Anda di halaman 1dari 4

[ TINJAUAN PUSTAKA ]

Pengaruh Aktivitas Olahraga, Kebiasaan Merokok, dan Frekuensi Duduk Statis


dengan Kejadian Low Back Pain

Leon L Gaya
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Low Back Pain (LBP) atau Nyeri Punggung Bawah (NPB) adalah salah satu jenis gangguan musculoskeletal yang paling
banyak ditemukan dalam penyakit akibat kerja. LBP adalah masalah kesehatan yang umum, namun terkadang dianggap
masalah kecil. LBP dapat menyebabkan terbatasnya aktivitas dan ketidakhadiran dalam bekerja yang dapat berdampak
pada beban ekonomi yang besar. Individu dengan LBP lebih memiliki pekerjaan yang menuntut fisik dan aktivitas pekerjaan
fisik yang tinggi, namun aktivitas fisik yang kurang selama waktu luang. Lebih jauh lagi, mereka lebih sering tinggal di dalam
komunitas yang kecil, pendidikan yang kurang, perokok, dan memiliki Indeks Masa Tubuh (IMT) yang lebih tinggi. LBP dapat
disebabkan oleh strain otot. Tipe LBP ini bervariasi, dapat dull atau tajam, dan dapat bertambah buruk pada posisi duduk,
berdiri, saat berjalan, atau gerakan lainnya. Berbaring biasanya dapat membantu memperbaiki keadaan. Faktor-faktor
penyebab LBP dibagi menjadi tiga faktor, yaitu faktor pekerjaan, faktor individu, dan faktor lingkungan. Faktor individu yang
dapat menjadi faktor penyebab LBP contohnya adalah kebiasaan merokok dan aktivitas olah raga. Sedangkan yang
termasuk faktor pekerjaan yang dapat menyebabkan LBP contohnya adalah melakukan pekerjaan yang bersifat statis,
seperti duduk yang lama secara statis. Ketiga faktor tersebut dapat menyebabkan LBP. Kebiasaan seseorang melakukan
aktivitas olah raga, kebiasaan merokok seseorang, dan duduk secara statis dalam waktu yang lama dapat mempengaruhi
terjadinya Low Back Pain. [J Agromed Unila 2015; 2(2):186-189]

Kata kunci: duduk statis, merokok, nyeri punggung bawah, olahraga

Relation between Exercise Activity, Smoking, and Frequency of Static Sitting


Position with Low Back Pain Incidence
Abstract
LBP is one of musculoskeletal disorder that mostly found in illness that caused by work. LBP is a common health problem,
but sometimes has been underestimated. LBP can lead to limited activity and absenteeism in the work that could have an
impact on a large economic burden. Individuals with LBP has a physically demanding job and high physical work activity,
but less physical activity during leisure time. Furthermore, they more often live in small communities, lack of education,
smokers, and had a body mass index ( BMI ) higher. LBP can be caused by muscle strain. LBP type is varied, can dull or sharp,
and can be worsen by the position of sitting, standing, walking, or other movement. Lying usually can help improve the
situation. Factors that cause LBP devided into three factors, they are job factor, person factor, and environtment factor.
Individual factors that could be a contributing factor LBP such as smoking habit and sports activities. Meanwhile,
occupational factors that may cause LBP such as, is doing work that is static , such as a long sit statically. Habits of a person
doing sports activities, smoking habits a person, and sit statically for a long time can affect the occurrence of Low Back Pain.
[J Agromed Unila 2015; 2(2):186-189]

Keywords: exercise, low back pain, smoke, static sitting

Korespondensi: Leon L. Gaya | Perum Korpri Blok E 2 Nomor 5, Bandar Lampung | HP 082175184181
e-mail: leon0812.smanda@gmail.com

