Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN

DIARE

Oleh :

Mifta Huljannah 21117083

Pembimbing :

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKes MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya yang berjudul “DIARE ”

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Palembang , 06 September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Diare atau dikenal dengan sebutan mencret memang merupakan penyakit yang
masih banyak terjadipada masa kanak dan bahkan menjadi salah satu penyakit yang
banyak menjadi penyebab kematiananak yang berusia di bawah lima tahun (balita).
Karenanya, kekhawatiran orang tua terhadap penyakitdiare adalah hal yang wajar dan
harus dimengerti. Justru yang menjadi masalah adalah apabila adaorang tua yang
bersikap tidak acuh atau kurang waspada terhadap anak yang mengalami
diare.Misalnya, pada sebagian kalangan masyarakat, diare dipercaya atau dianggap
sebagai pertanda bahwaanak akan bertumbuh atau berkembang. Kepercayaan seperti
itu secara tidak sadar dapat mengurangikewaspadaan orang tua. sehingga mungkin
saja diare akan membahayakan anak. (anaksehat.blogdrive.com).

Menurut data United Nations Children’s Fund (UNICEF) dan World Health
Organization (WHO) pada 2009, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada
balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dannomor 5 bagi segala umur. Data
UNICEF memberitakan bahwa 1,5 juta anak meninggal dunia setiaptahunnya karena
diare Angka tersebut bahkan masih lebih besar dari korban AIDS, malaria, dan cacar
jika digabung. Sayang, dibeberapa negara berkembang, hanya 39 persen penderita
mendapatkan penanganan serius.

Di Indonesia sendiri, sekira 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau
sekira 460 balita setiap harinyaakibat diare. Daerah Jawa Barat merupakan salah satu
yang tertinggi, di mana kasus kematian akibatdiare banyak menimpa anak berusia di
bawah 5 tahun. Umumnya, kematian disebabkan dehidrasikarena keterlambatan
orangtua memberikan perawatan pertama saat anak terkena diare.

Diare disebabkan faktor cuaca, lingkungan, dan makanan. Perubahan iklim,


kondisi lingkungan kotor,dan kurang memerhatikan kebersihan makanan merupakan
faktor utamanya. Penularan diare umumnyamelalui 4F, yaitu Food, Fly , Feces, dan
Finger.

Oleh karena itu, upaya pencegahan diare yang praktis adalah dengan memutus
rantai penularantersebut. Sesuai data UNICEF awal Juni 2010, ditemukan salah satu
pemicu diare baru, yaitu bakteriClostridium difficile yang dapat menyebabkan infeksi
mematikan di saluran pencernaan. Bakteri inihidup di udara dan dapat dibawa oleh
lalat yang hinggap di makanan. (lifestyle.okezone.com).

Angka kejadian diare di sebagian besar wilayah Indonesia hingga saat ini
masih tinggi. Di Indonesia,sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau
sekitar 460 balita setiap harinya. Dari hasil SurveyKesehatan Rumah Tangga (SKRT)
di Indonesia, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 padabalita dan nomor 3
bagi bayi serta nomor 5 bagi semua umur. Setiap anak di Indonesia
mengalamiepisode diare sebanyak 1,6 –2 kali per tahun.

Kasubdit Diare dan Kecacingan Depkes, I Wayan Widaya mengatakan hasil


Survei Kesehatan RumahTangga (SKRT) tahun 2004, angka kematian akibat diare
23 per 100 ribu penduduk dan pada balita 75per 100 ribu balita. Selama tahun
2006 sebanyak 41 kabupaten di 16 provinsi melaporkan KLB (kejadianluar biasa)
diare di wilayahnya. Jumlah kasus diare yang dilaporkan sebanyak 10.980 dan
277diantaranya menyebabkan kematian. Hal tersebut, terutama disebabkan rendahnya
ketersediaan airbersih, sanitasi buruk dan perilaku hidup tidak sehat.
(piogama.ugm.ac.id).

2. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini kami membatasi permasalahan yang bertujuan agar pengkajiannya
lebih terarah dan tepat sasaran. Adapun rumusan masalahnya adalah :
a. Apa yang dimaksud dengan DIARE ?
b. Bagaimana asuhan keperawatannya dengan riwayat diare ?

