Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN


“MEDIA BERBASIS SEQUENCE”

Disusun oleh :

Mawirda Putri U 17312241028


Hilda Syarofa 17312241013
Mutam Mimah 17312244031
Laela Nurmalia 17312244035

JURUSAN PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
A. JUDUL
Pengembangan Keterampilan Berfikir Peserta Didik Menggunakan Media Berbasis
Sequence

B. TUJUAN
Mahasiswa mampu membuat media pembelajaran yang dapat membelajarkan
keterampilan berfikir siswa sesuai dengan Kompetensi Dasar yang dipilih

C. DASAR TEORI
Menurut pendapat para ahli, pembelajaran IPA yang disajikan secara terpisah
dalam disiplin keilmuan dianggap terlalu dini bagi anak usia 7-14 tahun karena pada
usia tersebut anak masih dalam masa transisi dari tingkat berpikir operasional konkret
ke berpikir abstrak (Puskur, 2006: 7). Berdasarkan pendapattersebut, pembelajaran IPA
hendaknya disajikan dalam bentukyang utuh dan tidak terpisah-pisah. Materi yang
terpisah-pisah menyebabkan siswa sulit untuk mendapatkan suatu konsep atau
pengalaman belajar yang bermakna seperti yang diharapkan dalam konsep
pembelajaran terpadu.
Pembelajaran secara terpisah juga memungkinkan terjadinya tumpang tindih
(overlapping) dan pengulangan dalam penyampaian materi, sehingga membutuhkan
waktu dan energi yang lebih banyak, serta membosankan bagi siswa. Realita di
lapangan menunjukkan bahwa mata pelajaran IPA kebanyakan masih diajarkan secara
terpisah berdasarkan disiplin ilmu. IPA cenderung diajarkan sebagai ilmu yang
menuntut siswa menghafal konsep, teori, dan hukum. Orientasi hasil belajar IPA masih
dilihat dari hasil tes atau ujian sehingga sebagian besar aspek yang dikembangkan
adalah aspek kognitif saja. Alasan yang sering dikemukakan mengapa belum dilakukan
pembelajaran secara terpadu adalah karena keterbatasan waktu dan sarana, lingkungan
belajar yang belum mendukung, dan jumlah siswa yang terlalu banyak pada tiap kelas
(Puskur, 2006).
Pembelajaran IPA Terpadu akan mencapai hasil yang optimal, bukan hanya
memerlukan kesiapan guru dan siswa, tetapi juga bahan ajar dan media pembelajaran
yang dikembangkan secara terpadu. Sekarang ini telah banyak beredar bahan ajar
berupa buku IPA Terpadu, namun pembahasan materi di dalamnya masih terpisah
antara pembahasan bidang Biologi, Fisika, dan Kimia. Hal ini bertentangan dengan
prinsip pembelajaran terpadu. Selain masalah bahan ajar, sekarang ini juga masih sulit
untuk menemukan media pembelajaran yang menampilkan materi. IPA secara terpadu.
Menurut Daryanto (2013: 5), “proses belajar mengajar hakekatnya adalah proses
komunikasi, penyampaian pesan dari pengantar ke penerima”. Dalam proses
komunikasi dapat terjadi informasi yang diberikan oleh guru ditafsirkan secara berbeda
oleh siswa sehingga menyebabkan kesalahan penerimaan konsep pada siswa. Oleh
karena itu, diperlukan alat bantu yang memperjelas pesan yang disebut dengan media.
Media pembelajaran merupakan alat bantu yang digunakan oleh guru untuk
menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sekaligus sebagai alat untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa untuk belajar.
Menurut pendapat Hamalik yang dituliskan oleh Arsyad (2011: 15-16) pemakaian
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan
dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,
membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data secara menarik dan
terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Dapat dikatakan
bahwa media merupakan alat bantu yang akan turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan
lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Menurut Fogarty (1991:34) pembelajaran terpadu model sequenced adalah
beberapa topik dari suatu mata pelajaran diorganisasikan kembali dan diurutkan agar
dapat bertepatan atau serupa dengan guru mata pelajaran lain yang membahas topik
yang mirip atau serupa.
Pembelajaran terpadu model sequenced ini materi pelajarannya dipadukan dengan
antar disiplin ilmu yang berbeda (khususnya antar dua disiplin ilmu yang berbeda),
dimana guru bidang studi dapat menyusun kembali urutan dari topik mereka
,pembelajaran terpadu model sequenced (urutan) dimana urutan topik harus disusun
terlebih dahulu. Topik pembelajaran yang ada dapat dipilih dan diurutkan mana yang
harus didahulukan dari topik yang lainnya. Ciri-Ciri Model Sequenced
a. Berpusat pada anak.
b. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran/
c. Guru bidang studi melakukan kerjasama dengan partner untuk mengurutkan isi
konsep-konsep yang sama, yang akan diajarkan pada siswa.
Bagi para guru, dengan menyusun kembali urutan topik dapat menentukan
prioritas dari rencana pembelajaran yang akan disampaikan tanpa harus sesuai dengan
urutan baku yang telah disusun dalam buku teks (kurikulum) sehingga dengan cara ini
guru bisa membuat keputusan yang kritis tentang isi dari materi yang diajarkan dari
sudut pandang yang disengaja terkait dengan topik disiplin membantu mereka
memahami studi mereka dikedua bidang studi.
Manfaatnya bagi siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan
karena telah dikenalkan sebelumnya. Bagi siswa sendiri, melihat guru dimata pelajaran
yang berbeda, isi mata pelajaran yang berbeda, dalam waktu yang berbeda guru
membuat poin (topik, bab, dan unit) maka siswa dapat memperkuat pengetahuannya
dan mendapat pembelajaran yang lebih bermakna
Guru dan partner mencoba untuk menyamakan isi kurikulum yang berbeda guna
membuat pemahaman yang lebih baik bagi siswa yang belajar dari keduanya. Pada
model ini kedua disiplin tetap murni. Penekanan khusus tetap pada domain bidang
study, tetapi siswa mendapat keuntungan dari isi yang terkait.
Dalam hal ini dapat disimpulkan konsep-konsep yang sama dalam mata pelajaran
bahasa indonesia dengan mata pelajaran sejarah diajarkan secara bersamaan, meskipun
keduanya termasuk mata pelajaran yang berbeda. Dengan cara ini, saat ini topik yang
relevan menjadi katalis untuk mempelajari dasar-dasar topik,terkait konsep-konsep
matematis, atau disesuaikan referensi sastra.

D. ALAT DAN BAHAN


1. Gunting
2. Kertas asturo
3. Kertas manila
4. Kertas emas
5. Alat tulis buku panduan KI dan KD
6. Alat tulis

E. LANGKAH KERJA
1. Menganalisis kurikulum
2. Menganalisis KD pada materi yang dipilih
3. Membuat story board
4. Membuat media pembelajaran berupa sequence
F. DATA PENGAMATAN
1. KompetensiDasar

3.1 Memahami sistem reproduksi pada 4.8 Menyajikan hasil penelusuran


manusia dan gangguan pada sitem informasi dari berbagai sumber
reproduksi, serta penerapan pola terkait kesehatan dan upaya
hidup yang menunjang kesehatan pencegahan gangguan pada
reproduksi reproduksi
2. Story Board

Gambar Keterangan
Urutan Ciri-ciri yang menyertai pada tiap-tiap proses pembelahan mitosis
gambar
pembelahan
mitosis
G. PEMBAHASAN
Praktikum yang berjudul “Pengembangan Ketrampilan Berfikir Peserta Didik
Menggunakan media berbasis sequence” ini mempunyai tujuan agar mahasiswa mampu
membuat media pembelajaran yang dapat membelajarkan ketrampilan ketrampilan
berfikirsiswa sesuai dengan KompetensiDasar yang dipilih.
Adapun langkah - langkah menyusun media gambar berupa :
1. Melakukanana lisis kurikulum
Analisis kurikulum merupakan langkah pertama dalam pembuatan media
gambar. Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang
memerlukan media berbasis gambar. Materi yang digunakan ditentukan dengan
cara melakukan analisis terhadap materi pokok, pengalaman belajar, serta materi
yang diajarkan.
Pada media gambar ini praktikan memilih KD yang berupa “Memahami
sistem reproduksi pada manusia dan gangguan pada sitem reproduksi, serta
penerapan pola hidup yang menunjang kesehatan reproduksi”.
2. Menentukan Konten dalam LKPD
Dalam LKPD praktikan membagi menjadi 2 kegiatan pengamatan yang
akan dilakukan oleh siswa : mengalisis pembelahan meiosis dan mitosis pada
sistem reproduksi dan mengenali berbagai penyakit pada sisten reproduksi.
3. Membangun desain aktifitas pada LKPD
Dalam LKPD terdapat beberapa tahapan membangun desain Aktivitas pada
LKPD berupa : Pendahuluan , Rumusan masalah , Hipotesis, Alat dan Bahan ,
Langkah kerja , Tabel Hasil pengamatan , Pertanyaan , Kesimpulan dan
Pengayaan.
Kelebihan media pembelajaran yang berbasis sequence :
1. Murid-murid melihat guru dimata pelajaran yang berbeda, isi mata pelajaran yang
berbeda, dalam waktu yang berbeda guru membuat poin (topik, bab, & unit)
maka siswa dapat memperkuat pengetahuannya dan mendapat pembelajaran yang
lebih bermakna.
2. Selain itu dari pengurutan yang disengaja mengenai topik-topik yang terkait dari
disiplin-disiplin ilmu membantu mereka membuat pemahaman. Dengan
diintergasikan model sequenced membantu transfer belajar siswa.
H. KESIMPULAN
Sequenced adalah beberapa topik dari suatu mata pelajaran diorganisasikan
kembali dan diurutkan agar dapat bertepatan atau serupa dengan guru mata pelajaran
lain yang membahas topik yang mirip atau serupa.
Penggunaan model pembelajaran berupa sequence akan lebih memberikan
pemahaman terhadap topik tertentu terutama pada topik yang dipilih praktikan yaitu
mitosis pada KD Memahami sistem reproduksi pada manusia dan gangguan pada sitem
reproduksi, serta penerapan pola hidup yang menunjang kesehatan reproduksi.

I. DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Pusat Kurikulum Puskur.(2006). Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu.
Jakarta:Pusat Kurikulim, Balitbang

Anda mungkin juga menyukai