Anda di halaman 1dari 3

Latar Belakang.

Seiring perkembangan teknologi dan tingkat pendidikan masyarakat dewasa ini yang semakin maju maka
Rumah Sakit AKREDITASI juga dituntut untuk berkembang selaras dengan perkembangan zaman dan
teknologi kedokteran serta pelayanan yang prima, Kepuasan pasien dan keluarga menjadi prioritas
pelayanan disetiap lini.
Demikian juga Rumah Sakit AKREDITASI memberikan pelayanan dengan mengedepankan pelayanan
kepada kepuasan pasien dan keluarga. Pasien dan keluarga harus mengetahui hak – hak apa saja yang
dimiliki serta kepuasan terhadap proses pengobatan maupun pelayanan di Rumah Sakit, kemudahan
mencari informasi tentang penyakit atau fasilitas yang dimiliki Rumah Sakit serta kewajiban Dokter dan
Rumah Sakit harus dilaksanakan dengan benar sehingga kejadian yang tidak diharapkan atau kesalahan
pengobatan tidak terjadi, privasi pasien serta pelayanan dapat terwujud dengan prima

Tujuan Pedoman.
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan di Rumah Sakit AKREDITASI dalam melakukan pelayanan yang
berhubungan dengan hak pasien dan keluarga, meliputi :
 Identitas, perlindungan dan peningkataaan hak pasien.
 Pemberitahuan kepada pasien tentang hak mereka.
 Persetujuan tindakan (informed consent).
 Pendidikan kepada staf tentang hak pasien.
1-3. Ruang Lingkup Pelayanan.
Ruang lingkup hak pasien dan keluarga dapat dilihat dari berbagai dimensi antara lain sasaran identifikasi
hak pasien, menginformasikan hak pasien dengan cara yang baik, mendukung dan memberikan hak
pasien, edukasi staf tentang hak pasien, general dan informed consent.
BAB II
PEMENUHAN HAK PASIEN
KELUARGA
A. Pelepasan informasi medis kepada keluarga
pihak lain di RSSK
diatur
sebagai berikut
:
1. Pada kondisi pasien tidak sadarkan diri atau tingkat kesadarannya menurun atau karena sifat
informasi yang bisa berakibat buruk pada kondisi pasien, maka informasi medis dapat
diberikan kepada keluarga terdekat. Dengan tingkatan : 1. Suami/istri, 2. anak kandung,
3. orangtua kandung/wali/curator, 4. Saudara kandung.

2. Pelepasan informasi kepada pihak asuransi hanya diperkenankan bagi asuransi yang
sudah menjalin kerjasama dengan RSSK. Didahului dengan permintaan tertulis oleh
asuransi, dan diberikan jawaban secara tertulis berupa resume medis pasien.

3. Pelepasan informasi medis untuk keperluan lembaga negara yang kompeten


(kepolisian, kejaksaan, pengadilan, dinas kesehatan dll),hanya dapat diberikan atas
permintaan tertulis dari Lembaga Negara tersebut.

4. Pelepasan informasi kepada media massa cetak maupun elektronik hanya dapat
dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari pasien atau keluarga terdekat.
5. Pelepasan informasi untuk penelitian dan/atau pendidikan harus mendapat
persetujuan tertulis dari pasien dan/atau keluarga terdekat berupa Surat Kuasa melihat
dokurnen Rekam Medis. Informasi yang diberikan dalam bentuk resume medis tertulis.
6. Pelepasan informasi bagi Tenaga Kesehatan perujuk pasien diberikan dalam bentuk
jawaban rujukan pasien.
7. Pasien dan/atau keluarga yang menuntut Rumah Sakit dan menginformasikannya melalui
media massa, dianggap telah melepaskan hak rahasia kedokterannya kepada umum.
Penginformasian kepada media massa sebagaimana dimaksud tesebut memberikan
kewenangan kepada Rumah Sakit untuk mengungkapkan rahasia kedokteran pasien
sebagai hak jawab Rumah Sakit
B. Identifikasi dan menghormati nilai kepercayaan pasien dan keluarga
Identifikasi dan menghormati nilai kepercayaan pasien di RSSK diatur sebagai berikut:
1. Rumah sakit mendidik semua staf tentang hak pasien dan keluarganya bahwa staf dapat
mempunyai nilai-nilai dan kepercayaan yang berbeda dari pasien yang mereka layani.
2. Petugas mengkonfirmasi identitas pasien, agama & kepercayaannya saat dimulainya
pelayanan di
RSSK,
dengan memberikan pertanyaan yang bersifat terbuka.
3. Semua pasien didorong untuk mengekspresikan dan menjalankan ibadah sesuai agamanya
dengan tetap menghargai kepercayaan pasien / pihak lain.
4. RSSK menyediakan tenaga bina rohani untuk memfasilitasi kebutuhan keagamaan dan
spiritual pasien, khususnya yang beragama Islam. Untuk agama selain Islam, RSSK
memberikan kesempatan bagi pasien & keluarga yang mempunyai kebutuhan khusus
untuk mendatangkan tokoh agama sesuai agama dan kepercayaannya ke RSSK, dengan
syarat tidak mengganggu kenyamanan pasien lainnya.
5. Tenaga bina rohani melakukan pelayanan kerohanian Islam baik yang bersifat rutin
(konsultasi, bimbingan ibadah saat sakit) maupun yang bersifat khusus (pendampingan
saat sakaratul maut, dan pemulasaraan jenazah) atas permintaan keluarga pasien.
c. Mengidentifikasi harapan dan kebutuhan privasi pasien
Identifikasi harapan dan kebutuhan privasi pasien di RSSK diatur sebagai berikut:
Identiftkasi kebutuhan privasi selama perawatan dilakukan dengan cara Petugas ruangan
menanyakan kebutuhan privasi pasien saat assessment keperawatan. Apabila ada permintaan
privasi yang bersifat khusus, kepada pasien/keluarga diberikan form assessment permintaan
privasi pasien

2. Pada saat wawancara klinis yang bersifat khusus & pasien/keluarga membutuhkan
privasi agar tidak didengar oleh orang lain yang tidak diinginkan pasien/keluarga,
maka dapat dilakukan diruang tersendiri/khusus.
3. Pada saat pemeriksaan, tindakan dan pengobatan, pnvasi dilakukan dengan
menutupkan sekat/korden pada setiap bed pasien.
4. Pada saat transportasi baik antar ruangan di RSSK maupun keluar RSSK, privasi pasien
dijaga dengan menutupkan selimut ketubuh pasien secara penuh kecuali wajah.
D. Tingkat tanggung jawab RSSK
terhadap barang
milik
pribadi
pasien
1. Petugas keamanan mengkomunikasikan kewaspadaan pasien & keluarga terhadap benda
bergerak bawaannya agar terhindar dari pencurian dan kehilangan.
2. Pada pasien gawat darurat, OneDaySurgery, dan rawat inap yang tidak mampu
melindungi barang-barangnya karena kondisi pasien lemah atau tidak sadar dan tidak
didampingi oleh keluarga maka barang bawaannya dicatat oleh petugas dan barang
tersebut menjadi tanggung jawab Rumah Sakit.
3. Bagi barang berharga berupa uang yang akan digunakan untuk biaya pengobatan, dapat
dititipkan ke kasir RS Siti Khodijah Sepanjang, dengan mendapat tanda bukti penitipan
uang.
4. Ketentuan lebih lanjut terkait tanggung jawab ini diatur dalam Standar Prosedur
Operasional (SPO)
E. Melindungi pasien dari kekerasan fisik
1. Petugas rekam medis mengidentifikasi kelompok pasien yang lemah dan yang berisiko,
yaitu anak-anak, pasien yang cacat, lanjut usia, Pasien koma dan mereka dengan
gangguan mental atau emosional dan memberikan penanda khusus bagi kelornpok
tersebut.
2. Daftar kelompok beresiko adalah pasien dengan kasus sebagai berikut :
a. Kasus emergensi.
b. Pelayanan resusitasi.

Anda mungkin juga menyukai