3. Tujuan Penulisan

Tujuan Umum
Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Pada anak dengan diare

Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tinjauan teoritis diare
2. Untuk mengetahui Pengkajian pada anak dengan diare
3. Untuk mengetahui Diagnosa keperawatan pada anak dengan diare
4. Untuk mengetahui Intervensi keperawatan pada anak dengan diare
5. Untuk mengetahui Implementasi keperawatan pada anak dengan diare
6. Untuk mengetahui Evaluasi keperawatan pada anak dengan diare

4. Metode pemecahan Masalah

Untuk pengumpulan data di dalam penyusunan tugas makalh ini, penulisan memakai
metode yang telah ada yaitu keputusan adalah mengumpulkan informasi atau data-
data dengan cara memprlajari dan menyimpulkan bahan bacaan bebagai macam buku
dan memperoleh data dari media internet

5. Sistematika penulisan

Dalam penyusunan makalah ini, penulisan membagi beberapa bab dengan tujuan
memperoleh penulisan dalam menyusun serta mudah untuk dibaca dan dipahami bagi
pembaca
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi diare
Menurut Haroen N, S. Suraatmaja dan P.O Asdil (1998), diare adalah defekasi
encer lebih dari 3 kalisehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja.
Sedangkan menurut C.L Betz & L.A Sowden (1996) diare merupakan suatu
keadaan terjadinya inflamasimukosa lambung atau usus.
Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana
terjadinya kehilangancairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuensi buang air besar satu kali atau lebihdengan bentuk encer atau cair.
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal
yaitu lebih dari 3 kali seharidengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau
tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibatdari terjadinya proses inflamasi pada
lambung atau usus.

2. Etiologi
a. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare,
meliputiinfeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,
Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksivirus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus,
Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T.hominis) dan jamur
(C. albicans).

b. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat meni
mbulkan diareseperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis
dan sebagainya.

c. Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), mo


nosakarida(intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi
laktosa merupakan penyebab diare yangterpenting pada bayi dan anak. Di
samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.

d. Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi
terhadap jenis makanan tertentu

e. Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas)

3. Manifestasi klinis
Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus,
hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang
berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi
yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawiberupa asidosis
metabolik yang berlanjut. Seseoran yang kekurangan cairan akan merasa
haus, beratbadan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih
menonjol, turgor kulit menurunserta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini
disebabkan oleh deplesi air yang isotonic.
.Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam
karbonat berkurangmengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat
pernapasan sehingga frekuensipernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasan
Kussmaul).
Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa
renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah
menurun sampai tidak terukur. Pasien mulaigelisah, muka pucat, akral dingin dan
kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada diareakut juga dapat timbul
aritmia jantung.
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai
timbul oliguria/anuria. Bilakeadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit
nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatukeadaan gagal ginjal akut.

4. Pemeriksaan Diagnostik
 Pemeriksaan tinja
 Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup, bila
memungkinkan denganmenentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau
astrup, bila memungkinkan.
 Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui fungsi ginjal
 Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atau
parasit secarakuantitatif, teruta ma dilakukan pada klien diare kronik.

5. Komplikasi
Menurut Broyles (1997) komplikasi diare ialah: dehidrasi, hipokalemia,
hipokalsemia, disritmia jantung(yang disebabkan oleh hipokalemia dan
hipokalsemia), hiponatremia, dan shock hipovolemik.

6. Penatalaksanaan
Penanggulangan kekurangan cairan merupakan tindakan pertama dalam
mengatasi pasien diare. Halsederhana seperti meminumkan banyak air putih atau oral
rehidration solution (ORS) seperti oralitharus cepat dilakukan. Pemberian ini segera
apabila gejala diare sudah mulai timbul dan kita dapatmelakukannya sendiri di rumah.
Kesalahan yang sering terjadi adalah pemberian ORS baru dilakukansetelah gejala
dehidrasi nampak.
Pada penderita diare yang disertai muntah, pemberian larutan elektrolit secara
intravena merupakanpilihan utama untuk mengganti cairan tubuh, atau dengan kata
lain perlu diinfus. Masalah dapat timbulkarena ada sebagian masyarakat yang enggan
untuk merawat-inapkan penderita, dengan berbagaialasan, mulai dari biaya, kesulitam
dalam menjaga, takut bertambah parah setelah masuk rumah sakit,dan lain-lain.
Pertimbangan yang banyak ini menyebabkan respon time untuk mengatasi
masalah diaresemakin lama, dan semakin cepat penurunan kondisi pasien kearah yang
fatal.
Diare karena virus biasanya tidak memerlukan pengobatan lain selain
ORS. Apabila kondisi stabil, makapasien dapat sembuh sebab infeksi virus penyebab
diare dapat diatasi sendiri oleh tubuh (self-limiteddisease).
Diare karena infeksi bakteri dan parasit seperti Salmonella sp, Giardia lamblia,
Entamoeba coli perlumendapatkan terapi antibiotik yang rasional, artinya antibiotik
yang diberikan dapat membasmi kuman.
Oleh karena penyebab diare terbanyak adalah virus yang tidak memerlukan
antibiotik, maka pengenalangejala dan pemeriksaan laboratorius perlu dilakukan
untuk menentukan penyebab pasti. Pada kasusdiare akut dan parah, pengobatan
suportif didahulukan dan terkadang tidak membutuhkan pemeriksaanlebih lanjut
kalau kondisi sudah membaik.

