DIARE
Oleh :
Pembimbing :
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya yang berjudul “DIARE ”
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Diare atau dikenal dengan sebutan mencret memang merupakan penyakit yang
masih banyak terjadipada masa kanak dan bahkan menjadi salah satu penyakit yang
banyak menjadi penyebab kematiananak yang berusia di bawah lima tahun (balita).
Karenanya, kekhawatiran orang tua terhadap penyakitdiare adalah hal yang wajar dan
harus dimengerti. Justru yang menjadi masalah adalah apabila adaorang tua yang
bersikap tidak acuh atau kurang waspada terhadap anak yang mengalami
diare.Misalnya, pada sebagian kalangan masyarakat, diare dipercaya atau dianggap
sebagai pertanda bahwaanak akan bertumbuh atau berkembang. Kepercayaan seperti
itu secara tidak sadar dapat mengurangikewaspadaan orang tua. sehingga mungkin
saja diare akan membahayakan anak. (anaksehat.blogdrive.com).
Menurut data United Nations Children’s Fund (UNICEF) dan World Health
Organization (WHO) pada 2009, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada
balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dannomor 5 bagi segala umur. Data
UNICEF memberitakan bahwa 1,5 juta anak meninggal dunia setiaptahunnya karena
diare Angka tersebut bahkan masih lebih besar dari korban AIDS, malaria, dan cacar
jika digabung. Sayang, dibeberapa negara berkembang, hanya 39 persen penderita
mendapatkan penanganan serius.
Di Indonesia sendiri, sekira 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau
sekira 460 balita setiap harinyaakibat diare. Daerah Jawa Barat merupakan salah satu
yang tertinggi, di mana kasus kematian akibatdiare banyak menimpa anak berusia di
bawah 5 tahun. Umumnya, kematian disebabkan dehidrasikarena keterlambatan
orangtua memberikan perawatan pertama saat anak terkena diare.
Oleh karena itu, upaya pencegahan diare yang praktis adalah dengan memutus
rantai penularantersebut. Sesuai data UNICEF awal Juni 2010, ditemukan salah satu
pemicu diare baru, yaitu bakteriClostridium difficile yang dapat menyebabkan infeksi
mematikan di saluran pencernaan. Bakteri inihidup di udara dan dapat dibawa oleh
lalat yang hinggap di makanan. (lifestyle.okezone.com).
Angka kejadian diare di sebagian besar wilayah Indonesia hingga saat ini
masih tinggi. Di Indonesia,sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau
sekitar 460 balita setiap harinya. Dari hasil SurveyKesehatan Rumah Tangga (SKRT)
di Indonesia, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 padabalita dan nomor 3
bagi bayi serta nomor 5 bagi semua umur. Setiap anak di Indonesia
mengalamiepisode diare sebanyak 1,6 –2 kali per tahun.
2. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami membatasi permasalahan yang bertujuan agar pengkajiannya
lebih terarah dan tepat sasaran. Adapun rumusan masalahnya adalah :
a. Apa yang dimaksud dengan DIARE ?
b. Bagaimana asuhan keperawatannya dengan riwayat diare ?
3. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Pada anak dengan diare
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tinjauan teoritis diare
2. Untuk mengetahui Pengkajian pada anak dengan diare
3. Untuk mengetahui Diagnosa keperawatan pada anak dengan diare
4. Untuk mengetahui Intervensi keperawatan pada anak dengan diare
5. Untuk mengetahui Implementasi keperawatan pada anak dengan diare
6. Untuk mengetahui Evaluasi keperawatan pada anak dengan diare
Untuk pengumpulan data di dalam penyusunan tugas makalh ini, penulisan memakai
metode yang telah ada yaitu keputusan adalah mengumpulkan informasi atau data-
data dengan cara memprlajari dan menyimpulkan bahan bacaan bebagai macam buku
dan memperoleh data dari media internet
5. Sistematika penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, penulisan membagi beberapa bab dengan tujuan
memperoleh penulisan dalam menyusun serta mudah untuk dibaca dan dipahami bagi
pembaca
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi diare
Menurut Haroen N, S. Suraatmaja dan P.O Asdil (1998), diare adalah defekasi
encer lebih dari 3 kalisehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja.
