Anda di halaman 1dari 34

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI SENSORI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Keperawatan Jiwa II”

Dosen Pembimbing:

Abdul Rohman, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh:

1. Dyah Ayu V. 7. Merisatul Madona


2. Dwi Irma Lailatul K 8. Nikmatus Sholikhah
3. Jazaluddin A. 9. Roro Ayu Pramayasti S.
4. Luluk Fauziah 10. Reza Bela S.
5. Mella Safira 11. ST Nikmatul Khoiriyah
6. Merist Salsa Biela 12. Tobby William P.

5A KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2019
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI SENSORI
A. Latar Belakang
Stimulasi sensori adalah terapi aktivitas kelompok yang diadakan
dengan memberikan stimulus tertentu kepada klien sehingga terjadi
perubahan perilaku adaptif kepada klien. Terapi aktivitas kelompok stimulasi
sensori adalah upaya menstimulasi semua panca indra (sensori) agar memberi
respon yang adekuat. Terapi ini diberikan karna klien tidak mampu merespon
dengan lingkungan sosialnya.
Kelompok adalah kumpulan individu yang yang memiliki hubungan
satu dengan yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama
(Stuart & Laraian, 2001 dikutip dari Cyber Nurse, 2009).
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan
sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain
yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist atau petugas kesehatan
jiwa yang telah terlatih (Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental Rumah Sakit
Jiwa di Indonesia dalam Yosep, 2007).
Terapi kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara
kelompok untuk memberikan stimulasi bagi pasien dengan gangguan
interpersonal (Yosep, 2008).
Berdasarkan uraian diatas penggunaan terapi aktivitas kelompok dapat
memberikan dampak positif dan dapat membantu klien meningkatkan
perilaku adaptif serta mengurangi prilaku maladaptive terutama pada pasien
dengan kerusakan interaksi social yang salah satu disebabkan oleh
ketidakmampuan berespon dengan lingkungan sosialnya yang mempunyai
tujuan agar klien mampu memberikan respon dan dapat mengekspresikan
perasaan adalah terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori (Klleat B. A. &
Akemat, 2004).
B. Tujuan

1. Tujuan Umum:
Tujuan umum klien dapat berespon terhadap stimulus panca indera yang
diberikan
2. Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan kemampuan sensoris
b. Meningkatkan upaya meningkatkan pusat perhatian
c. Meningkatkan kesegaran jasmani
d. Mengekspresikan perasaan
3. Tujuan khusus berdasarkan jenis Terapi Stimulasi Sensori:
a. Klien mampu berespon terhadap suara yang didengar
b. Klien mampu berespon terhadap gambar yang dilihat
c. Klien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar.
C. Waktu dan Tempat
a. Hari, Tanggal : Senin, 27 Desember 2019
b. Jam : 08.00 - selesai
c. Tempat : di ruang Lab KMB
D. Metode
a. Diskusi
b. Sharing persepsi

E. Media dan Alat


a. Tape recorder
b. Kaset dengan lagu melayu (dipilih lagu yang memiliki cerita bermakna,
dapat juga lagu-lagu yang bermakna religious).
c. Buku catatan dan pulpen
d. Jadwal kegiatan pasien
F. Setting Tempat
CL L
OP P

O P

P F

P P

F P
Keterangan Gambar:
L : Leader
CL : Co-Leader
F : Fasilitator
O : Observer
P : Pasien
OP : Operator
(Eko Prabowo, 2014 : 241).
G. Pembagian Tugas
a. Leader
Tugas :
1. Menyiapkan proposal kegiatan TAK
2. Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas
kelompok sebelum kegiatan dimulai.
3. Menjelaskan aturan permainan.
4. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan
mampu memperkenalkan dirinya.
5. Mampu memimpin aktivitas kelompok dengan baik dan bersih.
6. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
b. Co-leader
Tugas :
1. Mendampingi leader
2. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas
pasien.
3. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dariu perencanaan
yang telah dibuat.
4. Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami bloking dalam
proses terapi.
c. Fasilitator
Tugas :
1. Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung
2. Ikut serta dalam kegiatan kelompok
3. Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada anggota
kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi.
d. Observer
Tugas :
1. Mengobservasi jalannya proses kegiatan
2. Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non-verbal pasien
selama kegiatan berlangsung (dicatat pada format yang tersedia)
3. Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses,
hingga penutupan.
e. Operator
Tugas :
1. Mengatur alih permainan (menghidupakn dan mematikan music)
2. Timer ( mengatur waktu)

H. Pasien
1. Kriteria pasien
a. Pasien dengan indikasi menarik diri dan harga diri rendah dan mulai
menunjukkan kemamuan untuk interaksi social.
b. Pasien dengan kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon
sesuai dengan stimulus yang diberikan
2. Proses seleksi
a. Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria
b. Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria
c. Membuat kontak dengan pasien yang setuju mengikuti TAK,
meliputi menjelaskan tujuan TAK pada pasien, rencana kegiatan
kelompok dan aturan main dalam kelompok
I. Susunan Pelaksanaan
1. Susunan perawat pelaksana TAK sebagai berikut :
a. Leader :
b. Co-leader :
c. Fasilitator :
d. Observer :
e. Operator :
2. Pasien peserta TAK sebagai berikut :
NO NAMA MASALAH KEPERAWATAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