7. Patofisiologi
1. Kehilangan air dan elektrolit ( terjadi dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air ( output lebih banyak dari pada input )
merupakan penyebab terjadi kematian pada diare.

2. Gangguan keseimbangan asambage (asidosis metabolik)


Asidosis metabolik terjadi karena
a. Kehilangan nutrium bikarbonat bersama tinja
b. Adanya ketosil kelparan
c. Terjadi penimbunan asam laktat karena adanya anoksia jaringan
d. Pemindahan ion Na dari cairan ekstra seluler

3. Hipoglikemia
Terjadi pada 2-3% pada anak-anak yang menderita diare. Pada orang dengan gizi
cukup ( baik,hipoglikemia jarang terjadi,lebih sering terjadi pada anak
sebelumnya pernah menderita lalep )

4. Gangguan gizi
Ketika orang menderita diare, sering terjadi gangguan gizi dengan akibat
terjadinya penuruanan BB dalam waktu singkat. Hal ini disebabkan karena karena
makanan yang sering tidak dicerna dan diabsorsi baik karena hiperperistalitik.

5. Gangguan sirkulasi darah


Sebagai akibat diare dengan/tanpa disertai muntah dapat terjadi gangguan
sirkulasi darah berupa kegiatan (syok) hipolemik , akibat perfusi jaringan
berkurang dan terjadi hipoksia,asidosis bertamah berat dan mengakibatkan
pendarahan pada otak.
Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data dan
penentuan masalah.Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi, observasi,
pemeriksaan fisik. Pengkaji datamenurut Cyndi Smith Greenberg, 1992 adalah :
- Identitas klien
- Riwayat keperawatan.
- Awalan serangan
Awalnya anak cengeng,gelisah,suhu tubuh meningkat,anoreksia kemudian timbul
diare.
- Keluhan utama
Faeces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi
gejala dehidrasi,berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus
dan turgor kulit berkurang,selaput lendir mulut dan bibir kering, frekwensi BAB
lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.
- Riwayat kesehatan masa lalu.
- Riwayat penyakit yang diderita, riwayat pemberian imunisasi.
- Riwayat psikososial keluarga
Hospitalisasi akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi keluarga,
kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan pengobatan
anak, setelah menyadari penyakit anaknya,mereka akan bereaksi dengan marah
dan merasa bersalah.

Kebutuhan dasar.

- Pola eliminasi
akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari, BAK sedikit
atau jarang.
- Pola nutrisi
diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan penurunan berat
badan pasien.Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi
abdomen yang akan menimbulkan rasatidak nyaman.
- Pola hygiene
kebiasaan mandi setiap harinya.
- Aktivitas
akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri akibat
distensi abdomen.

Pemerikasaan fisik

a. Pemeriksaan psikologis
keadaan umum tampak lemah, kesadarancomposmentis sampai koma, suhu tubuh
tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak cepat.
b. Pemeriksaan sistematik :
- Inspeksi
mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan bibir kering, berat
badan menurun,anus kemerahan.
- Perkusi
adanya distensi abdomen.
- Palpasi
Turgor kulit kurang elastic
- Auskultasi
terdengarnya bising usus
c. Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang.
d. Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat
badan menurun.
e. Pemeriksaan penunjang.
f. Pemeriksaan tinja, darah lengkap dan duodenum intubation yaitu untuk
mengetahui penyebab secarakuantitatip dan kualitatif

2. Diagnosa keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan dengan elektrolit pada tubuh
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan absorsi.
3. Nyeri (akut) b.d hiperperistaltik usus
4. Kerusakan intergratis kulit b.d sering defekasi
5. hipertemi b.d dehidrasi
6. kurang penngetahuan b.d kurang terpaparnya informasi

3. Intervensi dan Rasional


1. Diare berhubungan dengan fisiologi : proses penyakit
Tujuann : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan
diharapkan dapat teratasi
NOC : bowel elimination
NIC : bowel elimation

