Anda di halaman 1dari 33

MEKANIKA

KINEMATIKA PARTIKEL
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Mekanika
Dosen Pengampu : Winda Setya, M.Sc
Pina Pitriana, M.Si

Disusun oleh:
Kelompok 3

Muhamad Danial Daelami NIM : 117070049


Muhamad Ferdinan Rizaldi NIM : 1172070051
Rihana Zakiyah NIM : 1172070081
Santi Nurlaela NIM : 1172070070
Sastria Nurul Zahra NIM. 1172070072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2019
Mekanika Kelompok 3

DAFTAR ISI
A. Pengertian Kinematika Partikel .............................. 10
1. Pergeseran, Kecepatan Dan Percepatan .......... 11
2. Gerak Satu Dimensi Dengan Percepatan Konstan
14
B. GERAK DUA DIMENSI ...................................... 18
a. Gerak Peluru ..................................................... 18
b. Gerak Melingkar ................................................ 23
c. Kecepatan dan Kecepatan Relatif ................... 26

9
Mekanika Kelompok 3

A. Pengertian Kinematika Partikel

Kinematika adalah bagian dari mekanika. Mekanika merupakan


studi yang mempelajari tentang gerak tanpa memperhatikan apa/siapa
yang menggerakkan benda tersebut. Bila suatu gaya penggerak ikut
diperhatikan maka apa yang dipelajari merupakan bagian dari dinamika.
Jadi mekanika merupakan studi tentang gerakan benda yang terdiri dari
kinematika yang mebicarakan bagaimana benda bergerak dan Dinamika
membahas penyebab mengapa benda itu bergerak yaitu gaya.
Partikel adalah benda dengan ukuran yang sangat kecil. Partikel
merupakan suatu pendekatan/model dari benda yang diamati. Pendekatan
benda sebagai partikel dapat dilakukan bila benda melakukan gerak
translasi murni. Gerak translasi merupakan gerak benda- benda tanpa
berputar, di mana benda yang bergerak berada di sepanjang lintasan garis
lurus, gerak tersebut dikenal dengan gerak translasi satu dimensi. Gerak
disebut gerak translasi bila selama bergerak sumbu kerangka acuan yang
melekat pada benda ( 𝑥 𝐼 , 𝑦 𝐼 , 𝑧 𝐼 ) selalu sejajar dengan keranggka
acuannya sendiri (x,y,z).
y

10
Mekanika Kelompok 3

1. Pergeseran, Kecepatan Dan Percepatan

a) Pergeseran atau Perpindahan


Pergeseran atau perpindahan adalah variabel gerak yang mengukur
jarak dengan hanya memperhatikan titik awal dan titik akhir suatu
partikel bergerak, perindahan mengukur seberapa jauh posisi benda
dari titik awalnya. Pepindahan (a) merupakan besaran yang memiliki
magnitudo dan arah oleh karena itu perpindahan adalah besaran
vektor. Besarnya perpindahan adalah
∆𝑥 = 𝑥2 − 𝑥1

Pada gerak dua dimensi, perpindahan atau pergeseran merupakan


vektor posisi partikel yang berada pada bidang xy dapat dituliskan
sebagai berikut :

y
A
r
r1 B
r2 x

Partikel bergerak dari posisi pertama r1 ke posisi kedua r2


melalui lintasan sembarang (tidak harus lurus). Pergeseran merupakan
suatu vektor yang menyatakan perpindahan partikel dari posisi
pertama ke posisi kedua melalui garis lurus. Pergeseran atau
perpindahan didefinisikan :

∆𝑟 = 𝑟2 − 𝑟1 di mana
11
Mekanika Kelompok 3

𝑟1 = 𝑥1 𝑖 + 𝑦1 𝑗
𝑟2 = 𝑥2 𝑖 + 𝑦2 𝑗 dan
∆𝑟 = (𝑥1 𝑖 + 𝑦1 𝑗 ) − (𝑥2 𝑖 + 𝑦2 𝑗) = ( (𝑥2 − 𝑥1 )𝑖 + (𝑦2 − 𝑦1 )
|∆𝑟21 | = √(𝑥2 − 𝑥1 )2 − (𝑦2 − 𝑦1 )2
b) Kecepatan
Kecepatan merupakan variabel gerak untuk menentukan magnitudo
atau seberapa cepat suatu benda bergerak dan juga arah pergerakan benda
(besaran vektor), atau secara singkatnya kecepatan mengukur seberapa
cepatnya posisi benda berubah. Misalnya suatu partikel bergerak dengan
suatu lintasan tertentu. Pada sat t1 partikel pada posisi r1 dan pada t1
partikel pada posisi r1. Kecepatan adalah pergeseran partikel per satuan
waktu.
Besarnya kecepatan rata- rata adalah
𝒓𝟐 − 𝒓𝟏 ∆𝒓𝟐𝟏
𝒗̅ = =
𝒕𝟐 − 𝒕𝟏 ∆𝒕
c) Kecepatan sesaat.

