Anda di halaman 1dari 7

Formula gargle :

Ekstrak etanol daun mint

Na lauryl sulfat 1%

Na bikarbonat 1%

Gliserin 1%

Etanol 70% 10 ml

Ol. Menthae 3 gtt

Aquadest ad 100 ml

Fungsi eksipien dan alasan pemilihan

1. Na Lauril Sulfat

Sodium lauril sulfat memiliki pemeriaan berupa kristal berwarna kuning


pucat, berasa halus, rasa pahit dan memiliki pH 7,0 - 9,5. Sodium lauril sulfat
berfungsi sebagai anionik surfaktan, deterjen, agen emulsi, pelicin kapsul dan
tablet. Fungsi SLS sebenarnya sebagai surfaktan untuk menurunkan tegangan
permukaan larutan sehingga dapat melarutkan minyak serta membentuk mikro
emulsi menyebabkan busa terbentuk.Aktivitas surfaktan diperoleh karena
memiliki sifat ganda dari molekulnya. Molekul surfaktan memiliki sifat polar
(gugus hidrofilik) dapat dengan mudah larut di dalam air dan sifat non polar
(gugus hidrofobik) yang mudah larut dalam minyak (Genaro, 1990). Hampir 99%
jenis pasta gigi yang menggunakan SLS sebagai salah satu bahan kandungan
untuk membentuk busa (Ruslan et al.,2009).

Penggunaan surfaktan pada mouthwash mempunyai fungsi sebagai agen


pembusa dan membantu pengangkatan plak dan sisa-sisa makanan dari gigi.
Pembentukan busa pada mouthwash bertujuan menurunkan tegangan permukaan
dan memungkinkan pembersihan sampai ke sela-sela gigi. Surfaktan dapat
berinteraksi dengan kotoran-kotoran pada gigi membentuk misel, sehingga proses
ini membantu pencegahan plak pada gigi (Shanebrook, 2004). Surfaktan juga
digunakan untuk mencapai produk akhir yang jernih (Mitsui, 1997). Busa
berperan mengurangi interaksi permukaan (tegangan antarmuka) dan
memungkinkan zat aktif menembus ke dalam ruang-ruang kecil antar gigi. SLS
juga berfungsi untuk membantu aksi agen polishing dengan membasahi gigi dan
partikel makanan yang tertinggal di gigi (Reynolds, 1994).
2.Na Bikarbonat

Berfungsi sebagai astringen dalam gargle. Astringents (zat penciut),


menyebabkan pembuluh darah lokal berkontraksi dengan demikian dapat
mengurangi bengkak pada jaringan.

3.Gliserin

Gliserin berfungsi sebagai humektan adalah suatu bahan yang dapat


mempertahankan kelembapan dan sekaligus mempertahankan air yang ada pada
sediaan. Humektan dapat juga melindungi komponen-komponen yang terikat kuat
dalam bahan yang belum mengalami kerusakan termasuk kadar air, kadar lemak,
dan komponen lainnya (Jackson, 1995). Gliserin merupakan senyawa yang berupa
cairan kental, jernih, tidak berbau, rasanya manis 0,6 kali dari sukrosa dan
higroskopis (Armstrong, 2009). Gliserin dapat bercampur dengan air, etanol
(95%) P, tidak larut dalam kloroform P, eter P, minyak lemak, dan minyak atsiri.
Gliserin digunakan sebagai humektan, pelarut dan agen pemanis (Indonesia,
1993).

4. Etanol 70%

Etanol berfungsi sebagai pelarut selain itu etanol juga berfungsi sebagai
pengawet. Etanol memiliki titik didih 78,4° C. Etanol memiliki sifat tidak
berwarna, volatil dan dapat bercampur dengan air (Kartika dkk., 1997). Untuk
membantu kelarutan dari minyak-minyak pengaroma dan komponen
organik yang kelarutannya rendah dalam air. Dalam kebanyakan instansi, tidak
ada pelarut pengaroma yang dibutuhkan melebihi konsentarasi alcohol antara 10-
30 % untuk membantu sebagai astrigen sedang dengan keuntungan dari ikatan air
dan protein. Menurut Quirynen dkk (2005) Alkohol dimasukkan dalam obat
kumur dengan pertimbangan sifat-sifat alkohol tersebut, diantaranya adalah
alkohol sendiri merupakan antiseptik dan dapat menstabilkan ramuan-ramuan
aktif dalam obat kumur. Alkohol juga dapat memperpanjang masa simpan dari
obat kumur dan mencegah pencemaran dari mikroorganisme, serta melarutkan
bahan-bahan pemberi rasa

5. Ol. Menthae

Berfungsi sebagai pengaroma (memberi rasa dan bau). Penambahan


oleum menthae untuk menambah nilai estetik pada sediaan. Oleum menthae atau
minyak permen adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan uap
pucuk bunga Mentha piperita yang segar. Pemerian berupa cairan tidak berwarna,
kuning pucat atau kuning kehijaun, bau aromatik, rasa pedas dan hangat,
kemudian dingin. Kelarutan dalam etanol larut dalam 4 bagian etanol.
6. Air

