Anda di halaman 1dari 2

REVIEW: PEMANFAATAN TANAMAN KAKAO DALAM BIDANG

FARMASI
Abstrak
Pendahuluan
Kakao (Theobroma cacao, L.) merupakan salah satu komoditas
perkebunan yang memiliki prospek penghasilan yang baik dikarenakan harganya
yang mahal, mudah dijual dan merupakan salah satu penghasil devisa negara
(Kuswinanti, 2005). Pohon kakao memiliki tinggi sekitar 12-15 m dan tumbuh di
dataran rendah pada ketinggian kurang dari 700 m di atas permukaan laut
(Beckett, 2004). Indonesia adalah salah satu negara penghasil kakao terbesar
ketiga di dunia dibawah Pantai Gading dan Ghana (Flower, 1994). Berdasarkan
dari data Direktorat Jendral Perkebunan, total produksi kakao tahun 2009
sebanyak 809.583 ton (Kayaputri, 2014).
Tanaman kakao yang memiliki manfaat dalam bidang farmasi yaitu biji
dan kulit. Pada biji terdapat senyawa kimia diantaranya senyawa golongan
alkaloid, terpenoid, hidrokarbon (Lullung, 2019), flavanoid, tanin, saponin,
triterpenoid (Kayaputri, 2014), fenolik (Hammerstone, 2000). Lemak kakao
mengandung senyawa-senyawa fungsional seperti asam stearat, asam palmitat,
asam oleat dan vitamin E (Kurniasari, 2017). Kulit ari biji kakao mengandung
senyawa aktif polifenol, flavanoid, terpenoid/steroid, tanin terkondensasi atau
terpolimerisasi seperti katekin dan antosianin (Yumas, 2017). Sedangkan pada
kulit buah kakao banyak mengandung 32-45% serat kasar yang berupa lignin dan
selulosa (Suparjo, 2011), senyawa fenolik, . Tujuan dari artikel review ini yaitu
agar dapat memberikan informasi mengenai kegunaan tanaman kakao bagi
kesehatan maupun penelitian.

Metode
Metode yang digunakan dalam review artikel mengenai pemanfaatan
tanaman kakao yaitu dengan cara melakukan pencarian melalui google dan google
scholar. Sumber data primer yang digunakan yaitu jurnal nasional dan
internasional.
Pembahasan
Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai