Maklah Teknologi Pasca Penen
Maklah Teknologi Pasca Penen
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK I :
NADIA TYSA PRATIWI
BP:19180012
GYNA SONIA
BP:19180004
RANDI FADULLAH
BP:19180002
Puji dan syukur yang tak hingga penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberi rahmat dan karunianya serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini yang berjudul Respirasi dan Klimaterik. Tujuan disusunnya makalah ini
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknologi Pasca Penen, semester II tahun
akademik 2019/2020.
Padang,20 February2020
DAFTAR ISI
Daftar Isi....................................................................................................................
BAB I PEMBAHASAN
BAB II PENUTUP
PEMBAHASAN
2.1 RESPIRASI
Pada umumnya semua produk hortikultura (buah dan sayuran) setelah dipanen masih
melakukan proses respirasi. Adanya respirasi menyebabkan produk tersebut mengalami
perubahan seperti pelayuan dan pembusukan. Respirasi sendiri merupakan perombakan
bahan organik yang lebih kompleks (pati, asam organik dan lemak) menjadi produk yang
lebih sederhana ( karbondioksida dan air) dan energi dengan bantuan oksigen. Aktivitas
respirasi penting untuk mempertahankan sel hidup pada produk. Sedangkan produk dengan
laju respirasi tinggi cenderung cepat mengalami kerusakan.
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber
energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan
energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak,
pertumbuhan.
Telah diketahui bahwa hasil akhir dari respirasi adalah CO2 dan H2O, hal ini terjadi
bila substrat secara sempurna dioksidasi, namun bila berbagai senyawa di atas terbentuk,
substrat awal respirasi tidak keseluruhannya diubah menjadi CO2 dan H2O. Hanya beberapa
substrat respirasi yang dioksidasi seluruhnya menjadi CO2 dan H2O, sedangkan sisanya
digunakan dalam proses anabolik, terutama di dalam sel yang sedang tumbuh. Sedangkan
energi yang ditangkap dari proses oksidasi sempurna beberapa senyawa dalam proses
respirasi dapat digunakan untuk mensintesis molekul lain yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan.
Laju respirasi yang dihasilkan merupakan petunjuk yang baik dari aktifitas metabolis
pada jaringan dan berguna sebagai pedoman yang baik untuk penyimpanan hidup hasil
panen. Jika laju respirasi buah atau sayuran diukur dari setiap oksigen yang diserap atau
karbondioksida dikeluarkan selama tingkat perkembangan (development), ketuaan
(maturation), pemasakan (ripening), kebusukan (senescent), dapat diperoleh pola
karakteristik repirasi. Laju respirasi per unit berat adalah tertinggi untuk buah dan sayur
yang belum matang dan kemudian terus menerus menurun dengan bertambahnya umur.
Adanya aktivitas respirasi pada hasil-hasil pertanian dapat menyebabkan hasil pertanian
menjadi matang dan menjadi tua. Proses matangnya hasil pertanian merupakan perubahan
dari warna, aroma, dan tekstur berturut-turut menuju ke arah hasil pertanian yang dapat
dimakan/dapat digunakan dan memberikan hasil sebaik-baiknya. Proses menjadi tua
merupakan proses secara normal menuju ke arah kerusakan sejak lewat masa optimal.
Aktivitas metabolisme dan energi panas pada buah dan sayuran segar dicirikan dengan
adanya proses respirasi. Panas respirasi adalah panas yang dihasilkan karena adanya
aktivitas metabolisme dari bahan pangan, panas respirasi ini sangat berpengaruh terhadap
beban panas, terutama pada bahan pangan nabati sehingga berpengaruh selama dalam masa
pengangkutan dan penyimpanan.
Panas respirasi dipengaruhi oleh lingkungan. Meningkatnya suhu lingkungan akan
meningkatkan panas respirasi karena terjadi peningkatan aktivitas metabolisme seiring
dengan meningkatnya suhu lingkungan. Respirasi adalah sangat tergantung pada suhu,
mikroorganisme pembusuk akan mendapatkan kondisi pertumbuhannya yang ideal dengan
adanya peningkatan suhu.
Mutu simpan buah akan lebih bertahan lama jika laju respirasi rendah dan transpirasi
dapat dicegah dengan meningkatkan kelembaban relatif dan menurunkan suhu udara.
