Anda di halaman 1dari 15

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang berarti negara yang

mengandalkan sektor pertanian sebagai mata pencaharian maupun sebagai

penopang perekonomian dan pembangunan di Indonesia karena pertanian

membentuk proporsi yang sangat besar dan memberikan sumbangan untuk kas

pemerintah. Hal ini kemudian menjadikan sektor pertanian sebagai pasar yang

potensial bagi produk-produk dalam negeri baik untuk barang produksi maupun

barang konsumsi, terutama produk yang dihasilkan oleh sub sektor tanaman

pangan (Hasyim dan Yusuf, 2008).

Kentang (Solanum tuberosum L.) termasuk salah satu jenis tanaman

hortikultura yang memiliki prospek pemasaran yang cukup cerah baik untuk

dalam negeri ataupun untuk luar negeri (ekspor), sehingga tidak menutup

kemungkinan jika dalam rangka intensifikasi tanaman hortikultura kentang

merupakan salah satu komoditas prioritas yang akan dikembangkan di berbagai

daerah, terutama di sentra produksi kentang dan daerah pengembangan yang

mempunyai agroklimat yang sesuai dengan tanaman kentang (Jasminarni, 2007).

Keuntungan utama pemupukan dengan bahan organik yaitu dapat

memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik yang biasa

digunakan berupa pupuk kotoran hewan (kohe), pupuk kascing dan kompos. Pada

budidaya tanaman kentang perlu ditambahkannya bahan organik ke dalam tanah

karena bahan organik berfungsi sebagai dinamisator dan aktivator berbagai

kehidupan dalam tanah untuk kepentingan ketersediaan unsur hara yang cukup

bagi tanaman (Simarmata, 2005).


2

Petani cenderung meninggalkan pupuk organik termasuk pupuk kandang

setelah pupuk kimia diperkenalkan. Pemakaian pupuk kimia awalnya memang

memberikan hasil panen yang lebih banyak, sehingga petani terus menerus

menggunakannya. Penggunaan pupuk kimia secara terus menerus dapat

menyebabkan pencemaran tanah yang akan berpengaruh terhadap populasi

mikroorganisme (Irvan, 2007).

Pupuk kimia menyebabkan penipisan unsur-unsur mikro seperti seng, besi,

tembaga, mangan, magnesium dan boron, yang bisa mempengaruhi tanaman,

hewan dan kesehatan manusia, dengan demikian dilakukan usaha untuk

memperbaiki tingkat kesuburan tanahnya. Cara memperbaiki tingkat kesuburan

tanah ini adalah salah satunya dengan memberikan pupuk

kandang (Nasahi, 2010).

Pupuk kandang sapi sangat baik digunakan dalam budidaya tanaman

kentang karena pupuk kandang sapi selain dapat memenuhi kebutuhan unsur hara

juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah yang akan mempermudah perkembangan

kentang sehingga hasil dari kentang akan lebih besar. Selain mudah didapat

kotoran sapi juga relatif lebih murah apabila dibandingkan dengan harga pupuk

an-organik yang beredar di pasaran. Hal ini mendorong para petani yang biasa

menggunakan pupuk buatan beralih menggunakan pupuk organik

(Wiskandar, 2002).

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah mengetahui manfaat

pemberian pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kentang

dan mengetahui kandungan, kelebihan, dan kekurangan pupuk kandang sapi.


3

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan paper ini sebagai salah satu syarat untuk

dapat memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Budidaya Tanaman Unit

Dasar Agronomi dan sebagai salah satu sumber informasi bagi pihak yang

membutuhkan.
4

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Kentang

Klasifikasi tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) adalah sebagai

berikut : Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae,

Kelas : Dicotyledonae, Ordo : Tubiflorae, Famili : Solanaceae, Genus : Solanum,

Spesies : Solanum tuberosum L. (Adiyoga, 1984).

