Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas praktek profesi Ners


Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah

Oleh:
DERISON MARSINOVA
03/168072/EIK/00324

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UGM
YOGYAKARTA
2006
KANKER NASO FARING
A. Definisi.
Kanker nasofaring merupakan keganasan yang terjadi diadaerah nasofaring.
Kejadiannya lebih dari separuh kejadian semua karsinoma adaerah kepala dan leher.
Insiden yang tinggi ini dihubungkan dengan kebiasaan makan, lingkungan, dan virus
epstein-barr.

B. Etiologi
Kanker nasofaring ini bisa disebabkan oleh kebiasaan konsumsi ikan asin atau
infeksi virus epstein-bar.
C. Patofisiologi

ETIOLOGI:
Epstein-Bar Virus
Konsumsi ikan asin

MEDIATOR:
Ikan asin yang diawtkan
dengan nitrosamin,
lingkungan dan
kebiasaan hidup, sering
kontak dengan zat
karsinogen:
benzopirena, asap
industri, kayu dan lain-
lain, ras dan keturunan,
radang kronis di daerah

Virus DNA masuk sel

Penggabungan virus DNA dengan DNA penderita

Sintesis RNA virus baru dan produk akibat


virus

TRANSFORMASI KANKER

Gejala telinga:
Rasa penuh telinga, berdengung, Gejala hidung
Epistaksis Gejala lanjut limfodenopati
gangguan pendengaran, otitis
Sumbatan hidung servikal
media serosa

Gangguan Persepsi Sensori bd PK perdarahan, Harga diri rendah, antisipasi


peruahan penankapan sesori, Gg persepsi sensori berduka b.d. kehilangan
transmisi, atau integrasi (penciuman) b.d perubahan harapamn;
penangkapan sensori, Gangguan citra diri ;
transmisi atau integrasi Koping individu tidak
efektif
Defisit pengetahuan
Perluasan ke atas:
N VI: diplopia Perluasan ke bawah:
N V: Hipestesi pipi/wajah N VII dan XII:
Sindrom petrosferoid: - N III: trigmus
- Neuralgia -N IX: kesulitan menelan
higeminal unilateral - N X: Anesetsis mukosa,
- Nyeri kepala palatum mole,. Faring &
hingga berat laring; gangguan saliva dan
- Amourosis respirasi
- N XI: kelumpuha palatum
mole
- XII : Hemuporalis S?
atropi sebelah lidah.

- Gangguan persepsi
sensori (penglihatan)]
- Nyeri akut/kronis - Kesulitan menelan
- Gangguan persepsi b.d disfungsi
sensori (taktil) neuromuskular
- Gamgguan
persepsi sensori (taktil)

D. Manifestasi Klinik
Kadang hanya ada keluhan ringan seperti nyeri kepala , atau pendengaran
kurang, bahkan sering tidak ada keluhan sekali sehingga metastasis dileher merupakan
tanda pertama. Gejala dan tanda yang mungkin didapat adalah hidung tumpat
epistaksis, tinitus dan tuli. Tidak jarang penderita datang dengan keluhan juling dan
bengkak dileher kranial bilateral. Bila penyakit telah lanjut, keluhan dapat berupa
rinolia, eksoptalmus, dan trismus.
Pada leher bagian kranial terdapat benjolan medial terhadap m.
sernokleidomastoid yang akhirnya yang akhirnya membentuk massa besar hingga kulit
mengkilat. Tanda neurologis sering muncul berupa paresis atau paralisis dar saraf III,
IV, dan VJ (sindrom petrosfenoidal) karena tumor ini berada didaerah keluarnya saraf
tersebut serta sarap otak lain dari dasar tengkorak.
Ganguan saraf IX, X, XI, XII, serta saraf simpatis servikal disebut sindrom para
faringeal. Infiltrasi pada saraf simpatis di leher menimbulkan sindrom Horner seperti
miosis, enoftalmus, dan ptosis.
Gejala dan tanda buntunya tuba Eustachius dirasakan sebagai rasa penuh di
telinga, tinitus, dan pendengaran berkurang sampai tuli.
E. Pemeriksaan Penunjang.
Diagnosis ditegakan dengan nasofaringoskopi yang sekaligus berfungsi untuik
biopsimultipel, dan foto Rongten.
Jika ada gejala dan tanda yng mencurigakan akan adanya karsinoma nasofaring,
sedangkan pada nasofaringoskopi tidak tampak kelainan, dianjurkan untuk melakukan
biopsi multipel buta di nasofaring..
F. Penanganan
Radioterapi diberikan utuk karsinoma nasofring berupa penyinaran leher kiri
dan kanan karena umumnya penyebaran trjadi bilateral. Prognosis hidup setelah 5 tahun
pada tnkat penyebaran I sd. IV adalah berturut-turut 85, 75, 45, dan 10%. Kira kira
sepertiga penderita meninggal dunia karena metastasi jauh yang dapat ditemukan
ditulang, paru, dan hati. Terapi adjuvan berupa kemoterapi dapat menghasilkan
perbaikan yang berarti untuk waktu yang terbatas.

II. MASALAH KEPERAWATAN DAN KOLABORASI


1. Masalah Keperawatan
a. Nyeri akut b.d proses kerusakan jaringan (tumor).
b. Gangguan persepsi sensori (pendengaran) b.d kerusakan persepsi sensori.
c. Cemas bd perubahan status kesehatan
d. Gangguan proses menelan bd disfungsi neuromuscular.
2. Masalah Kolaborasi
a. PK: perdarahan
Daftar Pustaka:
a. Jong at al, 1977, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta.
b. Joanne et al, Nursinbg Intervention Calsification, Mosby, USA
c. Swearingen. 2001. keperawatn Medikal Bedah. EGC. Jakarta
d. Nanda. 2004. Nursing Diagnosis A Guide to Planning Care. Down load from
www.Us.Elsevierhealth.

Anda mungkin juga menyukai