Kecepatan sesaat adalah kecepatan pada suatu waktu tertentu. Contohnya


nilai yang ditunjukkan pada alat speedometer mobil. Bila selang waktu
pengukuran t mendekati nilai nol maka diperoleh kecepatan sesaat
sebagai berikut :
∆𝑥
𝑣 = lim
∆𝑡→0 ∆𝑡
𝑑𝑥
𝑣= 𝑑𝑡

Jika dalam 2 dimensi, maka r dapat dinyatakan sebagai r = x i + y j maka


diperoleh vektor kecepatan sesaatnya adalah
𝑑𝑟
𝑣=
𝑑𝑡

12
Mekanika Kelompok 3

𝑑𝑥 𝑑𝑦
𝑣= 𝑖 + 𝑗
𝑑𝑡 𝑑𝑡
= 𝑣𝑥 𝑖 + 𝑣𝑦 𝑗

Dalam 1 dimensi ( gerak sepanjang lintasan garis lurus ) dimana gerak dari
partikel hanya dalam satu arah saja (misal- kan dalam arah sumbu x) maka vy =
0.
Maka percepatan partikel dalam 1 dimensi (sumbu x) adalah
𝑣 = 𝑣𝑥 𝑖

d) Percepatan

Percepatan merupakan variabel gerak yang menentukan seberapa cepatnya


kecepatan berubah . misalnya selama perpindahan tersebut kecepatan pertakel
dapat mengalami perubahan. Perubahan kecepatan per satuan waktu disebut
percepatan.

Besarnya percepatan rata-rata adalah


Percepatan rata-rata adalah perubahan kecepatan dalam selang waktu t.
𝑣2 −𝑣1 ∆𝑣
𝑎̅ = =
𝑡2 −𝑡1 ∆𝑡

Percepatan sesaat
Sebagaimana dengan kecepatan sesaat, percepatan rata-rata pada interval
waktu terpendek yang kecilnya tak terhingga. Bila selang waktu t
mendekati nilai nol maka diperoleh nilai sesaat dari percepatan.
Persamaannya adalah sebagai berikut :
∆𝑣 𝑑𝑣
𝑎̅ = lim =
∆𝑡→0 ∆𝑡 𝑑𝑡

13
Mekanika Kelompok 3

Jika benda bergerak dalam gerakan 2 dimensi maka v dapat dinyatakan


sebagai v = vx i + vy j maka diperoleh vektor percepatan sesaatnya adalah :
𝑑𝑣
𝑎= 𝑑𝑡

𝑑𝑣𝑥 𝑑𝑣𝑦
= 𝑖+ 𝑗
𝑑𝑡 𝑑𝑡

= 𝑎𝑥 𝑖 + 𝑎𝑦 𝑗

Dalam 1 dimensi dimana gerak dari pertikel hanya dalam satu arah saja
(misal- kan dalam arah sumbu x) maka ay = 0.
Maka percepatan partikel dalam 1 dimensi (sumbu x) adalah
a = ax i
Apabila partikel bergerak dengan percepatan konstan, maka ar = as = a.

2. Gerak Satu Dimensi Dengan Percepatan Konstan

a) Gerak dalam arah sumbu x (gerak disepanjang lintasan garis lurus)

Gerak ini juga dikenal sebagai Gerak lurus Berubah Beraturan, di mana
gerak partikel pada linstasn yang berbentuk garis lurus dengan arah gerak
yang tetap menempuh jarak berubah tiap satuan waktu . GLBB dapat disebut
juga dengan Gerak Satu Dimensi dengan Percepatan Konstan/ tetap.
Penurunan persamaan penting dalam gerak percepatan konstan dapat
dilakukan menggunakan definisi kecepatan dan percepatan rata-rata untuk
menghitung x, v, a da t ketika percepatan a adalah konstan (tetap)
 Waktu awal pada percepatan konstan
𝑡1 = 𝑡0 = 0

14
Mekanika Kelompok 3

Dan 𝑡2 = 𝑡 sebagai waktu yang berlalu dan 𝑥0 dan


𝑣0 mempersentasikan x dan v ketika 𝑡0
 Pada waktu (t) , posisi dan kecepatan disebut x dan v
∆𝑥 𝑥 − 𝑥0
𝑣̅ = = ( 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑘𝑎 𝑡0 = 0, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑎 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 )
∆𝑡 𝑡 − 𝑡0
∆𝑥 𝑥 − 𝑥0
𝑣̅ = = … (2.1)
∆𝑣 𝑡
Percepatan diperoleh sebagai berikut
∆𝑣 𝑣−𝑣0
𝑎 = = … (2.2)
∆𝑡 𝑡

