Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peraturan menteri kesehatan republic Indonesia nomor
1205/menkes/per/X/2004 menyebutkan tentang pedoman persyaratan pelayanan
sehat pakai air (SPA) terapi air (hidroterapi) ilah penggunaan air atau dengan
ramuan bahan alam (tumbuhan, mineral, minyak atsiri, garam, susu, lumpur, lulur)
untuk perawatan kesehatan tubuh dengan mengatur suhu, tekanan, arus,
kelembapan, serta kandungan air.
Di Indonesia penggunaan air sebagai unsur kesehatan tercermin pada
budaya mandi yang menggunakan air rendaman tumbuhan bunga yang banyak
dilakukan dilingkungan kerajaan di Indonesia sejak abad ke-8. Undang-undang
nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa pelayanan kesehatan
tradisional merupakan salah satu upaya kesehatan dari 17 jenis pelayanan kesehatan.
SPA merupakan perawatan kesehatan tradisional dengan pendekatan holistic untuk
menyeimbangkan tubuh, pikiran dan jiwa (body, mind, spirit). Pendekatan holistic
memandang penyakit disebabkan oleh ketidakseimbangan antara fisik, emosional,
spiritual, sosial, dan lingkungan. Dengan demikian pelayanan yang dibutuhkan
setisp individu bersifat spesifik yang mengarah pada penyebab sakit. Salah satu
Pelayanan kesehatan SPA mencangkup terapi air (hydrotherapy) dimana terapi ini
menggunakan air sebagai media terapinya.
Ilmu pengetahuan ortodoks menjelaskan bahwa hidroterapi digunakan
sebagai suatu teknik fisioterapi untuk orang-orang yang baru pulih dari luka serius
yang menimbulkan kerusakan otot, hidroterapi jua cocok untuk pasien yang
memiliki persoalan pada persendiannya ataupun pada ketidak mampuan fisik
seseorang. Hydroterapi merupakan salah satu dari berbagai teknik terapi latihan
fisik yang dilakukan oleh terapis yang menggunakan air sebagai media terapinya
dengan cara berendam di dalam air hangat. Air panas atau uap dapat
mengakibatkan pembuluh-pembuluh darah vasodilatasi sehingga membuka pori-

1
pori kulit dan mendorong keluarnya keringat dan mengendurkan otot-otot dan
anggota badan.
Hydrotherapy mulai berkembang sejak januari 2015 dengan memberikan
manfaat untuk meningkatkan keseimbangan tubuh, meningkatkan kekuatan otot,
megurangi nyeri pada penderita penyakit sendi, menurunkan ketegangan dan
kekakuan otot dan persiapan latihan jalan menumpu berat badan. Penyakit yang
disarankan menggunakan terapi hidro ini ialah seserang dengan penyakit pasca
stroke, pasca cedera tulang belakang, HNP lumbal, osteoporosis, dan pasie dengan
gangguan keseimbangan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar hidroterapi dalam praktik keperawatan?
2. Bagaimana sejarah hidroterapi di Indonesia?
3. Bagaimana mekanisme hidroterapi dalam praktik keperawatan?
4. Apa saja jenis jenis hidroterapi?
5. Bagaimana efektifitas dari hidroterapi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar hidroterapi
2. Untuk mengetahui Bagaimana sejarah hidroterapi
3. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme hidroterapi
4. Untuk mengetahi jenis jenis hidroterapi
5. Untuk mengetahui efektifitas dari hidroterapi

