Anda di halaman 1dari 6

Oleh:

1. Dede Nurheliza - 12816024


2. Aisyah Aviva Rachmah - 12817003
2. Rahmatika - 12817015

PROGRAM STUDI METEOROLOGI

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2019

I. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui proses terjadinya kondensasi
2. Membandingkan proses kondensasi yang terjadi jika diberi perlakuan yang berbeda
II. Teori Dasar
a. Pengertian Kondensasi
Kondensasi atau pengembunan yaitu perubahan bangun-bangun benda ke
bangun-bangun yang semakin padat, seperti gas (atau uap) menjadi cairan.
Kondensasi terjadi ketika uap didinginkan menjadi cairan, tetapi mampu juga
terjadi bila sebuah uap dikompresi (yaitu, tekanan ditingkatkan) menjadi cairan,
atau merasakan kombinasi dari pendinginan dan kompresi. Cairan yang telah
terkondensasi dari uap disebut kondensat. Sebuah alat yang dipergunakan untuk
mengkondensasi uap menjadi cairan disebut kondenser. Kondenser umumnya yaitu
sebuah pendingin atau penukar panas yang dipergunakan untuk beragam tujuan,
mempunyai rancangan yang bervariasi, dan banyak ukurannya dari yang mampu
digenggam sampai yang sangat akbar.
Kondensasi uap menjadi cairan yaitu lawan dari penguapan (evaporasi) dan
yaitu proses eksothermik (melepas panas). Cairan yang terlihat di luar gelas cairan
yang dingin di hari yang panas yaitu kondensasi.
Uap cairan di udara yang terkondensasi secara alami pada permukaan yang
dingin dinamakan embun. Uap cairan hanya akan terkondensasi pada suatu
permukaan ketika permukaan tersebut semakin dingin dari titik embunnya, atau uap
cairan telah sampai kesetimbangan di udara, seperti kelembapan jenuh. Titik embun
udara yaitu temperatur yang mesti dicapai agar mulai terjadi kondensasi di udara.
Molekul cairan mengambil sebagian panas dari udara. Akibatnya,
temperatur atmosfer akan sedikit turun. Di atmosfer, kondensasi uap airlah yang
mengakibatkan terjadinya awan. Molekul kecil cairan dalam banyak banyak akan
menjadi butiran cairan karena pengaruh suhu, dan tapat turun ke bumi menjadi
hujan. Hal tersebut merupakan yang disebut siklus cairan. .

III. Langkah Percobaan

a. Percobaan 1
1. Siapkan 3 botol kosong yang ukurannya sama
2. Siapkan air panas, dingin, dan air biasa
3. Masukkan masing-masing air ke dalam masing-masing botol hingga memenuhi
setengah volume botol
4. Letakkan 3 botol yang berisi air panas, dingin, dan biasa di tempat yang terpapar
sinar matahari
5. Amati perubahannya dalam waktu 10 menit
6. Lakukan hal yang sama sekali lagi namun pada langkah ke-4 diletakkan di tempat
yang teduh
b. Percobaan 2
1. Siapkan 3 botol kosong bervolume 1,5 liter, selang, gunting, korek api, dan paku
2. Siapkan air dingin, panas, dan air biasa
3. Lubangi tutup botol dan sisi botol untuk botol ke-1. Lakukan hal yang sama untuk
botol ke-2
4. Masukkan selang ke lubang sisi botol dan tutup botol
5. Masukkan air panas ke botol satu
6. Masukkan air dingin ke botol dua
7. Tiup selang pada botol satu, amati apa yang terjadi
8. Ulangi langkah ke 6-7, tetapi ganti air di botol dua dengan air biasa
9. Ulangi langkah ke 6-7, tetapi ganti air di botol dua dengan air panas
10. Amati perubahan yang terjadi

IV. Hasil dan Analisis

a. Hasil

1. Percobaan 1
Air Dingin Air Biasa Air Panas
Terpapar Terbentuk embun Tidak terbentuk Embun terbentuk di
sinar dibagian luar botol, embun di dalam dalam botol dalam
Matahari waktu lebih lama botol. waktu yang cepat.
dibanding air panas.
Teduh Terbentuk embun Tidak terbentuk Embun terbentuk di
dibagian luar botol, embun. dalam botol dalam
waktu lebih lama waktu yang cepat.
dibanding air panas.

2. Percobaan 2
Perlakuan Botol 1 Botol 2 Keterangan
1 Panas Dingin Terbentuk embun namun relatif sedikit hanya di
sekitar mulut botol.
2 Panas Biasa Tidak terbentuk embun namun air yang ditiupkan
tetap masuk ke botol.
3 Panas Panas Terbentuk embun sangat banyak.

b. Analisis
1. Percobaan pertama
Percobaan pertama yang dilakukan di tempat panas menunjukkan bahwa
botol yang berisi air panas akan menghasilkan embun paling cepat, disusul oleh air
dingin walaupun relatif memakan waktu yang cukup lama, dan air biasa tidak
menghasilkan embun. Air biasa tidak menghasilkan embun dapat dikarenakan
waktu percobaan yang dilakukan kurang lama.

Sedangkan untuk percobaan di tempat teduh menghasilkan kesimpulan


yang sama seperti yang sebelumnya, namun bedanya untuk air biasa tidak akan
menghasilkan embun karena tidak terpapar sinar matahari.

Percobaan di tempat yang terpapar sinar matahari akan menghasilkan


embun yang lebih cepat dibandingkan dengan percobaan di tempat teduh.

2. Percobaan kedua

Percobaan kedua ini diterapkan tiga kondisi yang berbeda. Pada perlakuan
pertama, embun yang terlihat di dinding botol ketiga sangat sedikit, hanya di sekitar
mulut botol. Sementara pada perlakuan kedua, tidak terlihat sama sekali embun,
berbeda. Dan yang terakhir pada perlakukan ketiga, embun yang terbentuk sangat
banyak hingga ,menutupi seluruh bagian dalam dinding botol.

V. Kesimpulan

Kondensasi akan lebih cepat terjadi jika perbedaan suhunya ekstrim (sangat dingin
atau sangat panas)

VI. Pustaka

http://mengembun.cairan.info/id3/738-629/Mengembun_24024_mengembun-cairan.html/
(Diakases pada 29 Oktober 2019)

VII. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai