Anda di halaman 1dari 14

TUGAS GEOLOGI PENGINDERAAN JAUH

PENGINDERAAN JAUH SISTEM AKTIF, PASIF, CITRA FOTO DAN CITRA


NON FOTO

Oleh :
TRIVENNA A.ORATMANGUN
12.2016.1.00277

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL & KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2018
Komponen Sistem Pengindraan Jauh

Pengindraan jauh sebagai suatu sistem tidak bisa terlepas dari beberapa bagian yang
saling terkait antara komponen yang satu dengan komponen lainnya. Komponen-
komponen pengindraan jauh meliputi hal-hal berikut.

a. Sumber Tenaga Dalam pengindraan jauh harus ada tenaga untuk memantulkan atau
memancarkan objek di permukaan bumi. Tenaga yang digunakan adalah tenaga
elektromagnetik, dengan sumber utamanya adalah matahari. Tenaga lain yang bisa
digunakan adalah sumber tenaga buatan, sehingga dikenal adanya pengindraan jauh
sistem pasif dan pengindraan jauh sistem aktif.

1). Pengindraan Jauh Sistem Pasif.

Pada pengindraan jauh sistem pasif, tenaga yang menghubungkan perekam


dengan objek di bumi dengan menggunakan tenaga alamiah yaitu matahari (dengan
memanfaatkan tenaga pantulan), sehingga perekamannya hanya bisa dilakukan pada
siang hari dengan kondisi cuaca yang cerah.
2). Pengindraan Jauh Sistem Aktif

Pada pengindraan jauh sistem aktif, perekamannya dilakukan dengan tenaga


buatan (dengan tenaga pancaran), sehingga memungkinkan perekamannya dapat
dilakukan pada malam hari maupun siang hari, dan di segala cuaca.

b. Atmosfer

Atmosfer mempunyai peranan untuk menghambat dan mengganggu tenaga


atau sinar matahari yang datang (bersifat selektif terhadap panjang gelombang). Tidak
semua spektrum elektromagnetik mampu menembus lapisan atmosfer, hanya sebagian
kecil saja yang mampu menembusnya. Hambatan pada atmosfer disebabkan oleh debu,
uap air, dan gas. Hambatan atmosfer ini berupa serapan, pantulan, dan hamburan.
Hamburan adalah pantulan ke segala arah yang disebabkan oleh benda-benda yang
permukaannya kasar dan bentukannya tidak menentu, atau oleh benda-benda kecil
lainnya yang berserakan. Bagian dari spektrum elektromagnetik yang mampu
menembus atmosfer dan sampai ke permukaan bumi disebut jendela atmosfer. Jendela
atmosfer yang paling banyak digunakan adalah spektrum tampak yang dibatasi oleh
gelombang 0,4 mikrometer hingga 0,7 mikrometer.

c. Interaksi antara Tenaga dan Objek

Setiap objek mempunyai sifat tertentu dalam memantulkan atau memancarkan


tenaga ke sensor. Objek yang banyak memantulkan atau memancarkan tenaga akan
tampak lebih cerah, sedangkan objek yang pantulan atau pancarannya sedikit akan
tampak gelap. Interaksi antara tenaga dengan objek dibagi menjadi 3 variasi, yaitu:

1) variasi spektral, mendasarkan pada pengenalan pertama suatu objek, misal cerah dan
gelap,

2) variasi spasial, mendasarkan pada perbedaan pola keruangannya, seperti bentuk,


ukuran, tinggi, serta panjang, dan

3) variasi temporal, mendasarkan pada perbedaan waktu perekaman dan umur objek.

d. Sensor

Sensor berfungsi untuk menerima dan merekam tenaga yang datang dari suatu
objek. Kemampuan sensor dalam merekam objek terkecil disebut dengan resolusi
spasial. Berdasarkan proses perekamannya, sensor dibedakan menjadi 2 sebagai
berikut.

1) Sensor Fotografik
Sensor fotografik adalah sensor yang berupa kamera dengan menggunakan film
sebagai detektornya yang bekerja pada spetrum tampak. Hasil dari penggunaan
sensor fotografik adalah bentuk foto udara.
2) Sensor Elektronik
Sensor elektronik menggunakan tenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik
yang beroperasi pada spektrum yang lebih luas, yaitu dari sinar X sampai
gelombang radio dengan pita magnetik sebagai detektornya. Keluaran dari
penggunaan sensor elektrik ini adalah dalam bentuk citra.

e. Perolehan Data

Perolehan data dapat dilakukan dengan cara manual secara visual, maupun
dengan numerik atau digital. Perolehan data dengan menggunakan cara manual
yaitu cara memperoleh data dengan menginterpretasi foto udara secara visual.
Perolehan data dengan cara numerik atau digital yaitu dengan menggunakan data
digital melalui komputer.

f. Pengguna Data (User)

