Anda di halaman 1dari 4

BAB II

Pembahasan

A. Menyembelih hewan di atas kuburan


1. Pengertian menyembelih hewan di atas kuburan
Meneyembelih hewan di atas kuburan, diartikan sebagai penyembelihan
binatang, karena dilandasi oleh kepercayaan sebagian orang islam, bahwa binatang
yang disembelih itu, dapat menjadi kendaraan orang mati di akhirat.
Akan tetapi orang-orang jahiliyah mengartikannya sebagai sumbangan orang mati,
yang berupa daging sembelih kepada binatang buas beserta burung-burung pemakan
bangkai. Hal ini diterangkan oleh al-khathaaby sebagai berikut :

“Orang-orang jahilyah sering menyembelih unta (diatas kuburan) orang yang


pemurah (dimasa hidupnya). Mereka (orang jahiliyah) mengatakan bahwa kami
melakukannya atas nama perbuatan (orang mati itu), karena dialah yang sering
menyembelih (binatang dimasa hidupnya itu), kami pula yang menyembelih binatang
di atas kuburannya, agar dapat dimakan oleh binatang buas dan burung. Maka orang
mati itu, masih sempat memberi makan setelah ia meninggal, sebagaimana ia sering
memberi makan dimasa hidupnya”.

Orang-orang jahiliyah menyembelih hewan di atas kuburan, bertujuan untuk


melanjutkan kebiasaan orang-orang kaya nya berfoya-foya di masa hidupnya, dengan
menyajikan daging mentah kepada binatang buas dan burung-burung. Akan tetapi,
dikalangan sebagian orang islam, yang sering menyembelih binatang diatas kuburan,
bertujuan untuk menjadikannya sebagai alat transfortasi (kendaraan) di akhirat bagi
orang yang sudah meninggal, dengan menyajikannya kepada tamu-tamu yang datang
dari jauh untuk mengadakan ta’ziyah. Kepercayaan mereka menganggap bahwa
binatang itu tidak dapat dijadikan sebagai alat transportasi oleh orang yang sudah
meninngal dunia bila tidak disembelih diatas kuburannya. 1

Penyembelihan hewan di atas kuburan adalah perbuatan yang tidak diperbolehkan,


bahkan hal itu termasuk syirik yang dapat mengeluarkan pelakunya dari lingkaran
agama islam jika perbuatan tersebut dimaksudkan untuk taqarrub (mendekatkan diri)

1
Mahyuddin, Masailul Fiqhiyah Berbagai Kasus Yang Dihadapi Hukum Islam Masa Kini, (Jakarta ; Kalam
Mulia, 2003), h.143

1
dan mengharap berkah kepada penghuni kuburan itu. Hal itu karena taqarrub dengan
cara seperti itu tidak boleh dilakukan kecuali hanya kepada allah.

Allah Swt bersabda :

”katakanlah, sesungguhnya shalatku,ibadatku, dan matiku hanyalah untuk allah,


rabb semesta alam, tiada sekutu baginya, dan demikian itulah yang diperintahkan
kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada
Allah)”.

2. Hukum menyembelih hewan di atas kuburan


Seperti yang kita ketahui banyak diantara peganut agama islam yang masih
terpengaruh oleh kepercayaan dan tradisi orang-orang yang hidup sebelum lahirnya
islam, karena mereka menganggap perbuatan itu bersumber dari agama itu, padahal
bertentangan dengan agama islam tersebut.2
Menyembelih hewan diatas kuburan merupakan bentuk peribadatan kepada
berhala pada zaman jahiliyah dan merupakan syirik besar. Hal ini dikarenan keduanya
adalah ibadah tidak boleh dilakukan kecuali hanya untuk allah saja. Barang siapa
melakukannya untuk selain allah maka dia adalah orang musyrik 3. Jika menyembelih
hewan diatas kuburan merupakan ibadah dan memalingkannya untuk selain allah
maka itu adalah syirik besar. Tidak diragukan lagi bahwa maksud manusia
mendatangi kuburan untuk menyembelih hewan diatasnya adalah untuk
mengagungkan dan memuliakan penghuninya dengan qurban disana. Imam muslim
meriwayatkan dalam hadits yang panjang dalam bab haramnya menyembelih hewan
untuk selain allah ta’ala dan laknat bagi pelakunya, dari Ali bin abi thalib
radiallahuanhu berkata tentangnya : “rasulullah saw memberitahu kami empat
perkara:
a) Allah melaknat orang yang menyembelih hewan untuk selain allah
b) Allah melaknat orang yang melindungi ahli bid’ah
c) Allah melaknat orang yang melaknat kedua orang tuanya
d) Allah melaknat orang yang merubah patok tanah
Adapun sembelihan dikuburan untuk mendapat berkah ahli kubur, maka hal
itu termasuk mungkar dan bid’ah, serta tidak boleh memakannya. Hal itu dalam