J. Tata Tertib Dan Antisipasi Masalah


a. Tata tertib pelaksanaan TAK
1. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai.
2. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.
3. Peserta berpakaian rapi, bersih, dan sudah mandi.
4. Peserta tidak diperkenankan makan, minum, ,merokok selama
kegiatan TAK berlangsung.
5. Jika ingin mengajukan atau menjawab pertanyaan, peserta
mengangkat tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh
pemimpin.
6. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan dari
permainan.
7. Peserta dilarang meninggalkan tempat sebelum acara selesai.
8. Apabila waktu yang ditentukan untuk melakukan TAK telah habis,
sedangkan permainan belum selesai maka pemimpin akan meminta
persetujuan anggota utnuk memperpanjang waktu TAK.
b. Antisipasi kejadian yang tidak diinginkan pada proses TAK
1. Penanganan pasien yang tidak aktif saat aktivitas kelompok
a) Memanggil pasien.
b) Memberi kesempatan pada pasien tersebut untuk menjawab
sapaan perawat atau pasien yang lain.
2. Bila pasien meninggalkan permainan tanpa pamit :
a) Panggil nama pasien.
b) Tanya alasan pasien mengapa meninggalkan permainan.
c) Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan
penjelasan pada pasien bahwa pasien dapat melaksanakan
keperluannya setelah itu pasien boleh kembali lagi.
3. Bila pasien lain ingin ikut :
a) Memberikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada
pasien yang telah dipilih.
b) Katakan pada pasien lain bahwa ada permainan lain yang
mungkin dapat di ikuti oleh pasien tersebut.
c) Jika pasien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan
tidak memberi peran pada permainan tersebut.
Terapi Aktivitas Kelompok
Stimulasi Sensori
A. Pengertian
Terapi aktivitas kelompok : Stimulasi sensori adalah upaya untuk
menstimulasi semua pancaindera (sensori) agar memberi respon yang adekuat
(Keliat, 2009)

Terapi aktivitas kelompok: Stimulasi sensori merupakan aktivitas yang


digunakan untuk memberikan stimulasi pada sensori klien, kemudian
diobservasi reaksi sensori klien berupa ekspresi emosi atau perasaan melalui
gerakan tubuh, ekspresi muka, ucapan. Terapi aktivitas kelompok untuk
menstimulasi sensori pada penderita yang mengalami kemunduran fungsi
sensoris. Teknik yang digunakan meliputi fasilitas penggunaan pancaindera
dan kemampuan mengekpresikan stimulus baik dari internal maupun
eksternal (Purwaningsih, 2009).

Jadi, terapi stimulasi sensori merupakan jenis terapi dengan


menstimulasi sensori klien untuk mendapatkan reaksi emosi atau perasaan
melalui gerakan tubuh, ekspresi, dan ucapan.
TAK stimulasi sensori adalah TAK yang diadakan dengan memberikan
stimulus tertentu kepada klien sehingga terjadi perubahan perilaku. (Lilik
Ma’rifatul, 2011 : 239).
B. Bentuk Stimulus
1. Stimulus suara : music
2. Stimulus visual : gambar
3. Stimulus gabungan visual dan suara : melihat televisi, video. (Lilik
Ma’rifatul, 2011 : 239).
C. Tujuan
TAK stimulasi sensori bertujuan agar klien mengalami :
1. Peningkatan kepekaan terhadap stimulus.
2. Peningkatan kemampuan merasakan keindahan.
3. Peningkatan apresiasi terhadap lingkungan. (Lilik Ma’rifatul, 2011 : 239).
D. Aktivitas Dan Indikasi

Klien yang mempunyai indikasi TAK-Stimulasi Sensori adalah klien


isolasi sosial, menarik diri, harga diri rendah yang disertai dengan kurang
komunikasi verbal. Aktivitas Stimulasi sensori dapat berupa stimulus
terhadap penglihatan, pendengaran dan lain-lain, seperti gambar, video,
tarian, dan nyanyian.

Hal yang harus diperhatikan:

