Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PAPER PENDIDIKAN PANCASILA

“HOAX MENJADI KASUS MANOKWARI DALAM PERILAKU


KEHIDUPAN BERAGAMA, RAS, DAN SUKU”

Dosen : Abdul Rozak, SH.,M.H

Oleh :

Dea Febi Anjani Putri

142190048

EA / B

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI dan BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga tugas paper ini bisa selesai
pada waktunya. Dalam tugas ini saya mengangkat judul “Hoax Menjadi Kasus Manokwari
Dalam Perilaku Kehidupan Beragama, Ras, Dan Suku”

Kami berharap semoga tugas paper ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
PERMASALAHAN

A. PENDAHULUAN

Pancasila merupakan kristalisasi dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia


yang bersifat universal, sehingga nilai-nilai pancasila menjadi sumber segala
sumber. Pancasila juga merupakan dasar negara , selain itu pancasila bisa
dikatakan sebagai pedoman hidup.

Di dalam sila-sila pancasila terdapat hak-hak sebagai selayaknya


manusia yang terkandung didalamnya, sila-sila pancasila bisa kita terapkan
dalam kehidupan sehari-hari misalnya dengan adanya pancasila ini kita lebih
bisa menghargai disetiap perbedaan dan dengan adanya pancasila kita bisa lebih
mengenal apa arti kebersamaan serta keadilan dalam bermasyarakat yang saling
gotong-royong. Sehingga warga Indonesia dapat menciptakan bangsa yang
guyup rukun, saling mendukung satu sama lain, dan dapat bersatu demi satu
tujuan yaitu membuat bangsa Indonesia menjadi negara yang maju.

Jadilah negara yang gotong-royong sesuai pesan-pesan Soekarno agar


kita bisa meraih tujuan bersama untuk memajukan bangsa dan negara Indonesia.

Namun terlepas dari itu semua, tidak dipungkiri Indonesia masih rawan
dengan penyimpangan nilai-nilai Pancasila hingga saat ini. Kasus demi kasus
penyimpangan nilai-nilai Pancasila terus belanjut, betambah seiring
bertambahnya tahun. Seperti halnya dengan kasus Manokwari pada bulan
Agustus 2019 ini.
B. URAIAN KASUS

KOMPAS.com - Kerusuhan terjadi di Manokwari hingga memicu pembakaran


gedung DPRD Papua Barat, Senin (19/8/2019). Dikutip Kompas TV, kerusuhan bermula
saat massa menggelar aksi unjuk rasa memprotes dugaan tindak perkusi dan sikap rasisme
terhadap mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya, Jawa Timur. Massa di Manokwari
memprotes perlakuan yang terjadi pada Sabtu (17/8/2019) lalu itu dengan membakar ban
bekas dan memblokade jalan dengan rantin pohon di sejumlah ruas jalan di Manokwari.
Jalan-jalan yang diblokade antara lain Jalan Yos Sudarso, Jalan Trikora Wosi dan Jalan
Manunggal Amban di Distrik Manokwari, Kabupaten Manokwari. Baca juga: Kerusuhan
di Manokwari, Wagub Papua Sulit Dekati Gedung DPRD yang Dibakar Aksi massa kian
beringas. Mereka membakar gedung DPRD Papua Barat. Dalam tayangan Kompas TV,
tampak api bercampur asap membumbung tinggi di gedung DPRD Papua Barat. Wakil
Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani menyatakan, ia tidak bisa mendekati gedung
DPRD Papua Barat yang dibakar karena massa masih beringas. Padahal jarak antara
kantornya dengan gedung DPRD Papua Barat begitu dekat. Selain pembakaran gedung
DPRD Papua Barat, massa juga menutup jalan-jalan utama di Manokwari hingga lumpuh.
Bahkan sejumlah toko dan bank pemerintah pun tutup karena situasi kian panas.
Sejumlah aparat berjaga di objek vital. Aparat juga berusaha meredam aksi massa.

Kapolda dan Pangdam bersama pimpinan daerah berusaha untuk bernegosiasi


dengan massa. Namun negosiasi belum membuahkan hasil. Bahkan massa kian beringas
hingga melemparkan batu ke pangdam. Pangdam dan kapolda Papua pun
dievakuasi. Kendati demikian, kondisi Manokwari secara umum masih aman dan
terkendali. “Belum ada penetapan status siaga satu untuk Manokwari. Kita masih
berkomunikasi agar aksi ini tidak anarkis,” terang Karo Ops Polda Papua Barat, Kombes
Pol Moch Sagi dikutip Tribunnews.

Pemicu kerusuhan Ketua DPRD Papua Barat Peter Kondjol menyebutkan bahwa
kerusuhan di Papua disebabkan kemarahan massa atas aksi dugaan persekusi dan rasisme
terhadap mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya. Peter mengaku sebelum ada aksi
unjuk rasa di Manokwari, ia mendapat telepon dari sejumlah mahasiswa. Mereka
memberitahukan akan berunjuk rasa di Manokwari. Peter pun berpesan bahwa unjuk rasa
harus dilakukan secara damai. "Silakan demo, tapi harus damai. Itu pesan saya kepada
adik-adik mahasiswa," kata Peter. Namun kenyataanya, aksi tersebut berujung rusuh.
Jalan diblokade dan gedung DPRD Papua Barat dibakar. Peter pun tak menyangka aksi
tersebut berujung pada pembakaran gedung DPRD Papua Barat.

Sementara itu, Kapolri Tito Karnavian menyebutkan, aksi kerusuhan di


Manokwari dipicu peristiwa kecil di Malang dan Surabaya. Ada ungkapan bernada
merendahkan masyarakat Papua dan peristiwa itu sudah ditangani. Namun beberapa saat
kemudian beredar hoaks sehingga memicu kemarahan masyarakat Papua. Tito
mengimbau warga Papua untuk tidak terpancing hoaks yang dapat mengadu domba
masyarakat. Dia juga berharap warga luar Papua untuk menjalin komunikasi dan
persaudaraan dengan warga Papua. "Warga Papua adalah saudara kita sendiri. Jangan
mudah diadu domba dengan informasi yang tidak jelas sumbernya," kata Tito, Senin.

FAKTA TENTANG KASUS MANOKWARI

1. Kronologi
Pada Senin (19/8/2019) pagi, massa diketahui menyampaikan protes terkait dugaan
persekusi dan rasisme terhadap mahasiswa Papua di sejumlah daerah, seperti Malang,
Surabaya, dan Semarang.
Aksi tersebut dilakukan dengan cara warga menyebar ke sejumlah jalan sambil
membawa senjata tajam dan spanduk, sebagian massa yang membawa senjata tajam
menebang pohon untuk memblokade sejumlah ruas jalan.

2. Gedung DPRD dibakar


Melalui siaran Breaking News Senin (19/8/2019) pagi, Kompas TV melaporkan
massa membakar gedung DPRD Papua Barat. Akibat pembakaran itu, sejumlah ruas jalan
ditutup.

3. Lumpuh total
Tak hanya penutupan terhadap ruas jalan utama, sejumlah toko dan bank pemerintah
dilaporkan tutup akibat kerusuhan yang terjadi di Manokwari, Senin (19/8/219).
Dilansir Kompas.com, sejumlah aparat keamanan berada di titik lokasi kerusuhan untuk
mengamankan situasi.
4. Dugaan penyebab
Kerusuhan di Manokwari diduga merupakan bentuk protes terhadap tindakan
persekusi dan rasisme terhadap mahasiswa Papua di beberapa daerah, seperti Malang,
Surabaya, dan Semarang.
Tindakan tersebut dilakukan setelah polisi menembakkan gas air mata dan menjebol
pintu pagar Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya.
Alasan mengangkut paksa mahasiswa Papua adalah karena untuk kepentingan
pemeriksaan dalam kasus perusakan dan pembuangan Bendera Merah Putih ke selokan.
Hal tersebut diungkapkan Wakapolrestabes Surabaya, AKBP Leonardus Simarmata.
Perusakan dan pembuangan Bendera Merah Putih yang dimaksud, diduga dilakukan
oknum Mahasiswa Papua.

5. Keterangan Gubernur Papua

"Pemprov Papua menyatakan empati dan prihatin terhadap insiden yang terjadi di
Kota Surabaya, Semarang dan Malang, yang berakibat adanya penangkapan atau
pengosongan asrama mahasiswa Papua," ujar Lukas kepada wartawan, di Jayapura,
Minggu (18/08/2019).
Ia menyayangkan tindakan rasis oknum aparat dalam upaya penangkapan mahasiswa
tersebut, terlebih terjadi saat Kemerdekaan HUT ke-74 RI.
"Kita sudah 74 tahun merdeka, seharusnya tindakan-tindakan intoleran, rasial,
diskriminatif tidak boleh terjadi di negara Pancasila yang kita junjung bersama," terang
Lukas.
"Tindakan rasial di Surabaya sangat menyakitkan," tambah dia.

6. Keterangan Wagub Papua Barat


Wakil Gubernur Papua Barat, Mohamad Lakotani, mengatakan pihaknya tengah
melakukan negosisasi dengan pemimpin aksi. Seperti yang dilaporkan
kontributor Kompas TV, Budy Setiawan, Lakotani menyebutkan ia sudah berkoordinasi
dengan kapolda dan panglima TNI untuk bertemu pemimpin aksi agar situasi tenang.
"Kami sedang mencari jalan untuk bertemu dengan pimpinan aksi," terang Lakotani.
Hingga pukul 08.00 WIT, akses Jalan Yos Sudarsi di perempatan lampu merah Sanggeng,
Jalan Trikora Wosi, dan beberapa tempat lain masih diblokade warga.
7. Telusuri Akun Medsos
Polri menelusuri akun media sosial yang diduga memicu provokasi tentang
masalah ini.
"Mereka boleh dikatakan cukup terprovokasi dengan konten yang disebarkan
oleh akun media sosial (terkait) peristiwa Surabaya yang (sebenarnya) sudah cukup
kondusif dan berhasil diredam dengan baik. Tapi hal itu disebar akun tidak
bertanggung jawab yang menganggap narasi diskriminasi," ujar Karo Penmas Divisi
Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo kepada wartawan di Mabes Polri, Jl Trunojoyo,
Kebayoran Baru, Jaksel, Senin (19/8/2019). Akun medsos terkait sedang ditelusuri.
Polisi masih melakukan profiling untuk mengecek pemilik akun tersebut.

KESIMPULAN

Pendapat saya mengenai kasus Manokwari yang terjadi pada Senin (19/8/2019) akibat
sikap persekusi dan rasisme mahasiswa Papua di Jawa, seperti yang telah di uraikan di
atas adalah menunjukkan bahwa di Indonesia masih krisisnya budaya literasi yang
menyebabkan dengan mudah terpancing berita atau terprovokasi yang belum tentu
benarnya karena masih menduga-duga terkait berita yang disampaikan. Masyarakat Papua
dengan mudahnya menelan mentah-mentah berita yang disebarluaskan yang berasal dari
postingan media sosial hingga pembakaran gedung DRPD sungguh bukanlah sifat yang
seharusnya dimiliki oleh seorang yang menerapkan nilai-nilai Pancasila. Perlu menelaah
lebih lanjut agar dapat memahami seluruh berita yang teredia juga tidak mudah
terpnacing isu yang disebarluaskan. Di sisi lain, perlu kita ketahui bahwa media sosial
sangat berpengaruh besar bagi kehidupan kita, sudah mestinya kita menggunakan sosial
media dengan bijak, bertutur kata dengan baik dan sopan serta tidak mengandung rasis.
Perlu ditanamkan dalam diri sendiri untuk saling menghargai perbedaan yang terjadi di
sekitar kita agar tidak terjadinya kesalahpahaman satu sama lain.
Daftar Pustaka

Sumber : ( https://regional.kompas.com/read/2019/08/19/15400661/kronologi-kerusuhan-
di-manokwari-hingga-pembakaran-gedung-dprd-papua-barat?page=all.)

Sumber : https://www.tribunnews.com/regional/2019/08/19/kronologi-kerusuhan-di-
manokwari-dugaan-penyebab-hingga-keterangan-wagub-papua-barat?page=4

Anda mungkin juga menyukai