2
Mahjuddin, Masail Al-Fiqh Kasus-Kasus Actual Dalam Hukum Islam, (Jakarta ; Kalam Mulia, 2012), h.162-
163
3
Ibid, h.163

2
rangka membasmi kesyirikan dan sarana-sarananya, serta menutup semua
perantaraannya. Apabila sembelihan tersebut dimaksudkan untuk mendekatkan diri
kepada ahli kubur, maka hal itu menjadi syirik besar kepada allah meskipun dalam
menyembelihnya disebut nama allah, karena amalan hati lebih kuat dari pada amalan
lisan dan hal itu merupakan pondasi dalam segala ibadah.4
Misalnya:
penyembelihan binatang di atas kuburan.
Perbuatan yang dilakukan oleh orang muslim seperti itu, hukumnya makruh
(dilarang melakukannya tetapi tidak ada konsekuensi jika bila melakukannya) dalam
islam, atau dengan kata lain makruh dapat diartikan sebagai perbuatan yang
sebaiknya tidak dilakukan atau suatu perbuatan yang hampir mendekati dosa.

karena bisa merusak aqidah orang muslim, dan termasuk sikap pemboros yang
menjurus kepada pameran kekayaan. Jadi aspek keburukannya sangat banyak,
sebagai mana diterangkan dalam hadits.

Artinya :

“bersabda Rasulullah SAW: tidak ada penyembelihan (hewan diatas kuburan) dalam
agama islam”. (H.R. Abu daud yang bersumber dari anas).

Berdasarkan hadits tersebut diatas, ,maka sayyid saabiq menetapkan makruh


hukumnya menyembelih hewan di atas kuburan. lalu mengemukakan lagi
keterangannya sebagai berikut:

“syari’at islam melarang menyembelih (hewan) diatas kuburan, karena (perbuatan


itu) mirip dengan perbuatan orang-orang jahiliyah, dan paling tidak, cenderung
kepada perlakuan saling menyombongkan dan memamerkan”.

Pada riwayat abu dawud dalam sunannya dari jalur tsabit bin adh-dhahak ra. Berkata:
“seorang laki-laki bernadzar akan menyembelih seekor unta di buwanah, laki-laki itu
bertanya kepada Rasulullah Saw. Maka beliau balik bertanya: apakah disana terdapat
salah satu berhala yang disembah pada masa jahiliyah? Para sahabat menjawab: tidak,
beliau kembali bertanya: apakah digunakan sebagai tempat perayaan mereka? Para
sahabat berkata: tidak. Maka rasulullah bersabda:

4
Abuddin Nata, Masail Al-Fiqhiyah, (Jakarta ; Kencana, 2006), h.466

3
”Penuhilah nadzarmu, sesungguhnya nadzar tidak boleh dipenuhi dalam maksiat
kepada allah dan pada hal-hal yang tidak mungkin dimiliki bani adam.”5

Sabda rasulullah saw diatas menunjukkan laknat bagi orang yang menyembelih
hewan diatas kuburan untuk selain Allah atau pengharaman menyembelih hewan
ditempat yang di agungkan padanya selain Allah seperti tempat penyembahan
berhala, kuburan, atau tempat berkumpulnya orang-orang jahiliyah meskipun
penyembelihan itu diniatkan demi nama Allah.

5
Moh.Rifa’I, Fiqh Islam Lengkap, (Semarang ; Karya Toha Putra Semarang), h.406

Anda mungkin juga menyukai