1. Jika klien pergi atau meninggalkan ruangan terapis mengingatkan


kontrak yang telah disepakati.
2. Jika pasien diam fasilitator membujuk klien untuk berbicara jika klien
tetap tidak mau berbicara terapis atau leader meningkatkan motivasi klien
dengan mengatakan “ Yang lain bisa pasti Bapak bisa “
Jika klien melakukan hal –hal yang tidak di inginkan (amuk, Mengganggu
pasien lain, ribut ) terapis mengingatkan tentang aturan permainan.
E. Jenis TAK
TAK stimulasi sensori terdapat tiga jenis, diantaranya :
1. TAK stimulus suara.
2. TAK stimulus gambar.
3. TAK stimulus suara dan gambar. (Lilik Ma’rifatul, 2011 : 239).
TAK Stimulasi Sensori Suara
Mendengar Musik
A. Pengertian
TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus suara pada pasien
sehingga terjadi perubahan perilaku.
B. Tujuan
1. Pasien mampu mengenali musik yang didengar
2. Pasien mampu menikmati musik sampai selesai
3. Pasien mampu menceritakan perasaan setelah mendengarkan musik
C. Indikasi
1. Pasien menarik diri
2. Pasien harga diri rendah. (Wahyu P & Ina K, 2010 : 46).
D. Setting
1. Peserta duduk melingkar
E. Alat
1. Tape recorder
2. Kaset lagu melayu (Dipilih lagu yang memiliki cerita yang bermakna,
dapat juga lagu-lagu yang bermakna religius).
F. Metode
1. Diskusi
2. Sharing persepsi (Lilik Ma’rifatul, 2011 : 240).
G. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Membuat kontrak dengan klien yang sesuai indikasi (klien menarik
diri, harga diri rendah).
b. Mempersiapkan alat dan tempat (peserta duduk melingkar).
2. Orientasi
a. Salam terapeutik (terapis mengucapkan salam).
b. Evaluasi/validasi (terapis menanyakan perasaan klien hari ini).
c. Kontrak :
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
2) Terapis menjelaskan aturan main yaitu:
a) Klien harus mengikuti kegiatan dari awal sampai dengan
akhir
b) Bila ingin keluar dari kelompok, klien harus meminta izin
kepada terapis
c) Lama kegiatan 60 menit.
3. Kerja
a. Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri (nama
panggilan, serta asal), dimulai dari terapis, secara berurutan searah
jarum jam.
b. Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis
mengajak klien untuk bertepuk tangan.
c. Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh berjoget
sesuai irama lagu. Setelah selesai lagu tersebut peserta akan
menceritakan isi cerita dari lagu tersebut dan perasaan klien setelah
mendengar lagu.
d. Terapis memutar lagu, klien mendengar, boleh juga berjoget.
e. Secara bergiliran, klien menceritakan isi lagu dan perasaannya secara
bergiliran. Sesuai arah jarum jam. Sampai semua peserta mendapat
giliran. (catatan : jika klien aktif dan proses berlangsung cepat, lagu
yang diputar boleh lebih dari satu lagu).
f. Terapis memberikan pujian, setiap kali klien selesai menceritakan
perasaannya. (Lilik Ma’rifatul, 2011 : 241).
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas pencapaian kelompok.
b. Tindak lanjut : erapis menganjurkan klien untuk mendengarkan
musik-musik yang baik dan yang bermakna dalam kehidupan.
c. Kontrak yang akan datang :
1) Terapis menyepakati kegiatan TAK berikutnya
2) Terapis menyepakati waktu dan tempat TAK
H. Evaluasi dan Dokumentasi
Nama Peserta TAK
No. Aspek yang Dinilai
L M N T I D
1. Mengikuti kegiatan sampai akhir
2. Menjelaskan makna lagu
3. Menjelaskan perasaan setelah
mendengar lagu
Petunjuk : Dilakukan = 1 ; Tidak dilakukan = 0
(Lilik Ma’rifatul, 2011 : 242)
TAK Stimulasi Sensori
Menggambar
A. Pengertian
TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus menggambar pada pasien
sehingga terjadi perubahan perilaku.
B. Tujuan
1. Pasien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar
2. Pasien dapat memberi makna gambar
C. Indikasi
1. Pasien menarik diri
2. Pasien harga diri rendah (Wahyu P & Ina K, 2010 : 48).
D. Setting
1. Klien duduk melingkar
2. Tempat tenang dan nyaman
E. Alat
1. Kertas HVS
2. Pensil 2B (catatan : kalau tersedia krayon juga bisa digunakan).
F. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi (Lilik Ma’rifatul, 2011 : 243).
G. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Terapis membuat kontrak dengan klien
b. Terapis menyiapkan alat dan tempat (peserta duduk melingkar dalam
suasana ruang yang tenang dan nyaman).
2. Orientasi
a. Salam terapeutik (terapis mengucapkan salam)
b. Evaluasi/validasi (terapis menanyakan perasaan klien hari ini
c. Kontrak :
a. Terapis menjelaskan tujuan TAK
b. Terapis menjelaskan aturan main TAK :
a) Klien mengikuti TAK dari awal sampai akhir
b) Jika akan keluar kelompok, klien harus meminta izin terapis
c) Lama kegiatan 60 menit
3. Kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu
menggambar dan cerita hasil gambar kepada klien lain.
b. Terapis membagikan kertas dan pensil, satu pasang untuk setiap
klien.
c. Terapis meminta klien menggambar apa saja sesuai dengan perasaan
hatinya.
d. Sementara klien mulai menggambar, terapis berkeliling dan memberi
penguatan kepada klien untuk meneruskan menggambar. Jangan
mencela klien.
e. Setelah selesai semua menggambar, terapis meminta masing-masing
klien untuk menceritakan gambar yang telah dibuatnya. Yang harus
diceritakan adalah gambar apa dan apa makna gambar tersebut
menurut klien.
f. Kegiatan no. e dilakukan sampai semua klien mendapat giliran.
g. Setiap kali klien selesai menceritakan gambarnya, terapis mengajak.
klien bertepuk tangan. (Lilik Ma’rifatul, 2011 : 244).
4. Terminasi
a. Evaluasi :
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai mengikuti
TAK
2) Terapis memberikan pujian atas pencapaian kelompok
b. Tindak lanjut : terapis menganjurkan klien untuk mengekspresikan
perasaan melalui gambar
c. Kontrak yang akan datang :
1) Terapis menyepakati TAK berikutnya
2) Terapis menyepakati tempat dan waktu TAK
H. Evaluasi dan Dokumentasi
Nama Peserta TAK
No. Aspek yang Dinilai
L M N T I D
1. Mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
2. Menggambar sampai selesai
3. Menceritakan jenis gambar
4. Menceritakan makna gambar
Petunjuk : Dilakukan = 1 ; Tidak dilakukan = 0
(Lilik Ma’rifatul, 2011 : 245).
TAK Stimulasi Sensori
Menonton TV / Video
A. Pengertian
TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus suara dan melihat pada
pasien sehingga terjadi perubahan perilaku.
B. Tujuan
1. Pasien mampu menceritakan makna acara yang ditonton
2. Pasien dapat menikmati TV/Video
C. Indikasi
1. Pasien menarik diri
2. Pasien harga diri rendah (Wahyu P & Ina K, 2010 : 50).
D. Setting
1. Klien duduk membentuk setengah lingkaran di depan televise
2. Rungan aman dan tenang
E. Alat
1. Video
2. Televisi
3. VCD
F. Metode
1. Diskusi (Lilik Ma’rifatul, 2011 : 246).
G. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Terapis membuat kontrak dengan klien yang terpilih
b. Terapis menyiapkan alat dan tempat
2. Orientasi
a. Salam terapeutik (terapis mengucapkan salam kepada klien)
b. Evaluasi/validasi (terapis menanyakan perasaan klien hari ini)
c. Kontrak :
1) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan
2) Terapis menjelaskan aturan main :
a) Klien mengikuti TAK dari awal sampai akhir
b) Bila ingin keluar dari kelompok, klien harus meminta izin
terapis
c) Lama kegiatan adalah 60 menit
3. Kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu
menonton tv/video dan menceritakan makna yang telah ditonton
b. Terapis memutar tv/vcd yang telah dipersiapkan (catatan : untuk
klien PK dapat dipilih video tentang marah dan sebagainya,
disesuaikan dengan klien dan tujuan yang hendak dicapai)
c. Setelah selesai menonton, masing-masing klien diberi kesempatan
menceritakan isi tontonan dan maknanya untuk kehidupan klien.
Berurutan searah jarum jam, dimulai dari klien yang ada di sebelah
kiri terapis.
d. Setiap selesai, klien menceritakan persepsinya, terapis mengajak
klien lain bertepuk tangan dan memberikan pujian, sampai semua
klien mendapatkan giliran.(Lilik Ma’rifatul, 2011 : 247).
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai mengikuti
TAK
2) Terapis memberikan pujian atas pencapaian kelompok
b. Tindak lanjut : terapis menganjurkan klien untuk menonton acara tv
yang baik
c. Kontrak yang akan datang :
1) Terapis menyepakati kegiatan TAK berikutnya
2) Terapis menyepakati tempat dan waktu TAK
H. Evaluasi dan Dokumentasi
Nama Peserta TAK
No. Aspek yang Dinilai
L M N T I D
1. M engikuti kegiatan sampai TAK
berakhir
2. Menceritakan cerita dalam
tv/video
3. Menceritakan makna cerita
4. M enjelaskan perubahan perilaku
sesuai dengan tontonan
Petunjuk : Dilakukan = 1 ; Tidak dilakukan = 0
(Lilik Ma’rifatul, 2011 : 248).
PENGORGANISASIAAN DAN ROLE PLAY

A. PENGORGANISASIAN

Terapis

Leadear : Jazaluddin Alamsah

Co Leader : Roro Ayu Pramayasti S.

Observer : Mella Savira F.

Fasilitator :

1. Reza Bela Syindi


2. Dyah Ayu P.

Pasien :

1. Pasien 1 (Isos) : Luluk Fauziah


2. Pasien 2 (Isos) : Merist Salsabiela N.
3. Pasien 3 (Isos) : Nikmatus Sholikhah
4. Pasien 4 (HDR) : ST. Nikmatul K.
5. Pasien 5 (HDR) : Dwi Irma L.
6. Pasien 6 (HDR) : Merysatul M. M.

Operator : Tobby William P.


B. ROLE PLAY

Di sebuah ruangan pertemuan RSJ bangli, akan dilakukan terapi


aktivitas kelompok stimulasi sensori. Di RSJ bangli di ruangan perawat,
para perawat berdiskusi untuk menentukan terapi aktivitas kelompok yang
akan dilakukan pada klien.

Leader : Assalamualaikum..!!! Selamat pagi ibu-ibu…


CO, F, Ob, dan Op : Selamat pagi pak…
Leader : Perkenalkan nama saya Jazaluddin Alamsah dan ini
teman-temann kami mahasiswa praktek dari
Universitas Muhammadiyah Lamongan. Hari ini kami
yang akan merawat ibu-ibu selama di rumah sakit ini.
Kemudian dilanjutkan dengan perkenalan dari CO Leader,
Fasilitator, Observer, dan Operator.
Leader : Bagaimana keadaan ibu-ibu hari ini?
Semua pasien : Baik…
Leader : Sebelum kita melakukan kegiatan terapi mendengar
music, saya di sini akan menjelaskan tujuan dari
kegiatan tersebut. Jadi ibu-ibu tujuannya adalah agar
ibu-ibu bisa mengenali music yang didengar, mampu
menikmati music, dan mampu menceritakan perasaan
setelah mendengarkan music.
Kemudian leader menjelaskan aturan permainan sebelum terapi aktivitas
kelompok dimulai
Leader : Saya harap ibu-ibu bisa mengikuti terapi ini dengan
baik dan setelah mendengar music diharapkan ibu-ibu
mampu meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani.
CO Leader : Baiklah mari kita mulai kegiatan TAK hari ini dengan
terapi mendengarkan music klasik ya ibu-ibu.
Para perawat segera memulai terapi sensori yang akan dilaksanakan
di ruang pertemuan… Sementara leader dan Co Leader serta observer
menyiapkan segala perlengkapan yang diperlukan untuk kegiatan terapi
nanti. Tiap kelompok beranggotakan 5 orang yang dipandu oleh fasilitator.
1) Tahap Orientasi :
a. Salam Terapeutik:
Fasilitator 1 : Assalamu’alaikum Wr. Wb. Selamat pagi ibu-
ibu, perkenalkan nama saya perawat Bela di
sini saya yang akan menemani ibu-ibu selama
menjalankan terapi aktivitas kelompok.
b. Evaluasi/validasi :
Fasilitator 1 : Bagaimana perasaan ibu-ibu hari ini?
Semua pasien : Alhamdulillah luar basa allahu akbar.
Fasilitator 1 : Wah bagus sekali, mari tepuk tangan untuk
kita semua
c. Kontrak
Fasilitator 1 : Baiklah ibu-ibu bagaimana kalau kita mulai
terapi mendengarkan music. Apakah ibu
bersedia?
Semua pasien : Iya bu…
Fasilitator 1 : Berapa lama kita akan melakukan terapi
mendengar music. Bagaimana kalau 60 menit?
Semua pasien : Iya bu
Fasilitator 1 : Jadi, tujuannya kita untuk mendengar music
adalah agar mampu mengenali music, mampu
menikmati music, dan mampu mengceritakan
perasaan setelah mendengar music.
Fasilitator peraturan selama dilakukan TAK.
2) Fase Kerja
Fasilitator 1 : Sebelum kita mulai aktivitas hari ini. Silahkan ibu-
ibu memperkenalkan diri terlebih dahulu. Saya
contohkan Nama saya Bela, saya berasal dari
Maduran. Ibu-ibu bisa mempraktekkannya dari
sekarang.
Pasien 1 : Nama saya Luluk, saya berasal dari Sarirejo
Pasien 2 : Nama saya Merist, saya berasal dari Tebluru
Pasien 3 : Nama saya Tutus, saya berasal dari Sedayulawas
Pasien 4 : Nama saya Nikmah, saya berasal dari Siser
Pasien 5 : Nama saya Irma, saya berasal dari Gedangan
Pasien 6 : Nama saya Donna, saya berasal dari Los Angeles
California. Saya alumni Universitas California loh
bu.
Fasilitator 1 : Bagus, silahkan tepuk tangan. Hari ini kita sudah
saling mengenal ya ibu-ibu. Baiklah sebelum
musiknya dimulai saya akan menjelaskan aturan
mainnya. Nanti ketika lagunya sudah dimulai
silahkan ibu-ibu berjoged sesuai dengan irama
lagu.
Kemudian operator memutar music klasik tersebut. Dan semua
pasien pun ikut berjoged sesuai dengan irama lagu.
Fasilitator 1 : Bagaimana perasaan ibu-ibu setelah mendengar
music?
Semua pasien : Bahagia sekali lagi bu,
Fasilitator 1 : Ya udah, kita putar musiknya sekali lagi nanti
silahkan ibu-ibu menceritakan isi cerita dari lagu
tersebut dan perasaan setelah mendengar music.
Semua pasien : Baik bu
Kemudian lagu diputar sekali lagi oleh operator. Secara bergiliran,
klien menceritakan isi lagu dan perasaannya. Memutar sesuai arah jarum
jam. Sampai semua peserta mendapat giliran.
Fasilitator 1 : Bagaimana perasaan ibu-ibu setelah berjoged dan
mendengarkan music?
Semua Pasien : senang bu
Fasilitator 1 : Nah seakarang waktunya untuk menceritakan
tentang isi lagunya. Silahkan diceritakan mulai dari
ibu Luluk.
Pasien 1 : Lagunya menceritakan tentang sahabat. Jadi kita
tidak boleh bertengkar.
Pasien 2 : Iya, kita harus saling merangkul dan menjaga satu
sama lain.
Pasien 3 : Sahabat saling berbagi tidak pelit.
Pasien 4 : Sahabat harus setia
Pasien 5 : Sahabat itu saling melengkapi
Pasien 6 : Sahabat bisa diajak bernyanyi bersama dan
menikmati indahnya dunia.
Fasilitator 1 : Wah ibu-ibu pintar sekali. Slahkan tepuk tangan
untuk kita semua
3) Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif :
Fasilitator 1 : Bagaimana perasaan ibu-ibu setelah mengikut
terapi aktivitas kelompok hari ini?
Semua pasien : kita merasa bahagia.
Fasilitator 1 : Terima kasih ibu-ibu atas partisipasi kalian
semua. Kalian semua hebat, jika tidak ada ibu-
ibu maka kegiatan hari ini tidak akan bisa
berjalan dengan lancar.
b. Tindak Lanjut
Fasilitator 1 : Saya harap ibu-ibu mendengarkan music yang
baik dan yang bermakna dalam kehidupan.
Semua pasien : Oke bu
c. Yang Akan Datang
Fasilitator 1 : Baik lah bu, Bagaimana kalau besok kita
melanjutkan terapi aktivitas kelompok yang
berikutnya tentang menggambarapakah buk
ibu-ibu bersedia?
Pasien semua : ya, saya bersedia (sambil mengangguk-
anggukan kepala)
Fasilitator 1 : besok insyaallah akan digantikan oleh teman
saya. Kira-kira ibu-ibu bisanya jam berapa?
Semua pasien : jam 08.00 saja.
Fasilitator 1 : Baiklah buk, besok akan saya sampaikan pada
teman saya agar beliau bisa datang jam 08.00
di ruangan ini ya buk. Saya harap dipertmuan
selanjutnya ibu-ibu bisa bersemangat sepert
hari ini. Saya permisi dulu bu.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Semua pasien : Walaikumsalam Wr. Wb

Terapi yang selanjutnya adalah terapi menggambar. Sebelumnya


terapi mendengar music yang merupakan sesi 1 dari terapi stimulasi
sensori yang sudah dilaksanakan.

