Anda di halaman 1dari 1

10.

Larutan isotonik, hipotonik, dan hipertonik

a. Larutan isotonik
Larutan isotonic memiliki
konsentrasi larutan yang sama seperti sel.
Larutan isotonik adalah larutan infus dengan
tekanan sama seperti cairan tubuh normal.
Dengan demikian, tidak ada gerakan cairan
yang terjadi. Contoh : Normal Saline (NaCl
0,9 %), Dekstrose 5 %, Larutan Ringer
Laktat/RL
b. Larutan hipotonik
Cairan hipotonik memiliki konsentrasi
larutan lebih rendah (hipoosmolitas) disbanding
didalam sel, yang menyebabkan cairan mengalir
keluar sel dan masuk ke dalam ruang ekstraseluler.
Hal ini menyebabkan sel menelan dan kemungkinan
menyelam. Laturan hipotonik adalah larutan infus
dengan tekanan osmotic lebih rendah dari cairan
tubuh. Contoh : air suling, NaCl 0,45%
c. Larutan hipertonik
Cairan hipertonik mempunyai konsentrasi larutan lebih tinggi
(biperosmolitas) di banding di dalam sel, yang
menyebabkan cairan mengalir ke luar sel dan
masuk ke dalam ruang ekstraseluler. Hal ini
menyebabkan sel menyusut. Larutan
hipertonik adalah larutan infus dengan tekanan
osmotic lebih tinggi dari plasma darah.
Contoh : NaCl 3%, Dekstrose 50%.

sumber : Kartika, Dewi. 2014. Ilmu Keperawatan Dasar. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai