Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pesawat terbang merupakan transportasi yang tingkat keselamatan,
kenyamanan, dan keamanan yang paling tinggi di bandingkan transportasi
lainnya. Sehingga untuk itu sangat di perlukan peralatan dan perlengkapan
yang mendukung keselamatan, kenyamanan dan keamanan pesawat
terbang tersebut. Pemeliharaan yang dilakukan harus teratur dan sesuai
dengan pedoman AMM (aircraft maintenance manual).
Pada pesawat terbang memerlukan adanya sistem anti es. Sistem
perlindungan es dan hujan yang memungkinkan pengoperasian tanpa
batas dalam kondisi lapisan es dan hujan lebat. Untuk anti icing udara
panas atau pemanas listrik melindungi area-area penting pesawat. Area-
area tersebut yaitu perlindungan es sayap, perlindungan es asupan udara
engine, perlindungan es kaca depan , pelindung es tiang pembuangan air
(drain mast), sistem deteksi es, perlindungan es air dan sistem limbah.
Engine air intake ice protection adalah system yang harus di miliki
setiap pesawat terbang. Contohnya pada pesawat Airbus A320-200, sistem
anti ice pada engine air intake berfungsi untuk mencegah terjadinya es pada
sekitar inlet engine selama operasional pesawat di suhu tertentu. System
ini menggunakan cara pneumatic dimana udara panas mengelilingi area
bagian depan mesin.
Berdasarkan permasalahan di atas penulis tertarik untuk mengambil
judul Studi Literatur Terjadinya Stuck Closed Engine Air Intake Anti Ice
Valve Pada Pesawat Airbus A320-200.
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan diuraikan dalam pembahasan
permasalahan ini adalah :
1. Penyebab terjadinya kerusakan stuck closed pada engine air intake
anti ice valve?
2. Akibat yang ditimbulkan jika valve anti ice pada posisi stuck closed?

1
3. Bagaimana cara penanggulangannya agar engine air intake anti ice
system dapat beroperasi kembali?
1.3 Batasan Masalah
Penulis membatasi batasan masalah penulis hanya menulis
permasalahan faktor-faktor apa yang mengakibatkan terjadinya valve tidak
dapat terbuka maksimal dan apa akibat yang di timbulkan dari terjadinya
engine air intake ice protection valve failed position open, serta upaya
perbaikannya agar dapat kembali beroperasi dengan baik.
1.4 Tujuan Penilitian
1. Menemukan Penyebab terjadinya engine air intake anti ice valve
tidak dapat terbuka.
2. Mengetahui akibat yang di timbulkan dari permasalahan tersebut.
3. Mengetahui cara penanggulangan pada permasalahan.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini disusun dalam beberapa bab
dengan urutan adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah dan
tujuan penulisan, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan teori dasar yang secara umum membahas
spesifikasi pesawat Airbus A320, spesifikasi engine CFM56, system
anti ice, engine air intake, komponen valve, terjadinya korosi.
BAB III RENCANA KERJA
Bab ini berisikan langkah penelitian, penjelasan singkat mengenai
alat dan bahan yang akan digunakan.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang skema distribusi sistem engine anti ice,
penyebab engine anti ice valve stuck pada posisi tertutup, akibat dari
engine anti ice valve tidak dapat terbuka, mengetahui cara
penanggulangannya, mengetahui procedure remove valve, serta
mengetahui cara procedure install valve .

2
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan dan
saran yang nantinya dapat diambil sebagai bahan perbaikan untuk
kedepannya.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Spesifikasi Pesawat Airbus A320


A320 adalah pesawat pertama dalam sejarah yang dilengkapi dengan
sistem remote control listrik. Airbus Industrie dibuat pada tahun 1970
dimana sudah memiliki sistem avionik digital EFIS, Sistem ini memiliki 6
warna monitor multirole menampilkan semua data penting selama
operasional, serta data pada semua sistem onboard. Hal ini juga dapat
memberi tau jika ada unit dan komponen yang rusak. Pesawat Airbus A320
memiliki spesifikasi sebagai berikut :
Tabel 2.1 Spesifikasi Pesawat Airbus A320[1]
Awak 2 orang kokpit
penumpang 180 (maksimum) passanger
panjang 37,57 m
Bentang sayap 34,10 m
Luas sayap 122,6 m persegi
Tinggi 11, 76 m
Lebar 3,95 m
Berat kosong 37,230 kg
Berat maksimum take off 78.000 kg
Berat maksimum landing 66.000 kg
Jangkaun jelajah 5.700 km (3.078 nautical mile),
Kecepatan maksimum mach 0,82 (871 km/jam)
Ketinggian maksimum 12.000 m (39.000 feet)
Kapasitas bahan bakar 24.210 liter