 Bagaimana cara menentukan kecepatan sebuah benda setelah waktu


(t) berlalu jika kita mengetahui benda dalam percepatan konstan
∆𝑣 𝑣 − 𝑣0
𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎 𝑏𝑎ℎ𝑤𝑎 𝑎 = =
∆𝑡 𝑡
Maka dapat ditulis
𝑎 × 𝑡 = 𝑣 − 𝑣0 ( 𝑘𝑒𝑚𝑢𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑟𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑣0 )
Maka dapat ditulis
𝑎 × 𝑡 = 𝑣 − 𝑣0
𝑎. 𝑡 + 𝑣0 = 𝑣 − 𝑣0 + 𝑣0
𝑎. 𝑡 + 𝑣0 = 𝑣 atau
𝑣 = 𝑎. 𝑡 + 𝑣0 … (2.3)
 Bagaimana cara menghitung posisi x sebuah benda setelah waktu (𝑡)
bila benda mengalami pecepatan konstan
Kita dapat menggunakan definisi kecepatan rata-rata pers 2.1
∆𝑥 𝑥 − 𝑥0
𝑣̅ = =
∆𝑡 𝑡
Kita dapat menulisnya kembali dengan mengalikan kedua ruas dengan t
𝑥 − 𝑥0
𝑣̅ × 𝑡 = × 𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛𝑛𝑦𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖
𝑡
𝑥 = 𝑥0 + 𝑣. 𝑡 … (2.4)

15
Mekanika Kelompok 3

 Karena kecepatan bertambah pada laju yang seragam/konstan, 𝑣̅ akan


memiliki nilai tengah diantara kecepatan awal 𝑣0 dan kecepatan akhi
(v)
𝑣0 + 𝑣
𝑣̅ = … (2.5)
2
 Kita dapat menggabungkan kedua persamaan terakhir ( 2.4) dan (2.5)
𝑥 = 𝑥0 + 𝑣. 𝑡
𝑣0 − 𝑣
𝑥 = 𝑥0 + ( ) . 𝑡 ( substistusi 𝑣 = 𝑎. 𝑡 + 𝑣0 )
2
𝑣0 + 𝑣 + 𝑎. 𝑡 + 𝑣0
𝑥 = 𝑥0 + ( ) .𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎
2
1
𝑥 = 𝑥0 + 𝑣0 . 𝑡 + 𝑎 . 𝑡 2 . . . ( 2.6)
2

 Kita akan menurunkan persamaan ke 4 untuk situasi ketika waktu (t)


tidak diketahui
𝑥 = 𝑥0 + 𝑣̅ 𝑡

𝑣0 − 𝑣
𝑥 = 𝑥0 + ( ) .𝑡
2

𝑣−𝑣0
Dari persamaan (2.3 ) 𝑎. 𝑡 + 𝑣0 = 𝑣 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑡 = (
𝑎

substitusikan persamaan (2.3) dan (2.5 )


𝑥 = 𝑥0 + 𝑣̅ . 𝑡
𝑣0 + 𝑣 𝑣−𝑣0
𝑥 = 𝑥0 + ( )( ) maka diperoleh
2 𝑎

𝑣02 −𝑣 2
𝑥 = 𝑥0 + 2𝑎

Kita dapat menyelesaikan persamaan ini untuk mendapatkan nilai


(𝑣 2 )
2𝑎(𝑥 − 𝑥0 ) + ( −𝑣02 ) = − 𝑣 2
𝑣 2 = 𝑣02 + 2𝑎(𝑥 − 𝑥0 ) … ( 2.7)
( x mempersentasikan posisi bukan gerak )

16
Mekanika Kelompok 3

Jadi kita memperoleh persamaan penting untuk gerak percepatan konstan


𝑣 = 𝑎. 𝑡 + 𝑣0 … (2.3)
1
𝑥 = 𝑥0 + 𝑣0 . 𝑡 + 2 𝑎 . 𝑡 2 . . . ( 2.6)

𝑣 2 = 𝑣02 + 2𝑎(𝑥 − 𝑥0 ) … ( 2.7)


𝑣0 + 𝑣
𝑣̅ = … (2.5)
2
b) Gerak dalam arah sumbu y ( gerak vertikal)

