Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

MENENTUKAN FASA DAN NOL & PENGGUNAAN


ALAT GROUNDING TESTER
LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK
INSTALASI LISTRIK

Dosen Pembimbing:
Torib Hamzah, S.Pd., M.Pd
Sumber, SST., MT
Edy Sumitro, SST

Disusun oleh :

Isthifaiyatul Mahmudah
P27838018016

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK
TAHUN AJARAN 2018/2019
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada ilmu listrik satu fasa, kita sering mendengar istilah kabel fasa,
netral, dan ground. Untuk kabel fasa sudah jelas yaitu kabel yang
mengandung tegangan. Ciri utama dari kabel fasa adalah bisa ditestpen akan
menyala. Sedangkan untuk kabel neutral dan ground masih banyak orang
bingung sehingga mengganggap sama antara netral dan ground.
Oleh karena itu, kita harus paham dasar dari materi instalasi listrik agar
kedepannya dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dengan aman tanpa
kecelakaan saat terjun di lapangan khususnya tentang membedakan antara
fasa dan nol dari sumber tegangan.

1.2 Batasan Masalah


1. Dapat mengetahui tentang fasa dan nol serta kegunaannya
2. Dapat mengetahui jenis-jenis isolator
3. Dapat mengetahui cara pengoperasian grounding tester

1.3 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan fasa dan nol ?
2. Apa saja kegunaan test pen ?
3. Bagaimana cara pengoperasian grounding tester

1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
a. Mahasiswa mampu membedakan tegangan fasa dan nol dengan
menggunakan test pen.
b. Mahasiswa mampu menganalisa mengapa pada saat tubuh diberi
tegangan listrik tidak dirasakan adanya setrum apabila bagian tubuh
tubuh tidak menyentuh lantai.
c. Mahasiswa mampu menerapkan dan mengetahui jenis-jenis isolator
listrik.
d. Mahasiswa mampu mengatahui fungsi grounding tester.

1.4.2 Tujuan Khusus


a. Mahasiswa mampu membedakan fasa dan nol menggunakan tespen.
b. Mahasiswa mampu menganalisa pada saat tubuh diberi teganganan
listrik dirasakan adanya setrum apabila tubuh tidak menyentuh
lantai.
c. Mahasiswa dapat mengetahui langkah pengoperasian grounding
tester.

1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoritis.
1. Mahasiswa mampu membedakan antara fasa dan nol serta
kegunaannya.
2. Mahasiswa mampu mengetahui cara kerja test pen.

1.5.2 Manfaat Praktis


1. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran fasa dan nol menggunakan
test pen.
2. Mahasiswa dapat mengukur nilai resistansi tanah menggunakan
grounding tester
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fasa dan Nol


Kabel fasa/ fase atau dikenal juga dengan phase adalah bagian dari
instalasi listrik yang mengandung tegangan dan biasanya selalu dilambangkan
dengan simbil sinusoida “~” dan sering menggunakan warna kuning/ merah/
hitam. Jika stop kontak / kabel yang merupakan fasa ini kita test dengan test
pen maka indikator lampu test penakan menyala.
Kabel netral adalah kabel bermuatan listrik rendah(mendekati nol) dan
dipakai sebagai acuan. Seperti kita ketahui, agar terjadi aliran arus listrik
maka harus ada beda potensial. Untuk itu, apabila kita hanya menggunakan
kabel fasa masuk dalam komponen listrik, misalnya lampu, maka lampu tidak
akan menyala. Apabila kita tambahkan kabel netral maka akan terjadi beda
potensial antara kabel fasa dan netral yang melewati lampu tadi sehingga
lampu menyala. Ciri dari kabel ini adalah apabila ditestpen maka testpen
tidak menyala.
Kabel ground berfungsi sebagai proteksi apabila terjadi kebocoran arus.
Kebocoran arus adalah apabila isolasi kabel atau perangkat elektronik rusak,
maka arus listrik bisa mengalir di konduktor yang bersentuhan dengannya.
Misal ada kabel kulkas yang mengelupas, akan berbahaya jika kabel yang
terkelupas ini menempel di body kulkas yang terbuat dari besi/alumunium
karena menyebabkan body kulkas memiliki arus listrik dan bisa menimbulkan
sengatan listrik apabila terpegang. Sesuai namanya, kabel ground adalah
kabel yang terhubung ke tanah/bumi yang akan membuang arus bocor tadi ke
tanah. Karena berfungsi sebagai proteksi, arus listrik tetap bisa mengalir
hanya dengan kabel fasa dan netral
Gambar 2.1 Pengukuran fasa, nol, ground
(Sumber : www.keretalistrik.com)