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar Hidroterapi


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1205/Menkes/Per/X/2004 tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan
Sehat Pakai Air (SPA) terapi air (hidroterapi) adalah penggunaan air dan atau
dengan ramuan bahan alam (tumbuhan, mineral, minyak atsiri, garam, susu,
lumpur, lulur) untuk perawatan kesehatan tubuh, dengan mengatur suhu, tekanan,
arus, kelembaban serta kandungan air. Hidroterapi adalah teknik/cara perawatan
tubuh dengan menggunakan bantuan air (hangat, panas, dingin, uap air, air es) baik
diam maupun bergerak (berupa arus/semburan air yang ditimbulkan secara
elektronik/alamiah) dapat memberikan efek pijatan dan stimulasi jaringan kulit dan
otot dengan berbagai keuntungan, antara lain: melancarkan sirkulasi di seluruh
tubuh melalui efek tekanan hidrostatik pada pembuluh darah dan limfe, relaksasi
otot, merangsang pembuangan sampah metabolik/racun (toxin) dari dalam sel ke
aliran darah dan melalui kulit, mengurangi ketegangan saraf, serta memberikan
relaksasi dan istirahat.
Hidroterapi menggunakan air dengan berbagai suhu, aspek perbedaan
suhu inilah yang paling efektif dalam proses penyembuhan. Dalam hidroterapi
penerapan panas dan dingin pada suhu dan waktu yang tepat akan membuat tubuh
berkonsentrasi pada pembersihan, pertumbuhan, dan perbaikan. Penerapan suhu
air yang keliru dan terlalu lama menyebabkan tubuh menghentikan proses
perbaikan dan menggantikannya dengan proses perlindungan atau pertahanan.
Hidroterapi akan memberi manfaat yang optimal jika suhu air diganti-ganti tanpa
memicu munculnya perlindungan dan pertahanan tubuh yang bersifat negatif.
B. Sejarah Hidroterapi
Sejak 2400 SM di Mesir, Yunani, Romawi kuno telah dikenal hidroterapi.
Penggunaan hidroterapi sebagai sarana penyembuhan telah dideskripsikan oleh
Hippocrates (450-375 SM). Lalu pada abad 19 di Jerman, Sebastian Kneipp (1821-
1897) mengembangkan aplikasi hidroterapi yang sistematik sebagai tambahan

3
untuk terapi medis melalui bukunya yang berjudul My Water Cure, diterbitkan
pada 1866.
C. Mekanisme Hidroterapi
Di dalam air, anggota tubuh yang sulit digerakkan di darat karena adanya
kekuatan otot dan persendian, akan lebih mudah digerakkan dan dilatih
kelenturannya. Ini karena ada beberapa efek fisika air, seperti gaya apung air
(buoyancy), efek thermal (suhu air), serta efek hidrostatik (daya tekan), dan
hidrodinamik (daya gerak) air yang akan berpengaruh pada saat proses terapi
latihan berjalan. Efek daya apung air (buoyancy), misalnya, secara fisiologis dapat
membuat beban terhadap sendi tubuh pasien berkurang, menguatkan otot-otot dan
sendi-sendi tubuh karena hilangnya gaya gravitasi tubuh. Sedangkan efek thermal,
yaitu efek panas air pada kisaran suhu 31-33 derajat Celcius, akan meningkatkan
sirkulasi darah dan penyerapan oksigen ke dalam jaringan saraf sehingga dapat
mengurangi kekuatan otot, membuat jaringan ikat di sekitar sendi menjadi lebih
lentur, menurunkan rasa nyeri, memberikan efek relaksasi, dan meningkatkan
kemampuan gerak anggota tubuh.
Pada setiap pasca stroke, yang membutuhkan penguatan pada beberapa
bagian otot, misalnya di bagian otot sebelah kiri tubuh yang terserang, latihan di
dalam air hangat akan membantu meningkatkan sirkulasi darah pada bagian sisi
tubuh yang tidak berdaya sehingga sehingga menjadi lebih lancer kembali.
Sementara bagian sisi tubuh yang masih kuat, akan lebih terjaga kekuatannya.
Sementara itu, efek hidrostatik atau daya tekan dan hidro-dinamik atau daya gerak
air akan memberi tekanan pada pembuluh darah dan limfe untuk melancarkan
sirkulasi di seluruh tubuh, merelaksasi otot, dan merangsang pembuangan sampah
metabolik alias racun dari dalam sel ke dalam darah dan melalui kulit. Efeknya
dapat mengurangi pembengkakan dan ketegangan saraf.
1. Penerapan air panas bermanfaat untuk:
a. Vasodilatasi atau pelebaran pembuluh darah yang akan meningkatkan
aliran darah ke seluruh tubuh. Jika aliran darah di seluruh tubuh meningkat
maka peredaran darah juga meningkat. Meningkatnya aliran darah berarti

4
seluruh bagian tubuh mendapat pasokan darah secara penuh sehingga
organ-organ bisa berfungsi secara optimal.
b. Meningkatkan metabolisme. Jika organ-organ tubuh bekerja secara optimal
maka makanan dan racun akan diproses secara cepat.
c. Meningkatkan denyut nadi. Ketika tubuh menjadi panas denyut nadi akan
berdetak lebih cepat karana jantung memompa lebuh cepat.
d. Meningkatkan metabolisme sel. Karena organ-organ tubuh bekerja dengan
optimal maka produksi hormon-hormon untuk pertumbuhan sel pun
meningkat.
e. Meningkatkan fungsi getah bening. Darah yang terpompa ke seluruh
system menimbulkan gerakan-gerakan kecil pada pembuluh darah.
Gerakan-gerakan kecil pembuluh darah memperbaiki fungsi kerja sistem
getah bening sebagai salah satu sistem pembuangan dalam tubuh.
f. Mengurangi rangsangan pada sambungan otot saraf. Panas mengendurkan
respon otot dan memberinya istirahat.
g. Mengurangi kejang pada otot. Penerapan panas mengendurkan otot
sedemikian rupa sehingga kita bisa melakukan lebih banyak hal pada serat-
serat otot. Penerapan panas akan memperbesar kisaran gerak dan
mengurangi ketegangan.
2. Penerapan air dingin bermanfaat untuk:
a. Vasokonstriksi atau pengerutan pembuluh darah. Penyempitan pembuluh
darah akan mengurangi pasokan darah pada organ tubuh.
b. Memberi efek analgetik. Ketika diberi dingin tubuh melepaskan bahan
pereda nyeri alami yang disebut prostaglandin ke dalam otot. Bahan ini
akan mengurangi kekejangan dan meredakan rasa nyeri pada otot sehingga
tidak terasa sakit saat bekerja.
c. Menciptakan efek kejutan. Pada waktu terkena air dingin hal yang pasti
dilakukan adalah menarik napas dalam-dalam. Ini berarti kita
mengembangkan paru-paru dan memberi oksigen sebanyak mungkin
kepada darah.

5
d. Mencegah kerusakan otot. Dingin menghambat tubuh melepaskan nekrosin
yaitu zat yang menghancurkan jaringan ketika otot cidera.
e. Mengurangi peradangan. Dingin akan mengurangi peradangan dengan
memastikan bahwa kelebihan darah didorong menjauh dari area cidera
sehingga pembengkakan berkurang. Penerapan panas sebaiknya tidak lebih
dari 15 menit, jika penerapan panas lebih dari 15 menit akan dianggap
sebagai penerapan jangka panjang yang justru menekan sistem peredaran
darah. Penerapan dingin 2 sampai 5 menit akan menyegarkan tubuh.
Penerapan panas dan dingin dilakukan silih berganti selama 5 sampai 15
menit sehingga akan terjadi proses vasodilatasi dan vasokonstriksi secara
berkelanjutan. Hal ini akan menyebabkan peningkatan aliran darah dan
penyembuhan total.
3. Prinsip dasar hidroterapi
Beberapa prinsip dasar dari hidroterapi ini adalah :
a. Aplikasi dingin dapat membantu mengurangi ujung saraf bebas yang
sensitif terhadap nyeri dan dapat mengurangi reaksi inflamasi yang
menyertainya.
b. Aplikasi dingin dan panas dapat mengurangi reaksi kongesti atau
pembengkakkan yang mengakibatkan nyeri dan kekakuan .
c. Aplikasi dingin yang agak lama dapat mengurangi kecepatan aliran darah
sehingga dapat mencegah timbulnya reaksi memar.
d. Uap air hangat dapat membantu mengurangi nyeri dada dan sumbatan
sinus.
e. Aplikasi panas dapat mengakibatkan dilatasi atau membukanya aliran
darah yang mengakibatkan relaksasi dari otot.
f. Aplikasi dingin sesaat pada awalnya menyempitkan pembuluh darah,
mengurangi aliran darah, dan jaringan yang bengkak dan meningkatkan
aliran darah pada organ dalam. Setelah Aplikasi dingin sesaat pembuluh
darah terbuka dan jaringan dipenuhi oleh darah yang mengandung banyak
oksigen.