Dan…..di suatu pagi……….


Leader : Selamat pagi teman-teman?
F dan O : Selamat pagi Pak….
Leader : Seperti yang telah kita rencanakan, kita akan
melanjutkan sesi 2 dari terapi stimulasi sensori setelah
kemarin kita melakukan sesi 1.
Co Leader : Sepertinya kegiatan kemarin kurang maksimal,
sebagian pasien ada yang belum siap mengikuti
kegiatan.
Fasilitator : Ya saya setuju, sewaktu saya kontrak waktu beberapa
dari mereka yang kurang antusias dengan jenis music
yang diputar.
Observer : Tapi, di akhir kegiatan mereka cukup kooperatif dan
lebih semangat. Semoga saja sesi 2 ini lebih OK.
Leader : Baik… karena kita sudah kontrak waktu kemarin
sekarang silakan teman-teman bisa memulai TAK.
Fasilitator : Baik Pak
Leader : OK, mari kita mulai….

Para perawat segera memulai terapi sensori yang akan dilaksanakan


di ruang pertemuan… Fasilitator menemui klien untuk mengajak mereka
ke ruang pertemuan…. Sementara leader dan Co Leader serta observer
menyiapkan segala perlengkapan yang diperlukan untuk kegiatan terapi
nanti.
Dan….. di ruang Nakula, tiba-tiba…
1) Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Fasilitator 2 : Assalamu’alaikum Wr. Wb…
Semua pasien : Wa’alaikumsalam Wr. Wb.
Fasilitator 2 : Selamat pagi ibu-ibu….
Semua pasien : Pagi…
b. Evaluasi/Validasi
Fasilitator 2 : Bagaimana keadaan ibu-ibu hari ini?
Semua pasien : Alhamdulillah luar biasa yes
Fasilitator 2 : Wah bagus sekali mari tepuk tangan untuk kita
semua.
c. Kontrak
Fasilitator 2 : Seperti janji yang kemarin, ibu-ibu ingat kan,
hari ini kita akan melakukan terapi aktivitas
kelompok menggambar.
Pasien 1 : Hah??? Menggambar… ? mmmmm ok deh
Fasilitator 2 : Apakah ibu-ibu bersedia?
Semua pasien : Iya bu
Fasilitator 2 : Berapa lama ibu-ibu mau melakukan TAK
menggambar? Bagaimana kalau 60 menit?
Semua pasien : baik bu
Pasien 2 : Tapi aku tidak bisa menggambar bu
Fasilitator 2 : Nanti saya yang akan mendampingi dan
mengarahkan ibu-ibu, jadi ibu-ibu tidak usah
khawatir.
Pasien 3 : Saya mau menggambar wajah saya yang
cantik ini…
Fasilitator 2 : Iya…..ibu boleh menggambar apa saja yang
ibu mau….
Pasien 4 : Kalau saya enaknya menggambar apa bu?
Fasilitator 2 : Ibu-ibu bisa menggambar apa saja yang ibu-
ibu sukai. Misal, menggambar bunga, hewan,
makanan, dll.
Fasilitator 2 : Iya bagus sekali. Jadi, ibu-ibu tujuan kita
menggambar adalah agar kita mampu
mengekspresikan perasaan melalui gambar dan
supaya mampu memberikan makna pada
gambar.
Kemudian fasilitator sedang menjemput klien dengan Waham……
Fasilitator 2 : Permisi ibu, selamat pagi….
Pasien 4 : Ibu tau gak….. saya sebenarnya bisa terbang..
Fasilitator 2 : Sebentar bu….jangan terbang dulu, kita
menggambar dulu….
Pasien 4 : saya tidak ingat? Kita mau menggambar di
ruang pertemuan kan…? Ayo kita terbang
kesana sekarang…..
Fasilitator 2 : Iya, tapi saya tidak bisa terbang, tapi kita bisa
berangkat sama-sama…
Beberapa detik kemudian….
Fasilitator 2 : Bagaimana ibu, coba lihat kaki ibu ada
dimana? Menyentuh tanah bukan? Itu artinya
ibu tidak terbang, tapi berjalan kaki.
Pasien 4 : O iya ya bu….

Beberapa menit kemudian semua klien sudah berada di ruang


pertemuan…
Leader : Baik ibu selamat pagi, sudah tahu ya kita
sekarang akan melakukan kegiatan
menggambar. Nanti kegiatan ini akan kita
laksanakan selama 60 menit. Kegiatan ini akan
membantu ibu untuk melatih ekspresi dan
emosi ibu. Nanti saya perawat Jaza dan
Perawat Dyah yang akan memandu ibu untuk
mengikuti kegiatan ini…. Bukan begitu mbak
dyah?
Fasilitator 2 : Tentu saja…..
Pasien 4 : saya yang paling cantic disini tau nggak
mbak!!!!!
Fasilitator 2 : Oh iya….ibu yang paling cantik di sini.
Leader : Sudah-sudah, sekarang kita mulai saja ya ibu,
menggambarnya….
Fasilitator 2 : Jadi, peraturan selama menggambar adalah…

Fasilitator menjelaskan peraturan selama dilakukan TAK.