4. Implementasi
Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan yang telah
direncanakansebelumnya.

5. Evaluasi
merupakan pengukuran keberhasilan sejauhmana tujuan tersebut tercapai. Bila ada
yang belumtercapai maka dilakukan pengkajian ulang, kemudian disusun rencana,
kemudian dilaksanakan dalamimplementasi keperawatan lalau dievaluasi, bila dalam
evaluasi belum teratasi maka dilakukan langkahawal lagi dan seterusnya sampai
tujuan tercapai
BAB III

TINJAUAN KASUS
1. Identitas data
Nama : An.Ar
TTL : Palembang,18 juni 2019
Umur : 9 bulan, 3 hari
Nama ayah/ibu : Tn.nanang/Ny.tuti
Pekerjaan ayah : Wiraswasta/buruh
Pekerjaan ibu : IRT
Agama : Islam
Alamat : Palembang
S.Bangsa : Jawa
Pend.Ayah : SMA
Pend.Ibu : SMP
RM : 264423

2. Keluhan utama
Ibu klien mengatakan, klien BAB cair lebih dari 4 kali dari tadi malam sampai pagi
ini, dengan konsistensi cairan dan berbusa

3. Riwayat kehanilan dan kelahiran


a. Prenatal : P1A0, jamil aterm, pemerikasaan ANC di bidan TI : 2 kali TII :2 kali
b. Internal : partus spontan di bidan tidak dapat penulit
c. Posnatal : bayi lahir spontan, langsung menangis,PB : 46 cm BB : 300gr

4. Riwayat Masa Lampu


a. Penyakit waktu kecil : ibu klien mengatakan klien pada umur 4 bulan menderita
panas tinggi,tetapi tidak terjadi kejang kemudian diberi obat dari bidan sembuh
b. Pernah di rawat di RS : ibu klien mengatakan klien belum pernah di rawat di RS
c. Obat yang digunkan : ibu klien mengatakan obat yang digunakan adalah obat yang
diberi dokter untuk sakit yang sekarang ini
d. Tindakan operasi : ibu klien mengatakan tidak pernah operasi
e. Alergi : ibu klien mentakan tidak mempunyai riwayat aleri
f. Kecelakaan : ibu klien mengatakan klien tidak pernah mengalami kecelakaan
g. Imuniasi : klien mengatakan klien mendapatkan imuniasi lengkap

5. Riwayat kesehatan keluarga


Klien merupakan anak dalan keluarga semuanya pernah mengalami diare,tetapi saat
ini klien menderita dieare
6. Riwayat sosial
a. Yang mengasuh
Ibu klien mengatakan yang mengasuh klien adalah dirinya sendiri
b. Hubungan dengan anggota keluarga
Ibu klien mengatakan hubungan dengan keluarga baik,klien kadang bermian
dengan ayah, kakek atau neneknya
c. Hubungan dengan teman sebaya
Ibu klien mengatakan klien jika diajak bermain oleh sebayanya,tampak senang

7. Kebutuhan dasar
a. Makanan yang disukai/ tidak disukai : klien mengatakan klien sangat menyukai
ASI, klien tidak mau diberi susu formula. Terkadang juga klien diberi pisang
b. Pola tidur : klien mengatakan tidur malam tidak teratur jam 19.00-06.00 WIB
c. Mandi : ibu klien mengatakan klien mandi 2 kali pagi dan sore
d. Aktifitas bermain : tidak terkaji
e. Eliminasi : ibu mengatakan klien BAK 4-6 kali , BAB 1x dengan konsistensi
lembek

8. Pemeriksaan fisik
a. KU : baik, kesadaraan : comphosmetis,rewel
b. Tb/BB : 72 cm / 7,9 kg
c. LK : 38 cm
d. Mata : mata cekung,skelera anikterik,congjugtiva ananemis, bentuk simetris,
sejajar
e. Hidung : bentuk simitris tidak ada pernapasan cuping hidung
f. Mulut : lidah bersih,mukosa bibir kering
g. Punggung : bentuk simetris tidak ada kelainan
h. Telinga : bentuk simetris, tidak ada OMA/ OMK
i. Tengkuk : tidak ada kaku kuduk
j. Dada : bentuk simetris, tidak ada rektrasi otot dada
k. Jantung : normal tidak ada kelainan
I : tampak ictus cordis di ICS 4
A: tidak terdapat bunyi gallop
P : teraba icutus cordi di ICS 4 sinistra
P : suara redup di seluruh jantung
l. Paru-paru : normal tidak ada kelainan
I : bentuk simetris tidak tampak rektrasi otot dada
A: terdengar suara bronkhvesikuler di ICS 2,3,4 sinistra dan dextra
P : ekspansi dada simestris
P : suara resona diseluruh lapang paru
Analisa data