4
Gambar 2.1 Pesawat Airbus A320[1]
2.2 Spesifikasi Umum Engine CFM56-5B6
A320 memiliki dua mesin CFM International CFM56-5b6 mesin turbo
jet yang termasuk mesin high bypass. Kecepatan maksimum pesawat
mencapai 575 mph dan jarak jangkauan 5.840 mil. Engine Airbus A320
terdiri dari beberapa bagian, yaitu : inlet duct yang berfungsi mengarahkan
udara masuk kedalam engine, compressor yang berfungsi memampatkan
udara sehingga menjadi udara bertekanan, combustion chamber yaitu
ruangan pembakaran, turbine yang mengubah energi kinetik dari ruang
ruang pembakaran menjadi energi mekanik, exhaust berfungsi sebagai
tempat pembuangan sisa pembakaran dan juga membuat gaya dorong.
Tabel 2.2 Spesifikasi Engine CFM56-5B6[8]

Versions CFM56-5B6

Max. TakeOff Thrust (lbf) 22,000 - 23,500 (lbf)

Temp. at flat rating (F°) 113

Bypass ratio 6 / 5.90

Max climb thrust (lbf) 5,705

Length (in) 102.4

Fan diameter (in) 68.3

5
Number of fan/low-pressure/high-pressure
1/4/9
compressor stages
Number of low-pressure/high-pressure turbine 1/4
stages
Dry weight (lbs) 5,250

Gambar 2.2 Mesin Engine CFM56-5B[8]


2.3 System Anti Ice
Sistem ini berfungsi sebelum terjadinya pembentukan es di lapisan
pesawat. Titik beku es terjadi pada suhu 0˚c dan kondisi icing di definisikan
dapat terjadi pada suhu dibawah 10˚c dan di atas -40˚c (dimana cuaca
seperti berkabut, berawan, hujan, dll). Ketika suhu dibawah 10˚c maka icing
condition akan terjadi dan sistem pesawat pada TAT (total air temperature)
akan mendeteksi terjadinya es pada suhu mencapai 8˚c. Makin tinggi
atmosfir maka suhu akan semakin rendah. Dengan standard lapse rate
penurunan dibulatkan 2˚c/1000 feet dengan rata-rata ketinggian bandara
30 feet.
Tabel 2.3 Terjadinya ice[7]
Suhu bandara Penurunan suhu Ketinggian Icing
30˚c 10˚c 10.000 ft 
30˚c -10˚c 20.000 ft 
30˚c -30˚c 40.000 ft 
30˚c -40˚c 50.000 ft 

6
Perhitungan di atas adalah mengikuti standart lapse rate. Dalam
keadaan tidak standar mungkin saja misalnya 10˚c dicapai pada waktu
berada pada ketinggian 15.000 feet. Maka dengan kondisi di atas, pada
waktu mencapai 10.000 feet dan terdapat visible moisture, penerbangan
akan selalu beranggapan adanya icing condition yang cukup berbahaya.
2.4 Engine Air Intake Ice Protection
Perlindungan es asupan udara mesin adalah sistem yang berfungsi
untuk mencegah terjadinya es di bagian depan mesin. Kondisi ini untuk
mempertahankan saluran udara yang masuk ke mesin bebas dari
akumulasi es yang sangat berbahaya. Sistem ini berfungsi dengan cara
pneumatic, yaitu menggunakan udara panas. Udara dari compressor bleed
stage ke 5 adalah sumber panas yang memiliki suhu sekitar 200˚c-300˚c.
Kemudian udara yang di distribusikan berputar di dalam tepi depan cowl
intake dan keluar melalui saluran flush di rongga belakang intake cowl.
Berikut ini adalah skema distribusi hot air engine air intake ice protection.

