Anda di halaman 1dari 3

1.1.

3 Dua Bagian Otak


Kemampuan berpikir manusia yang jauh melebihi kemampuan hewan terutama
merupakan kontribusi dari bagian luar Cerebral Cortex. Walaupun mamalia lain
memilikinya, Cerebral Cortex pada manusia dua kali lipat lebih tebal dengan fungsi
dua kali lipat pula (Taylor, 2008). Cerebral cortex ini berkaitan erat dengan
keutamaan karakter kebijaksanaan dan pengetahuan. Khusus mengenai kreativitas,
kaitan terdekatnya adalah dengan fungsi dan kerja sama antara dua belahan otak.
Sudah sejak zaman Mesir dan Cina kuno, para tabib telah menyadari bahwa terdapat
dua bagian otak yang mengendalikan hemisfer tubuh secara silang. Bagian otak kanan
mengendalikan hemisfer tubuh kiri. Sebaliknya, bagian otak kiri mengendalikan
hemisfer tubuh kanan. Namun, pada tahun 1960, Roger W. Sperry, seorang ahli
neuropsikologi dan neurobiologi, mengajukan sebuah temuan penelitian yang
menunjukkan bahwa selain mengendalikan hemisfer tubuh secara silang, otak kiri dan
kanan memiliki fungsi dan karakter yang berbeda pula.
a. Belahan Otak Kiri
Belahan otak kiri sangat dihargai karena dianggap paling berperan terhadap
keberhasilan. Hal itu
tidak mengherankan karena memang pendidikan di sekolah banyak menuntut aktivitas
yang
lebih ditopang otak kiri. Otak kiri diyakini memiliki spesialisasi dalam menghadapi
masalah
sekuensial, analitikal, bahasa lisan, operasi aritmatika, penalaran, dan operasi rutin
(Sousa,
2003). Kemampuan-kemampuan di bidang tersebut sangat ditekankan di sekolah.
Individu yang
bergerak di bidang sains dianggap memiliki belahan di otak kiri yang lebih dominan.
Mereka
cenderung berpikir secara sistematis dan taat pada aturan, namun kadang terlalu kaku.
b. Belahan Otak Kanan
Belahan otak kanan sering dikaitkan dengan kreativitas karena sifatnya yang bebas
dan terlepas
dari berbagai aturan serta kebiasaan. Berbeda dengan otak kiri yang sistematis, otak
kanan
bersifat heuristic; sangat bebas, “melompat-lompat” dan sangat berperan dalam
menemukan
“jalan” sehingga mampu membuat terobosan-terobosan baru. Otak kanan terutama
berperan
dalam mengahadapi masalah holistik, abstrak, bahasa tubuh, pencerahan, dan operasi
baru
(Sousa, 2003). Seniman seringkali dikatakan mempunyai otak kanan yang lebih
dominan.
Kreativitas
Otak kanan sering dianggap berperan pada terciptanya produk kreatif, karena otak
kanan
memang penuh dengan gagasan baru. Namun, karena sifatnya yang bebas dan kurang
taat pada
aturan, sering kali gagasan hebat itu tidak sampai menghasilkan produk kreatif.
Dengan
demikian, dibutuhkan otak kiri yang lebih teratur untuk mewujudkannya. Oleh karena
itu,
112
kreativitas dapat dikatakan merupakan hasil kerja sama kedua belah otak.
Banyak orang mempunyai salah satu bagian otak yang dominan, namun ada pula yang
mempunyai dua belahan yang sama kuat. Seorang yang unggul karena mempunyai
kekuatan
seimbang pada kedua belah otaknya akan sampai pada penemuan-penemuan besar,
seperti
pelukis terkenal bernama Leonardo da Vinci. Sebagai seorang seniman, tentu saja
otak kanannya
sangat kuat. Namun, sebagai seorang jenius, Leonardo juga merupakan seorang ahli
fisika, ahli
anatomi, dan lain–lain. Tidak heran jika tokoh ini sangat unggul (eminent).
Sebaliknya, Einstein
yang ilmuwan tentunya mempunyai otak kiri yang unggul. Namun, kita tahu bahwa ia
adalah
seorang pemain biola yang andal. Kerja sama kedua belahan otaknyalah yang
membawanya pada
teori relativitas yang mengagumkan.
Dengan demikian, penting sekali usaha untuk mengaktifkan kedua belahan otak
tersebut.
Secara umum, pendidikan lebih mengutamakan otak kiri, namun akhir-akhir ini,
bersamaan
dengan makin majunya pengetahuan tentang otak, otak kanan mulai mendapatkan
perhatian.
Bagi yang otak kirinya cenderung lebih aktif, perlu diupayakan untuk mengaktifkan
pula otak
kanan. Kegiatan yang berkaitan dengan musik dan seni lainnya serta praktik olahraga
adalah
cara-cara yang asyik untuk mengembangkannya. Sebaliknya, untuk yang otak
kanannya
cenderung aktif, diperlukan upaya untuk meningkatkan sistematika berpikir. Berbagai
latihan
seperti yang biasa dilakukan dalam belajar di sekolah dapat membantu berpikir lebih
sistematik.

Anda mungkin juga menyukai