Oleh:
DERISON MARSINOVA
03/168072/EIK/00324
B. Etiologi
Kanker nasofaring ini bisa disebabkan oleh kebiasaan konsumsi ikan asin atau
infeksi virus epstein-bar.
C. Patofisiologi
ETIOLOGI:
Epstein-Bar Virus
Konsumsi ikan asin
MEDIATOR:
Ikan asin yang diawtkan
dengan nitrosamin,
lingkungan dan
kebiasaan hidup, sering
kontak dengan zat
karsinogen:
benzopirena, asap
industri, kayu dan lain-
lain, ras dan keturunan,
radang kronis di daerah
TRANSFORMASI KANKER
Gejala telinga:
Rasa penuh telinga, berdengung, Gejala hidung
Epistaksis Gejala lanjut limfodenopati
gangguan pendengaran, otitis
Sumbatan hidung servikal
media serosa
- Gangguan persepsi
sensori (penglihatan)]
- Nyeri akut/kronis - Kesulitan menelan
- Gangguan persepsi b.d disfungsi
sensori (taktil) neuromuskular
- Gamgguan
persepsi sensori (taktil)
D. Manifestasi Klinik
Kadang hanya ada keluhan ringan seperti nyeri kepala , atau pendengaran
kurang, bahkan sering tidak ada keluhan sekali sehingga metastasis dileher merupakan
tanda pertama. Gejala dan tanda yang mungkin didapat adalah hidung tumpat
epistaksis, tinitus dan tuli. Tidak jarang penderita datang dengan keluhan juling dan
bengkak dileher kranial bilateral. Bila penyakit telah lanjut, keluhan dapat berupa
rinolia, eksoptalmus, dan trismus.
Pada leher bagian kranial terdapat benjolan medial terhadap m.
sernokleidomastoid yang akhirnya yang akhirnya membentuk massa besar hingga kulit
mengkilat. Tanda neurologis sering muncul berupa paresis atau paralisis dar saraf III,
IV, dan VJ (sindrom petrosfenoidal) karena tumor ini berada didaerah keluarnya saraf
tersebut serta sarap otak lain dari dasar tengkorak.
Ganguan saraf IX, X, XI, XII, serta saraf simpatis servikal disebut sindrom para
faringeal. Infiltrasi pada saraf simpatis di leher menimbulkan sindrom Horner seperti
miosis, enoftalmus, dan ptosis.
Gejala dan tanda buntunya tuba Eustachius dirasakan sebagai rasa penuh di
telinga, tinitus, dan pendengaran berkurang sampai tuli.
E. Pemeriksaan Penunjang.
Diagnosis ditegakan dengan nasofaringoskopi yang sekaligus berfungsi untuik
biopsimultipel, dan foto Rongten.
Jika ada gejala dan tanda yng mencurigakan akan adanya karsinoma nasofaring,
sedangkan pada nasofaringoskopi tidak tampak kelainan, dianjurkan untuk melakukan
biopsi multipel buta di nasofaring..
F. Penanganan
Radioterapi diberikan utuk karsinoma nasofring berupa penyinaran leher kiri
dan kanan karena umumnya penyebaran trjadi bilateral. Prognosis hidup setelah 5 tahun
pada tnkat penyebaran I sd. IV adalah berturut-turut 85, 75, 45, dan 10%. Kira kira
sepertiga penderita meninggal dunia karena metastasi jauh yang dapat ditemukan
ditulang, paru, dan hati. Terapi adjuvan berupa kemoterapi dapat menghasilkan
perbaikan yang berarti untuk waktu yang terbatas.