Gerak ini juga dapat disebut sebagai gerak jatuh bebas, gerak ini
berada di bawah pengaruh gaya gravitasi bumi. Setiap benda yang
mengalami jatuh bebas percepatannya akan mengarah ke bawah. Sumbu
koordinat yang di pakai adalah y . karena percepatan untuk jatuh bebas
adalah percepatan gravitasi, maka besarnya
𝑎 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑔 𝑦𝑎𝑖𝑡𝑢 𝑔 = 9,8 𝑚/𝑠 2 . Gerak jatuh bebas
merupakan contoh gerak lurus berubah beraturan , maka persamaan
penting yang diperoleh dari persamaan untuk gerak dengan percepatan
kostan dapat dipakai dengan mengganti nillai a menjadi percepatan
gravitasi, dan sumbu koordinat x menjadi y. Dengan catatan bahwa arah
ke atas adalah positif (+) dan arah kebawah adalah (-). Sehingga
persamaan dapat diperoleh :
𝑣 = 𝑔. 𝑡 + 𝑣0 … (2.3)
1
𝑦 = 𝑦0 + 𝑣0 . 𝑡 + 2 𝑔 . 𝑡 2 . . . ( 2.6)

𝑣 2 = 𝑣02 + 2𝑔(𝑦 − 𝑦0 ) … ( 2.7)


𝑣0 + 𝑣
𝑣̅ = … (2.5)
2

17
Mekanika Kelompok 3

B. GERAK DUA DIMENSI

Gambar 1Persamaan Kinematik Umum untuk Percepatan Konstan dalam dua Dimensi dan
Persamaan Kinematik untuk Gerak Peluru

Gerak dua dimensi dapat diuraikan ke komponen geraknya dalam sumbu


x dan sumbu y.

a. Gerak Peluru
Pada gerak peluru terdapat dua dimensi yang digunakan untuk
mempermudah dalam menganalisa geraknya, yaitu
1. Besarnya percepatan gravitasi g adalah konstan
2. Besarnya hambatan udara dapat diabaikan
Dengan kedua asumsi tersebut, maka kita akan mendapatkan
trajektoral berbentuk parabola. Dengan demikian dapat kita simpulkan
bahwa gerak peluru merupakan gerak bidang datar yang lintasannya
berbentuk parabola dengan percepatan yang tetap.
18
Mekanika Kelompok 3

19
Mekanika Kelompok 3

Gerak peluru merupakan gerak dalam 2 dimensi (bidang).

Gambar 2 Lintasan Sebuah peluru Proyektil

Posisi awal peluru terletak di pusat koordinat, jadi x0 = 0 dan y0 = 0.

Peluru mempunyai kecepatan awal v0. Kecepatan awal peluru ini dapat
diuraikan menjadi komponen-komponennya :

vx0 = v0 cos 
vy0 = v0 sin 

Setelah peluru melayang diudara, pada peluru hanya bekerja percepatan


gravitasi yang arahnya ke bawah ,
ay = -g
ax = 0
Sehingga untuk gerak peluru persamaan geraknya :

20
Mekanika Kelompok 3

komponen gerak dalam sumbu x komponen gerak dalam sumbu y


atau arah horizontal , di mana atau arah vertikal , di mana gerak
gerak benda tidak memiliki benda mengalami GLBB dengan
percepatan, dengan kata lain percepatan konstan. Percepatan
benda mengalami GLB dalam yang dialami benda yaitu
arah horizontal. percepatan gravitasi g . Karena
percepatan gravitasi ke bawah
maka, a = -g
(1x) vx = v0 cos  (1y) vy = v0 sin  - gt

(2y) y = 1/2 (v0 sin  + vy) t


(3x) x = v0 cos  t
(3y) y = v0 sin  t +1/2 ayt2
(4y) vy 2 = (v0 sin )2 + 2( g – y)

Besar kecepatan partikel pada saat t adalah :


_______________
v = vx 2 + vy 2

Arah kecepatan terhadap sumbu x : tg  = vy / vx

Dengan mensubstitusikan t dari persemaan (3x) ke persamaan (3y) akan


diperoleh :
y = v0 sin  t - 1/2 gt2
y = (tg ) x - [g/(2 v02cos2)] x2
y = Ax - Bx2

21
Mekanika Kelompok 3

Dari persamaan tersebut tampak bahwa lintasan peluru berupa lintasan


parabolik.

22
Mekanika Kelompok 3

b. Gerak Melingkar

Gerak melingkar terdiri dari Gerak Melingkar Berauran dan Gerak


Melingkar tidak beraturan

a. Gerak Melingkar Beraturan ( GMB)


GMB merupakan gerakan pada lintasan melingkar, memiliki
kecepatan yang tetap / konstan tetapi arah kecepatannya berubah –ubah,
perubahan arah kecepatan termasuk kedalah hukum ke II Newton,
sehingga terdapat gaya neto pada GMB untuk mempertahankan benda
agar tetap berada pada lintasan melingkar. Mengapa dibutuhkan gaya ?.
Karena jika gaya neto ( ∑ 𝐹 = 0 ) maka benda tidak dapat bergerak
melingkar melainkan menjadi gerak pada lintasan yang lurus atau gerak
dalam satu dimensi.
Pada Gerak GMB tidak terdapat Gaya Sentrifugal yaitu gaya
yang arahnya menjauhi pusat lingkaran melainkan gaya yang dirasakan
seperti menjauhi pusat lingkaran diakibatkan oleh hukum ke III Newton