2) Fase Kerja
Fasilitator 2 : Ibu-ibu silahkan memulai untuk menggambar
apapun yang ibu sukai. Setelah menggambar nanti
ibu-ibu bisa menceritakan gambar.
Terapis membagikan kertas dan pensil, satu pasang untuk setiap
klien dan mereka semua pun duduk membentuk lingkaran….
Fasilitator 2 : Silahkan ibu-ibu mulai menggambar sesuai dengan
keinginan hati ibu.
Terapis berkeliling dan memberi penguatan kepada klien untuk
meneruskan menggambar. Jangan mencela klien.
Leader : Ibu, sudah pernah pegang kertas dan pensil kan
sebelumnya?
Pasien 6 : Pisau kok di bilang pensil…..
Fasilitaor 2 : Ibu… ini bukan pisau bu, ini pensil…
Coba deh sekarang kalau ini ini pisau bisa gak
dipakai untuk memotong?
Pasien 6 : Mencoba memotong kertas memakai ini….!
Fasilitator 2 : Gimana, tidak bisa kan bu…
Pasien 6 : Oh iya ya… Berarti ini pensil ya mbak….
Fasilitator 2 : Iya tentu itu pensil……
Leader : Baiklah…..sekarang kita mulai saja ya
menggambarnya…. ibu boleh menggambar
apa saya yang ibu mau, nanti setelah selesai ibu
ceritakan apa yang ibu gambar…. Ayo silahkan…
Para klien pun mulai menggambar mereka didampingi oleh
fasilitatot….
Fasilitator 2 : Semua sudah selesai menggambar?
Semua Pasien : (Semua klien menjawab)
Sudahh….
Fasilitator 2 : Sekarang silakan ibu ceritakan apa yang ibu
gambar dan makna dari gambaran ibu. Di mulai
dari ibu Irma Ayo silakan…..
Pasien 6 : Ayo-ayo semua liat gambar saya…… Bagus
kan…… Cantik kan…. Ini saya yang cantik
jelita…..
Fasilitator 2 : Wah bagus sekali. Silahkan tepuk tangan. Sekarang
giliran ibu ceritakan arti dari gambar ibu…
Pasien 6 : Ini gambar saya sewaktu saya masih muda… Saya
cantik sekali mirip artis kan bu….Pacar saya sangat
sayang sama saya… sebentar lagi kami akan
menikah…
Tapi saya gak tahu kenapa dia belum jemut-jemput
saya….
(Klien terus menceritakan pengalamannya dimana
Ia kehilangan kekasih yang sangat
disayanginya……….)
Fasilitator 2 : Ibu Irma.. gambarnya sudah bagus sekali, ayo kita
beri tepuk tangan……

