Anda di halaman 1dari 9

Karakterisasi Akustik dan Mekanik pada Material yang Digunakan Untuk Manufaktur

Soundboard Gitar Spanyol


Farrel Yussar Rashif
13717049
Gitar merupakan alat music yang telah berevolusi mengikuti perkembangan zaman.
Pad aabad ke-19, kriteria gitar klasik mengalami standarisasi: body dari gitar tersebut
diperpanjang, neck dari gitar dibuat menipis dan material yang lebih ringan dan tips
digunakan, dan yang paling penting adalah pengukuran proporsi gitar yang diukur
menggunakan logika geometri. Sekarang, akibat dari bertambah besarnya ukuran venue
pertunjukkan dimana gitar digunakan sebagai instrument pengiring maupun solo, penampil
dan penonton saat ini membutuhkan gitar yang menghasilkan suara lebih keras, durasi lebih
lama, dan keragaman suara di frekuensi rendah (low), tengah (middle) dan tinggi (high), dan
timbre yang murni. Maka dari itu, sifat akustik dari tiap – tiap alat music dipelajari. Untuk
gitar, studi yang dilakukan berfokus pada model matematika yang menjelaskan sifat akustik,
simulasi menggunakan finite-element method dan analisis menggunakan holography.
Studi pemodelan telah membuahkah hasil yang membantu memahami sifat suara
gitar, tetapi tidak menjelaskan pengaruh dari material yang digunakan untuk membuat gitar
tersebut. Selain itu, studi holography juga membuat kita dapat memvisualisasikan getaran
yang dihasilkan soundboard sehingga membaut data pengukuran memiliki kaurasi yang sngat
tinggi. Tetapi, metode ini membutuhkan kondisi lab yang sangat sulit direalisasikan. Simulasi
menggunakan finite element mothod dapat mereproduksi hasil sehingga membuahkan
aproksimasi hasil yang baik diantara haisl pengamatan dan hasil simulasi.
Jurnal yang saya pilih menganalisa pengaruh tiga sifat fisik pada material yang paling
umum digunakan pada manufaktur soundboard gitar, yaitu Canadian cedar dan German
spurs. Paper ini menganalisa kualitas suara yang di hasilkan (homogeneity, kekuatan suara,
dan timbre). Untuk mencapai hasil ini, pertama sifat akustik material tersebut ditetntukan
menggunakan metoda digital signal processing, model getaran dan amplitude suara yang
dihasilkan oleh soundboard gitar tersebut memiliki hubungan dengan material yang
digunakan dan dipengaruhi oleh karakter fisik dari kayu yang digunakan.
Procedur Eksperimen
Untuk mengkarakterisasi soundboard tersebut, dilakukan dua tipe Analisa yaitu
akustik dan getaran. Sinyal suara didapatkan dan dianalisa untuk menentukan volume dan
durasi dari suara instrument. Untuk melakukan ini, konsep energi sinyal dan transformasi
fourier digunakan. Sinyal getaran pada plat digunakan dan diproses untuk menentukan
amplitude dan durasi getaran, hal ini digunakan untuk mengkorelasikan dengan energi.
Setelah itu, data yang diambil dari dua percobaan tersebut dihubungkan dengan sifat fisik
material yang digunakan. Bagan eksperimen ini dapat dilihat pada gambar dibawah.
Figure 1 Diagram percobaan
Analisa Akustik
Untuk menentukan kekuatan suara pada gitar, amplitude suara tersebut diasosiasikan
dengan energi tiap tiap sinyal. Energi didefinisikan sebagai luas dari sinyal suara tersebut.
Dengan analogi tersebut, energi yang bergantung pada waktu dapat didefinisikan dengan
persamaan dibawah ini:

Dengan x[n] nilai sinyal pada saat n dan Ex adalah pendekatan energi dari sinyal suara
tersebut.
Untuk menentukan durasi dari suara, peneliti mengasosiasikan dengan waktu dimana
95% dari energi total habis, hal ini dilakukan untuk meminimalisir pengaruh dari background
noise dengan asumsi 5% dari suara yang dihasilkan adalah background noise.
Timbre. Diasosiasikan dengan frekuensi dari suara tersebut. Fast fourier transform
atau FFT digunakan untuk mendapatkan spektrum frekuensi tersebut. Lalu, dapat dianggap
sinyal dengan jumlah harmoni paling banyak merupakan sinyal atau suara yang memiliki
timbre terbaik.
Pengaruh Pada Kekerasan Suara
Untuk menentukan pengaruh material pada kualitas suara yang dihasilkan, peneliti
mengasumsikan system mekanik yang dijelaskan dengan karakterisik fisik material tersebut.
System ini memiliki input note music dan output respons akustik yang dapat di terjemahkan
sebagai vector rata – rata energi (volume), rata- rata waktu (durasi), jumlah harmoni (timbre),
gradien energi (homogeneity of volume), gradien waktu (homogeneity of duration) dan rata –
rata energi vibrasi seperti gambar dibawah ini:
Figure 2 Skema sistem mekanik
Dalam studi ini, tiga karakter fisik digunakan sebagai pembanding, yaitu berat jenis
(ρ), modulus young (E) dan Poisson’s Ratio (μ), yang akan memberikan informasi mengenai
material yang dipelajari. Berat jenis adalah sifat yang mengindikasikan hubungan antara
massa dan volume body tersebut. Modulus Young adalah sifat yang mengukur ketahan
sebuah benda padat untuk berubah panjang. Poisson’s ratio adalah parameter yang
memberikan pengukuran bertambah tipisnya material ketika diberi regangan secara
longitudinal. Nilai dari sifat- sifat tersebut dapat dilihat pada table dibawah ini:
Table 1 Sifat fisik kedua kayu yang digunakan

Properties Canadian cedar German spruce


Ρ[kg/m3] 340 370
E[N/mm2] 7664.817843 9708.76927
μ 0.396 0.490

Hubungan antara rata rata getaran, intensitas suara, jumlah energi sinyal dan sifat fisik
dari kayu ditentukan dengan menggunakan korelasi linear, dimana yang haisl yang
dikeluarkan adala hubungan antara dua koefisien tersebut.

Dimana xm dan ym merepresntasikan rata – rata tiap variable sedangkan xi dan yi


merepresentasikan tiap nilai. Lalu Ρxy akan bernilai diantara +1 dan -1 dimana +1
menandakan hubungan 100% dan -1 menandakan hubungan berbalik. Nilai nol menandakan
tidak ada hubungan antara dua variable tersebut.
Data yang dihasilkan
Untuk mendapatkan data suara dan getaran, system akuisisi terdiri dari mikrofon
WM582d Pro.2, satu set accelerometer, kartu data akuisisi dan graphical interface
dikembangkan untuk mengendalikan denyut dan sinkronisasi, dengan algoritma akuisisi
data, motor servo dengan plectrum pada sumbu yang digunakan. Sebuah diagram blok dari
setup eksperimental untuk system akuisisi sinyal ditunjukkan pada gambar dibawah ini:

Eksperimen ini dilakukan pada dua group gitar, dimana semua aspek yang
mempengaruhi suara diatur agar tetap konstan, jadi hanya pengaruh dari material soundboard
saja yang mempengaruhi. Group pertama terdiri dari tiga gitar yang dibuat oleh Luthier Jorge
Noguera, dua dengan Canadian Cedar [C1 dan C2] dan satu dengan German spruce. Group
kedua terdiri dari gitar yang komersil: Alhambra 1C dengan soundboard German Spruce,
Alvaro 55 dan Yamaha CG171C dimana soundboard terbuat dari Cedar. Semua gitar
menggunakan senar D’Addario EJ27N.
Analasia Akustik
Untuk menghitung kekuatan suara, energi total tiap sinyal akan dihitung lalu
diasosiasikan dengan amplitude suara tersebut, sinyal suara dari ketiga gitar digunakan pada
analisis ini adalah note E3. Frekuensi fundamental note E3 adlaag 82.41 Hz. Pada eksperimen
ini tiap note direkam delapan kali selama 13 detik, dimana 6 detik pertama adalah waktu yang
digunakan untuk menghitung kekuatan suara karena energi yang dihasilkan berada pada
rentang waktu tersebut.
Table 2 Energi total

Note Group 1 Group 2


C1 C2 GS Alvaro Yamaha Alhambra
E3 0.0191 0.0144 0.0578 0.0017 0.0012 0.0033
E4 0.0564 0.0577 0.0404 0.0020 0.0014 0.0045
E5 0.0286 0.0365 0.0183 0.0033 0.0047 0.0055
E6 0.0583 0.0413 0.1080 0.0031 0.0085 0.0045
Avarage 0.0406 0.0375 0.0561 0.0025 0.0040 0.0044