Tanaman kentang memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar

tunggang dapat menembus tanah sampai kedalaman 45 cm, sedangkan akar

serabut umumnya tumbuh menyebar (menjalar) ke samping dan menembus tanah

dangkal. Akar tanaman berwarna keputih-putihan dan halus berukuran sangat

kecil. Di antara akar-akar tersebut ada yang akan berubah bentuk dan fungsinya

menjadi umbi (stolon) yang selanjutnya akan menjadi umbi kentang. Akar

tanaman berfungsi menyerap zat-zat yang diperlukan tanaman dan untuk

memperkokoh berdirinya tanaman (Samadi, 1997).

Batang tanaman berbentuk segi empat atau segi lima, tergantung pada

varietasnya. Batang tanaman berbuku-buku, berongga, dan tidak berkayu, namun

agak keras bila dipijat. Diameter batang kecil dengan tinggi dapat mencapai 50-

120 cm, tumbuh menjalar. Warna batang hijau kemerah-merahan atau hijau

keungu-unguan (Rukmana, 1997).

Tanaman kentang umumnya berdaun rimbun. Helaian daun berbentuk

poling atau bulat lonjong, dengan ujung meruncing, memiliki anak daun primer

dan sekunder, tersusun dalam tangkai daun secara berhadap-hadapan (daun

mejemuk) yang menyirip ganjil. Daun berkerut–kerut dan permukaan bagian

bawah daun berbulu. Warna daun hijau keputih–putihan. Posisi tangkai utama
5

terhadap batang tanaman membentuk sudut kurang dari 45o atau lebih besar 45o.

Daun menyirip majemuk, dengan lebar daun bertangkai memiliki ukuran, bentuk

dan tekstur yang beragam (Rubatzky dan Yamaguchi, 1995).

Bunga kentang berkelamin dua (hermaphroditus) yang tersusun dalam

rangkaian bunga atau karangan bunga yang tumbuh pada ujung batang dengan

tiap karangan bunga memiliki 7–15 kuntum bunga. Warna bunga bervariasi :

putih, merah, biru. Struktur bunga terdiri dari daun kelopak (calyx), daun mahkota

(corolla), benang sari (stamen), yang masing–masing berjumlah 5 buah serta putih

1 buah. Bunga bersifat protogami, putik lebih cepat masak daripada tepung sari.

Bunga kentang membuka pada pagi hari dan menutup pada sore hari yang

berlangsung 3±7 hari (Soelarso, 1997).

Buah kentang berbentuk bulat, bergaris tengah kurang lebih 2,5 cm,

berwarna hijau tua sampai keungu–unguan dan tiap buah berisi 500 bakal biji.

Bakal biji yang dapat menjadi biji hanya berkisar 10 butir sampai dengan 300

butir. Biji kentang berukuran kecil, bergaris tengah kurang lebih 0,5 mm,

berwarna krem, dan memiliki masa istirahat (dormansi) sekitar

6 bulan (Rukmana, 1997).

Syarat Tumbuh

Iklim

Keadaan iklim yang ideal untuk tanaman kentang (Solanum tuberosum L.)

adalah suhu rendah (dingin) dengan suhu rata–rata harian antara 15-20o C.

Kelembaban udara 80-90% cukup mendapat sinar matahari (moderat) dan curah

hujan antara 200-300 mm per bulan atau rata-rata 1000 mm selama pertumbuhan

(Samadi, 1997).
6

Suhu tanah optimum untuk pembentukan umbi yang normal berkisar

antara 15-18o C. Pertumbuhan umbi akan sangat terhambat apabila suhu tanah

kurang dari 10o C dan lebih dari 30o C. Tanaman kentang pada setiap fase

menghendaki nilai suhu berbeda-beda. Pada fase vegetatif, suhu sekitar 25°C

tanaman akan mempunyai pertumbuhan vegetatif yang baik akan tetapi

pertumbuhan umbi akan terhambat (Lovatt, 1997).

Curah hujan yang tepat adalah bila besarnya kira-kira 1500 mm pertahun.

Selain suhu ketinggian tempat dan curah hujan, angin juga ternyata berpengaruh

terhadap tanaman kentang. Angin terlalu kencang kurang baik bagi tumbuhan

berumbi, sebab dapat merusak tanaman, mempercepat penularan penyakit, dan

faktor penyebab bibit penyakit mudah menyebar (Setiadi dan Fitria, 1993).

Kombinasi suhu rendah dengan penyinaran matahari yang relatif pendek

dapat berpengaruh baik terhadap pembentukan dan perkembangan umbi kentang.

Cahaya diperlukan oleh tanaman untuk melakukan proses fotosintesis, disamping

intensitas cahaya, lama pencahayaan akan mempengaruhi jumlah energi matahari

yang sampai ke bumi (Gunawan, 2009).

Daerah yang berangin kencang harus dilakukan pengairan yang cukup dan

sering dilakukan pengontrolan keadaan tanah karena angin kencang yang

berkelanjutan berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap

pertumbuhan tanaman dan penularan bibit penyakit ke tanaman dan ke areal

pertanaman yang lain (Tyas, 2010).

Tanah

Tanah yang baik untuk kentang adalah tanah yang gembur atau sedikit

mengandung pasir, hal ini agar air mudah meresap dan mengandung humus yang
7

tinggi. Daerah yang cocok untuk menanam kentang adalah dataran tinggi atau

daerah pegunungan dengan ketinggian 1000–3000 m dpl. Pada dataran medium,

tanaman kentang dapat di tanam pada ketinggian 300-700 m dpl (Samadi, 1997).

Tanaman kentang membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak

mengandung bahan organik, bersolum dalam, aerasi dan drainasenya baik dengan

reaksi tanah (pH) 5-6,5. Jenis tanah yang paling baik adalah Andosol dengan ciri–

ciri solum tanah agak tebal antara 1–2 m, berwarna hitam atau kelabu sampai

coklat tua, bertekstur debu atau lempung berdebu sampai lempung dan bertekstur

remah. Jenis tanah Andosol memiliki kandungan unsur hara sedang sampai tinggi,

produktivitas sedang sampai tinggi dan reaksi tanah masam sampai netral

(Rukmana, 1997).

Daerah yang berangin kencang harus dilakukan pengairan yang cukup dan

sering dilakukan pengontrolan keadaan tanah karena angin kencang yang

berkelanjutan berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap

pertumbuhan tanaman dan penularan bibit penyakit ke tanaman dan ke areal

pertanaman yang lain (Tyas, 2010).


8

MANFAAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP


PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
KENTANG (Solanum tuberosum L.)

Pengertian Pupuk

Pupuk merupakan bahan yang diberikan ke dalam tanah berguna untuk

merangsang pertumbuhan tanaman. Pupuk adalah bahan yang diberikan ke dalam

tanah baik yang organik maupun anorganik dengan maksud mengganti kehilangan

unsur hara dari dalam tanah yang bertujuan untuk meningkatkan produksi

tanaman dalam keadaan lingkungan yang baik (Mulyani, 1999).

Pupuk adalah semua bahan yang diberikan kepada tanah dengan maksud

untuk memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Bahan yang

diberikan ini dapat bermacam-macam, misalnya berupa pupuk kandang, pupuk

hijau dan kompos yang mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk

mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu

berproduksi dengan baik. Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena

berisi satu atau lebih unsur untuk menggantikan unsur yang habis terisap

tanaman (Lingga, 2002).

Tanaman sangat membutuhkan beberapa unsur hara diantaranya adalah C,

H, O, N, P, K, Ca, Mg, dan lain sebagainya, namun belum tentu unsur hara

tersebut dapat tercukupi oleh tanaman yang diserap melalui tanah. Pupuk

mengandung kandungan sulfur dalam bentuk SO4 atau dalam bentuk lain yang

akan mengakibatkan keasaman kecuali jika bahan kapur cukup terdapat didalam

pupuk untuk menetralkan asam yang dibentuk (Henry, 1988).