Sedangkan menurut C.L Betz & L.A Sowden (1996) diare merupakan suatu
keadaan terjadinya inflamasimukosa lambung atau usus.
Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana
terjadinya kehilangancairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuensi buang air besar satu kali atau lebihdengan bentuk encer atau cair.
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal
yaitu lebih dari 3 kali seharidengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau
tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibatdari terjadinya proses inflamasi pada
lambung atau usus.
2. Etiologi
a. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare,
meliputiinfeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,
Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksivirus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus,
Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T.hominis) dan jamur
(C. albicans).
b. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat meni
mbulkan diareseperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis
dan sebagainya.
d. Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi
terhadap jenis makanan tertentu
e. Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas)
3. Manifestasi klinis
Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus,
hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang
berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi
yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawiberupa asidosis
metabolik yang berlanjut. Seseoran yang kekurangan cairan akan merasa
haus, beratbadan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih
menonjol, turgor kulit menurunserta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini
disebabkan oleh deplesi air yang isotonic.
.Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam
karbonat berkurangmengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat
pernapasan sehingga frekuensipernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasan
Kussmaul).
Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa
renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah
menurun sampai tidak terukur. Pasien mulaigelisah, muka pucat, akral dingin dan
kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada diareakut juga dapat timbul
aritmia jantung.
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai
timbul oliguria/anuria. Bilakeadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit
nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatukeadaan gagal ginjal akut.
4. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup, bila
memungkinkan denganmenentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau
astrup, bila memungkinkan.
Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui fungsi ginjal
Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atau
parasit secarakuantitatif, teruta ma dilakukan pada klien diare kronik.
5. Komplikasi
Menurut Broyles (1997) komplikasi diare ialah: dehidrasi, hipokalemia,
hipokalsemia, disritmia jantung(yang disebabkan oleh hipokalemia dan
hipokalsemia), hiponatremia, dan shock hipovolemik.
6. Penatalaksanaan
Penanggulangan kekurangan cairan merupakan tindakan pertama dalam
mengatasi pasien diare. Halsederhana seperti meminumkan banyak air putih atau oral
rehidration solution (ORS) seperti oralitharus cepat dilakukan. Pemberian ini segera
apabila gejala diare sudah mulai timbul dan kita dapatmelakukannya sendiri di rumah.
Kesalahan yang sering terjadi adalah pemberian ORS baru dilakukansetelah gejala
dehidrasi nampak.
Pada penderita diare yang disertai muntah, pemberian larutan elektrolit secara
intravena merupakanpilihan utama untuk mengganti cairan tubuh, atau dengan kata
lain perlu diinfus. Masalah dapat timbulkarena ada sebagian masyarakat yang enggan
untuk merawat-inapkan penderita, dengan berbagaialasan, mulai dari biaya, kesulitam
dalam menjaga, takut bertambah parah setelah masuk rumah sakit,dan lain-lain.
Pertimbangan yang banyak ini menyebabkan respon time untuk mengatasi
masalah diaresemakin lama, dan semakin cepat penurunan kondisi pasien kearah yang
fatal.
Diare karena virus biasanya tidak memerlukan pengobatan lain selain
ORS. Apabila kondisi stabil, makapasien dapat sembuh sebab infeksi virus penyebab
diare dapat diatasi sendiri oleh tubuh (self-limiteddisease).
Diare karena infeksi bakteri dan parasit seperti Salmonella sp, Giardia lamblia,
Entamoeba coli perlumendapatkan terapi antibiotik yang rasional, artinya antibiotik
yang diberikan dapat membasmi kuman.