Volume dari Alhambra merupakan volume yang tertinggi diantara sampel seperti pad gambar
dibawah ini. Energi total dan rata rata dari sampel suara telah ditampilkan pada table diatas.
Dapat dilihat bahwa gitar dengan material GS (German Spruce) pada group pertama dan
Alhambra pada group kedua memiliki rata rata tertinggi.
Dari data table tersebut, peneliti menggambar grafik energi total vs frekuensi. Nilai
gradien digunakan untuk menentukan seberapa homogen dalam register tiap gitar dalam hal
amplitude, dimana kurva dengan kemiringan mendekati nol mewakili banyaknya
homogenitas. Untuk keompok kedua, grafik rata – rata vs frekuensi ditunjukkan pada gambar
3
Figure 3 Homogenitas pada amplitudo suara
Grafik diatas menunjukkan Alhambra dan Alvaro memiliki homogenitas yang lebih
besar.
Dengan melihat data dari table dibawah ini, peneliti menggambarkan grafik durasi vs
frekuensi, seperti pada kasus sebelumnya, tiap kurva dibuat linear dan gradiennya
digunakkan untuk menunjukkan homogentias dari tiap register gitar, kurva dengan gradien
mendekati 0 memiliki homogenitas durasi suara yang lebih baik.
Table 3 Durasi suara dalam detik

Note Group 1 Group 2


C1 C2 GS Alvaro Yamaha Alhambra
E3 3.0880 2.7211 3.6156 2.5168 2.8393 3.6928
E4 1.7706 2.2027 1.5982 2.4470 2.0024 1.6226
E5 0.2858 0.6231 0.5838 0.4979 0.6491 0.5930
E6 0.2660 0.2893 0.2514 0.2873 0.3177 0.2630
Avarage 1.3526 1.4590 1.5123 1.4372 1.4521 1.5429

Dari gambar 4, dapat dilihat bahwa Yamaha memiliki gradien yang paling kecil,
sehingga gitar ini memiliki homogentias yang baik dalam durasi suara.

Figure 4 Homogenitas pada durasi suara.


Timbre diasosiasikan dengan konten frekuensi pada sinyal. Dengan kata lain, semakin
banyak jumlah harmoni maka semakin baik timbre. Analisa ini menggunakan metode Fast
Fourier Transform (FFT) dan tiap koresponden frekuensi diantra 82 dan 2155 Hz dihitung,
dimana harmoni dari suara tersebut terlihat pada puncak yang pasti terhadpat tone
fundamental nya. Contoh data yang diambil pada group 2 diperlihatkan pada gambar dibawah
inu, sedangkan rangkumannya dapat dilihat pada table dibawah ini.

Figure 5 Hasil pengukuran timbre menggunakan FFT


Table 4 Jumlah Harmoni

Note Group 1 Group 2


C1 C2 GS Alvaro Yamaha Alhambra
E3 21 24 23 16 16 21
E4 16 15 14 14 13 11
E5 11 11 10 7 6 6
E6 7 7 8 4 3 5
Total 55 57 55 41 38 43

Tabel 4 menunjukkan pada group pertama C2 memiliki jumlah timbre yang banyak,
akan tetapi perlu diketahui bahwa semua gitar memiliki spektrum frekuensi yang sama;
dalam hal ini, penting untuk menyoroti fakta bahwa semua gitar dalam group pertama dibuat
oleh pembuat yang sama. Di sisi lain, pada group kedua, Alhambra memiliki timbre yang
lebih baik. Terlihat juga kedekatan jumlah harmonic antara gitar Alvaro dan Yamaha yang
memiliki bahan sounboard yang sama.
Berdasarkan Analisa akustik, dapat dilihat bahwa secara umum, sounboard gitar yang
terbuat dari German Spruce memliki volume dan durasi suara yang lebih baik, dan gitar
dengan Canadian Cedar sounboard memliki suara dengan homogeneity lebih baik.
Analisis Getaran
Pada analisia getaran, rata – rata getaran dan jumlah kumuilatif dari energi masing –
masing level sinyal dihitung untuk setiap sounboard dan dihubungkan menggunakan
koefisien realtif terhadap karakteristik suara. Rata- rata getaran dihitung sebagai rata - rata
amplitude getaran dan dihitung pada tiap titik pengukuran pada sounboard dengan waktu
yang instan, mengingat hanya enam detik pertama pada tiap sinyal untuk meminimalisir efek
noise. Amplitudo rata- rata getaran, sinyal suara dan jumlah kumulatif energi getaran dan
sinyal suara vs waktu untuk note E3 pada gitar Alhambra ditunjukkan pada gambar di bawah
ini.

Figure 6 Getaran, sinyal suara dan jumlah energi untuk note E3 pada gitar Alhambra.
Table 5 Koefisien korelasi getaran dan suara tiap gitar

Note Group 1 Group 2


C1 C2 GS Alvaro Yamaha Alhambra
E3 0.9469 0.9160 0.9562 0.9509 0.9402 0.9735
E4 0.9771 0.9708 0.9822 0.9919 0.9976 0.996
E5 0.9610 0.9826 0.8823 0.9937 0.9654 0.9227
E6 0.9494 0.8775 0.8177 0.9841 0.9740 0.9089

Dari Tabel 5, bias dibilang adanya korelasi antara getaran dan suara untuk semua gitar,
dengan koefisien korelasi berkisar dari 0.8177 hingga 0.9976. jadi seperti yang diharapkan,
kesamaan yang sama ditemukan antara jumlah kumulatif energi dan sinyal energi suara yang
menegaskan ketergantungan antara suara dan getaran
Untuk menemukan korelasi antara material dan kualitas suara, korelasi koefisien
terkait dengan sifat fisik dan karakter suara dihitung. Hasil tersebut digunakan sbeagai input
vector massa jenis, modulus Young dan Poisson ratio yang sesuai dengan sifat fisik system,
sebagai output, respon yang diperoleh dalam hal energi rata-rata (volume), waktu rata – rata
(durasi) dan jumlah harmoni (timbre), gradien energi (homogeneity volume), gradien waktu
(homogeneity durasi) dan rata rata energi vibrasi (amplitude getaran), seperti yang
diilustrasikan pada table 6. Korelasi koefisien antara data tersebut diperlihatkan pada table 7.
Table 6 System response

Table 7 Korelasi koefisien (sifat fisik - system response)

Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa gitar dengan German spurce yang digunakan pada
eksperimen ini, memliki volume dan durasi suara yang lebih baik, sedangkan Canadian cedar
memiliki homogeneity pada suara dan durasi suara yang lebih baik. Perihal timbre, perubahan
material tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti, karena konten frekuensi pada group
pertama dna kedua tidak memperlihatkan hubungan yang signifikan. Sehingga dapat
diasumsikan bahwa timbre memiliki korelasi terhadap geometri gitar.
Untuk membangun hubungan antara massa jenis, modulus Young dan Poisson ratio
dan suara, peneliti menggunakan koefisien relasi sebagai ukuran dan ditemukan bahwa
volume, durasi suara dan amplitude getaran berkorelasi dengan massa jenis, modulus Young
dan Poisson ratio, dengan demikian, semakin padat kayu, semakin keras dan lebih lama
durasi suara, dan semakin banyak amplitude getaran. Hal yang sama dapat diamati dengan
modulus Young dan Poisson ratio. Demikian pula dengan analisis akustik, Gitar yang terbuat
dari German Spruce memiliki volume dan durasi suara yang lebih baik dibandingkan dengan
gitar yang terbuat dari Canadian cedar, sehingga menekankan fakta bahwa besaran sifat
German spruce lebih besar dibandingkan dengan Canadian cedar.
Akhir kata, penjelasan eksperimen tentang mengapa banyaj musisi dan pengrajin gitar
lebih suka dengan sounboard terbuat dari German spruce dan meratifikasi bahan ini sebagai
salah satu material yang paling cocok untuk manufaktur bagian penting dari gitar. Oleh
karena itu, hal ini mengundang kembali tradisi lama bereksperimen dengan material yang
berbeda untuk mencari suara yang lebih baik nutuk instrument ini. Namun, untuk
memeberikan lebih banyak relevansi statistic dan karenanya membuat hasil penelitian
menjadi lebih solid, diperlukan penelitian lebih lanjut termasuk lebih banyak gitar, semuanya
dari merek yang sehingga membentuk aspek seperti bentuk yang lebih konstan.
Referensi
1. IDROBO-AVILA, Ennio Hugo and VARGAS-CANAS, Rubiel. Acoustic and
mechanic characterization of materials used in manufacturing the soundboard of the
spanish guitar: influence in the sonority. Rev.fac.ing.univ. Antioquia [online]. 2015,
n.76 [cited 2020-02-16], pp.30-38. Available from:
<http://www.scielo.org.co/scielo.php?script=sci_arttext&pid=S0120-
62302015000300004&lng=en&nrm=iso>. ISSN 0120-
6230. http://dx.doi.org/10.17533/udea.redin.n76a04.

Anda mungkin juga menyukai