Anda di halaman 1dari 6

Anisa, seorang mahasiswi semester akhir di ibukota yang memiliki gaya hidup bebas seperti anak muda

di ibukota pada umumnya, ternyata memiliki kebiasaan yang buruk tanpa diketahui keluarga dan teman
temannya.

Suatu malam, anisa sedang melakukan “suntik” pada lengannya. Namun, tiba-tiba, anisa kejang-kejang
dan tak sadarkan diri, diwaktu yang bersamaan, sang ibu memanggil anisa untuk makan malam
bersama.

Ibu : icaaa, keluar nak makan.

Karna anisa tak merespon, ibu pun memanggil sekali lagi

Ibu : anissa nurul senjani, keluar nak makan

Karna tak merespons, ibu pun mendatangi kamar anisa, namu tak dilihatnya anisa didalam kamar.

Ibu : ca, kamu dimana ca (dengan muka bingung sambil mencari cari)

Sang ibu pun mengecek di kamar mandi

Ibu : yaallah icaa, kamu kenapa nak?! Ca, ica, bangun nak (sambil menangis panic)

Sang ibu pun melihat suntikan yang anisa pegang

Ibu : astaghfirullah icaa, kamu ngapain nak, yaallah (nangis terisak-isak)

Sang ibu pun segera menelpon ambulance

Tak lama kemudian, ambulance pun datang

Perawat 1 : selamat siang, apa benar dengan ibu letfia?

Ibu : iya benar. Tolong bawa anak saya, dia tidak sadarkan diri

Perawat 2 : baik bu.

Mereka pun segera menuju rs polri. Sesampainya di rumah sakit, anisa pun diberikan penolongan
pertama. Setelah anisa mulai siuman, anisa dipindahkan keruangan mahoni 2.

Diruangan ;

Anisa : bu..

Ibu : iya nak

Anisa : maafin nisa bu


Ibu : sudah, dibicarakan nanti saja

Keesokan harinya

Dokter : selamat pagi sus

Perawat 1 : selamat pagi dok. Dok ini ada pasien atas nama anisa nurul senjani.

Dokter : oh iya, yuk

Dokter dan perawat pun mendatangi kamar anisa

Perawat 1: selamat pagi mbak

Pasien : pagi sus

Dokter : selamat pagi, saya dokter virgin. Apa ada keluhan hari ini?

Pasien : iya dok, saya pusing, badan saya rasanya remuk, dan tenggorokan saya panas

Dokter : (mengecek hasil lab) dik, dari catatan yang saya baca, adik masuk ke rumah sakit karna pingsan
setelah melakukan suntik, apa benar?

Pasien : (sambil menahan malu) bener dok

Dokter : kalau boleh tau, adik sudah melakukan itu berapa lama?

Pasien : (diam, lalu menggeleng dan nangis)

Dokter : dik, adik terkena penyakit hiv/aids. Mohon adik dan ibu untuk bersabar, kami akan melakukan
penanganan kepada adik untuk beberapa hari kedepan. Kalau begitu, saya tinggal dulu ya. Selamat pagi

Perawat 1: mari bu, mbak.

Ibu : terimakasih sus

Setelah perawat dan dokter pergi

Ibu : ca, kamu ini kenapa kok bisa sampai begini?


Pasien : maaf bu

Ibu : ibu tidak marah, ibu hanya mau tau kenapa kok kamu ngelakuin ini semua.

Pasien : ica stress bu, semenjak ayah pergi, ica gakuat liat ibu banting tulang sendirian. Selalu jadi beban
pikiran buat ica. Ica mau minta maaf bu, selama ini ica bohong kalau nginap dirumah anjali. Selama ini
ica selalu pergi ke club malam. Maafin ica bu (sambil menangis tersedu-sedu dan memeluk sang ibu)

Ibu : kamu ini ada ada saja. Kan kalau begini ibu jadi tambah banyak pikiran

Tiba-tiba perawat datang

Perawat 2 : pagi ibu

Ibu : pagi sus

Perawat 2 : pagi mbak, saya perawat deswita yang bertugas di ruang mahoni 2 dari jam 7 pagi sampai
jam 2 siang, kalau boleh tau nama panjang dan tanggal lahir mbak berapa ya?