Gambar 3 Sebuah benda kecil bererak


dalam sebuiah lingkaran,
memperlihatkan bagaimana
kecepatannya selalu berubah-ubah

23
Mekanika Kelompok 3

Gaya yang dikerahkan disebut gaya Sentripetal, gaya ini adalah gaya
yang selalu menuju pusat lingkaran , besarnya gaya sentripetal adalah:

∑ 𝐹𝐹 = 𝐹 . 𝐹𝐹

𝐹2
∑ 𝐹𝐹 =𝐹.
𝐹

Gambar 4 Menentukan perubahan kecepatan

Misalkan kecepatan awal partikel adal v1𝐹𝐹 yang tegak lurus pada vektor posisi
𝐹𝐹 . Sesaat kemudian menjadi tegak lurus 𝐹𝐹

𝐹2 − 𝐹1 ∆𝐹
𝐹= =
𝐹2 − 𝐹1 ∆𝐹

|∆𝐹| |∆𝐹|
=
∆𝐹 ∆𝐹

|∆𝐹| 𝐹|∆𝐹|
|𝐹| = =
∆𝐹 𝐹 ∆𝐹
24
Mekanika Kelompok 3

𝐹2
𝐹𝐹 =
𝐹

b. Gerak Melingkar tak Beraturan


Gerak ini memiliki gaya neto yang bekerja mengarah miring membentuk
sudut terhadap jari- jari lingkaran. Oleh sebab itu terdapat dua buah
komponen gaya, yaitu gaya sentripetal dan gaya tangensial. Komponen
gaya sentripetal menghasilkan percepatan sentripetal (𝐹𝐹 ) sehingga
dapat mempertahankan benda bergerak dalam lingkaran. Komponen
gaya tangensial gerakannya mengarah miring terhadap keliling
lingkaran, gaya tersebut menghasilkan percepatan tangensial ( 𝐹tan )
sehingga dapat memperkecil kecepatan benda yang bergerak dalam
lingkaran

25
Mekanika Kelompok 3

c. Kecepatan dan Kecepatan Relatif

Bila suatu partikel bergerak dalam suatu kerangka (S’) dan kerangka
tersebut juga bergerak terhadap kerangka diam (S) yang lain, maka partikel
tersebut kecepatan dan percepatannya tergantung pada kerangka mana dilihat.
y y’

S’ A=A’
x’
S t=0

y y’

r u
r’
A ut A’
x’

26
Mekanika Kelompok 3

S t=
x
Pada saat t =0 partikel di titik A menurut kerangka S dan dititik
A’ menurut kerangka S’, dimana kedua titik tersebut berimpit. Bila
kerangka S’ bergerak dengan kecepatan konstan u sejajar sumbu x maka
pada saat t = t titik A bergeser sejauh ut. Dan apabila titik A’ bergerak
dalam kerangka S’ sejauh r’ maka posisi partikel dilihat oleh kerangka S
adalah r, dimana
r = r’ + ut
maka
dr/dt = dr’/dt + u
v = v’ + u
Jadi kecepatan partikel relatif terhadap kerangka S, yaitu v,
merupakan jumlah vektor kecepatan v’ yaitu kecepatan partikel terhadap
kerangka S’ dan u yaitu kecepatan kerangka S’ terhadap S.
Karena u konstan maka dv/dt = dv’/dt atau a = a’, dalam
kerangka yang bergerak relatif terhadap kerangka lain dengan kecepatan
konstan, percepatannya akan nampak sama.

27
Mekanika Kelompok 3

Contoh soal:
A. Kelajuan dan kecepatan
1. Sebuah mobil sport yang bergerak pada kecepatan konstan menempuh
jarak 120 m dalam waktu 5,0 s. jika mobil itu kemudian mengerem dan
berhenti dalam waktu 4,0 s, maka berapakah magnitude percepatan (
diasumsikan konstan) dalam 𝑚⁄𝑠 2 , dan dalam g (𝑔 = 9,8 𝑚⁄𝑠 2 )?

Pembahasan:
Diketahui:
x = 120 m
t = 5,0 s
𝑡2 = 4,0 𝑠
Ditanya: Perceptan?
Jawaban:
Mencari kecepatan terlebih dahulu:
𝑥
𝑣 = ∆𝑡
120 𝑚
𝑣=
5,0 𝑠
𝑣 = 24 𝑚⁄𝑠
Sedangkan kecepatan akhit ( v= 0) karena mobil tersebut mengerem,
maka percepatan rata-rata pada saat t= 4,0 s adalah:
𝑣 = 𝑣0 + 𝑎𝑡
𝑣 − 𝑣0
𝑎=
𝑡
0 − 24 𝑚/𝑠
𝑎=
4,0 𝑠
𝑎 = −6 𝑚/𝑠 2
−1 𝑔𝑟𝑎𝑚 2
(−6 𝑚/𝑠) 𝑚 = 0,61𝑔/𝑠
9,80 2
𝑠

28
Mekanika Kelompok 3

2. Wawan berkendara menggukan mobil sepulang dari kantor menuju


rumah dengan kecepatan stabil 95km/jam ketika sejauh 180 km hujan
kemudian mulai turun dan wawan memperlambat kendaraan menjadi 65
km/jam. Kemudian Wawan tiba di rumah setelah berkendara 4,5 jam. (a)
Berapa jauh jarak rumah Wawan dari kantor? (b) Berapakah kecepatan
rata-rata yang dialami mobil Wawan?
Pembahasan:
Diketahui:
𝑣1 = 95 km/jam
x = 180 km
𝑣2 = 65 km/jam
𝑡 = 4,5 𝑗𝑎𝑚
Ditanya:
 Jarak rumah wawan dengan kantor?
 Kecepatan rata-rata?

Jawaban:
∆𝑥
𝑣1 =
∆𝑡
𝑥
∆𝑡 =
𝑣1
180 𝑘𝑚
∆𝑡 =
95 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚
∆𝑡 = 1,89 𝑗𝑎𝑚
Maka untuk perjalanan kedua, ∆𝑡2
∆𝑡2 =, ∆𝑡𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 − ∆𝑡1
∆𝑡2 = 4,5 − 1,89
∆𝑡2 = 2,67 𝑗𝑎𝑚
Jarak untuk perjalanan kedua:

29
Mekanika Kelompok 3

𝑥
𝑣2 =
∆𝑡2
𝑥 = 𝑣2 ∆𝑡2
𝑘𝑚
𝑥 = 65 × 2,61 𝑗𝑎𝑚
𝑗𝑎𝑚
x = 169,63 km, atau 1,7 × 102 𝑘𝑚
Jarak total yang ditempuh:
𝑥𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 180 km + 169,63 km
𝑥𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 349,65 km, atau 350 km
Kecepatan rata-rata:
𝑥𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑣=
∆𝑡𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
350 𝑘𝑚
𝑣=
4,5 𝑗𝑎𝑚
𝑣 = 77,8 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚
B. Gerak dalam sumbu X
1. Ferdinan mengendarai mobilnya, kemudian memperlambat geraknya
dari 28 m/s menjadi 85 m. Berapakah percepatan yang dialami
Ferdinan selama perjalanan jika diasumsikan konstan?
Pembahasan:
Diketahui:
𝑣1 = 28 𝑚/𝑠
𝑣2 = 0 𝑚/𝑠
a = 85 m
Ditanya: Percepatan?
Jawaban:
𝑣 2 = 𝑣02 + 2𝑎 (𝑥 − 𝑥0 )
𝑣 2 − 𝑣02
𝑎=
(𝑥 − 𝑥0 )

30
Mekanika Kelompok 3

0 − (28 𝑚/𝑠)2
𝑎=
(2 − 85𝑚)
−784
𝑎=
−85
𝑎 = 9,22 𝑚/𝑠 2
2. Seorang pelari cepat (spinter) kelas dunia dapat melejit dari titik start
hingga kelajuan puncak (sekitar 11,5 m/s) dalam 18,0 m pertama
perlombaan. Berapakah percepatan rata-rata pelari ini, dan berapa
lama waktu yang dibutuhkannya untuk mencapai kelajuan tersebut?
Pembahasan:
Diketahui:
𝑣0 = 0
𝑣 = 11,5 𝑚/𝑠
X = 18,0 m
Ditanya: Percepatan rata-rata? Dan lama waktu auntuk mencapai
kelajuan?
Jawab:
Percepatan rata-rata:
𝑣 2 = 𝑣02 + 2𝑎 (𝑥 − 𝑥0 )
𝑣 2 − 𝑣02
𝑎=
2(𝑥 − 𝑥0 )
(11,5 𝑚/𝑠)2 − 0
𝑎=
2(180 𝑚)
𝑎 = 3,67 𝑚/𝑠 2

Lamanya waktu untuk mencapai kelajuan:


𝑣 = 𝑣0 + 𝑎𝑡
𝑣 − 𝑣0
𝑡=
𝑎

31
Mekanika Kelompok 3

11,5𝑚/𝑠 − 0
𝑡=
3,67𝑚/𝑠 2
𝑡 = 3,13 𝑠
C. Gerak dalam sumbu Y
1. Sebuah benda jatuh dengan massa 2 kg dari ketinggian 20 meter di
atas tanah. Berapa lama waktu yang diperlukan oleh benda saat
mencapai tanah?(𝑔 = 10 𝑚/𝑠 2 )
Pembahasan:
Diketahui:
𝑣0 = 0 𝑚/𝑠
𝑚 = 2 𝑘𝑔
𝑠 = 20 𝑚
𝑎 = 𝑔 = 10 𝑚/𝑠 2
Ditanya: Waktu yang diperlukan?
1
𝑠 = 𝑣0 𝑡 + 𝑎𝑡 2
2
1
20 = 0𝑡 + 10𝑡 2
2
1
20 = 0 + 10𝑡 2
2
20 = 5𝑡 2
20
= 𝑡2
5
4 = 𝑡2
𝑡 = √4
𝑡=2
2. Bola A dilempar vertical ke atas dengan kecepatan 10 𝑚/𝑠. Satu detik
kemudian dari titik yang sama bola B dilempar vertical ke atas pada
lintasan yang sama dengan kecepatan 25 𝑚/𝑠. Tinggi yang dicapai bola
B saat bertemu dengn bola A?

32
Mekanika Kelompok 3

Pembahsan:
Diketahui:
𝑣𝐴 = 10 𝑚/𝑠
𝑣𝐵 = 25 𝑚/𝑠
Ditanya: Tinggi yang dicapai bola B?
Jawaban:
1 1
𝑣0 𝑡 + 𝑎𝑡 2 = 𝑣0 𝑡 + 𝑎𝑡 2
2 2
1 1
10𝑡 + (−10)𝑡 2 = 25(𝑡 − 1) + (−10)(𝑡 − 1)2
2 2
10𝑡 + (−5)𝑡 2 = 25𝑡 − 25 + 5(𝑡 − 1)2
10𝑡 + (−5)𝑡 2 = 25𝑡 − 25 + 5𝑡 2 + 10𝑡 − 5
10𝑡 = 35𝑡 − 30
25𝑡 = 30
30
𝑡=
25
𝑡 = 1,2 𝑠
𝑡𝑏 = 𝑡 − 1
𝑡𝑏 = 1,2 − 1
𝑡𝑏 = 0,2𝑠
Maka ketinggian yang dialami bola B adalah:
1
𝑠𝑏 = 𝑣0 𝑡 + 𝑎𝑡 2
2
1
𝑠𝑏 = 25 × 0,2 + (−10)(0,2)2
2
𝑠𝑏 = 5 − 5 × 0,04
𝑠𝑏 = 5 − 0,2
𝑠𝑏 = 4,8 𝑚

D. Gerak dua dimensi

33
Mekanika Kelompok 3

Gerak peluru:
1. Sebuah benda dilempar horizontal dari puncak gedung setinggi h
meter. Bola menumbuk tanah pada sebuah titik sejauh x meter dari
kaki gedung. Jika gravitasi adalah g dan sudut yang terbentuk oleh
vektor kecepatan terhadap arah horizontal tetap sesaat sebelum bola
menumbuk tanah adalah 𝜃, maka berapakah nilai tan ?
Pembahsan:
Diketahui:
h = h meter
s = x meter
g = 𝑔 𝑚/𝑠 2
Ditanyakan: Nilai tan 𝜃?
Jawaban:

2ℎ
𝑡=√
𝑔

2ℎ
𝑣𝑦 = 𝑔𝑡 = 𝑔√ = √2𝑔ℎ
𝑔
𝑥 𝑥
𝑣𝑥 = =
𝑡 2ℎ

𝑔
tan 𝜃 = 𝑣𝑦 /𝑣𝑥
√2𝑔ℎ
tan 𝜃 = 𝑥
2ℎ

𝑔

2ℎ

𝑔
tan 𝜃 = √2𝑔ℎ × 𝑥
2ℎ
tan 𝜃 = 𝑥

2. Sebuah peluru ditembakkan dengan arah horizontal pada kecepatan


awal v dari ketinggian h dari permukaan tanah.

34
Mekanika Kelompok 3

a) Kecepatan awal v
b) Ketinggian h
c) Percepatan gravitasi g
d) Massa peluru m

Jika terjadi gesekan diudara diabaikan, jarak horizontal yang


ditempuh perulu bergantung pada besaran nomor?
Jawaban:
Yang mempengaruhi jarak horizontal jika gesekan udara di udara
diabaikan adalah a sampai d, yaitu kecepatan awal, ketinggian,
percepatan gravitasi, massa peluru.
Gerak melingkar:
1. Jari-jari roda gigi depan 𝑅1 dekat pedal pada sepeda selalu lebih
besar dari padaroda gigi belakang 𝑅2 . Jika roda gigi depan
dikayuh dengan besar kecepatan 𝜔1dan jari-jari roda belakang
adalah R, maka kelajuan sepeda adalah v. Jika roda belakang
3𝑅
sepeda diganti dengan roda yang memiliki jari-jari , sementara
2

𝑅1 , 𝑅2 , dan 𝜔1, maka kelajuan sepeda sekarang adalah?


Pembahasan:
Diketahui:
𝑣 = 𝑣 𝑚/𝑠
𝜔 = 𝜔1
3𝑅
𝑅2 =
2
𝑅1 = 𝑅1
𝑅=𝑅
Ditanya: Kelajuan sepeda setelah R berubah?
Jawab:
𝜔1 𝑅1
𝑣𝑠𝑒𝑝𝑒𝑑𝑎 = 𝑅
𝑅2
35
Mekanika Kelompok 3

𝑣𝑠𝑒𝑝𝑒𝑑𝑎 ~𝑅
𝑅
𝑣 𝐴𝑤𝑎𝑙 =
𝑣𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 3𝑅
2
𝑣 2
=
𝑣𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 3
3
𝑣𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑣
2
2. Jari-jari roda gigi depan 𝑅1 dekat pedal sebuah sepeda lebih besar
daripada roda gigi belakang 𝑅2 . Jika roda gigi depan kayuh
dengan kecepatn sudut 𝜔1, Kelajuan sepeda adalah v. Jika
diharapkan kelajuan sepeda 2v, tetapi 𝜔1dan
𝑅1 dibuat tetap, besar jari-jari roda gigi pada pusat roda belakang
sepeda adalah?
Pembahasan:
Diketahui:
𝑅1 = 𝑅2𝐵
𝑅 = 𝑅2𝐴
𝑣 = 2𝑣
Ditanya: Besar jari-jari pada pusat roda?
Jawaban:
𝜔1 𝑅1
𝑣𝑠𝑒𝑝𝑒𝑑𝑎 = 𝑅
𝑅2
1
𝑣~
𝑅2
𝑣𝐴 𝑅2𝐵
=
𝑣𝐵 𝑅2𝐴
𝑣 𝑅2𝐵
=
2𝑣 𝑅2𝐴

36
Mekanika Kelompok 3

1
𝑅2𝐵 = 𝑅2
2

E. Percepatan dan kecepatan relative


1. Benda B bermassa 60 kg ditempatkan di atas sebuah balok A yang
bermassa 100 kg yang berada dipermukaan lantai datar licin. Balok B
ditarik dengan suatu gaya mendatar F sebesar 320 N sehingga
mendapat percepatan 3 𝑚/𝑠 2 relatif terhadap lantai. Asumsikan tidak
ada gaya gesek antara balik A dengan lantai, namun ada gesekan
antara balok A dan balok B. Besar percepatan balok A adalah?

Pembahasan:
Diketahui:
𝑚𝐵 = 60 kg
𝑚𝐴 = 100 kg
𝐹 = 320 𝑁
𝑎 = 3 𝑚/𝑠 2
Ditanyakan: Percepatan yang dialami balok B?
Jawaban:

37
Mekanika Kelompok 3

Ketika balok B ditarik dengan gaya F, balik B bergerak ke kanan


dengan percepatan 𝑎𝐵 sedangkan balok A berusaha bertahan dengan
memberikan percepatan ke kiri sebesar 𝑎𝐴 .
Karena sistem bergerak, berlaku Hukum II Newton:
∑ 𝐹 = 𝑚𝐵 𝑎 𝐵
𝐹 − 𝑚𝐴 𝑎𝐴 = 𝑚𝐵 𝑎𝐵
𝑚𝐴 𝑎𝐴 = 𝐹 − 𝑚𝐵 𝑎𝐵
100𝑎𝐴 = 320 − 60.3
𝑎𝐴 = 140 𝑎𝑡𝑎𝑢 1,4 𝑚/𝑠 2
2. Seekor lumba-lumba berenang pada kecepatan 10 km/jam dalam arus
laut dengan arah 30 derajat terhadap arus laut. Arus laut sedang
bergerak sejajar terhadap pantai dengan kecepatan 3,0 km/jam.
Berapakah kecepatan relative lumba-lumba terhadap garis pantai?
Pembahasan:
Diketahui:
v= 10 km/jam
𝜃 = 30°
v laut = 3,0 km/jam
Ditanya: Kecepatan relative lumba-lumba?
Jawaban:
R= u+v
R= 10(cos 30°, sin 30°)+3(1,0)

38
Mekanika Kelompok 3

R= (3+5√3, 5)
Besar kecepatannya:
2
|𝑅|2 = (3 + 5√3) + 52
|𝑅|2 = 135,961 + 25
|𝑅|2 = 160,961
|𝑅| = √160,961
|𝑅| = 12,69 𝑚/𝑠

39
Mekanika Kelompok 3

40

Anda mungkin juga menyukai