Tingkat keberhasilan dari penerapan sistem pengindraan jauh ditentukan oleh


pengguna data. Kemampuan pengguna data dalam menerapkan hasil pengindaraan
jauh juga dipengaruhi oleh pengetahuan yang mendalam tentang disiplin ilmu
masing-masing maupun cara pengumpulan data dari sistem pengindraan jauh. Data
yang sama dapat digunakan untuk mencari info yang berbeda bagi pengguna (user)
yang berbeda pula. Berdasarkan kerincian, keandalan, dan kesesuaian data dari
sistem pengindaraan jauh akan menentukan dapat diterima atau tidaknya data
pengindraan jauh oleh pengguna (user).
Foto dapat dibedakan atas citra foto (photographyc image) atau citra udara dan
citra nonfoto (nonphotograpyc image).

3. Citra Foto

Citra foto adalah gambar yang dihasilkan dengan menggunakan sensor kamera. Citra
foto dapat dibedakan atas beberapa dasar pertimbangan, yaitu sebagai berikut.

1) Spektrum Elektromagnetik yang Digunakan


Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra foto dapat dibedakan
atas menjadi lima jenis, yaitu sebagai berikut.
a) Foto ultraviolet, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum ultraviolet
dekat dengan panjang gelombang 0,29 mikro meter. Cirinya tidak banyak
informasi yang dapat diperoleh, tetapi untuk beberapa objek dari citra ini mudah
pengenalannya karena daya kontrasnya yang besar. Foto ini sangat baik untuk
men deteksi beberapa fenomena, seperti tumpahan minyak di air laut,
membedakan atap logam yang tidak dicat, dan jaringan jalan aspal.
b).Foto ortokromatik, yaitu foto yang dibuat meng gunakan spectrum- tampak,
mulai warna biru hingga sebagian hijau (0,4–0,56 mikrometer). Objek akan
tampak lebih jelas sehingga citra ini berguna untuk studi pantai mengingat
filmnya peka terhadap objek di bawah permukaan air hingga kedalaman kurang
lebih 20 meter.
c) Foto pankromatik, yaitu foto yang menggunakan seluruh spectrum tampak mata
mulai warna merah hingga ungu. Daya peka film hampir sama dengan kepekaan
mata manusia. Foto ini sesuai untuk mendeteksi fenomena pencemaran air,
banjir, dan penyebaran potensi air tanah.
d) Foto inframerah asli (true infrared photo), yaitu foto yang dibuat dengan
menggunakan spektrum inframerah dekat (0,9–1,2 mikrometer) yang dibuat
secara khusus. Karak teristik citra ini adalah dapat mencapai bagian dalam daun
sehingga rona pada citra inframerah tidak ditentukan warna daun tetapi oleh sifat
jaringannya. Foto ini sesuai untuk mendeteksi ber bagai jenis tanaman dengan
segala macam kondisinya.

e) Foto inframerah modifikasi, yaitu foto yang dibuat dengan infra merah dekat
dan sebagian spektrum tampak pada warna merah dan sebagian warna hijau.
Dalam foto ini, objek tidak segelap dengan menggunakan film inframerah
sebenarnya sehingga dapat dibedakan dengan air. Foto ini cocok untuk survei
vegetasi karena daun hijau tergambar dengan kontras.
2) Sumbu Kamera
Sumbu kamera dapat dibedakan berdasarkan arah sumbu kamera ke permukaan
bumi, yaitu sebagai berikut.
a) Foto vertikal atau foto tegak (orto photograph), yaitu foto yang dibuat dengan sumbu
kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi.
b) Foto condong atau foto miring (oblique photograph), yaitu foto yang dibuat dengan
sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak lurus ke permukaan bumi. Sudut ini
umumnya sebesar 100 atau lebih besar. Namun, jika sudut kemiringannya masih
berkisar antara 1–40, foto yang dihasilkan masih digolongkan sebagai citra tegak.

Citra condong dapat dibedakan lagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
(1) Foto agak condong (low oblique photograph), yaitu jika cakra wala tidak tergambar
pada citra.
(2) Foto sangat condong (high oblique photograph), yaitu jika pada foto tampak
cakrawalanya.
3) Sudut Liputan Kamera
Berdasarkan sudut liputan kameranya, citra foto dibedakan atas empat jenis. Perhatikan
Berdasarkan jenis kamera yang digunakannya, citra udara dapat di beda kan ke dalam
dua jenis, yaitu sebagai berikut.
a) Foto tunggal, yaitu foto yang dibuat dengan kamera tunggal. Tiap daerah liputan
foto hanya tergambar oleh satu lembar citra.

b) Foto jamak, yaitu beberapa foto yang dibuat pada saat yang sama dan
menggambarkan daerah liputan yang sama. Proses pembuatan nya dapat dilakukan
melalui tiga cara, yaitu sebagai berikut.
(1) Multi kamera atau beberapa kamera yang masing-masing diarah kan ke satu
sasaran.
(2) Kamera multi lensa atau satu kamera dengan beberapa lensa.
(3) Kamera tunggal berlensa tunggal dengan pengurai warna.
Foto jamak masih dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut.
(1) Foto multispektral, yaitu beberapa citra untuk daerah yang sama dengan beberapa
kamera, atau satu kamera dengan beberapa lensa, setiap lensa menggunakan saluran
(band) yang berbeda, yaitu biru, hijau, merah, serta infra merah pantulan.

(2) Foto dengan kamera ganda, yaitu pemotretan di suatu daerah dengan menggunakan
beberapa kamera dengan jenis film yang berbeda. Misalnya, pankromatik dan infra
merah.

4) Warna yang Digunakan


Berdasarkan warna yang digunakannya, citra udara dapat dibeda kan ke dalam dua
jenis, yaitu sebagai berikut.
a) Foto berwarna semu (false colour) atau foto infra merah berwarna. Pada foto
berwarna semu, warna objek tidak sama dengan warna citra. Misalnya, vegetasi yang
berwarna hijau dan banyak memantulkan spektrum inframerah, tampak merah pada
foto.
b) Foto warna asli (true color), yaitu foto pankromatik berwarna.
5) Sistem Wahana
Berdasarkan jenis wahana atau media yang digunakannya, citra udara dapat dibedakan
ke dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut.
a) Foto udara, yaitu foto yang dibuat dengan cara menggunakan media pesawat atau
balon udara.
b) Foto satelit atau foto orbital, yaitu citra yang dibuat dengan meng gunakan media
atau wahana satelit.

4. Citra Nonfoto

Citra nonfoto merupakan gambaran objek yang dihasilkan oleh sensor bukan kamera.
Citra nonfoto dibedakan atas spectrum elektromagnetik yang digunakan, sensor yang
digunakan, dan berdasarkan wahana yang digunakan.

1) Spektrum Elektromagnetik yang Digunakan


Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan dalam proses penginderaan
jauh, citra nonfoto dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut.
a) Citra inframerah termal, yaitu citra yang dibuat dengan spectrum inframerah termal.
Penginderaan pada spektrum ini didasarkan atas perbedaan suhu objek dan daya
pancarnya pada suatu citra yang tercermin dari perbedaan rona atau warnanya.
b) Citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan menggunakan
spektrum gelombang mikro. Citra radar merupakan hasil penginderaan dengan sistem
aktif, yaitu dengan sumber di luar tenaga matahari (buatan). Adapun citra gelombang
mikro dihasilkan dengan sistem pasif, yaitu dengan menggunakan sumber tenaga
alamiah (matahari).

2) Sensor yang Digunakan


Berdasarkan sensor yang digunakannya, citra nonfoto dapat dibedakan ke dalam dua
jenis, yaitu sebagai berikut.
a) Citra tunggal, yaitu citra yang dibuat dengan sensor tunggal yang salurannya lebar.
b) Citra multispektral, yaitu citra yang dibuat dengan sensor jamak, tetapi salurannya
sempit. Citra multispektral masih dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut.
(1) Citra RBV (Return Beam Vidicon), yaitu citra yang menggunakan sensor kamera
dan hasilnya tidak dalam bentuk citra karena detektornya bukan film dan prosesnya
noncitragrafik.
(2) Citra MSS (Multi Spektral Scanner), yaitu citra yang menggunakan sensornya dapat
berupa spektrum tampak maupun spektrum inframerah termal. Citra ini dapat dibuat
dari pesawat udara.

3) Wahana yang Digunakan


Berdasarkan wahana yang digunakannya, citra nonfoto dibagi menjadi dua, yaitu
sebagai berikut.
a) Citra Dirgantara (Airbone Image), yaitu citra yang dibuat dengan wahana yang
beroperasi di udara (dirgantara). Contoh citra inframerah termal, citra radar, dan citra
MSS. Citra dirgantara ini jarang digunakan.
b) Citra Satelit (Satellite Image), yaitu citra yang dibuat dari antariksa atau angkasa
luar. Citra ini dibedakan lagi berdasarkan penggunaannya, yaitu sebagai berikut.
(1) Citra satelit untuk penginderaan planet. Misalnya, citra satelit Viking (Amerika
Serikat) dan Citra Satelit Venera (Rusia).
(2) Citra Satelit untuk penginderaan cuaca. Misalnya, NOAA (Amerika Serikat), dan
Citra Meteor (Rusia).
(3) Citra Satelit untuk penginderaan sumber daya bumi. Misalnya, Citra Landsat (AS),
Citra Soyuz (Rusia), dan Citra SPOT (Prancis).
d) Citra Satelit untuk penginderaan laut. Misalnya, Citra Seasat (AS) dan Citra MOS
(Jepang).

Anda mungkin juga menyukai