Pasien : anisa nurul senjani sus, tanggal 31 oktober 1997

Perawat 2 : oh iya bener ya mbak anisa. Mbak, saya cek tanda tanda vital mbak dulu ya

Pasien : iya sus

Setelah dilakukan tindakan pengecekan ttv, perawat pun memberitahukan hasil dari pengecekan

Perawat 2 : mbak, ini tekanan darahnya 180/100 ya, Nadinya 98 x/menit, Pernapasannya 30 x/menit dan
suhunya 38,9

Ibu : sus, anak saya ini bisa sembuh tidak ya?

Perawat 2 : mari kita berusaha sama sama ya bu. Dimohon agar mbaknya melakukan perawatan sesuai
anjuran dokter, insyaallah diangkat penyakitnya sama allah swt ya bu.

Ibu : baik makasih ya sus

Perawat 2 : iya ibu. Saya tinggal dulu ya bu.

Ibu : tuh kamu dengerin kata perawatnya. Yang penting nurut

Pada jam makan siang, disaat anisa sedang makan disuapi oleh ibunya, teman anisa pun datang untuk
menjenguk
Teman pasien : nisa?

Pasien : jangan masuk! Keluar!

Ibu : ica?! Kamu kenapa?!

Pasien : pokoknya aku gamau ada yang datang selain ibu!

Ibu : kamu kenapa ica? Itu kan teman kamu semua !

Pasien : gamau pokoknya aku gamau! Aku malu bu! (sambil menangis)

Mendengar adanya keributan, perawat pun menghampiri kamarnya

Perawat 1 : ibu maaf,ada apa ya ribut ribut?

Ibu : ini si ica gamau dijenguk sama temennya

Perawat 1 : mbak ada apa? Kok tidak mau bertemu sama temannya?

Pasien : saya malu sus (sambil menangis)

Perawat 1 : malu kenapa mbak?

Pasien : saya malu kalo temen saya tau saya kena hiv sus. Saya juga takut dia tertular sus

Perawat 1 : mbak, untuk penyakit mbak, tenang saja mbak. Kami dari pihak tenaga kesehatan tidak akan
memberitahu siapapun tentang penyakit mbak . kerahasiaan mbak terjaga. Dan untuk penularan,
hiv/aids tidak bisa tertular selain dari penularan darah, dan kelenjar dari tubuh mbak.

Ibu : oh gitu ya sus, berarti untuk penularan hiv ini ga mudah ya sus?

Perawat 1 : iya bu bener

Ibu : tuh ca, gimana temen mu? Masuk aja ya? Kasian dia udah dateng jauh jauh

Pasien : gamau bu, aku belum siap.

Ibu : yasudah ibu temui temenmu dulu ya.

Pasien : iya bu

Perawat 1 : mbak makannya mau saya bantu?

Pasien : saya udah kenyang sus

Perawat 1 : yasudah kalau begitu makanannya saya bawa ya.

Pasien : iya sus


Perawat 1 : saya tinggal ya mba, kalau ada apa apa panggil saya di nurse station ya mbak. Mari mbak

Pasien : iya sus, makaish ya sus

Akhirnya setelah beberapa hari menjalani perawatan di rumah sakit, anisa pun dibolehkan pulang. Dan
anisa pun sudah mau bertemu dengan teman temannya dan menjadi lebih terbuka.
Role Play pada Pasien dengan Ganggungan Psikotopika

Kelompok 8:

Anisa nurul senjani (18060) = pasien

Deswita aridhya anjali (18065) = perawat 2, teman

Helenzia adrir ivankha (18071) = perawat 1

Letfia delianti oktavira (18076) = ibu

Virginia pipit (18102) = dokter

Anda mungkin juga menyukai