Gambar 2.4.a Skema Distribusi Pneumatic System A320[1]


Pada engine air intake anti ice system untuk menyalurkan udara
panas hot air menuju ke system diperlukan adanya pipa (duct) dan katup
pengontrol (shutoff valve), katup ini berfungsi untuk menahan tekanan tetap
pada tempatnya sampai pada saat akan dipergunakan.

7
Gambar 2.4.b Ducting[1]

Gambar 2.4.c Shutoff Valve[4]


2.5 Komponen Valve
Komponen Valve yang di gunakan pada system anti ice yang dimiliki
oleh pesawat A320 adalah valve butterfly, valve ini berfungsi untuk
mengatur aliran udara yang di distribusikan menuju air intake. Katup
dipasang pegas ke posisi tertutup tanpa adanya tekanan dan solenoid
mengontrol penutupan katup. Katup terbuka penuh jika kehilangan sinyal
listrik dan dengan tekanan yang memadai. Udara dari compressor bleed
stage ke 9 memberikan tekanan ke katup. Katup akan beroperasi ketika
tekanan lebih besar dari 10 psi. Setelah memberi energi pada solenoid,
katup akan menutup kembali.

8
Gambar 2.5 Valve Engine Anti – Ice[1]
2.6 Terjadinya Korosi
Korosi merupakan kerusakan pada logam yang di sebabkan oleh
fenomena alam, reaksi kimia ataupun elektrokimia dapat mengubah logam
seperti oxide dan hydroxide. Korosi dapat terjadi karena adanya interaksi
logam dengan keadaan di sekitarnya. Korosi pada logam secara umumnya
timbul sebagai reaksi yang di akibatkan oleh adanya elektolit-elektrolit yang
bersentuhan dengan permukaan logam.

9
BAB III
RANCANGAN KERJA

3.1 Langkah Penelitian

Mulai

Data spesifikasi
pesawat

inspeksi

Engine anti ice


faulth

Terdeteksi upnormal
position valve

Mecari data TSM dan


AMM remove install

Data lengkap

Yes No

Melakukan
Penggantian komponen

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

10
3.2 Tahapan Pengerjaan
A. Alat – alat
1. Plug Blanking / Cover Protection
Plug blanking berfungsi untuk menutup arus aliran listrik dan
aliran udara.

Gambar 3.2.A.1 Plug Blanking / Cover Protection[5]


2. Safety Clip Circuit Breaker
Safety clip circuit breaker berfungsi untuk menjaga circuit breaker
agar tidak berubah dan tetap pada posisinya sesuai yang di
perintahkan.

Gambar 3.2.A.2 Safety Clip Circuit Breaker[5]


3. Warning Notice
Warning notice berfungsi sebagai peringatan bahwa dilarang
menyentuh atau mengoperasikan karena sedang ada
perawatan.

11
Gambar 3.2.A.3 Warning Notice[5]
4. Combination Wrench
Combinantion wrench berfungsi untuk mengencangkan atau
membuka bolt atau nut.

Gambar 3.2.A.4 Combination Wrench[5]


5. Hammer Fiber
Hammer fiber berfungsi untuk memberi tumbukan kepada suatu
benda kerja dan bahannya yang soft membuat benda kerja tidak
terjadi goresan.

Gambar 3.2.A.5 Hammer Fibber[6]

12
6. Torque Wrench
Trque wrench berfungsi untuk mengeratkan bolt atau nut dengan
tingkat kekuatan dan kekencangan yang dapat disesuaikan
dengan kebutuhan.

Gambar 3.2.A.6 Torque Wrench[6]


7. Socket Torque Wrench
Socket torque wrench berfungsi untuk membuka bolt. Bedanya
mata kunci langsung menutupi bolt sehingga lebih efektif dipakai
jika tidak terhalang sesuatu.

Gambar 3.2.A.7 Socket Torque Wrench[6]

13
8. Twister
Twister berfungsi untuk mengencangkan atau mengunci wire
secara presisi agar tetap pada posisinya.

Gambar 3.2.A.8 Twister[6]


9. Cutter
Cutter berfungsi untuk memotong suatu benda kerja

Gambar 3.2.A.9 Cutter[6]

14
B. Bahan – bahan
1. TSM Airbus A320
TSM Airbus A320 berfungsi untuk mengetahui penyebab
kegagalan sytem engine anti ice.

Gambar 3.2.B.1 TSM Airbus A320[3]

15
2. AMM Airbus A320
AMM Airbus A320 berfungsi untuk mengetahui cara removal dan
installation valve engine air intake anti ice.

Gambar 3.2.B.2 AMM Airbus A320[4]

16
3. Alumnium Foil
Alumunium foil berfungsi untuk membungkus ducting.

Gambar 3.2.B.3 Aluminium Foil[6]


4. Wire
Wire berfungsi untuk mengunci atau mengikat alumunium foil.

Gambar 3.2.B.4 Wire[6]

5. Dry developer
Dry developer berfungsi untuk mengetahui adanya kebocoran
pada sambungan pneumatic.

Gambar 3.2.B.5 Dry Developer[6]

17
6. Valve Butterfly
Valve butterfly berfungsi untuk mengatur (membuka dan
menutup) aliran udara.

Gambar 3.2.B.6 Valve Butterfly[6]

18
BAB IV
PEMBAHASAN MATERI

4.1 Proses Cara Kerja Engine Air Intake Anti Ice


Engine air intake anti ice bekerja menggunakan pneumatic system,
yaitu menggunakan udara panas untuk mencegah terjadinya es di bagian
depan mesin. Udara dari compressor bleed stage ke 5 mengalir melalui 4
bagian duct yang meliputi upper duct, lower duct, forward duct, supply duct
dan valve tipe on atau off yang terpasang di jalur distribusi. Sebelum masuk
ke cowl intake udara berputar melalui swirl nozzle kemudian masuk ke
dalam rongga dari intake cowl. Udara melewati lubang-lubang kecil
kemudian mengitari bagian dalam cowl intake dan keluar melalui saluran
flush yang terdapat pada bagian belakang intake cowl.

Gambar 4.1.1 Skema distribusi engine anti ice[4]

19
Udara panas di compressor dihasilkan dari hasil kompresi udara yang
masuk ke mesin. Mulanya udara masuk melalui inlet dan bergerak menuju
LPC (low pressure compressor) kemudian di kompresi melalui HPC (high
pressure compressor) sehingga memiliki temperature suhu sekitar 200˚c-
300˚c. Udara panas dari high pressure compressor bleed stage ke 5
mengalir melalui ducting dan melewati valve bertekanan sekitar 83psi
sampai 93 psi. Ducting sistem NAI digunakan untuk mengatur udara panas
di dalam kompartmen fan untuk menjaga suhu tetap di bawah 200˚c ketika
melalui ducting.
Menjaga suhu bertujuan untuk melindungi atau mencegah terjadinya
adanya ledakan di bagian duct dan untuk mencegah pengapian cairan yang
mudah terbakar di area duct. Kemudian udara dari valve di distribusikan
menuju cowl intake melalui ducting supply. Ducting supply berfungsi untuk
memindahkan udara dari bagian engine menuju bagian cowl intake. Dimana
Suhu di dalam cowl intake untuk system anti ice mencapai sekitar 125˚c
dan bertekanan antara 65psi sampai 71psi.
4.2 Penyebab Terjadinya Stuck Closed Valve
Terjadinya stuck closed valve pada system engine anti ice di akibatkan
karena terjadinya korosi pada bagian valve. Valve bergerak menutup dan
membuka menggunakan electrical yang diperintahkan langsung dari
cockpit. Udara panas digunakan pada sistem ini yang terjadi secara terus
menurus pada saat operasional memungkinkan terjadinya korosi (hot
corrosion) pada bagian valve. Sehingga ketika saat digunakan valve tidak
dapat terbuka dan mengalami stuck pada posisi tertutup. Kejadian ini
menyebabkan engine anti ice fail (tidak dapat bekerja). Akibatnya udara
panas yang seharusnya mengalir menuju intake cowl untuk mencegah
terjadinya es di bagian depan mesin menjadi terhenti dan tidak dapat di
gunakan.

20
Gambar 4.2.1 Air Bleed Anti Ice Stuck Valve[9]
Jika valve anti ice terindikasi tidak dapat terbuka maka lampu fault
pada panel p/bsw akan menyala yang menandakan kegagalan pada sytem
tersebut. Kemudian akan muncul dari ecam seperti maintenance post flight
report, yang mana didalamnya terdapat beberapa perintah dalam
perawatam seperti warning maintenance status messages, failure
mesagge, dan refrensi penggantian seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.2.2 P/BSW Engine Anti Ice[1]

21
Gambar 4.2 Maintenance Post Flight Report[2]
4.3 Akibat Terjadinya Stuck Closed Valve
Pesawat akan mendapatkan masalah serius di bagian mesin jika
terjadi es pada saat operasional apabila segera tidak di atasi. Maka dari itu
pesawat harus mempunyai system anti ice untuk mencegah teriadinya es
yang biasa terbentuk di beberapa bagian pesawat contohnya di bagian
engine air intake. Jika valve tidak dapat terbuka dengan maksimal maka
udara panas yang berasal dari compressor tidak dapat mengalir menuju ke
bagian depan mesin (intake cowl) maka akan terjadi icing condition, dimana
es akan terbentuk pada di area tersebut.
Es yang terbentuk pada intake cowl akan mempengaruhi thrust,
dimana udara yang masuk ke compressor menjadi berkurang dan udara
dalam keadaan suhu yang dingin. Sehingga thrust yang di hasilkan oleh
engine akan mengalami penurunan (decreased performance).

22
Gambar 4.3 Engine Inlet Cowl Formation Ice[4]
4.4 Cara Penanggulangan Stuck Closed Valve
Dari pembehasan yang telah di jelaskan terjadi penyumbatan udara di
bagian valve karena terjadi korosi di bagian disc valve. Agar valve dapat
digunakan kembali dan bekerja dengan baik pada sistem anti es maka,
menurut FIP (fault isolation procedure) cara penanggulangan saat valve
stuck pada posisi tertutup dengan cara mengganti komponen valve yang
rusak dengan valve yang baru. Dan prosedur penggantian komponen untuk
engine anti ice valve tersebut pada system anti ice protection harus
berdasarkan AMM (aircraft maintenance manual). Menurut manual
pemeliharaan pesawat Airbus prosedur penggantian meliputi beberapa
tahap, yaitu removal, installing, dan test.
4.5 Removal Of The Engine Anti Ice Valve
A. Fixtures, Tools, Test and Support Equipment :
Cover protection, plug blanking, safety clip circuit breaker, warning
notice, combination wrench..

23
Gambar 4.5 Engine Air Intake Anti ice Valve[5]
B. Safety precaution
(1) Pada panel ENG :
(a)Letakkan pemberitahuan peringatan untuk memberi tahu
orang-orang agar tidak menyalakan mesin.
(2) Pastikan engine 1 (2) shutdown terjadi tidak kurang dari 5 menit
sebelum Anda melakukan prosedur ini.
(3) Pada panel pemeliharaan overhead 50VU:
(a) Pastikan tombol switch tombol ENG / FADEC GND PWR / 1
(2) mati.
(b)Letakkan pemberitahuan peringatan untuk memberitahu
orang-orang untuk tidak memberi energi pada FADEC 1 (2).

24
C. Buka, amankan dan pada area panel ENG anti ice ini di pasang
safety clip circuit breaker.
D. Procedure
(1) Lepaskan insulating cover
(2) Lepaskan sambungan konektor listrik 4000DN-A dari katup anti-
es (15).
(3) Lepaskan selang muscle pressure (20) dari katup anti-es (15).
catatan: Gunakan combination wrench untuk menahan
sambungan pada katup anti es saat anda melonggarkan nut
coupling.
(4) Lepaskan coupling (10) dan segel (5) yang menghubungkan
katup (15) ke saluran udara.
(5) Lepas katup anti-es (15) dari mesin.
(6) Masukkan plug blanking pada saluran depan dan saluran udara
masuk anti-es.
(7) Masukkan plug blanking pada dua ujung terbuka dari katup anti-
es (15).
(8) Pasang cover protection pada konektor listrik pada harness dan
pada katup.
(9)Pasang cover protection pada coupling selang muscle pressure
dan penyatuan pada katup.
4.6 Installation Of The Engine Anti Ice Valve
A. Fixtures, Tools, Test and Support Equipment:
Hammer fiber, safety clip circuit breaker, warning notice, torque
wrench range 70 and 85 lbf, torque wrench range 150 and 160 lbf.
B. Cossumable material :
Dry developer, lock wire, aluminium foil.

