengan
demonstran mahasiswa. Orasi-orasi yang dilontarkan Amien Rais begitu cerdas. Beliau
menawarkan perubahan demokrasi Indonesia ynag lebih modern.
Saat banyak partai bermunculan, Amien Rais juga mendeklarasikan partainya, yakni Partai
Amanat Nasional. Pada era reformasi, Amien Rais juga sempat menjabat sebagai ketua MPR.

Penelitian Sejarah

Penelitian sejarah adalah suatu proses investigasi yang di lakukan dengan aktif, tekun, dan
sistematis, yang bertujuan menemukan, menafsirkan dan merevisi fakta-fakta sehingga tercapai
pengetahuan lebih mendalam mengenai suatu peristiwa, tingkah laku, teori atau hukum. Penelitian
sejarah yang baik biasanya berupaya membandingkan hasil penelitian tentang masa lalu dengan
keadaan masa kini dan bahkan dapat pula digunakan untuk meramalkan keadaan masa yang akan
datang.
Tujuan penelitian sejarah adalah untuk memahami masa lalu, dan mencoba memahami masa
kini atas dasar persitiwa atau perkembangan di masa lampau.
Ciri-ciri dari metode sejarah adalah sebagai berikut:
1) Metode sejarah lebih banyak menggantungkan diri pada data yang diamati orang lain di masa-masa
lampau;
2) Data yang digunakan lebih banyak bergantung pada data primer dibandingkan dengan data sekunder.
Bobot data harus dikritik, baik secara internal maupun secara eksternal;
3) Metode sejarah mencari data secara lebih tuntas serta menggali informasi yang lebih tua yang tidak
diterbitkan ataupun yang tidak dikutip dalam bahan acuan yang standar;
4) Sumber data harus dinyatakan secara definitif, baik nama pengarang, tempat dan waktu. Sumber
tersebut harus diuji kebenaran. Fakta harus dibenarkan oleh sekurang-kurangnya dua saksi yang tidak
pernah berhubungan.
Sumber Data pada Penelitian Sejarah
Sumber dari sejarah yang merupakan data yang digunakan dalam penelitian dengan metode sejarah
dapat diklasifikasikan secara bermacam-macam. Antara lain: remain, dokumen, sumber primer, sumber
sekunder, materi fisik, materi tulisan dan sebagainya.
Jenis-jenis Penelitian Sejarah
a. Penelitian Sejarah Komparatif
penelitian sejarah komparatif adalah penelitian untuk membandingkan faktor-faktor dari fenomena-
fenomena sejenis pada suatu periode masa lampau. Misalnya, ingin diperbandingkan sistem pengajaran
di Cina dan Jawa, dan pada masa kerajaan Majapahit.
b. Penelitian Yuridis atau Legal
penelitian yuridis adalah penelitian untuk menyelidiki hal-hal yang menyangkut dengan hukum, baik
hukum formal ataupun hukum nonformal dalam masa yang lalu. Misalnya peneliti ingin mengetahui dan
menganalisa tentang keputusan-keputusan pengadilan akibat-akibat hukum adat serta pengaruhnyha
terhadap suatu masyarakat pada masa lampau.
c. Penelitian Biografis
penelitian biografis adalah penelitian untuk meneliti kehidupan seseorang dan hubungannya dengan
masyarakat. Dalam penelitian ini, diteliti sifat-sifat, watak, pengaruh, baik pengaruh lingkungan maupun
pengaruh pemikiran dan ide dari subjek penelitian dalam masa hidupnya, serta pembentukan watak
figur yang diterima selama hayatnya.

d. Penelitian Bibliografis
Penelitian Bibliografis untuk mencari, menganalisa, membuat interpretasi serta generalisasi dari fakta-
fakta yang merupakan pendapat para ahli dalam suatu masalah atau suatu organisasi. Penelitian ini
mencakup hasil pemikiran dan ide yang telah ditulis oleh pemikir-pemikir dan ahli-ahli.

Langkah-langkah Penelitian Sejarah


a. Pemilihan Subyek yang akan Diteliti
Pertama yang harus dilakukan adalah menentukan topik penelitian dengan tujuan agar dalam
melakukan pencarian sumber-sumber sejarah dapat terarah dan tepat sasaran.
b. Heuristik (Pengumpulan Data)
Heuristik merupakan langkah awal dalam penelitian sejarah untuk berburu dan mengumpulkan berbagi
sumber data yang terkait dengan masalah yang sedeang diteliti.misalnya dengan melacak sumber
sejarah tersebut dengan meneliti berbagai dokumen, mengunjungi situs sejarah, mewawancarai para
saksi sejarah.
c. Kritik (Verifikasi)
Kritik merupakan kemampuan menilai sumber-sumber sejarah yang telah dicari (ditemukan). Kritik
sumber sejarah meliputi kritik ekstern dan kritik intern.
d. Interpretasi (Penafsiran)
Interfretasi adalah menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut hingga menjadi satu
kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Dari berbagi fakta yang ada kemudian perlu disusun agar
mempunyai bentuk dan struktur. Fakta yang ada ditafsirkan sehingga ditemukan struktur logisnya
berdasarkan fakta yang ada, untuk menghindari suatu penafsiran yang semena-mena akibat pemikiran
yang sempit. Bagi sejarawan akademis, interfretasi yang bersifat deskriptif sajabelum cukup. Dalam
perkembangan terakhir, sejarawan masih dituntut untuk mencari landasan penafsiran yang digunakan.

e. Historiografy (Penulisan Sejarah)


Historiogray adalah proses penyusunan fakta-fakta sejarah dan berbagai sumber yang telah diseleksi
dalam sebuah bentuk penulisan sejarah.

Anda mungkin juga menyukai