Pendahuluan kepala.1 Diperkirakan setidaknya 70% manusia


Dalam bekerja ada yang disebut sebagai menderita sakit punggung, baik kronis maupun
penyakit akibat kerja. Low Back Pain (LBP) atau sporadis. Di Negara Inggris dan melaporkan
Nyeri Punggung Bawah (NPB) adalah salah satu 17,3 juta orang Inggris pernah mengalami nyeri
jenis gangguan musculoskeletal yang paling punggung pada suatu waktu dan dari jumlah
banyak ditemukan dalam penyakit akibat kerja. tersebut 1,1 juta mengalami kelumpuhan
LBP sangat sering dijumpai dalam kehidupan akibat nyeri punggung. Di Indonesia
sehari-hari, terutama di negara-negara industri. diperkirakan angka prevalensi 7,6% sampai
Di Amerika Serikat keluhan LBP menempati 37%. Masalah nyeri punggung pada pekerja
urutan kedua keluhan tersering setelah nyeri pada umumnya dimulai pada usia dewasa
Leon L Gaya | Hubungan Aktivitas Olahraga, Merokok, dan Frekuensi Duduk Statis dengan Kejadian Low Back Pain

muda dengan puncak prevalensi pada Isi


kelompok usia 25-60.2 Individu dengan LBP lebih memiliki
LBP adalah masalah kesehatan yang pekerjaan yang menuntut fisik dan aktivitas
umum, namun terkadang dianggap masalah pekerjaan fisik yang tinggi, namun aktivitas fisik
kecil. LBP dapat menyebabkan terbatasnya yang kurang selama waktu luang. Lebih jauh
aktivitas dan ketidakhadiran dalam bekerja lagi, mereka lebih sering tinggal di dalam
yang dapat berdampak pada beban ekonomi komunitas yang kecil, pendidikan yang kurang,
yang besar. Insidensi kejadian LBP paling sering perokok, dan memiliki Indeks Masa Tubuh (IMT)
diukur dalam jangka satu tahun. Pada satu yang lebih tinggi. 8
tahun episode LBP pertama kalinya berkisar LBP dapat disebabkan oleh strain otot.
6,3% sampai 15,4%, dan episode LBP muncul Tipe LBP ini bervariasi, dapat dull atau tajam,
pertama kalinya dan episode berulang berkisar dan dapat bertambah buruk pada posisi duduk,
1,5% sampai 36%. Episode pertama dari LBP berdiri, saat berjalan, atau gerakan lainnya.
akut biasanya pada usia 20 sampai 40 tahun. Berbaring biasanya dapat membantu
Nyeri yang dirasakan dapat sedang hingga memperbaiki keadaan. Terkadang cakram
parah dan menimbulkan kegelisahan. Banyak tulang belakang dapat menonjol keluar,
kasus LBP dapat sembuh sendiri dan dapat menyebabkan tekanan pada saraf yang
pula sembuh dengan sedikit intervensi. Namun, terdapat diantara tulang belakang. Tanda dari
31% orang dengan LBP tidak akan sepenuhnya tekanan pada saraf tersebut adalah nyeri yang