Respirasi adalah suatu proses oksidasi glukosa (perombakan) dalam sel hidup menjadi CO2,
uap air dan energi. Dengan menggunakan enzim pada mitokondria, molekul gula dioksidasi
menjadi air, karbondioksida, dan energi melalui reaksi biokimia. Berlangsung tidaknya
proses ini dapat ditentukan dengan mengamati ada tidaknya uap air, karbondioksida, dan
energi yang dikeluarkan oleh sel tumbuhan. Jaringan, sel, dan organ tumbuhan yang
mengeluarkan tetes air, terjadi peningkatan volume udara, dan peningkatan suhu dapat
dikatakan melangsungkan respirasi.
Laju dari proses respirasi dalam produk hortikultura akan menentukan daya tahan dari
produk tersebut baik buah-buahan maupun sayur-sayuran yang telah dipanen, sehingga
sering dijumpai ada produk yang tahan disimpan lama setelah dipanen seperti pada biji-
bijian, umbi-umbian tetapi banyak pula setelah produk tersebut dipanen tidak tahan lama
untuk disimpan, seperti pada produk buah-buahan yang berdaging maupun produk
hortikultura yang lunak-lunak seperti sayur-sayuran daun. Secara umum proses respirasi
dalam produk dapat dibedakan menjadi tiga tingkat yaitu: pertama pemecahan polisakarida
menjadi gula sederhana; kedua oksidasi gula menjadi asam piruvat; serta yang ketiga adalah
transformasi piruvat dan asam-asam organik lainnya menjadi CO2 , air, dan energi yang
berlangsung.
Setelah pemanenan bukan berarti buah atau sayur menjadi mati. Namun, selama itulah
terjadi proses kehidupan yang sangat menentukan mutu dan kualitas dari produk tersebut.
Proses ini antara lain adalah terjadinya peristiwa respirasi. Kecepatan respirasi buah ataupun
sayuran tergantung dari suhu penyimpanan, ketersediaan oksigen untuk berespirasi dan
karakteristik produk itu sendiri. Respirasi atau pernafasan adalah suatu proses pertukaran gas
yang melibatkan proses metabolisme perombakan senyawa makromolekul (karbohidrat,
protein, lemak) menjadi CO2, air dan sejumlah energi. Yang mempengaruhi pematangan
buah-buahan dan sayuran adalah kelayuan. Kelayuan merupakan proses normal pada
tumbuhan yang terjadi karena mobilisasi zat-zat makanan untuk pertumbuhan biji atau buah.
Beberapa hormon pada tumbuhan dapat menghambat atau mempercepat proses kelayuan.
Buah dan sayur memiliki daya simpan yang berbeda.Dalam penyimpanan buah-buahan
dan sayuran (produk hortikultura) setelah pemanenan masih terjadi peristiwa kehidupan
yang mengakibatkan komoditi kehilangan beberapa keunggulannya yang sangat bermanfaat
bagi manusia sebagai produsen maupun konsumen. Buah-buahan segar setelah dipanen
perlu segera ditanganai secara tepat agar proses biologis yang tetap terjadi seperti
transpirasi, respirasi, emisi etilen, reaksi enzimatis, dan lain-lain dapat dihambat. Respirasi
merupakan salah satu bentuk proses kehidupan yang perlu dipelajari, karena sangat
berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas komoditi hasil pertanian. Respirasi atau
pernafasan adalah suatu proses pertukaran gas yang melibatkan proses metabolisme
perombakan senyawa makromolekul (karbohidrat, protein, lemak) menjadi CO2, air dan
sejumlah energi.
Pengurangan laju respirasi sampai batas tertentu dapat memperpanjang daya simpan
produk segar tetapi kebutuhan energi sel terpenuhi.. Pengendalian respirasi tersebut dapat
dilakukan dengan cara pelapisan, penyimpanan suhu rendah, dan modifikasi atmosfir ruang
penyimpanan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa laju proses respirasi merupakan penanda atau
sebagai ciri dari cepat tidaknya perubahan komposisi kimiawi dalam produk, dan hal
tersebut behubungan dengan daya simpan produk hortikultura setelah panen.
Respirasi akan terus berlangsung ketika setelah dipetik. Proses respirasi yang
menyebabkan pembusukan ini terjadi karena perubahan-perubahan kimia dalam buah dari
pro-vitamin A menjadi vitamin A, pro-vitamin C menjadi Vitamin C, dan dari karbohidrat
menjadi gula, yang menghasilkan CO2, H2O, dan etilen. Akumulasi produk-produk
respirasi inilah yang menyebabkan pembusukan. Respirasi ini tidak dapat dihentikan, hanya
bisa dihambat yaitu dengan menyimpannya pada suhu dan kelembaban rendah.
2.2 KLIMATERIK
Perubahan pola respirasi yang mendadak sebelum proses kelayuan pada bahan bahan
dikenal dengan istilah Klimaterik. Klimaterik merupakan suatu perubahan pola respirasi
yang mendadak yang khas pada buah-buahan tertentu, dimana selama proses tersebut terjadi
serangkaian perubahan biologis yang diawali dengan proses pembuatan etilen, yang ditandai
dengan terjadinya proses pematangan.
Buah klimaterik merupakan golongan buah yang cepat mengalami kerusakan atau
pembusukkan, Hal ini disebabkan karena pada buah klimaterik memiliki pola respirasi yang
unik yaitu adanya peningkatan laju respirasi atau peningkatan CO2 secara mendadak yang
dihasilkan selama pematangan. Klimaterik adalah suatu periode mendadak yang khas pada
buah-buahan tertentu, dimana selama proses tersebut terjadi serangkaian perubahan biologis
yang diawali dengan proses pembentukan etilen, hal tersebut ditandai dengan terjadinya
proses pematangan.
Perkembangan awal dengan pembelahan sel, pematangan dan penuaan. Awal respirasi
klimaterik diawali pada fase pematangan bersama dengan pertumbuhan buah sampai
konstan. Biasanya laju kerusakan komoditi pasca panen berbanding langsung dengan laju
respirasinya, walaupun tidak selalu terdapat hubungan konstan antara kapasitas etilen yang
dihasilkannya dengan kemampuan rusaknya suatu komoditi.
Klimaterik menghasilkan lebih banyak etilen pada saat matang dan mempercepat serta
lebih seragam tingkat kematangannya pada saat pemberian etilen. buah klimaterik hanya
akan mengadakan reaksi respirasi bila etilen diberikan dalam tingkat pra klimaterik dan
tidak peka lagi terhadap etilen setelah kenaikan respirasi dimulai. karena seusai panen terjadi
proses mendadak memproduksi etilen, yaitu mulainya proses pematangan Penanganan
klimaterik bisa digunkan dengan proses pendinginan, peyimpanan, karnakan buah
klimaterik lama kelamaan akan matang dan akan busuk. sehingga perlu penangan. Buah
klimaterik merupakan golongan buah yang cepat mengalami kerusakan atau pembusukkan,
hal ini disebabkan karena pada buah klimaterik memiliki pola respirasi yang unik yaitu
adanya respirasi peningkatan laju respirasi secara mendadak. Teknologi yang bisa
diterapkan pada buah klimaterik adalah teknologi yang dapat mengurangi laju respirasinya,
seperti pendinginan, pengemasan, pelilinan dan radiasi.
2.2 NON-KLIMATERIK
Buah jenis ini akan mengalami penaikan aktivitas respirasi yang mencolok saat
menjelang masak dan mengalami penurunan aktivitas respirasi yang sangat cepat pada saat
telah melewati masa lewat masa. Buah non klimaterik juga dapat dikatakn sebagai buah
yang fase respirasi optimumnya berada diatas pohon.
Salah satu ciri dari buah non klimaterik adalah buah yang memiliki kulit yang tebal. Hal
ini akan menyebabkan oksigen lebih susah masuk sehingga aktivitas respirasi akan
mengalami penuruna yang sangat cepat. Salah satu contoh dari biah non klimaterik adalah
melon. Melon terbagi menjadi beberapa klasifikasi yang dibagi menjadi beberapa grup
kultivar.Salah satu grup kultivar yang ada pada melon adalah inodorus. Karakteristik buah
yang dimiliki adalah kulit buah mulus (tidak berjala). Daging buah yang dimiliki beraroma,
akan tetapi aroma daging ada yang kuat dan ada pula yang tidak kuat. Buah tidak akan jatuh
dari tangkainya ketika sudah masak. Warna daging buah umumnya putih, hijau, atau oranye.
Tergolong non-klimaterik, yakni buah yang dipanen sebelum masak tidak akan menjadi
masak seiring dengan berjalannya waktu.
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Respirasi merupakan perombakan bahan organik yang lebih kompleks (pati, asam
organik dan lemak) menjadi produk yang lebih sederhana ( karbondioksida dan air)
dan energi dengan bantuan oksigen
2. Klimaterik adalah suatu periode mendadak yang khas pada buah-buahan tertentu, dimana
selama proses tersebut terjadi serangkaian perubahan biologis yang diawali dengan
proses pembentukan etilen, hal tersebut ditandai dengan terjadinya proses pematangan.
3. Buah non klimaterik juga dapat dikatakn sebagai buah yang fase respirasi optimumnya
berada diatas pohon.
DAFTAR PUSTAKA