Air digunakan sebagai bahan pelarut dan disimpan pada wadah tertutup
rapat (Indonesia, 1993). Air (H2O, BM 18,02) memiliki deskripsi cairan jernih,
tidak berwarna dan tidak berasa, mempunyai pH cairan antara 5,0 dan 7,0. Air
yang digunakan harus didestilasi atau dihilangkan garam-garamnya dengan ion
exchanger. Sisa-sisa besi dan tembaga sangat berbahaya karena mempercepat
terjadinya ketengikan.

MONOGRAFI

1. Etanol (FI III : 65)

Nama resmi : AETHANOLIUM

Nama lain : Etanol

BM : 46,068 gr/mol

Pemerian :Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap,mudah bergerak,


bau khas, rasa panas, mudahterbakar.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dandalam eter
P.

Penyimpanan : Dalam wada tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai antiseptik


2. Natrium Bikarbonat (FI III : 424)

Nama resmi : NATRII BICARBONAS

Nama lain : Natrium bikarbonat

BM : 84,01 gr/mol

Pemerian : Serbuk hablur, putih, stabil di udara kering tetapi di udara lembab
secara perlahan terurai.

Kelarutan :Larut dalam air tidak larut dalam etanol

Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan :Astringen

3.Natrium Lauril Sulfat (Rowe, 2009; 448)

Nama Resmi : NATRIUM LAURIL SULFATE

Nama Lain : Sodium Lauryl sulfate, SLS, NatriumLauril Sulfat, Dodecyl


sodium sulfat,Sodium monolauril sulfat

Berat Molekul : 288, 38 g/molRumus Molekul

Range pH : 0,5-2,5
Pemerian : Serbuk atau hablur putih atau kuning pucat dengan bau lemah
atau bau khas

Kelarutan : Larut dengan air, praktis larut dalam kloroform dan eter

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya

Stabilitas : Stabil terhadap penyimpanan normal. pH dibawah 2,5


menyebabkan Natrium lauril sulfat terhidrolisis, jauhkan dari
zat pengoksidasi kuat

Kegunaan : Surfaktan anionik, emulsifying agent,skin penetrasi, wetting agent

Inkompabilitas: Bereaksi dengan surfaktan kationik, agakkorosif terhadap baja


ringan, tembaga, kuningan, perunggu, dan tidak inkompatibel
dengan garam alkaloid

Keamanan : SLS secara luar digunakan dalam kosmetik dan sediaan oral serta
produk kosmetik. Apabila toksik bahannya cukup beracun dan bisa
menyebabkan
akut pada kulit, mata, selaput lendir, saluran pernapasan bagian
atas dan perut.

4. Gliserin (Rowe, 2009;283)

Nama Resmi : GLISERIN

Nama Lain : Glyserin, gliserol, glycerolon, Glycon G-100, Kemstrene, Optim,


Pricerine, 1,2,3- propanetriol, trihydroxypropane glycerol.

Berat Molekul : 92,09 g/mol

Titik didih : 290°C

Titik leleh : 17.88°C

Range pH : 5-7
Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis,
berbau khas lemah tajam atau tidak enak, higroskopis. Netra
lterhadap lakmus.

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol, tidak larut dalam
kloroform dalameterdalam minyak menguap dan minyak lemak.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Stabilitas : Gliserin bersifat higroskopis, dapat terurai dengan pemanasan


yang menghasilkan akrolen yang berasa dan campuran gliserin
kimiawi stabil.

Kegunaan : Sebagai humektan

Inkompabilitas : Tidak cocok dengan agen pengoksidasikuat seperti unsur logam


seperti kaliumklorat dan kalium permanganat

5.Aquadest (Dirjen, POM, 1979; 96)

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

Nama Lain : Aquadest, aqua, air buffering, air mineral,aqua depurate

Berat Molekul : 18,02 g/mol

Pemerian : Cairan jernih tidak berasa, tidak berbaudan tidak berwarna

Kelarutan : Larut dalam semua jenis pelarut

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik


PEMBUATAN EKSTRAK PAPERMINT MOTHWASH

1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan.


2. Timbang bahan yang digunakan sesuai dengan perhitungan yang telah
dibuat.
3. Masukkan natrium bikarbonat, natrium lauril sulfat, gliserin ke dalam
mortir, gerus sampai homogen
4. Tambahkan aquadest secukupnya (massa 1)
5. Masukkan ekstrak etanol daun papermint, ol.menthae gerus ad
homogen
6. Tambahkan etanol 70%(massa 2)
7. Campurkan massa 1 dan massa 2 gerus sampai homogen
8. Masukkan sisa aquadest.

Anda mungkin juga menyukai