sembuh dalam enam bulan, walaupun menjalar pada kaki, rasa geli, dan mati rasa.
sebagian dapat sembuh. LBP berulang dapat Lebih jarang lagi, hal tersebut dapat
terjadi pada 25% sampai 62% dalam satu atau menyebabkan pada pengendalian usus atau
dua tahun, dengan sampai 33% nyeri sedang kandung kemih. Artritis atau degenerasi dari
dan 15% dengan nyeri parah.3 tulang vertebrae dapat juga menyebabkan
Banyak faktor yang dapat menyebabkan LBP.1
LBP, namun secara umum faktor-faktor Ada beberapa etiologi LBP yang
penyebab LBP dibagi menjadi tiga faktor, yaitu berbahaya seperti kanker, biasanya pada
faktor pekerjaan, faktor individu, dan faktor pemeriksaan fisik ditemukan nyeri pada tulang
lingkungan. Faktor individu berkaitan dengan belakang dan berkurangnya nilai ROM dari
masa kerja, usia, lama kerja, jenis kelamin, tulang belakang. Cauda Equina Syndrome, pada
posisi kerja, kebiasaan merokok, kebiasaan pemeriksaan fisik Cauda Equina Syndrom yang
olah raga, obesitas, kebiasaan mengkonsumsi sudah parah biasanya ditemukan sensorik
alkohol dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk motorik melemah dan hilangnya tonus sfingter
faktor lingkungan seperti getaran yang anal. Pada Cauda Equina yang belum parah
terpapar terhadap tubuh seseorang secara ditemukan pengurangan nilai ROM dari tulang
terus menerus atau temperatur yang ekstrem. belakang.9
Faktor pekerjaan yang dapat menyebabkan LBP Fraktur, pada pemeriksaan fisik biasanya
contohnya adalah melakukan pekerjaan yang didapatkan nyeri tulang belakang dan
sifatnya repitisi, pekerjaan yang memaksakan pengurangan ROM dari tulang belakang. Infeksi,
tenaga, dan pekerjaan yang bersifat statis.2,4,5 pada pemeriksaan biasanya didapatkan
Posisi statis dalam waktu yang lama pada demam, infeksi sistem urinary, dan tedapat
suatu pekerjaan terkadang tidak dapat luka pada daerah tulang belakang.3
dihindarkan, salah satu contohnya adalah LBP sering tidak spesifik dan karena itu
editor pada perusahaan surat kabar. tidak dapat dikaitkan dengan penyebab yang
Diperkirakan editor suatu surat kabar jarang pasti. Berikut adalah beberapa diagnosis
melakukan aktivitas olahraga dikarenakan banding untuk LBP: 3
waktu kerja yang padat untuk memenuhi  Spinal Stenosis
target pekerjaan. Selain itu faktor kebiasaan  Lumbal strain
merokok juga patut diperhitungkan pada  Spondylolisthesis
keseharian editor dikarenakan berdasarkan  Spondylolysis
penelitian terdapat hubungan antara stress  Osteomyelitis
dan merokok.6,7  Herpes zoster