2.2 Testpen
Tespen atau Test Pen merupakan salah satu alat yang paling sering digunakan
oleh para Teknisi Listrik dalam melakukan pekerjaannya. Bentuknya yang relatif
kecil dan mirip seperti sebuah Pena membuatnya sangat mudah untuk dibawa
kemana-mana. Ujung Test Pen yang yang berbentuk “Minus” dapat dijadikan
sebagai Obeng untuk melonggarkan atau mengetatkan sekrup (screw). Jadi Test
Pen pada dasarnya adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengecek apakah sebuah penghantar listrik memiliki tegangan listrik atau tidak.
Penghantar listrik yang dimaksud disini dapat berupa Kabel listrik, Kawat listrik
maupun Stop Kontak listrik.

Gambar 2.2 Testpen


( Sumber : teknikelektronika.com)

2.3 Kabel
Kabel Listrik yang dalam bahasa Inggris disebut dengan Electrical
Cable adalah media untuk menghantarkan arus listrik yang terdiri dari
Konduktor dan Isolator. Konduktor atau bahan penghantar listrik yang biasanya
digunakan oleh Kabel Listrik adalah bahan Tembaga dan juga yang berbahan
Aluminium meskipun ada juga yang menggunakan Silver (perak) dan emas
sebagai bahan konduktornya namun bahan-bahan tersebut jarang digunakan
karena harganya yang sangat mahal. Sedangkan Isolator atau bahan yang
tidak/sulit menghantarkan arus listrik yang digunakan oleh Kabel Listrik adalah
bahan Thermoplastik dan Thermosetting yaitu polymer (plastik dan rubber/karet)
yang dibentuk dengan satu kali atau beberapa kali pemanasan dan pendinginan.

Gambar 2.3 Kabel


( Sumber : teknikelektronika.com)

2.4 Grounding Tester


Grounding Tester adalah alat untuk mengukur nilai resistansi
dari grounding, Besarnya tahanan tanah sangat penting untuk diketahui
sebelum dilakukan pentanahan dalam sistem pengaman dalam instalasi
listrik. Bagaimana caranya kita mengetahui apakah nilai hambatan atau
resistan pentanahan atau tahanan grounding yang kita pasang sudah
mencapai nilai standar, sehingga dapat dikatakan sistem grounding yang
kita pasang sudah baik dan benar.Untuk mengetahui hal ini, maka kita harus
melakukan pengukuran sistem grounding atau pentanahan (pembumian)
yang kita pasang dengan menggunakan alat ukur grounding atau pentanahan
(pembumian).Dengan menggunakan alat grounding tester tersebut.

Gambar 2.4 Grounding Tester


( Sumber : www.tipsrawatrumah.com)
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 PEMBAHASAN PRAKTIKUM


3.1.1 Alat dan Bahan
1. Test pen
2. Sumber tegangan PLN (stop kontak)
3. Tang kombinasi
4. Kabel NYA
5. Grounding Tester
3.1.2 Langkah Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Tentukan fasa dan ground pada sumber tegangan dengan
menggunakan testpen, jika pada saat dimasukkan pada salah satu
lubang stop kontak test pen menyala maka bagian tersebut adalah
fasa, sedangkan bagian yang dimasukkankan test pen namun tidak
menyala maka bagian tersebut adalah ground.
3. Pasang ujung kabel NYA yang sudah dikupas pada bagian positif
stop kontak.
4. Siapkan bahan isolator (kardus) sebagai alas bagi tubuh sebelum
memulai memegang kabel yang sudah dikupas.
5. Pegang ujung kabel NYA yang sudah dikupas serta sudah terhubung
dengan stop kontak. Jangan sampai badan memegang lantai,
menempel tembok, atau bersentuhan dengan orang lain.
6. Tempelkan test pen pada bagian tubuh, misalnya tangan atau kaki.
Jika tespen menyala, maka fasa sudah dapat ditentukan.
BAB 4
ANALISIS DAN KESIMPULAN

4.1 Analisis
Hasil dari praktikum membuktikan bahwa tubuh tidak tersengat
listrik saat tubuh kita tidak menyentuh ground atau tanah hal itu dapat
terjadi karena ketika kita menyentuh tanah atau ground akan menyebabkan
terjadinya perubahan pada tegangan listrik sedangkan jika tidak menyentuh
tanah, test pen tidak menyala karena tidak ada ground dalam tegangan
tersebut.

4.2 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil praktikum ini adalah kita tidak tersetrum pada saat
memegang kabel fase. Stop kontak diibaratkan sebagai sumber listrik, kita
manusia sebagai media penghantar karena tubuh manusia mengandung air
dan bersifat konduktor. Kemudian tanah/lantai sebagai ground,maka
tegangan listrik akan mengalir hal itu terbukti ketika bersentuhan dengan
listrik dan test pen akan menyala. Apabila kita melakukan kegiatan instalasi
listrik masih dialiri listrik maka kita harus mengusahakan agar tubuh kita
tidak bersentuhan dengan bantuan ground. (tembok,lantai,tanah dll) atau
bisa juga menggenakan isolator (sandal karet).

4.3 Pertanyaan
1. Mengapa saat test pen di hubungkan pada fasa PLN dan kita menyentuh
tanah/ ground menyala sedangkan jika tidak menyentuh tanah tidak
menyala? Jelaskan
Jawab :
Karena pada saat menyentuh tanah aliran listrik mengalir ke ground itu
berarti bumi kita merupakan tujuan aliran ground. Sedangkan sebaliknya
saat tidak menyentuh tanah, aliran listrik tidak menuju ground sehingga
test pen tidak menyala.
2. Seberapa penting sebuah isolator dalam sambungan kabel? Jelaskan
Jawab :
Isolator dalam sebuah sambungan kabel sangat penting karena untuk
mengisolasi penghantar dan agar tidak terjadi hubung singkat atau konslet
pada sambungan. Dan lagi sebagai pengaman jika masih terjangkau oleh
kegiatan manusia.
3. Bagaimana usaha kalian sebagai seorang teknisi instalasi listrik jika harus
melakukan sambungan atau perbaikan instalasi listrik dalam keadaan
terdapat tegangan?
Jawab :
Usaha kita seharusnya tidak menyentuh tanah karena dapat tersengat
setrum dan yang paling penting yaitu menggunakan isolator sebagai alas
untuk memtuskan aliran agar tidak menuju ground, yaitu tanah atau bumi.
4. Apa itu grounding tester dan bagaimana prinsip kerjanya?
Jawab :
Grounding Tester adalah alat untuk mengukur nilai resistansi
dari grounding.

4.4 Tugas
1. Carilah SOP yang benar dalam pemasangan dan perawatan instalasi
listrik.
Syarat dan pemasangan kabel, lampu, stop kontak, saklar, PHB, saluran
utama, MCB dan yang lain yang diatur dalam PUIL dalam instalasi
rumah tangga
1.Kabel
 Sebagai penghantar digunakan kabel berisolasi ganda (misalnya
NYM) yang terdiri atas dua atau tiga inti tembaga pejal dengan
penampang tiap intinya minimum 1,5 mm2.
 Kabel dicabangkan dalam kotak pencabangan dengan
penyambungan yang baik.
 Kabel lampu tidak boleh lebih kecil dari 0,5mm2.
 Kabel Listrik berpenghantar tembaga dan berisolasi PVC yang
terpasang secara permanen di dalam rumah harus dengan
ukuran minimal 2,5 mm2, berapapun jumlah daya listrik yang
terpasang dan hanya boleh dialiri listrik maksimal 10 A
2. Lampu
 Armatur penerangan, fiting lampu, lampu, dan roset harus dibuat
sedemikian rupa sehingga semua bagian yang bertegangan dan
bagian yang terbuat dari logam, pada waktu pemasangan atau
penggantian lampu, atau dalam keadaan lampu terpasang,
teramankan dengan baik dari kemungkinan sentuhan.
 Pada lampu tangan, sangkar pelindung, kait penggantung dan
bagian lain yang terbuat dari logam harus diisolasi terhadap fiting
lampunya.
 Armatur penerangan harus terisolasi dari bagian lampu dan fiting
lampu yang bertegangan.
 Armatur penerangan harus terisolasi dari penggantung dan
pengukuhnya yang terbuat dari logam, kecuali apabila pemindahan
tegangan pada bagian ini praktis tidak akan menimbulkan bahaya.
 Armatur penerangan di tempat lembab, basah, sangat panas, atau
yang mengandung bahan korosi, harus terbuat dari bahan yang
memenuhi syarat bagi pemasangan di tempat itu dan harus dipasang
sedemikian rupa sehingga air tidak dapat masuk atau berkumpul
dalam jalur penghantar, fiting lampu, atau bagian listrik lainnya.
 Seluruh bagian luar fiting lampu yang dipasang dalam ruang
berdebu, lembab, sangat panas, berisi bahan mudah terbakar, atau
mengandung bahan korosi, harus terbuat dari bahan porselin atau
bahan isolasi lain yang sederajat. Terlepas dari keadaan ruang
seperti disebutkan di atas, bagian luar fiting lampu yang
bertegangan lebih dari 300 V ke bumi, harus selalu terbuat dari
bahan porselin atau bahan isolasi lain yang sederajat.
 Armatur penerangan yang dipasang dekat atau di atas bahan yang
mudah terbakar harus dibuat, dipasang atau terlindung sedemikian
rupa sehingga bagian yang bersuhu lebih dari 90 tidak berhubungan
dengan bahan yang mudah terbakar itu.
 Lampu dalam ruang yang mengandung bahan atau debu yang
mudah terbakar atau meledak harus dipasang dalam armatur
penerangan yang kedap debu.
 Lampu untuk penerangan luar dan dalam ruang dengan air tetes
harus kedap tetesan atau dipasang dalam armatur penerangan yang
kedap tetesan.
 Tutup roset dan kotak sambung untuk armatur lampu harus
mempunyai cukup ruangan sehingga kabel dengan terminal
penghubungnya dapat dipasang dengan baik.
 Tiap kotak sambung harus dilengkapi dengan penutup, kecuali jika
sudah tertutup oleh kap armatur, fiting lampu, kotak kontak, roset,
atau gawai yang sejenis.
 Bagian dinding atau langit-langit yang terbuat dari bahan mudah
terbakar dan berada di antara sisi kap armatur dan kotak sambung
harus ditutup dengan bahan yang tidak dapat terbakar.
 Perkawatan pada atau di dalam armatur harus terpasang dengan
rapi. Diameter kawat harus minimum 0,75 mm2 dan sedemikian
rupa sehingga kabel bebas dari gaya tarik dan kerusakan mekanik
yang mungkin terjadi. Perkawatan yang berlebihan harus
dihindarkan. Kabel harus dipasang sedemikian rupa sehingga bebas
dari pengaruh suhu yang melebihi kemampuannya.
 Armatur harus terbuat dari logam, atau bahan lain yang diizinkan
dan dibuat sedemikian rupa sehingga terjamin kekuatan dan
kekokohan mekaniknya. Pipa dan tempat masuknya harus dibuat
sedemikian rupa sehingga kabel dapat dengan mudah dipasang dan
dikeluarkan tanpa ada kemungkinan terjadinya kerusakan pada
bahan isolasi atau putusnya hubungan kabel.
 Konstruksi rumah armatur yang tertanam tidak boleh menggunakan
solder.
 Lampu randah dan lampu lantai boleh dihubungkan dengan kabel
berselubung karet yang diizinkan bila pengawatannya ditempatkan
bebas dari panas lampu.
DAFTAR PUSTAKA

[1]. Noname. 2016. “Cara Mengukur Grounding Tester”


http://www.tipsrawatrumah.com/2015/03/cara-mengukur-
groundingarde.html
Diakses : 29 September 2018
[2]. Noname. 2017. “Pengertian test pen”
https://teknikelektronika.com/pengertian-tespen-test-pen-dan-cara-
menggunakan-test-pen/
Diakses : 29 September 2018
[3]. Noname. 2018. “Pengertian kabel dan Jenis-Jenisnya”
https://teknikelektronika.com/pengertian-kabel-listrik-jenis-jenis-kabel/
Diakses : 27 September 2018
[4]. Noname.2017. “Perbedaan Netral dan Ground”
http://www.keretalistrik.com/2016/05/perbedaan-antara-netral-dan-
ground.html
Diakses : 29 September 2018

Anda mungkin juga menyukai