No Tgl/jam Data fokus Problem Etiologi ttd


1. 11/08/2019 Ds : ibu klien Diare Fisiologi :
Jam : 13.00 mengatakan proses
klien BAB > penyakit
4x dengan
konsitensi
cair dan
berbusa
Do :
peristalitik
usus
37x/permenit
2. Ds : ibu klien Devisit Kehilangan
mengatakan volume caira secara aktif
klien BAB >
4x dengan
konsistensi
cair dan
berbusa
Do : mata
klien tampak
cekung,tugor
klien lambat
untuk
kembali >3
detik mukosa
bibir kering
S : 37,5C
N:
110x/menit
RR:
24x/menit

Diagnosa keperawatan bedasarakan prioritas

No Diagnosa keperawatan Tanggal ditemukan


1. Diare b.d fisiologi : proses
penyakit
2. Deficit volume cairan b.d
kehilangan secara aktif
Rencana keperawatan

Jam/tgl No dx Tujuan dan kretria hasil Rencana Ttd


keperawatan
11 agustus 1. Setelah dilakukan tindakan Bowel
2019 keperawatan selama 3 x 24 jam elimation :
diharapkan diare tidak terjadi lagi . pantau
dengan kriteria hasil : frekuensi dan
Bowel elimitation pola defektif
. monitor
kebutuhan
IR ER cairan
Indikator . monitor
2 4 keseimbangan
1. Eliminasi defekasi cairan
efektif . anjurkan
2. Keseimbangan klien untuk
cairan 2 4 meningkatkan
3. Keseimbangan cairan
elektrolit 2 4
4. Hidrasi yang
2 4
adekuat

Ket : 1 = kuat
2 = berat
3 = sedang
4 = ringan
5 = tidak ada Fluid
menagemnt :
Setelah dilakukan tindakan . monitor
keperawatan selama 3x24 jam status hidrasi
digarapkan kebutuhan cairan dapat . monitor vital
terpenuhi dengan ktiteria hasil : fluid sign
management . monitor
masukan
IR ER maknanan
Indikator hitung
2 4
1. Intage dan
ouput
dalam 24
jam
seimbang
2. Vital sing 2 4
dalam
batas
normal
3. Tugor 2 4
elestic
membrane
mukosa
basah
mata tak
cekung
4. Hidrasi 2 4
kulit

Ket : 1 = kuat
2 = berat
3 = sedang
4 = ringan
5 = tidak ada
Asuhan keperawatan

jam/tanggal No dx Implemntasi Respon


1. Memnatau S : ibu klien
frekuensi dan mengatakan
pola defeksi klien BAB >4x
dari malam hari
hingga pagi ini
dengan
konsisten cair
dan berbusa
Menghitung
kebutuhan O : 7,9 x 100 =
cairan klien 790 + 0,5/100 x
790 = 794 cc /
24 jam
Memantau poloa
defeksi dan S : ibu klien
frekuensi mengtakan klien
BAB 2x dari
jam 09.00 s/d
16.00 dngn
konsitensi cair
dan sdh ada
ampasnya
Melakukkan
injeksi cortidex
1/3 amp secara O : obat masuk
IV sesui advice reaksi alergi tdk
dokter ada

Mengajurkan
kepada ibu klien S : ibu klien
dan untuk mengatakan
meningkatkan selalu
cairfan kepada memebrikan
klien asinya kepada
klien
Evaluasi

No Diagnosa Evaluasi Ttd


keperawatan
Diare b.d S : ibu klien mengatakan klien
fsiologi proses BAB 2x dgn konsitensi cair
penyakit dan berampas
O: kebutuhan cairan klien 794
cc/24 jam
A; masalah teratasi sebagaian

Indikator IR ER

3 4
1. Eliminasi
defekasi
efektif
2. Keseimbanga 3 4
n cairan
3. Keseimbanga 3 4
n eletrolit
3 4
4. Hidrasi yang
adekuat

P : lanjutan intervensi
. klien dan ibu tetao
memebrikan asinya
defekasinya frekuesni dan
pola defekasinya

. untuk perawat menghitung


keseimbangan cairan dan
pantau pola dan frekuensi
klien
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengakjian

Anda mungkin juga menyukai