Penggunaan pupuk pada tanaman harus sangat diperhatikan oleh petani

yaitu teknik dan cara pemupukannya karena jika pemupukan dilakukan secara asal
9

dikhawatirkan dapat berakibat tanaman menjadi rusak. Dalam pertanian modern,

penggunaan pupuk adalah mutlak untuk memicu tingkat produksi tanaman,

peredaran pupuk dipasaran sangat beragam baik dalam hal jenis, bentuk, ukuran,

maupun kemasan. Pupuk-pupuk tersebut hampir 90% sudah mampu memenuhi

kebutuhan tanaman (Lingga, 2002).

Tanpa pemberian pupuk, terutama pada tanah-tanah yang bermasalah

menyebabkan tanaman mengalami defisiensi unsur hara yang diperlukan untuk

sintesis biomolekul, akibatnya proses pertumbuhan tanaman menjadi tertekan dan

terganggu. Tanaman yang mengalami kekurangan unsur hara akan terganggu

proses metabolismenya sehingga pertumbuhan tanaman menjadi

terhambat (Suseno, 1974).

Kandungan Pupuk Kandang Sapi

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari campuran kotoran-kotoran

ternak, urine, serta sisa-sisa makanan ternak tersebut. Pupuk kandang ada yang

berupa cair dan ada pula yang berupa padat, tiap jenis pupuk kandang memiliki

kelebihan masing-masingnya. Kandungan hara pada pupuk kandang dapat

dipengaruhi oleh jenis ternak, umur ternak, bentuk fisik ternak, pakan dan

air (Pranata, 2010).

Satu ekor sapi dewasa dapat menghasilkan 23,59 kg kotoran tiap harinya

dengan kandungan unsur N, P dan K. Disamping menghasilkan unsur-unsur

makro tersebut, pupuk kandang sapi juga menghasilkan sejumlah unsur hara

mikro, seperti Fe, Zn, Bo, Mn, Cu, dan Mo. Jadi dapat dikatakan bahwa, pupuk

kandang ini dapat dianggap sebagai pupuk alternatif untuk mempertahankan

produksi tanaman/ha (Djazuli dan Ismunadji, 1983).


10

Pupuk kandang merupakan pupuk organik yang berasal dari kotoran

ternak baik berupa kotoran padat, cair dan sisa makanan yang bercampur menjadi

satu. Salah satu contoh jenis pupuk kandang yaitu pupuk kandang dari kotoran

sapi. Kandungan unsur hara di dalam pupuk kandang sapi yaitu : 0,3% N; 0,2%

P2O5; 0,3% K2O (Novizan, 2005).

Tingginya C/N rasio pupuk kandang sapi menyebabkan proses penguraian

hara berjalan lambat dan kurang tersedia bagi tanaman sehingga menghambat

penggunaan langsung ke lahan pertanian karena akan menekan pertumbuhan

tanaman utama. Untuk memaksimalkan penggunaan pupuk kandang sapi perlu

dilakukan pengomposan agar menjadi kompos pupuk kandang sapi dengan C/N

rasio rendah (Hartatik dan Widowati, 2006).

Kelebihan Pupuk Kandang Sapi

Pupuk kandang merupakan pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang

digunakan untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman.Pupuk kandang sapi

memilikl banyak kelebihan. Pupuk kandang sapi merupakan pupuk kandang yang

berasal dari kotoran sapi yang baik untuk memperbaiki kesuburan, sifat fisika,

kimia dan biologi tanah, meningkatkan unsur hara makro dan mikro,

meningkatkan daya pegang air dan meningkatkan kapasitas tukar kation

(Hadisumitro, 2002).

Setiap jenis hewan menghasilkan kotoran yang memiliki kandungan hara

unik. Pupuk kandang mengandung sapi mengandung asam-asam organik, antara

lain asam humic, asam fulfic, hormon dan enzim yang tidak terdapat dalam pupuk

anorganik yang sangat berguna baik bagi tanaman maupun lingkungan dan

mikroorganisme (Yogya, 2015).


11

Dengan meningkatnya kadar kandungan bahan organik dan unsur hara

yang ada dalam tanah, maka dengan sendirinya akan memperbaiki sifat kimia dan

biologi tanah atau lahan pertanian. Selain menyuburkan tanah, serta memberikan

unsur hara, pupuk kandang sapi juga memiliki manfaat lain yaitu : membantu

penyerapan air hujan, meningkatkan kemampuan tanah untuk mengikat air, dan

mengurangi erosi (Wuryan, 2012).

Manfaat pupuk kandang sapi yang dirasakan oleh petani adalah

meningkatnya produktivitas dari lahan pertanian. Pupuk kandang dapat

memperbaiki dan menjaga struktur tanah menjadi penyangga pH tanah dan

membantu menjaga kelembaban tanah. Aman dipakai dalam jumlah besar dan

berlebih sekalipun dan tidak merusak lingkungan (Yogya, 2015).

Kekurangan Pupuk Kandang Sapi

Cara aplikasi pupuk kandang yang kurang praktis membuat petani

membutuhkan waktu yang relatif lama tidak seperti penggunaan pupuk kimia.

Terlebih lagi pupuk kandang sapi terkadang masih memiliki bau kotoran hewan.

Pupuk kandang sapi merupakan pupuk kandang padat yang banyak mengandung

air dan lendir (Mulyani, 2002).

Ketersediaan pupuk kandang terbatas sementara volume yang dibutuhkan

sangat besar antara 20-40 ton/Ha. Biaya ekonomi pupuk kandang sapi relatif

tinggi mencakup biaya pembelian, biaya angkut, dan biaya aplikasi. Pupuk

kandang sapi tidak dapat digunakan langsung dan harus melalui proses

fermentasi lebih dahulu (Yogya, 2015).

Jika ketersediaan unsur hara dari pupuk kandang sapi mencukupi maka

akan memberikan hasil pertumbuhan yang baik untuk tanaman kentang,


12

sebaliknya jika ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan kurang maka akan

memberikan hasil pertumbuhan yang kurang untuk tanaman

kentang (Harjadi, 2002).

Manfaat Pemberian Pupuk Kandang Sapi terhadap Pertumbuhan dan Hasil


Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.)

Saat diberi pupuk kandang sapi, produksi kentang lebih sedikit daripada

tidak diberikan pupuk kandang sapi, karena buah dan daun kentang menjadi lebih

besar. Pupuk kandang sapi dapat memperbaiki sifat tanah serta menggemburkan

tanah karena kandungan haranya tinggi. Pupuk kandang dapi berpengaruh nyata

pada jumlah daun (Tola et al., 2007).

Lebih rendahnya pertumbuhan dan hasil tanaman kentang pada pemberian

pupuk kandang dan sapi, karena pupuk kandang sapi merupakan pupuk yang

bersifat dingin yang berarti lambat dalam proses perombakannya sehingga lambat

pula tersedia bagi tanaman. Pupuk kandang sapi termasuk pupuk kandang yang

bersifat dingin sehingga perubahan-perubahan yang berlangsung terjadi secara

perlahan-lahan (Sutedjo dan Kartasapoetra, 1990).

Sampai batas tertentu pertambahan luas daun selalu diikuti dengan

penambahan bobot umbi dan dengan volume lingkungan tumbuh yang lebih

besar, akan dihasilkan jumlah umbi yang lebih sedikit namun dengan ukuran yang

lebih besar dibandingkan dengan jumlah umbi yang lebih banyak dengan ukuran

lebih kecil pada tanaman yang ditanam dengan volume lingkungan tumbuh yang

kecil (Mulyani, 2002).


13

KESIMPULAN

1. Pupuk merupakan bahan yang diberikan ke dalam tanah yang berguna untuk

merangsang pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produksi tanaman.

2. Kandungan unsur hara di dalam pupuk kandang sapi yaitu : 0,3% N; 0,2%

P2O5; 0,3% K2O.

3. Kelebihan dari pupuk kandang sapi adalah dapat memperbaiki kesuburan,

sifat fisika, kimia dan biologi tanah, meningkatkan unsur hara makro dan

mikro, meningkatkan daya pegang air dan meningkatkan kapasitas tukar

kation.

4. Kekurangan dari pupuk kandang sapi adalah ketersediaan pupuk kandang

yang terbatas, biaya ekonomi relatif tinggi dan pupuk tidak dapat langsung

digunakan.

5. Manfaat pemberian pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan dan hasil

kentang adalah pertumbuhan kentang melambat karena volume buah dan

daun kentang menjadi lebih besar dibandingkan kentang tanpa pemberian

pupuk kandang sapi.


14

DAFTAR PUSTAKA

Adiyoga, W. S., Rachman, T., Agoes, S., Budi, J.K.U., Bagus, R., Rini dan M.
Darkam. 2004. Profil Komoditas Kentang. Balai Penelitian Tanaman
Sayuran. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen
Pertanian

Djazuli, M dan Ismunadji. 1983. Pengaruh NPK Terhadap Pertumbuhan


Serapan Hara, dan Komposisi Senyawa Bahan Organik Ubi Jalar. Penelitian
Pertanian Bogor. Pusat penelitian dan pengembangan tanaman
pangan.Bul.vol.3(2) : 76

Hadisumitro, L. M. 2002. Membuat Kompos. Jakarta : Penebar Swadaya

Hartatik, W dan Widowati. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati.


Balai Penelitian Tanah dan Pengembangan Sumberdaya lahan Pertanian.
Bogor

Harjadi, M. M. 2002. Pengantar Agronomi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Hasyim, A dan Yusuf. 2008. Diversifikasi Produk Ubi Jalar sebagai Bahan
Pangan Subtitusi Beras.Badan Litbang Pertanian Sinar Tani Edisi 30 Juli
2008

Irvan, A. 2007. Pengaruh Pemberian Pupuk Sp-36, Kcl, Kieserit dan Kotoran
Sapi Terhadap Jumlah Mikroorganisme Pada Andisol Tongkoh
Kabupaten Karo. (Skripsi). Departemen Ilmu Tanah USU Medan

Jasminarni, 2007. Pengaruh Jumlah Nodus Terhadap Pengakaran Stek


Mikro Kentang (Solanum tuberosum L.) Jurnal Agronomi 11( 2): 1-5.
Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Lovatt, J.L. 1997. Potato Information Kit. The Agrilink Seires. The State
Of Queensland, Departemen of Primary Industries Australia

Mulyani,S. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta

Nasahi, C. 2010. Peran Mikrobia dalam Pertanian Organik. Fakultas Pertanian


Universitas Padjadjaran Bandung

Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta

Pranata, S. A. 2010. Meningkat Hasil Panen Dengan Pupuk Organik.


AgroMedia Pustaka. Jakarta

Rubatzky dan Yamaguchi. 1995. Sayuran Dunia 1 : Prinsip Produksi dan Gizi.
Penerbit ITB. Bandung
15

Rukmana, R. 1997. Kentang Budidaya dan Pasca Panen. Kanisius, Yogyakarta

Samadi, B. 1997. Usahatani Kentang. Kanisius, Yogyakarta

Simarmata, T. 2005. Respons Tanaman Kentang Kultivar Panda Terhadap


Pupuk Organik Olahan dan Pupuk NPK Lengkap di Kamojang
Majalaya. J.Agrisains6(3) : 121127

Soelarso, R.B. 1997. Budidaya Kentang Bebas Penyakit. Kanisius. Yogyakarta.


Hal: 11-15 : 22-23

Sutedjo, M. M., dan A.G. Kartasapoetra. 1990. Pupuk dan Cara Pemupukan.
Rineka Cipta. Jakarta

Tola, F., Hamzah., Dahlan dan Kaharuddin. Pengaruh Penggunaan Dosis Pupuk
Bokashi Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Jagung. Jurnal Agrisistem 3(1) : 1-8

Tyas, A. 2010. Budidaya Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Di


Luar Musim Tanam. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta

Wiskandar, 2002.Pemanfaatan Pupuk Kandang Untuk Memperbaiki Sifat Fisik


Tanah Dilahan Kritis yang Telah Diteras. Konggres Nasional VII

Anda mungkin juga menyukai