6
g. Aplikasi panas dan dingin yang bergantian dapat meningkatkan drainase
dan oksigenasi ke jaringan.
h. Aturan umum pula , selalu kompres dingin dahulu kemudian dilanjutkan
dengan kompres panas dan diakhiri dengan kompres dingin.
i. Aplikasi dingin yang lama dapat menekan sirkulasi dan metabolisme.
j. Aplikasi panas yang terlalu lama dapat membuat kongesti/ sumbatan dan
membutuhkan aplikasi dingin untuk memperbaikinya.
k. Kompres panas singkat ( kurang dari 5 menit ) dapat menstimulasi sirkulasi,
tetapi kompres yang terlalu lama dapat menekan sirkulasi dan metabolism
secara drastis.
l. Pasien dengan sirkulasi yang tidak baik atau vitalitas yang rendah
sebaiknya tidak diberikan aplikasi panas atau dingin tetapi lebih baik
aplikasi hangat atau sejuk.
m. Hindari pengobatan dengan hidroterapi setelah makan. Berilah rentang
waktu satu setengah jam setelah makan.
n. Kompres dapat menggunakan handuk kecil yang direndam dahulu di air
panas/hangat/ sejuk/ dingin. Dapat pula meletakkan batu es diantara
handuk bila Anda ingin kompres dingin. Sebaiknya handuk dibilas dahulu
sebelum digunakan ulang karena sudah menyerap sisa metabolisme dari
tubuh.
o. Pada Hidroterapi ada beberapa reflek yang saling berhubungan antara
tempat kompres dan organ yang dipengaruhinya.
p. Berendam di air yang hampir sama dengan suhu tubuh ( 33 – 36 derajat C )
dapat membantu merilekskan otot-otot dan sistem saraf. Anda dapat
berendam selama 30 menit sampai 4 jam. Semakin lama anda berendam
semakin baik, sampai anda merasa rileks. Setelah anda berendam
keringkan tubuh dengan cepat .
q. Berendam di air panas ( 38 derajat celcius ) dapat membantu mengurangi
kekakuan otot dan sendi, meningkatkan sirkulasi pada jaringan kulit dan di
bawah kulit, dapat membantu mengurangi rasa nyeri umum akibat

7
artritis.Sedangkan berendam di air dingin dapat meningkatkan aliran darah
ke organ dalam dan mengurangi reaksi inflamasi.
D. Jenis Jenis Hidroterapi
1. Mandi berendam
Dalam metode ini, pasien berendam sampai bahu dalam air bersuhu 32-35
derajat Celsius selama sekitar 20 menit. Air yang digunakan bisa air biasa atau
yang sudah diberi minyak aromaterapi, herbal, atau garam.
2. Sitzbath

Sitzbath dikenal pula sebagai ‘mandi pinggul’. Dalam metode ini, pasien
duduk di tempat mandi dan berendam dalam air sampai ke pinggul. Sitzbath
bisa menggunakan air dingin atau bergantian antara air panas dan dingin
Metode hidroterapi ini efektif untuk penyakit yang mempengaruhi perut serta
sistem reproduksi, nyeri usus dan ginjal, gangguan menstruasi, wasir, dan kram
perut.
3. Pijat air

Metode ini menggunakan semprotan air dari shower yang digunakan untuk

8
memberikan efek pijatan pada berbagai bagian tubuh. Pijatan dari semprotan
air ini memiliki efek yang membuat rileks.
4. Membungkus dengan kain basah
Pasien diminta berbaring kemudian dibungkus dengan kain basah yang
selanjutnya ditutupi dengan selimut atau handuk kering. Lakukan
pembungkusan selama sekitar satu jam. Setelah itu, pasien diminta untuk
mandi. Metode hidroterapi digunakan untuk meringankan nyeri otot, gangguan
kulit, bronkitis, dan flu.
5. Kompres
Kompres dilakukan dengan meletakkan kain yang sudah dibasahi ke bagian
tubuh yang bermasalah. Air yang digunakan bisa air dingin, air hangat, atau
kombinasi keduanya yang digunakan bergantian. Air dingin menyebabkan
pembuluh darah dekat kulit menyempit sehingga mengalihkan darah ke daerah
tubuh yang lebih dalam. Sedangkan kompres air panas merangsang pelebaran
pembuluh darah sehingga meningkatkan sirkulasi dan membantu
menghilangkan racun dari tubuh.
6. Merendam kaki

Dalam metode ini, kaki direndam hingga sebatas pergelangan kaki. Air yang
digunakan bisa air dingin, air hangat, atau kombinasi keduanya yang
digunakan bergantian. Merendam kaki pada air dingin efektif menghilangkan
kelelahan pada kaki, sementara merendam dalam air hangat efektif
meringankan kaki yang sakit atau jika kaki terasa dingin. Sedangkan

9
kombinasi air dingin dan panas baik untuk meningkatkan sirkulasi darah dan
meringankan varises.
a. Mekanisme terapi merendam kaki
Rendam air hangat pada kaki dapat menigkatkan kualitas tidur dengan
mekanisme syaraf pada kaki terutama dikulit yaitu plexus venosus dari
rangkaian syaraf ini stimulasi diteruskan ke cornu posterior kemuadian
dilanjutkan ke medulla spinalis, setelah itu diteruskan ke lamina I, II, III,
radix dorsalis, kemudian dilanjutkan ke ventro basal thalamus dan masuk
ke batang otak tepatnya di daerah rafe bagian bawah pons dan medulla,
sehingga akan menimbulkan efek soparifik (efek ingin tidur) (Guyton
dalam Khotimah, 2011).
b. Prosedur terapi merendam kaki
Prosedur rendam kaki air hangat ini yaitu dengan menggunakan air hangat
yang bersuhu 32 ˚C – 35 ˚C secara konduksi dimana terjadi perpindahan
panas dari air hangat ke tubuh sehingga akan membantu meningkatkan
sirkulasi darah dengan memperlebar pembuluh darah akibatnya akan lebih
banyak oksigen dipasok. Perbaikan sirkulasi darah juga memperlancar
sirkulasi getah bening sehingga membersihkan tubuh dari racun. Oleh
karena itu orang-orang yang menderita penyakit seperti rematik, radang
sendi, insomnia, kelelahan stres, sirkulasi darah yang buruk seperti
hipertensi, nyeri otot dapat meringankan gejala keluhan tersebut.
Hidroterapi rendam kaki air hangat juga mampu meringankan denyut nadi
dan tekanan darah yang meningkat dengan mengurangi tingkat stres dan
memperbaiki pembengkakan sendi. Pada suhu hangat pada kaki akan
merangsang pembuluh darah akan terjadi vasodilatasi, pada terapi air
hangat ini akan mempengaruhi saraf simpatis untuk memproduksi renin
yang kemudian berperan mengkonversi angiotensin I menjadi angiotensin
II, pada angiotensin II menyebabkan sekresi aldosteron meningkatkan
retensi natrium dan air yang meningkatkan vasopresin sehingga
menurunkan tekanan darah (Peni, 2008).

10
BAB III

PEMBAHASAN

Peneliti judul metode hasil


Evida Dwi EFEKTIVITAS Penelitian ini 1. Hasil penelitian
Maruti, Nita RENDAM AIR menggunakan yang dilakukan
Marettina HANGAT PADA metode Quasy di Panti Wredha
KAKI TERHADAP Eksperimental Harapan Ibu
KUALITAS TIDUR dengan rancangan Semarang
LANSIA DI PANTI one group pre-post didapatkan
WREDHA test design responden yang
HARAPAN IBU Sampel mengalami
SEMARANG penelitian ini kualitas tidur
yaitu lansia buruk sebanyak
yang berada di 16 responden
pantii Wredha (88,9%).
sebanyak 18 2. Hasil penelitian
responden didapatkan
bahwa rata rata
skor kualitas
tidur sebelum
dilakukan
rendam air
hangat pada kaki
yaitu sebesar
9,72 dan
sesudah
dilakukan
rendam air
hangat pada kaki
menjadi 7,00.

11
Skor kualitas
tidur mengalami
penurunan
sesudah
dilakukan
rendam air
hangat pada kaki
yaitu sebesar
2,72. 3.
Hasil penelitian
yang telah di uji
dengan Mc
Nemar
membuktikan
bahwa ada
perbedaan
bermakna
kualitas tidur
lansia sebelum
dan sesudah
dilakukan
rendam air
hangat pada
kaki dengan
nilai
significancy
0,008(p≤0,05).
Rika Rahim, PENGARUH Penelitian ini 1. Perubahan
Siti Saadah M., RENDAM KAKI menggunakan tekanan darah
& Sariestya AIR HANGAT desain penelitian ibu hamil
Rismawati TERHADAP pre-eksperimen trimester III

12
PERUBAHAN dengan one group yang mengalami
TEKANAN pretest-posttest. hipertensi di
DARAH IBU Teknik pengambilan Wilayah Kerja
HAMIL sampel yang Puskesmas
HIPERTENSI dilakukan Kahuripan yaitu
adalah untuk sistolik
accidental mengalami
sampling pada penurunan
17 orang sebesar (100%),
responden. sedangkan
diastolik
mengalami
penurunan
sebesar (58,8%),
dan (41,2%)
tetap.
2. Ada pengaruh
terapi rendam
kaki air hangat
terhadap
perubahan
tekanan darah
pada ibu hamil
III yang
mengalami
hipertensi di
Wilayah Kerja
Puskesmas
Kahuripan Kota
Tasikmalaya.

13
Yasinta Asana, PERBEDAAN Penelitian ini Dari penelitian yang
Maria TEKANAN menggunakan jenis telah dilakukan
Sambriong, dan DARAH SEBELUM penelitian maka dapat
Angela M. DAN SESUDAH praeksperimental disimpulkan bahwa
Gatum TERAPI RENDAM dengan rancangan 1. tekanan darah
KAKI AIR One Group Pra-Post sistolik sebelum
HANGAT PADA test design dilakukannya
LANSIA DI UPT Penelitian terapi rendam
PANTI SOSIAL dilakukan di kaki air hangat
PENYANTUNAN UPT Panti adalah 140-159
LANJUT USIA Sosial mmHg,
BUDI AGUNG Penyantunan sedangkan
KUPANG Lanjut Usia tekanan darah
Budi Agung diastoliknya
Kupang dengan adalah 90-99
jumlah mmHg.
responden 42 2. Tekanan darah
orang. sesudah
diberikan terapi
rendam kaki air
hangat terjadi
penurunan
tekanan darah
sistolik yaitu
<140 mmHg
sebanyak 38
lansia (90%).
3. Rata-rata
rentang
penurunan
tekanan darah

14
tersebut adalah
20-28 mmHg
Adanya
perbedaan
tekanan darah
sebelum dan
sesudah
diberikan terapi
rendam kaki air
hangat hal ini
dibuktikan
dengan hasil p
value pada
tekanan darah
adalah 0,000 <
0,05
Andrian Edy Pengaruh Penelitian ini Berdasarkan
Prananto Masase Kaki menggunakan hasil kedua
Dan Rendam Air metode quasy analisis yaitu
Hangat Pada experiment uji paired
Kaki Terhadap dengan desain sample t-test
Penurunan penelitian yang
Insomnia Pada nonequivalent menganalisis
Lansia control group perubahan
with pre-post insomnia antara
test design yaitu pre test dan post
penelitian test pada kedua
dengan kelompok
menggunakan disimpulkan
kelompok bahwa ada
perlakuan dan terdapat

