Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH BIOETIKA

STEM CELL, PEMBUATAN VAKSIN DAN VAKSINASI

OLEH

KELOMPOK 7:

NINDI MAIYORA

YULIA PUTRI

JURUSSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
1. STEM CELL
Sel punca alias stem cell merupakan sel induk atau sel murni yang bisa
membelah diri berkali-kali sesuai keperluan. Kemampuannya ini pun dimanfaatkan
untuk menggantikan sel-sel yang rusak dan mengatasi suatu penyakit tertentu.

Tubuh manusia memilik ratusan jenis sel yang berbeda yang penting untuk
kesehatan kita setiap hari. Sel-sel ini bertanggung jawab untuk menjaga tubuh kita
bekerja setiap harinya, seperti membuat jantung kita berdetak, otak kita berpikir,
ginjal membersihkan darah kita, mengganti kulit yang terkelupas, dan seterusnya.
Tugas khusus dari stem cell adalah untuk menciptakan berbagai jenis sel tersebut.
Stem cell adalah sumber untuk sel-sel baru. Pada saat stem cell membelah, mereka
dapat memperbanyak diri sendiri atau menjadi jenis sel yang lain. Contohnya, stem
cell di kulit dapat menciptakan lebih banyak stem cell kulit atau mereka dapat
membuat sel kulit terdiferensiasi yang memiliki tugas spesifik seperti membuat
pigmen melanin.

Saat kita terluka atau sakit, sel kita juga terluka atau mati. Saat hal ini terjadi,
stem cell menjadi aktif. Stem cell memiliki tugas untuk memperbaiki jaringan yang
terluka atau menggantikan sel lain pada saat mereka mengalami kematian rutin.
Dengan cara ini, stem cell kita menjaga kita tetap sehat dan mencegah kita dari
penuaan dini. Stem cell bertindak seperti pasukan dokter mikroskopis milik kita
sendiri.

Stem cell memiliki berbagai macam jenis. Para ilmuwan menduga bahwa
setiap organ di dalam tubuh kita memiliki stem cell dengan jenis spesifik. Contohnya,
darah kita tercipta dari stem cell darah (dikenal juga sebagai stem cell hematopoietik).
Namun, stem cell juga terdapat pada tahap terawal dari perkembangan manusia dan
saat para ilmuwan menumbuhkan mereka, mereka disebut “stem cell embrionik”.
Alasan mengapa para ilmuwan tertarik dengan stem cell embrionik adalah karena
tugas alami dari stem cell embrionik ialah untuk membangun setiap organ dan
jaringan di tubuh kita selama perkembangan manusia. Yang dimaksud adalah, bahwa
stem cell embrionik, tidak seperti stem cell dewasa, dapat berubah menjadi hampir
semua ratusan jenis sel manusia lainnya. Sebagai contoh, stem cell darah hanya dapat
memciptakan darah, namun stem cell embrionik dapat menciptakan darah, tulang,
kulit, otak, dan seterusnya. Selain itu, stem cell embrionik juga diprogram secara
alami untuk membuat jaringan dan organ yang tidak dibuat oleh stem cell dewasa.
Sehingga stem cell embrionik memiliki kapasitas natural yang lebih besar untuk
memperbaiki organ yang sakit. Stem cell embrionik terbuat dari sisa embrio dari
pengobatan kesuburan yang masih berumur beberapa hari, dibuat di atas cawan di
dalam laboratorium, dan yang toh akan dibuang juga.

Saat ini, ada beberapa transplantasi stem cell yang telah teruji oleh ilmuwan
yang aman dan juga efektif. Contoh terbaik adalah transplantasi sumsum tulang.
Namun, banyak pengobatan stem cell yang belum teruji diiklankan dan ditawarkan di
seluruhdunia. Sering kali pengobatan tersebut mendapatkan banyak perhatian di
media ketika selebriti seperti bintang olah raga menjalani pengobatan ini. Umumnya,
para ilmuwan dan dokter di bidang stem cell memperingatkan pasien untuk menjauhi
pengobatan tersebut karena belum jelas apakah pengobatan tersebut benar-benar
berfungsi dan aman. Para pasien telah meninggal dari pengobatan tersebut. Dimana
sebenarnya sangat masuk akal untuk mempertimbangkan semua pilihan saat
menghadapi penyakit atau kondisi yang tidak dapat disembuhkan, di sarankan anda
untuk banyan mempertimbangkan pengobatan tersebut sebagai harapan terakhir dan
setelah berdiskusi dengan dokter pribadi anda.

Stem cell bisa diperoleh dari empat sumber yakni embrio berusia 3-5 hari, tali
pusar, jaringan tubuh pasien itu sendiri seperti lemak atau sumsum tulang belakang
(sel punca dewasa) dan pluripotent stem cell hasil rekayasa genetika.

Stem cell kemudian ditransfusikan pada pasien dengan tujuan perbaikan


jaringan yang sakit atau terluka. Terlebih dahulu dokter akan menumbuhkan stem cell
di laboratorium. Sel-sel akan dimanipulasi untuk dikhususkan ke dalam sel tertentu
seperti sel otot jantung, sel darah atau sel saraf. Baru setelah itu, sel ditanamkan ke
pasien misal pasien dengan penyakit jantung akan disuntikkan stem sel ke otot
jantung. Stem cell akan berkontribusi untuk memperbaiki otot jantung yang rusak.
2. PEMBUATAN VAKSIN
Proses pembuatan vaksin dimulai dengan memberikan perlakuan terhadap
jaringan yang sesuai dengan enzim proteolitik, misalnya tripsin, untuk memisahkan
sel-sel. Kemudian sel-sel di pindahkan ke nutrien tertentu untuk sel-sel ke dasar
wadah. Sel-sel tersebut akan membelah secara mitosis membentuk satu lapis sel. Sel
ini dapat digunakan untuk membentuk kultur sekunder. Supaya sel-sel kultur ini
terusmembelah,maka ditambahkan bahan kimia atau virus yang mendorong
pembentukan sel-sel kanker. Sel-sel tersebut disebut neoplastik.