Oleh karena penyebab diare terbanyak adalah virus yang tidak memerlukan
antibiotik, maka pengenalangejala dan pemeriksaan laboratorius perlu dilakukan
untuk menentukan penyebab pasti. Pada kasusdiare akut dan parah, pengobatan
suportif didahulukan dan terkadang tidak membutuhkan pemeriksaanlebih lanjut
kalau kondisi sudah membaik.
7. Patofisiologi
1. Kehilangan air dan elektrolit ( terjadi dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air ( output lebih banyak dari pada input )
merupakan penyebab terjadi kematian pada diare.
3. Hipoglikemia
Terjadi pada 2-3% pada anak-anak yang menderita diare. Pada orang dengan gizi
cukup ( baik,hipoglikemia jarang terjadi,lebih sering terjadi pada anak
sebelumnya pernah menderita lalep )
4. Gangguan gizi
Ketika orang menderita diare, sering terjadi gangguan gizi dengan akibat
terjadinya penuruanan BB dalam waktu singkat. Hal ini disebabkan karena karena
makanan yang sering tidak dicerna dan diabsorsi baik karena hiperperistalitik.
1. Pengkajian
Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data dan
penentuan masalah.Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi, observasi,
pemeriksaan fisik. Pengkaji datamenurut Cyndi Smith Greenberg, 1992 adalah :
- Identitas klien
- Riwayat keperawatan.
- Awalan serangan
Awalnya anak cengeng,gelisah,suhu tubuh meningkat,anoreksia kemudian timbul
diare.
- Keluhan utama
Faeces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi
gejala dehidrasi,berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus
dan turgor kulit berkurang,selaput lendir mulut dan bibir kering, frekwensi BAB
lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.
- Riwayat kesehatan masa lalu.
- Riwayat penyakit yang diderita, riwayat pemberian imunisasi.
- Riwayat psikososial keluarga
Hospitalisasi akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi keluarga,
kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan pengobatan
anak, setelah menyadari penyakit anaknya,mereka akan bereaksi dengan marah
dan merasa bersalah.
Kebutuhan dasar.
- Pola eliminasi
akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari, BAK sedikit
atau jarang.
- Pola nutrisi
diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan penurunan berat
badan pasien.Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi
abdomen yang akan menimbulkan rasatidak nyaman.
- Pola hygiene
kebiasaan mandi setiap harinya.
- Aktivitas
akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri akibat
distensi abdomen.
Pemerikasaan fisik
a. Pemeriksaan psikologis
keadaan umum tampak lemah, kesadarancomposmentis sampai koma, suhu tubuh
tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak cepat.
b. Pemeriksaan sistematik :
- Inspeksi
mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan bibir kering, berat
badan menurun,anus kemerahan.
- Perkusi
adanya distensi abdomen.
- Palpasi
Turgor kulit kurang elastic
- Auskultasi
terdengarnya bising usus
c. Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang.
d. Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat
badan menurun.
e. Pemeriksaan penunjang.
f. Pemeriksaan tinja, darah lengkap dan duodenum intubation yaitu untuk
mengetahui penyebab secarakuantitatip dan kualitatif
2. Diagnosa keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan dengan elektrolit pada tubuh
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan absorsi.
3. Nyeri (akut) b.d hiperperistaltik usus
4. Kerusakan intergratis kulit b.d sering defekasi
5. hipertemi b.d dehidrasi
6. kurang penngetahuan b.d kurang terpaparnya informasi
4. Implementasi
Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan yang telah
direncanakansebelumnya.
5. Evaluasi
merupakan pengukuran keberhasilan sejauhmana tujuan tersebut tercapai. Bila ada
yang belumtercapai maka dilakukan pengkajian ulang, kemudian disusun rencana,
kemudian dilaksanakan dalamimplementasi keperawatan lalau dievaluasi, bila dalam
evaluasi belum teratasi maka dilakukan langkahawal lagi dan seterusnya sampai
tujuan tercapai
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Identitas data
Nama : An.Ar
TTL : Palembang,18 juni 2019
Umur : 9 bulan, 3 hari
Nama ayah/ibu : Tn.nanang/Ny.tuti
Pekerjaan ayah : Wiraswasta/buruh
Pekerjaan ibu : IRT
Agama : Islam
Alamat : Palembang
S.Bangsa : Jawa
Pend.Ayah : SMA
Pend.Ibu : SMP
RM : 264423
2. Keluhan utama
Ibu klien mengatakan, klien BAB cair lebih dari 4 kali dari tadi malam sampai pagi
ini, dengan konsistensi cairan dan berbusa
7. Kebutuhan dasar
a. Makanan yang disukai/ tidak disukai : klien mengatakan klien sangat menyukai
ASI, klien tidak mau diberi susu formula. Terkadang juga klien diberi pisang
b. Pola tidur : klien mengatakan tidur malam tidak teratur jam 19.00-06.00 WIB
c. Mandi : ibu klien mengatakan klien mandi 2 kali pagi dan sore
d. Aktifitas bermain : tidak terkaji
e. Eliminasi : ibu mengatakan klien BAK 4-6 kali , BAB 1x dengan konsistensi
lembek
8. Pemeriksaan fisik
a. KU : baik, kesadaraan : comphosmetis,rewel
b. Tb/BB : 72 cm / 7,9 kg
c. LK : 38 cm
d. Mata : mata cekung,skelera anikterik,congjugtiva ananemis, bentuk simetris,
sejajar
e. Hidung : bentuk simitris tidak ada pernapasan cuping hidung
f. Mulut : lidah bersih,mukosa bibir kering
g. Punggung : bentuk simetris tidak ada kelainan
h. Telinga : bentuk simetris, tidak ada OMA/ OMK
i. Tengkuk : tidak ada kaku kuduk
j. Dada : bentuk simetris, tidak ada rektrasi otot dada
k. Jantung : normal tidak ada kelainan
I : tampak ictus cordis di ICS 4
A: tidak terdapat bunyi gallop
P : teraba icutus cordi di ICS 4 sinistra
P : suara redup di seluruh jantung
l. Paru-paru : normal tidak ada kelainan
I : bentuk simetris tidak tampak rektrasi otot dada
A: terdengar suara bronkhvesikuler di ICS 2,3,4 sinistra dan dextra
P : ekspansi dada simestris
P : suara resona diseluruh lapang paru
Analisa data
Ket : 1 = kuat
2 = berat
3 = sedang
4 = ringan
5 = tidak ada Fluid
menagemnt :
Setelah dilakukan tindakan . monitor
keperawatan selama 3x24 jam status hidrasi
digarapkan kebutuhan cairan dapat . monitor vital
terpenuhi dengan ktiteria hasil : fluid sign
management . monitor
masukan
IR ER maknanan
Indikator hitung
2 4
1. Intage dan
ouput
dalam 24
jam
seimbang
2. Vital sing 2 4
dalam
batas
normal
3. Tugor 2 4
elestic
membrane
mukosa
basah
mata tak
cekung
4. Hidrasi 2 4
kulit
Ket : 1 = kuat
2 = berat
3 = sedang
4 = ringan
5 = tidak ada
Asuhan keperawatan
Mengajurkan
kepada ibu klien S : ibu klien
dan untuk mengatakan
meningkatkan selalu
cairfan kepada memebrikan
klien asinya kepada
klien
Evaluasi
Indikator IR ER
3 4
1. Eliminasi
defekasi
efektif
2. Keseimbanga 3 4
n cairan
3. Keseimbanga 3 4
n eletrolit
3 4
4. Hidrasi yang
adekuat
P : lanjutan intervensi
. klien dan ibu tetao
memebrikan asinya
defekasinya frekuesni dan
pola defekasinya
PEMBAHASAN
A. Pengakjian