15
kelompok perbedaan yang
control atau signifikan skor
kelompok yang insomnia
tidak diberikan sebelum dan
intervensi. sesudah
pemberian
masase kaki
dan rendam air
hangat pada
kelompok
eksperimen,
sedangkan pada
kelompok
control tidak
terjadi
perubahan
signifikan skor
insomnia pada
pengujian awal
dan pegujian
akhir.
Ratna Dewi MERENDAM Desain Hasil penelitian
Putri(1), KAKI penelitian ini menunjukan
Widiastuti DENGAN adalah pre rata-
Rani Yulianti(2) AIR HANGAT eksperimen rata hasil skala
EFEKTIF dengan nyeri sebelum
MENGURANGI pendekatan One dilakukan
NYERI Group Pre-test – intervensi
PERSALINAN Post-test dengan
KALA I FASE Design. cara merendam
AKTIF DI BPM Populasi dalam kaki dengan air

16
HENNY penelitian ini hangat sebesar
SULISTIOWAT adalah 6,59. Dan rata-
I seluruh ibu rata
KECAMATAN bersalin . hasil skala nyeri
TERBANGGI Sampel dalam sesudah
BESAR penelitian ini dilakukan
KABUPATEN berjumlah 32 intervensi
LAMPUNG orang. dengan
TENGAH Pengambilan cara merendam
TAHUN 2016 sampel kaki dengan
dalam menggunakan
penelitian ini air
dengan cara hangat sebesar
purposive 4,47. Hasil uji
sampling. statistik t-test
Pengumpulan dependent
data didapatkan Ada
dengan Pengaruh
menggunakan Merendam Kaki
lembar dengan Air
observasi dan Hangat
Skala Terhadap
Visual Numeric. Pengurangan
Analisa Nyeri
menggunakan Persalinan
uji Kala I Fase
statistic t-test Aktif
dependent di BPM Henny
Sulistiowati
Kecamatan
Terbanggi

17
Besar
Kabupaten
Lampung
Tengah
Tahun 2016
dengan hasil
( P-
Value 0,000
&lt;
0,05). Saran
dalam
penelitian
ini agar tenaga
kesehatan
memberikan
terapi
rendam kaki
dengan air
hangat
sebagai salah
satu
alternative
peghilang nyeri
persalinan non-

farmakologi
dan
sebagai salah
satu
asuhan sayang
ibu.

18
Christina Febri EFEKTIVITAS Penelitian ini Hasil penelitian
Sabattani*), RENDAM merupakan menunjukan
Machmudah**), KAKI penelitian rata-
Mamat DENGAN kuantitatif rata hasil skala
Supriyono AIR HANGAT Quasy nyeri sebelum
TERHADAP Eksperiment dilakukan
PENURUNAN dengan intervensi
TEKANAN rancangan one dengan
DARAH PADA group cara merendam
IBU HAMIL pretest and kaki dengan air
PENDERITA posttest hangat sebesar
PREEKLAMSI design. Analisis 6,59. Dan rata-
DI data rata
PUSKESMAS menggunakan hasil skala nyeri
NGALIYAN uji sesudah
SEMARANG statistic Mc dilakukan
Nemar intervensi
untuk dengan
mengetahui cara merendam
efektivitas kaki dengan
variabel. menggunakan
Sampel air
penelitian ini hangat sebesar
adalah 16 ibu 4,47. Hasil uji
hamil statistik t-test
penderita dependent
preeklamsi didapatkan Ada
dengan Pengaruh
menggunakan Merendam Kaki
teknik dengan Air
sampling yaitu Hangat

19
probability Terhadap
sampling Pengurangan
dengan metode Nyeri
proportionate Persalinan
stratified Kala I Fase
random Aktif
sampling. di BPM Henny
Sulistiowati
Kecamatan
Terbanggi
Besar
Kabupaten
Lampung
Tengah
Tahun 2016
dengan hasil
( P-
Value 0,000
&lt;
0,05). Saran
dalam
penelitian
ini agar tenaga
kesehatan
memberikan
terapi
rendam kaki
dengan air
hangat
sebagai salah
satu

20
alternative
peghilang nyeri
persalinan non-

farmakologi
dan
sebagai salah
satu
asuhan sayang
ibu.

21
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hidroterapi adalah teknik/cara perawatan tubuh dengan menggunakan
bantuan air (hangat, panas, dingin, uap air, air es) baik diam maupun bergerak
(berupa arus / semburan air yang ditimbulkan secara elektronik / alamiah). efek
hidrostatik atau daya tekan dan hidro-dinamik atau daya gerak air akan memberi
tekanan pada pembuluh darah dan limfe untuk melancarkan sirkulasi di seluruh
tubuh, merelaksasi otot, dan merangsang pembuangan sampah metabolik alias
racun dari dalam sel ke dalam darah dan melalui kulit.
Jenis terapi hidro yaitu terapi mandi berendam, Sitzbath, membungkus
dengan air, Membungkus dengan kain basah, kompres, merendam kaki. efektifitas
dari hidroterapi dapat berpengauh terhadap kesehatan pasien dengan memberikan
manfaat untuk meningkatkan keseimbangan tubuh, meningkatkan kekuatan otot,
megurangi nyeri pada penderita penyakit sendi, menurunkan ketegangan dan
kekakuan otot
B. Saran
Demikianlah pokok bahasan makalah ini yang dapat kami paparkan, besar
harapan kami makalah ini dapat bermanfaat khusunya bagi mahasiswa
keperawatan universitas riau. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi,
penulis menyadari makalah ini masih jauh dari yang diharapkan oleh karena itu
itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat
disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

22
DAFTAR PUSTAKA

Lalage, Zerlina. (2015). Hidup Sehat Dengan Terapi Air. Yogyakarta: Abata Press

Peraturan Menteri Kesehatan Republic Indonesia . (2014). Pelayanan Kesehatan SPA.


Jakarta. Kemenkes

Kozier, B. & Erb, G. (2011). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Edisi 5. Alih
Bahasa : Eny M, Esti W, Devi Y. Jakarta: EGC.

Trianipurna, A. (2017). Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Nyeri Sendi Pada Lansia.

Sumirta I. N., Laraswati, AA. I. (2015). Faktor Yang Menebabkan Gangguan Tidur
(Insomnia) Pada Lansia. Skripsi. Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan
Denpasar.

Khotimah, (2011). Pengaruh Rendam Air Hangat Pada Kaki Dalam Meningkatan
Kuantitas Tidur Lansia. http://www.journal.unipdu.ac.id/index.php. Diakses
tanggal 01 Maret 2020

Damayanti, I., Hidroterapi, Gaya Hidup dan Proses Penuaan, http://file.upi.edu/


Direktori/FPOK/PRODI._ILMU_KEOLAHRAGAAN/198007212006042-
IMAS_DAMAYANTI/HIDROTERAPI.pdf, 2011, diakses tanggal 12 Oktober
2011

Martin, Craig W., Noertjohjo, K., Hydrotheraphy,Review on the Effectiveness of Its


Aplication in Physiotheraphy and Occupational Therapy,
http://www.worksafebc.com/health_care_providers/Assets/PDF/hydrotherapy_
application_physiotherapy.pdf, 2004, diakses tanggal 01 maret 2020

Scrivner J., Water Detox Total Healty & Beauty in 8 Easy Steps, PT Gramedia
Pustaka Utama, 2007, Hal. 105-131.

Turana,Yuda dr., Hidroterapi, http://www.medikaholistik.com/medika.html?xmodule=


document_detail&xid=3&ts=1318500244&qs=health, 2003, diakses 01 Maret
2020

23

Anda mungkin juga menyukai