Kemudian Fasilitator 2 pun mendekati pasien 5 lalu menanyakan arti


dari apa yang ia gambar…
Fasilitator 2 : Ibu….. bagaimana dengan gambar ibu?
Wah…ibu menggambar bunga ya bagus sekali,
kenapa ibu menggambar bunga ini?
Pasien 5 : Gambar saya memang bagus…. Sebenarnya saya
ngin seperti bunga ini karena mampu memberikan
keindahan dan keceriaan di setiap ruangan…sama
seperti aku yang selalu ceria hahaha…
Fasilitator 2 : Sudah bagus, ber tepuk tangan lagi.
Pasien 4 merenung sejenak, kemudian pelan-pelan ia mulai
menceritakan peristiwa yang di alaminya 2 tahun lalu dimana ketika Ia
tidak bisa melanjutkan kuliah di pramugari karena ketidakmampuan
ekonomi….
Pasien 4 : Dulu saya mahasiswa pramugari…. Waktu itu, 6
bulan lagi saya akan lulus kuliah… Cita-cita saya
menjadi seorang pramugari yang cantik… tapi
ekonomi keluarga tidak mendukung…
(Demikian seterusnya…. Klien menceritakan
sedikit demi sedikit pengalaman masa
lalunya…).
Fasilitator 2 : Tidak apa-apa yang penting sekarang ibu sudah
ada peningkatan karena sudah bisa menggambar
pesawat yang bagus, ayo kita beri tepuk tangan….
Fasilitator menemui klien dengan gangguan Isos.
Fasilitator 2 : Ibu menggambar apa?
Pasien 3 : Aku menggambar keluarga.
Fasilitator 2 : Boleh diceritakan makna dari gambar tersebut?
Pasien 3 : Aku rindu dengan sosok suami dan anak-anakku.
Semua keluargaku meninggalkan aku di sini dan
aku sangat rindu pada mereka.
Fasilitator 2 : Ibu yang sabar ya tetap semangat. Kalau ibu sudah
sembuh, pasti keluarga ibu akan menjemput dan
mengajak ibu pulang, ayo tepuk tangan tepuk
sekali lagi. Ayo pasien berikutnya silahkan
diceritakan. Ibu menggambar apa?
Pasien 2 : Aku menggambar ayam.
Fasilitator 2 : Apa arti dari gambar itu?
Pasien 2 : Ayam selalu bersama teman-temannya. Dan
sekarang aku tidak mempunyai teman akibat
terkena HIV. Aku kesepian, aku ingin bersama
keluargaku dan teman-temanku yang dulu.
Fasilitator 2 : Berdo’a saja semoga penyakit ibu dapat segera
membaik, ibu juga tidak boleh stress, harus selalu
semangat juga ok, silahkan tepuk tangan. Ibu
menggambar apa? (terapis menanyakan pasien 1)
Pasien 1 : Aku menggambar boneka.
Fasilitator 2 : Apa makna dari gambar tersebut?
Pasien 1 : Boneka ini adalah pemberian dari pacar aku saat
ulang tahun. Boneka ini selalu bersamaku, aku
sangat suka. Tetapi dia sekarang menghilang.
Fasilitator 2 : Wah bagus-bagus ya gambarnya. Mari tepuk
tangan untuk ibu-ibu yang hebat.
3) Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif :
Fasilitator 2 : Bagaimana perasaan ibu-ibu setelah mengikut
terapi aktivitas kelompok hari ini?
Semua pasien : kita semua merasa lega dan senang
Pasien 1 : Iya karena kita bisa menceritakan keinginan
dengan menggambar.
Fasilitator 1 : Terima kasih ibu-ibu atas partisipasi kalian
semua. Kalian semua hebat, jika tidak ada ibu-
ibu maka kegiatan hari ini tidak akan bisa
berjalan dengan lancar. Oh iya ada sedikit
pesan dari saya, jika ibu-ibu sedang bingung,
sedih ataupun senang bisa diceritakan melalui
gambaran.
b. Tindak Lanjut
Fasilitator 1 : Oh iya ada sedikit pesan dari saya, jika ibu-ibu
sedang bingung, sedih ataupun senang bisa
diceritakan melalui gambaran. Saya harap ibu-
ibu bisa menceritakan semuanya dengan
menggambar yang baik dan yang bermakna
dalam kehidupan.
Semua pasien : Oke bu
c. Yang Akan Datang
Fasilitator 1 : Baik lah bu, Bagaimana kalau besok kita
melanjutkan terapi aktivitas kelompok yang
berikutnya tentang menonton Televisi apakah
buk ibu-ibu bersedia?
Pasien semua : ya, saya bersedia (sambil mengangguk-
anggukan kepala)
Fasilitator 1 : besok insyaallah akan digantikan oleh teman
saya. Kira-kira ibu-ibu bisanya jam berapa?
Semua pasien : jam 08.00 saja.
Fasilitator 1 : Baiklah buk, besok akan saya sampaikan pada
teman saya agar beliau bisa datang jam 08.00
di ruangan ini ya buk. Saya harap dipertmuan
selanjutnya ibu-ibu bisa bersemangat sepert
hari ini. Saya permisi dulu bu.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Semua pasien : Walaikumsalam wr wb

Setelah selesai meceritakan gambar…leader dan co leader kemudian


memberikan reinforcement positif terhadap kelompok…
Co Leader : bu-ibu sekalian… sudah bagus sekali apa yang sudah
ibu kerjakan… Semoga kegiatan ini bermanfaat. Besok
kita akan melanjutkan kegiatan yang sama, tetapi
bukan menggambar, melainkan menonton video…
Terima kasih atas kesediaan ibu-ibu sekalian… Sampai
bertemu lagi besok… Selamat pagi.
BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

Terapi aktivitas kelompok merupakan timulasi sensori adalah


upaya untuk menstimulasi semua pancaindera (sensoori) agar member
respon yang adekuat. Tujuannya adalah agar klien dapat berespon terhadap
stimulus pancaindera yang diberikan. Aktivitas Stimulasi sensori dapat
berupa stimulus terhadap penglihatan, pendengaran dan lain-lain, seperti
gambar, video, tarian, dan nyanyian. Klien yang mempunyai indikasi
TAK-Stimulasi Sensori adalah klien isolasi sosial, menarik diri, harga diri
rendah yang disertai dengan kurang komunikasi verbal.

B. SARAN

Terapi aktivitas kelompok sudah sepantasnya masuk dalam standar


asuhan keperawatan jiwa dan menjadi integral dalam standar assuhan
keperawatan jiwa khususnya pada tindakan keperawatan jiwa yang
diberikan pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan jiwa utamanya di
ruang rawat inap rumah sakit jiwa. Dengan demikian menjadi kewajiban
perawat untuk memberikan terapi aktivitas kelompok secara rutin sesuai
dengan kebutuhan di berbagai tatanan pelayanan kesehatan jiwa dan
menjadikannya sebagai bagian dari budaya profesional sehingga dapat
meningkatkan citra dan mutu pelayanan keperawatan jiwa bagi pasien dan
keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat,Budi Anna. 2004. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok.


Jakara: EGC

Purwaningsih, Wahyu. 2009. Asuhan Keerawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha


Medika

Riyadi, Sujono. 2009. Asuhan Keeperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha


Ilmu

Stuart, Gail W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Arifin, Yasir. 2009. Terapi Kelompok. 23 Mei 2009. Arifin Yasir: Blog
(Diakses 28 April 2012).
http://httpyasirblogspotcom.blogspot.com/2009/05/terapi-
kelompok.html
Candra et al. n.d. Eksistensi Terapi Aktivitas Kelompok dalam Tindakan
Keperawatan Jiwa. (Diakses 28 April 2012).
http://kumpulanmaterikeperawatan.blogspot.com/2011/05/lapor
an-terapi-aktivitas kelompok.html

Anda mungkin juga menyukai