J Agromed Unila | Volume 2 | Nomor 2 | Mei 2015 | 187


Leon L Gaya | Hubungan Aktivitas Olahraga, Merokok, dan Frekuensi Duduk Statis dengan Kejadian Low Back Pain

 Aneurysm Aorta Abdominal bukan menggunakan jarum seperti akupuntur.


 Pancreatitis Kemudian bisa juga dilakukan intervensi
 Cholecystitis dengan akupuntur, yaitu teknik intervensi
LBP terjadi karena biomekanik vertebra menggunakan jarum. Intervensi juga dapat
lumbal akibat perubahan titik berat badan dilakukan dengan memberikan edukasi kepada
dengan kompensasi perubahan posisi tubuh masyarakat mengenai LBP. Melatih kekuatan
dan akan menimbulkan nyeri. Ketegangan dan fleksibilitas otot dapat juga dilakukan
(strain) otot dan keregangan (sprain) untuk intervensi LBP. Terapi spa dan
ligamentum tulang belakang merupakan salah melakukan yoga juga mampu untuk
satu penyebab utama LBP.10 mengintervensi LBP.5 Selain cara – cara diatas,
Bila seseorang duduk dengan tungkai intervensi juga dapat dilakukan dengan terapi
atas berada pada posisi 90°, maka daerah laser level rendah, biasanya panjang
lumbal belakang akan menjadi mendatar gelombang yang digunakan 632 dan 904 nm.
keluar yang dapat menimbulkan keadaan Bila ingin dilakukan dengan cara tradisional,
kifosis. Keadaan ini terjadi karena sendi intervensi LBP dapat dilakukan dengan
panggul yang hanya berotasi sebesar 60°, melakukan pijat yang berguna untuk
mendesak pelvis untuk berotasi ke belakang melemaskan otot.5
sebesar 30° untuk menyesuaikan tungkai atas Faktor-faktor yang terbukti merupakan
yang berada pada posisi 90°. Kifosis lumbal ini risiko timbulnya LBP pada pekerja perempuan
selain menyebabkan peregangan ligamentum adalah duduk statis selama 90-300 menit (1,5-
longitudinalis posterior, juga menyebabkan 5 jam), IMT kurus. Oleh karena itu lama duduk
peningkatan tekanan pada diskus statis tidak boleh melebihi 1,5 jam dan berat
intervertebralis sehingga mengakibatkan badan pekerja kurus perlu diarahkan menjadi
peningkatan tegangan pada bagian dari normal. Bila pekerjaan yang dilakukan
annulus posterior dan penekanan pada nukleus membutuhkan duduk statis >1,5 jam, maka
pulposus.10 diperlukan waktu untuk merelaksasikan badan
Menurut penelitian Björck-van Dijken di antara jam kerja tersebut.10
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi Nyeri pinggang bawah dapat dipengaruhi
LBP diantaranya, faktor usia, jenis kelamin, beberapa faktor risiko antara lain umur, jenis
pekerjaan, pendidikan, Indeks Masa Tubuh, kelamin, indeks masa tubuh, jenis pekerjaan
kebiasaan merokok, dan lingkungan. Pada yang biasanya berkaitan dengan sikap tubuh
penelitian tersebut didapatkan prevalensi tertentu (duduk, berdiri, mengangkat,
wanita terkena LBP lebih besar dibandingkan mendorong, membegkokkan badan) dan masa
dengan pria dalam rentang usia 55-56 tahun. kerja. Kebiasaan sehari-hari juga dapat
Namun Pada rentang usia 35-54 tahun merupakan faktor risiko terjadinya NPB antara
prevalensi pria terkena LBP lebih besar dari lain kebiasaan merokok, konsumsi alkohol,
pada wanita.11 olahraga, dan aktivitas rumah tangga sehari-
Pada penelitian yang dilakukan oleh hari. Faktor repetitif, vibrasi, paritas dan stres
Basuki, aktivitas olah raga menjadi salah satu psikososial turut berperan terjadinya NPB.10
faktor yang dapat menyebabkan LBP, namum Menjadi perokok yang merokok secara
pada penelitian tersebut tidak dikatakan secara reguler juga dapat menjadi salah satu faktor
spesifik olah raga apa yang dilakukan oleh terjadinya LBP. Pada penelitian didapatkan
responden.12 Pada penelitian yang dilakukan wanita yang merokok lebih banyak terkena LBP
oleh Indri Seta Septadina didapatkan bahwa dibandingkan dengan wanita yang tidak
ada hubungan yang berarti antara merokok merokok. Namun penelitian yang dilakukan
dan Indeks Massa Tubuh dengan kejadian LBP, pada pria tidak ditemukannya perbedaan yang
namun posisi kerja dan beban kerja tidak berarti pada angka kejadian LBP pada pria yang
memiliki hubungan yang berarti dengan merokok dengan yang tidak merokok.11
kejadian LBP.2 Pengobatan terhadap LBP dibagi menjadi
Intervensi dapat diberikan terhadap LBP. dua tahap, kedatangan pertama dan
Ada berbagai macam cara untuk kedatangan kedua. Pada kedatangan pertama,
mengintervensi LBP, antara lain dengan cara pasien dapat kita berikan edukasi tentang LBP.
melakukan Acupressure, yaitu intervensi yang Berikan masukan kepada pasien untuk tetap
terdiri dari manipulasi menggunakan jari, aktif, hindari tidur terlalu lama, dan segera

J Agromed Unila | Volume 2 | Nomor 2 | Mei 2015 | 188


Leon L Gaya | Hubungan Aktivitas Olahraga, Merokok, dan Frekuensi Duduk Statis dengan Kejadian Low Back Pain

melakukan aktifitas normal sehari-hari. Minta 4. Linton SJ. Do psychological factors increase
pasien untuk menghindari membungkuk. the risk for back pain in the general
Pasien juga dicoba untuk diberikan obat anti population in both a cross-sectional and
inflamasi nonsteroid atau acetaminophen. prospective analysis. Eur J Pain. 2005;
Mempertimbangkan untuk pemberian 9:355-61.
peregang otot di lokasi yang sakit. Pasien juga 5. Yasin MM, Sustini F, Andreani S, Rochman
dapat diberikan terapi opioid jangka pendek F. Hubungan antara karakteristik,
bila nyeri semakin memburuk. Bila keadaan antropometrik, kebiasaan, status
memburuk, kita bisa mempertimbangkan psikososial, dan gambaran radiografis
untuk rujukan terapi fisik (Metode McKenzie responden dengan kejadian spondylogenic
dan/atau stabilisasi tulang belakang). low back pain. Journal of Orthopaedi and
Kedatangan Kedua yaitu dua sampai empat Traumatology Surabaya. 2013; 2(1):95–106.
minggu setelah kunjungan pertama. Pertama 6. Rohman A. Hubungan antara tingkat stres
pasien dipertimbangkan untuk mengganti obat dan status sosial ekonomi orang tua
anti inflamasi nonsteroid kemudian dengan perilaku merokok pada remaja
dipertimbangkan untuk dirujuk ke terapi fisik [internet]. Jakarta: Psikologi; 2006 [diakses
(Metode Mc Kenzue dan/atau stabilisasi tulang tanggal 1 Juli 2015]. Tersedia dari:
belakang). Bisa juga dirujuk ke subspesialis http://psikologi.or.id/psikologi-
tulang belakang bila semakin parah.3 sosial/hubungan-antara-tingkat-stres-dan-
status-sosial-ekonomi-orang-tua-dengan-
Ringkasan perilaku-merokok-pada-remaja-2.htm
LBP merupakan penyakit 7. Richards J, Stipelman BA, Bornovalova MA,
musculoskeletal akibat kerja yang paling sering Daughters S, Sinha R, Lejuez CW, et al.,
dialami oleh manusia. LBP dapat dipengaruhi Biological mechanisms underlying the
oleh faktor pekerjaan, individu, dan lingkungan. relationship between stress and smoking:
Ketiga faktor tersebut dapat dijabarkan state of the science and directions for
menjadi faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, future work. Biol Psychol. 2012; 29(1):997–
Indeks Masa Tubuh, aktivitas olahraga, 1003.
kebiasaan merokok, duduk statis yang terlalu 8. Hoy D, Brooks P, Blyth F, Buchbinder R. The
lama, dan melakukan pekerjaan yang bersifat epidemiology of low back pain. Best Pract
repitisi. Getaran yang berlebihan yang diterima Res Clin Rheumatol. 2010; 24(6):769–81.
oleh tubuh juga dapat menjadi faktor 9. Chou R, Qaseem A, Snow V, Casey D,
terjadinya LBP. Shekelle P. Clinical guidelines diagnosis and
treatment of low back pain. Ann Intern
Simpulan Med. 2014; 7:478–91.
Kebiasaan seseorang melakukan 10. Samara D. Lama dan sikap duduk sebagai
aktivitas olah raga, kebiasaan merokok faktor risiko terjadinya nyeri pinggang
seseorang, dan duduk secara statis dalam bawah. Universa Medicina. 2004;23(2):39-
waktu yang lama dapat mempengaruhi 72.
terjadinya Low Back Pain. 11. Björck-van Dijken C, Fjellman-Wiklund A,
Hildingsson C. Low back pain, lifestyle
Daftar Pustaka factors and physical activity: a population
1. Goodman DM, Burke AE, Livingston EH. based-study. J Rehabil Med. 2008; 40:864-
Low back pain. JAMA. 2013;16:309. 9.
2. Indri SS, Legiran. Nyeri pinggang dan 12. Basuki K. Faktor risiko kejadian low back
faktor-faktor risiko yang mempengaruhinya. pain pada operator tambang sebuah
J Keperawatan. 2014; 1:2–4. perusahaan tambang nickel di Sulawesi
3. Casazza B. Diagnosis and treatment of Selatan. J Prom Kes Indonesia. 2009;
acute low back pain. Am Fam Physician. 4(2):115–21.
2012; 85:343–50.

J Agromed Unila | Volume 2 | Nomor 2 | Mei 2015 | 189

Anda mungkin juga menyukai