25
Gambar 4.6.1 Duct Coupling Installation[6]

Gambar 4.6.2 Foil Wrap Installation Pneumatic System Joints[6]

26
C. Job set up
(1)Pada panel ENG, pastikan bahwa pemberitahuan peringatan
berada pada posisi untuk memberi tahu orang-orang untuk tidak
menghidupkan mesin.
(3)Pada panel pemeliharaan, pastikan bahwa sakelar tombo on
tekan ENG / FADEC GND PWR / 1 (2) tidak aktif. Pastikan bahwa
peringatan pemberitahuan dalam posisi untuk memberi tahu
orang-orang untuk tidak memberi energi pada FADEC 1 (2).
D. Procedure
sebelum pemasangan, periksa secara visual E-seal (5), dan jika
perlu, ganti.
Pemasangan katup anti es intake udara mesin:
(1)Lepaskan cover protection dari konektor listrik pada harness dan
katup anti-es.
(2)Lepaskan cover protection dari selang muscle pressure dan
penyatuan pada katup anti es.
(3)Lepaskan plug blanking dari saluran pasokan anti es penutup
udara masuk, saluran depan dan katup anti es (15).
(4)Hubungkan katup anti es (15) ke saluran depan dan saluran
pasokan anti es pasokan udara. Gunakan coupling (10) dan segel-
E IPC-CSN yang dapat diservis (5). Kencangkan sambungan
untuk menahan katup anti es pada posisinya.
(5) Pastikan bahwa panah aliran pada katup mengarah ke saluran
anti es intake udara dan bahwa tanda indeks selaras dengan
saluran ke depan.
(6)Lakukan pengecekan coupling. (Ref. Gamb. Instalasi Duct
Coupling SHEET 1)
Hati-hati: ketika anda metutup coupling, pastikan washer saddle
berada di posisi yang tepat. Washer saddle harus di antara nut dan
body coupling. Jika coupling tidak di tutup dengan benar, itu akan
gagal.

27
Perhatian: pastikan permukaan sejajar halus dengan coupling.
Jangan biarkan komponen atau struktur engine coupling touch.
Kerusakan terhadap komponen atau struktur bisa terjadi.
(a) Cobalah untuk memindahkan slide.
(b) Jika slide bergerak, buka coupling.
(c) Tutup coupling dengan washer sadel di posisi yang benar
antara nut dan coupling.
(7)Torque nut pada coupling (10), sebagai berikut:
perhatian: pastikan permukaan sejajar halus dengan coupling.
jangan biarkan komponen atau struktur engine coupling touch.
kerusakan terhadap komponen atau struktur bisa terjadi.
hati-hati: pastikan bahwa beberapa benar-benar terhubung. jika
beberapa beberapa benar tidak terhubung, dapat terjadi kebocoran
dan menyebabkan kerusakan terhadap komponen listrik yang
berbeda.
(a) Torque nut coupling antara 70 dan 85 lbf.in (0,79 dan 0,96
m.daN).
(b) Tekan sedikit perimeter coupling di beberapa tempat.
Gunakan HAMMER - SERAT tidak terbuat dari logam.
(c) Lakukan langkah (a) dan (b) di atas dua kali lagi. Kemudian
lakukan langkah (a) lagi.
(8)Hubungkan hose (20) ke katup (15).
(9)Torque coupling hose antara 150 dan 160 lbf.in (1,70 dan 1,81
m.daN).
catatan: Gunakan combination wrench untuk menahan sambungan pada
katup anti es saat Anda memutar nut hose (20).
(10)Hubungkan konektor listrik 4000DN-A ke katup anti es (15).
Kencangkan konektor listrik dengan tangan Anda.
E. Preparation for the leak test
(1) Dua prosedur dimungkinkan untuk menemukan lokasi
kebocoran udara pneumatic (sendi).

28
catatan: Gunakan dry developer hanya pada komponen pneumatic
yang dilepaskan. Jangan menerapkan dry developer pada semua
komponen pneumatic.
Anda dapat menggunakan dry developer (Material No. CP3010)
di sekitar sambungan pneumatic.
F. Test
(1) Nyalakan mesin sesuai prosedur otomatis atau manual
(2) - Action : tekan tombol on anti ice pada panel ENG 1(2)
Result : lampu on akan menyala , dan lampu fault akan menyala
selama pergerakan valve membuka kemudian mati .
- Action :setelah 5 menit tekan tombol pada panel anti ice ENG
1(2) untuk mematikan.
Result : lampu on dan fault pada legend akan mati.
(3) Matikan mesin
G. Close up
(1) Pada panel ENG anti ice lepaskan safety clip circuit breaker.,
(2) Pastikan area kerja bersih , bersih dari alat dan barang lainnya.
(3) Lepaskan warning notice.
4.7 Upaya Pencegahan Terjadinya Kerusakan
Setelah melakukan penggantian dan melakukan pengetesan secara
berulang dapat diketahui komponen valve pada system anti ice sudah dapat
beroperasi kembali dengan baik. Untuk mencegah kejadian hal yang sama
sebaiknya system selalu di periksa (daily check) dan mematuhi jadwal
pemeliharaan yang sudah di tentukan di setiap komponen tersebut. Karena
dengan melakukan hal tersebut dapat mengurangi kemungkinan terjadinya
penyebab stuck closed valve pada sytem ini. Berikut ini contoh komponen
valve anti ice yang telah terpasang pada sistem engine anti ice.

29
Gambar 4.1 valve anti ice yang telah terpasang[1]

30
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun beberapa kesimpulan dari pembahasan yang telah
dilakukan adalah:
1. Faktor penyebab terjadinya stuck closed engine air intake anti ice
valve adalah karena terjadinya korosi di bagian valve. Korosi pada
bagian tersebut membuat valve stuck pada posisi tertutup dan tidak
dapat mengalirkan udara panas menuju air intake..
2. Akibat yang ditimbulkan dari tidak adanya udara panas untuk
mencegah terjadinya es di bagian depan mesin maka akan terjadi
icing condition di bagian depan mesin. pembentukan es yang terjadi
di cowl intake mengakibatkan berkurangnya aliran udara yang
masuk ke mesin sehingga peforma mesin akan menurun dan dapat
mengakibatkan engine fail.
3. Ketika engine anti ice valve tidak dapat membuka atau stuck closed
yang mengakibatkan aliran udara panas terhenti menuju cowl
intake. Maka komponen valve tersebut harus di ganti agar sistem
anti es dapat digunakan kembali dengan baik..
5.2 Saran
Adapun saran yang perlu di perhatikan agar lebih baik kedepannya
adalah dalam hal melakukan perawatan khususnya pada pesawat Airbus
A320 harus dilakukan dengan prosedur yang sesuai dan benar dalam
penerapannya. Dan untuk perawatan valve seharusnya lebih di perhatikan
agar kejadian tersebut tidak dapat terjadi. Untuk perawatan penggantian
komponen ini harus berdasarkan AMM (Aircraft Maintenance Manual) dan
harus selalu mengechek kembali setelah melaksanakan maintenance agar
mendapatkan hasil yang sesuai dengan buku panduan.

31
DAFTAR PUSTAKA

[1]. AIRBUS, AIRBUS Training & Flig0068t Operations Support and Service
ATA 30 Ice & Rain Protection, di akses tanggal 11 september 2007
[2]. AIRBUS, TSM AIRBUS A318, A319, A320, A321, di akses tanggal 01
May 2012.
[3]. AIRBUS, TSM 30-21-00-810-803-A, failure of the engine air intake anti
ice valve in the closed position, di akses tanggal 01 May 2012.
[4]. AIRBUS, AMM 30-21-00, engine air intake ice protection, di akses
tanggal 21 maret 2019.
[5]. AIRBUS, AMM Subtask 30-21-51-020-051-A removal of the Engine Air
Intake Anti ice Valve, di akses tanggal 21 Maret 2019.
[6]. AIRBUS, Substask 30-21-51-210-042-A Installation of the Engine Air
Intake Anti ice Valve, di akses tanggal 21 Maret 2019.
[7]. Fadjar Nughroho, http://www.ilmuterbang.com/artikel-mainmenu-29/
teoripenerbangan-mainmenu-68/106-icing-anti-ice-dan-de-ice,
di akses 24 Agustus 2008.
[8]. Safran Aircraft Engines, https://www.safran-aircraft-engines.com/
commercial-engines/single-aisle-commercial-jets/cfm56/cfm56-5b,
[9]. Trent Hopkinson, https://www.quora.com/How-did-the-MH370-captain-
depressurize-the-main-cabin-Could-he-have-drilled-a-pinhole-in-the-
fuselage-to-cause-a-slow-leak, di akses 23 mei 2018.

32
33

Anda mungkin juga menyukai