Disusun oleh:
Nafiza Syarafina Yanani
185070201111006
PSIK 2018 Reg 2
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya, tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam, semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini sebagai tugas dari mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah 2.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari
pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian, apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak,
khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 2
yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini bermanfaat. Terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Tujuan .............................................................................................. 1
1.3 Manfaat ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
2.1 Definisi .............................................................................................. 3
2.2 Etiologi .............................................................................................. 3
2.3 Faktor Resiko .................................................................................... 4
2.4 Patofisiologi ....................................................................................... 4
2.5 Manifestasi Klinis............................................................................... 5
2.6 Pemeriksaan Diagnostik .................................................................... 5
2.7 Tatalaksana Medis ............................................................................ 7
2.8 Asuhan Keperawatan ........................................................................ 8
2.8.1 Pengkajian .......................................................................... 8
2.8.2 Diagnose ........................................................................... 10
2.8.3 Intervensi dan Implementasi.............................................. 10
2.8.4 Evaluasi ............................................................................ 14
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 16
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Prevalensi sindroma cushing ini pada laki-laki sebesar 1:30.000 dan pada
perempuan 1: 10.000. Angka kematian ibu yang tinggi pada sindrom cushing
desebabkan oleh hipertensi berat sebesar 67%, diabetes gestasional sebesar
30%. Kematian ibu telah dilaporkan sebanyak 3 kasus dari 65 kehamilan dengan
sindrom cushing. (Hernaningsih dan Soehita, 2005). Oleh karena itu, untuk
mencegah angka kematian khususnya ibu pasca melahirkan dengan sindrom
cushing yang semakin bertambah kami mencoba untuk menyusun asuhan
keperawatan penyakit sindrom cushing. Kami akan menyusun asuhan
keperawatan penyakit sindrom chusing secara umum yang baik.
1.2 Tujuan
1
4) Dapat merumuskan asuhan keperawatan dari sindrom cushing
1.3 Manfaat
1) Sebagai penambah wawasan dan rujukan dalam ilmu pengetahuan
mahasiswa dalam konteks Keperawatan Medikal Bedah 2
2) Menumbuhkan etos ilmiah dikalangan mahasiswa keperawatan sehingga
tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan saja, tetapi juga
mampu menjadi penghasil gagasan pikiran dan karya tulis dalam bidang
ilmu pengetahuan yang objektif
3) Melatih kemampuan mahasiswa keperawatan semester 4 dalam menulis
karya tulis ilmiah sebagai awal untuk menghadapi pengerjaan skripsi /
tugas akhir
2
BAB II
ISI
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
3
sindrom ini adalah tumor adrenokortikal, hiperplasia adrenal nodular, dan
iatrogenik.
2.4 Patofisiologi
4
Pada keadaan hiperglukokortikoid bisa timbul hipertensi, namun
penyebabnya belum diketahui dengan jelas. Hipertensi dapat disebabkan oleh
peningkatan sekresi angiotensinogen akibat kerja langsung glukokortikoid pada
arteriol atau akibat kerja glukokortikoid yang mirip mineralokortikoid sehingga
menyebabkan peningkatan retensi air dan natrium, serta ekskresi kalium. Retensi
air ini juga akan menyebabkan wajah yang bulat menjadi tampak pletorik.
Keadaan hiperglukokortikoid juga dapat menimbulkan gangguan emosi,
insomnia, dan euforia. Pada sindrom Cushing, hipersekresi glukokortikoid sering
disertai oleh peningkatan sekresi androgen adrenal sehingga bisa ditemukan
gejala dan tanda klinis hipersekresi androgen seperti hirsutisme, pubertas prekoks,
dan timbulnya jerawat.
2.5 Manifestasi Klinis
− Obesitas tipe sentral / truncal obesity : Punuk kerbau (buffalo hump) pada
bagian posterior leher serta daerah – daerah posterior supraklavikuler.
− Badan yang besar
− Extremitas relatif kurus
− Kulit menjadi tipis, rapuh & mudah luka
− Ekimosis (memar) akibat trauma ringan
− Striae
− Keluhan lemah dan mudah lelah (kelemahan otot)
− Insomnia (akibat perubahan sekresi di urnal kortisol)
− Pelisutan otot dan osteoporosis.
5
menurun menjadi kurang dari 50%. Bila pada malam hari kadarnya tidak
menurun atau tetap berarti irama sirkadian sudah tidak ada. Dengan
demikian sindrom Cushing sudah dapat ditegakkan. Namun pemeriksaan ini
tidak dapat digunakan pada anak berusia kurang dari 3 tahun sebab irama
sirkadian belum dapat ditentukan pada usia kurang dari 3 tahun.
6
membedakan sindrom Cushing yang tergantung ACTH dengan yang tidak
tergantung ACTH. Bila kadar ACTH plasma <5 pg/ml maka penyebabnya
adalah tipe tidak tergantung ACTH. Bila kadar ACTH plasma >10 pg/ml,
maka penyebabnya adalah tipe tergantung ACTH. Kesimpulan pemeriksaan
langkah kedua ini dapat dilihat pada Tabel 1.
• Penyakit Cushing
− Bedah
− Radiasi
7
dalam sela tursika. Kerugian pemakaian radiasi ini adalah
kerusakan sel-sel yang mensekresi hormon pertumbuhan.
− Obat-obatan
• Tumor adrenokortikal
2.8.1 Pengkajian
• Identitas Klien
Identitas klien meliputi nama, jenis kelamin, tempat/tgl lahir ,
umur, pendidikan, agama, alamat, tanggal masuk RS. Lebih lazim sering
terjadi pada wanita dari pada laki-laki dan mempunyai insiden puncak
antara usia 20 dan 30 tahun.
• Keluhan Utama
Adanya memar pada kulit, klienmengeluh lemah, terjadi
kenaikan berat badan.
8
• Riwayat penyakit dahulu
Kaji apakah klienpernah mengkonsumsi obat-obatan
kartekosteroid dalam jangka waktu yang lama.
• Riwayat Kesehatan keluarga
Kaji apakah keluarga pernah menderita penyakit cushing
sindrom atau kelainan kelenjar adrenal lainnya. Pengumpulan riwayat dan
pemeriksaan kesehatan difokuskan pada efek pada tubuh dari hormon
korteks adrenal yang konsentrasinya tinggi dan pada kemampuan korteks
adrenal untuk berespons terhadap perubahan kadar kortisol dan
aldosteron. Riawayat kesehatan mencakup informasi tentang tingkat
aktivitas klien dan kemampuan untuik melakukan aktivitas rutin dan
perawatan diri. Detailnya pengkajian keperawatan untuk klien ini
mencakup:
− Kaji kulit klien terhadap trauma, infeksi, lecet-lecet, memar, dan
edema.
− Amati adanya perubahan fisik dan dapatkan respons klien tentang
perubahan ini.
− Lakukan pengkajian fungsi mental klien, termasuk suasana hati,
respons terhadap pertanyaan, kewaspadaan terhadap
lingkungan, dan tingkat depresi. Keluarga klien merupakan
sumber terbaik untuk mendapatkan informasi tentang perubahan
ini.
• Pemeriksaan Fisik
− B1 (Breath)
Inspeksi : Pernapasan cuping hidung kadang
terlihat, pergerakan dada simetris
Palpasi : Vocal premitus teraba, tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Suara sonor
Auskultasi : Terdengar bunyi nafas normal, tidak terdengar bunyi
nafas tambahan.
− B2 (Blood)
Perkusi pekak , S1 S2 Terdengar tunggal , hipertensi, TD
meningkat.
− B3 (Brain)
9
Composmentis dengan GCS 456, kelabilan alam perasaan
depresi sampai insomnia
− B4 (Bladder)
Poliuri, kadang terbentuk batu ginjal, retensi natrium.
− B5 (Bowel)
Terdapat peningkatan berat badan, nyeri pada daerah lambung,
terdapat striae di daerah abdomen, mukosa bibir kering, suara
redup.
− B6 (muskuloskeletal dan integumen)
Kulit tipis, peningkatan pigmentasi, mudah memar, atropi otot,
ekimosis, penyembuhan luka lambat, kelemahan otot,
osteoporosis, moon face, punguk bison, obesitas tunkus.
2.8.2 Diagnose
10
Tujuan: Perawatan diberikan dalam 3x24 jam volume cairan dalam batas
normal
Intervensi Rasional
11
mengurangi retensi natrium, edema
dapat diminimalisir
Tujuan: Perawatan diberikan dalam 2x24 jam sintesis protein, distribusi protein
ke tulang dan kelemahan dapat diatasi
Kriteria hasil : Cedera tidak terjadi sehingga klien bebas dari cedera jaringan
lunak atau fraktur, klien tidak mengalami suhu tubuh yang naik,
kemerahan, nyeri atau tanda infeksi dan inflamasi.
12
Intervensi Rasional
Tujuan: Perawatan diberikan dalam 2x24 jam kondisi kulit klien dapat membaik
Kriteria hasil : Memar hilang, luka dapat sembuh, turgor kulit lebih baik,
pigmentasi kulit normal
Intervensi Rasional
13
Observasi area yang juga mengalami Jaringan edema lebih cenderung
rusak/robek akibat elastisitas jaringan
edema
menurun karena tekanan oleh cairan
2.8.4 Evaluasi
14
Informasi yang didapatkan berupa hasil pengamatan, penilaian,
pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan
dilakukan
− A (Analisis)
Kesimpulan yang dibuat perawat dari hasil membandingkan antara
informasi subjektif dan objektif dengan tujuan dan kriteria hasil.
Kesimpulan berupa masalah teratasi, teratasi sebagian, dan tidak
teratasi.
− P (Planning)
Rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan berdasarkan
hasil analisa.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
Sumber E-Book
Dr. Agata Juszczak, Petra Sulentic, MD, and Ashley Grossman, BA BSc MD FRCP
FMedSci. 2017..Cushing’s Syndrome. StatPeals Publishing LLC. US.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279088/. Diakses pada 8
Februari 2020.
Dr. Agata Juszczak, Petra Sulentic, MD, and Ashley Grossman, BA BSc MD FRCP
FMedSci. 2017..Cushing’s Syndrome. StatPeals Publishing LLC. US.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279088/. Diakses pada 8
Februari 2020.
Sumber Buku
Herdman T. Heather, PhD, RN, FNI. 2017. NANDA-I Diagnosa Keperawatan: Edisi
11. Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Moorhead Sue, Johnson Marion, Maas Meridean L., Swanson Elizabeth. 2013.
Nursing Outcomes Classification. Elsevier. United Kingdom
Bulechek Gloria M., Butcher Howard K., Dochterman Joanne M., Wagner Cheryl
M.. 2013. Nursing Interventions Classiication. Elsevier. United Kingdom
17