Di antara penerapan kultur sel hewan, produksi vaksin virus merupakan


metode tertua. Prosesnya adalah virus ditumbuhkan dalam kultur sel, misalnya sel
dari embrio ayam dan ginjal monyet. Virus-virus tersebut diekstraksi dengan
penyaringan. Hasil ekstraksi digunakan untuk mematikan virus tersebut. Contoh
vaksin yang dibuat dengan cara ini adalah vaksin poliomielitis, gondong, cacar air,
rubella, dan rabies. Pemberian vaksin memungkinkan tubuh membangun kekebalan
dengan membentuk antibodi. Vaksin dimasukkan ke dalam tubuh manusia dengan
suntikan atau oral.

Vaksin yang digunakan untuk melindungi atau mencegah tubuh terserang


penyakit dapat berasal dari mikroorganisme ( virus, bakteri ) yang dilemahkan atau
toksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme tersebut. Namun vaksin yang diproduksi
secara konvensional tersebut dapat menimbulkan efek samping yang merugikan.
Pembuatan vaksin jenis ini tidak melalui rekayasa genetik misalnya, mikroorganisme
yang digunakan untuk membuat vaksin mungkin masih dapat menyebabkan
reproduksi.

Berdasarkan bahan yang digunakan, terdapat dua tipe vaksin. Pertama, virus
atau bakteri hidup yang dilemahkan di laboratorium (Live Attenuated Vaccine).
Kedua yaitu virus atau bakteri yang dimatikan (Inactive).

Kandungan utama vaksin adalah antigen, berfungsi merangsang sistem imun


tubuh. Setiap virus atau bakteri punya antigen yang khas. Misalnya, vaksin flu yang
memiliki antigen untuk virus influenza.

3. VAKSINASI

Vaksinasi adalah proses pemberian vaksin melalui disuntikkan maupun


diteteskan ke dalam mulut untuk meningkatkan produksi antibodi guna menangkal
penyakit tertentu. Sedangkan, imunisasi merupakan proses dalam tubuh agar
seseorang memiliki kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit. Imunisasi terbagi
menjadi imunisasi aktif dan pasif.
Vaksinasi termasuk dalam imunisasi aktif sebagai upaya memicu tubuh
mengeluarkan antibodi terhadap penyakit tertentu. Berbeda dengan imunisasi pasif
yang berarti tubuh diberikan antibodi dan bukan dipancing untuk menghasilkan
ketahanan tubuh, misalnya suntikan imunoglobulin. Imunisasi aktif dapat bertahan
lebih lama untuk jangka panjang hingga seumur hidup, sedangkan imunisasi pasif
hanya bertahan dalam hitungan minggu hingga bulan.

Vaksinasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit menular yang tidak
hanya diberikan kepada bayi, melainkan kepada orang dewasa juga. Adapun cara
kerjanya yaitu dengan memberikan antigen bakteri atau virus tertentu yang sudah
dilemahkan atau dimatikan yang kemudian merangsang sistem kekebalan tubuh untuk
dapat mengetahui, menghancurkan, dan mengingat benda asing. Sehingga tubuh dapat
dengan mudah mengenali dan mencegah benda asing yang nantinya masuk dan
menyerang tubuh.

Kandungan vaksin menimbulkan reaksi imunitas tubuh, yang dapat


mempersiapkan tubuh untuk melawan serangan infeksi di kemudian hari. Proses ini
merupakan proses imunisasi dalam tubuh.

Manfaat Vaksin
a. Pemberantasan Penyakit
Dalam memberantas suatu penyakit, maka jumlah populasi di setiap
wilayah dunia yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik haruslah
tinggi dan dalam periode yang panjang, juga disertai pengawasan yang
memadai.

b. Eliminasi Penyakit
Kunci dari pencapaian untuk eliminasi jenis penyakit adalah 95% dari
jumlah populasi memiliki kekebalan tubuh melalui vaksinasi dua dosis.

c. Kontrol Mortalitas, Morbiditas, dan Komplikasi


Vaksin sangat efisien dalam melindungi setiap orang jika belum
terpapar oleh suatu penyakit. Vaksinasi yang dilakukan sebelum bayi terkena
paparan suatu penyakit dengan beberapa antigen adalah landasan program
imunisasi untuk melawan jenis-jenis penyakit pada masa kanak-kanak. Vaksin
juga dapat melindungi individu ketika diberikan setelah terpapar oleh penyakit
tersebut, contohnya rabies, hepatitis B, hepatitis A, campak dan varicella

d. Pencegahan Infeksi
Selain untuk mencegah seseorang terserang suatu penyakit, beberapa
vaksin juga dapat melindungi terhadap infeksi. Vaksin Hepatitis A telah
terbukti sama efektifnya (lebih dari 90% perlindungan) terhadap penyakit
simptomatik dan infeksi tanpa gejala. Pencegahan lengkap infeksi jenis vaksin
persisten telah dibuktikan untuk vaksin human papillomavirus (HPV). 27
Perlindungan ini disebut sebagai "Mensterilkan Kekebalan".

e. Menurunkan Tingkat Keparahan Dari Suatu Penyakit


Jika seseorang sudah di vaksinasi dan terkena suatu penyakit, maka
penyakit yang dialami akan lebih ringan dibandingan jika orang tersebut
belum di vaksinasi.

Anda mungkin juga menyukai