Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN

A.Peran dan Fungsi Perawat dalam praktek keperawatan kesehatan jiwa.

Menurut Stuart dan Sundeen (1995) dalam memberikan asuhan dan pelayanan
keperawatan kesehatan jiwa,perawat dapat melakukan aktivitas pada tiga area utama
yaitu 1) Memberikan asuhan keperawatan secara langsung,

2) Aktivitas komunikasi dan

3) Aktivitas dalam pengelolaan atau manajemen keperawatan.

Dalam hubungan perawat dengan klien, ada beberapa peran perawat dalam
keperawatan kesehatan jiwa, meliputi :

1. Kompetensi klinik.

2. Advokasi klien dan keluarga

3. Tanggung jawab keuangan

4. Kerja sama antar disiplin ilmu di bidang keperawatan

5. Tanggung gugat sosial

6. Parameter etik-legal.

B.Peran Perawat dalam pelayanan kesehatan jiwa

Pada setiap tingkatan pelayanan kesehatan jiwa, perawat mempunyai peran


tertentu:

1.Peran perawat dalam prevensi primer.

a. Memberikan penyuluhan tentang prinsip sehat jiwa.

b. Mengefektifkan perubahan dalam kondisi kehidupan,tingkat kemiskinan dan


pendidikan

c. Memberikan pendidikan dalam kondisi normal,pertumbuhan dan


perkembangan dan Pendidikan seks.

d. Melakukan rujukan yang sesuai sebelum terjadi gangguan jiwa.

e. Membantu klien di rumah sa kit umum untuk menghindari masalah psikiatri.


f. Bersama keluarga untuk memberikan dukungan pada anggotanya untuk
meningkatkan fungsi kelompok.

g. Aktif dalam kegiatan masyarakat atau politik yang berkaitan dengan kesehatan
jiwa.

2. Peran perawat dalam prevensi sekunder.

1) Melakukan skrining dan pelayanan evaluasi kesehatan jiwa.

2) Melaksanakan kunjungan rumah atau pelayanan penanganan di rumah.

3) Memberikan pelayanan kedaruratan psikiatri di rumah sakit umum.

4) Menciptakan lingkungan terapeutik.

5) Melakukan supervisi klien yang mendapatkan pengobatan.

6) Memberikan pelayanan pencegahan bunuh diri.

7) Memberi konsultasi.

8) Melaksanakan intervensi krisis.

9) Memberikan psikoterapi pada individu,keluarga dan kelompok pada semua usia.

10) Memberikan intervensi pada komunitas dan organisasi yan teridentifikasi


masalah.

3.Peran perawat dalam prevensi tersier

1) Melaksanakan latihan vokasional dan rehabilitasi.

2) Mengorganisasi pelayanan perawatan pasien yang sudah pulang dari rumah sakit
jiwa untuk memudahkan transisi dari rumah sakit ke komunitas.

3) Memberikan pilihan perawatan rawat siang pada klien.

C.PELAYANAN DAN KOLABORASI INTERDISIPLIN DALAM


KESEHATAN KEPERAWATAN JIWA

Pelayan dan kolaborasi interdisiplin keperawatan jiwa merupakan pelayanan


dikesehatan yang dilakukan oleh sekelompok tim kesehatan profesional(perawat
dokter tim kesehatan lainnya maupun pasien dan keluarga pasien sakit jiwa) yang
mempunyai hubungan yang jelas,dengan tujuan menentukan diagnosa,tindakan
tindakan medis,dorongan moral dan kepedulian khususnya kepada pasien sakit
jiwa.pelayan akan berfungsi baik jika terjadi adanya konstibusi dari anggota tim
dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada pasien sakit jiwa.anggota tim
kesehatan meliputi:pasien,perawat,dokter,fisioteraphi,pekerja sosial ahli
gizi,manejer,dan apoteker.oleh karena itu tim kolaborasi interdisiplin hendaknya
memeiliki komunikasi yang efektif,bertanggung jawab,dan saling menghargai antar
sesama anggota tim.

Perawat adalah anggota pembawa perspektif yang unik dalam interdisiplin


tim. Perawat memfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan dari praktek profesi kesehatan lain. Perawat berperan sebagai penghubung
penting antara pasien dan pemberi pelayanadengan keyakinan.n kesehatan

Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis,mengobati dan mencegah


penyakit.pada situasi ini dokter menggunakan modalitas pengobatan seperti
pemberian obat dan pembedahan.mereka sering berkonsultasi dengan anggota tim
lainnya sebagaimana membuat referal pengobatan

D.ELEMEN PENTING DALAM MENCAPAI KOLABORASI


INTERDISIPLIN EFEKTIF

Kolaborasi menyatakan bahwa anggota tim kesehatan harus bekerja dengan


kompak dalam mencapai tujuan elemen penting untuk kolaborasi interdisiplin yang
efektif meliputi kerja sama asertifita, tanggung jawab,komunikasi,kewenangan,dan
kordinasi

 Kerja sama adalahmenghargai pendapat orang lain dan bersedia untuk memeriksa
beberapa alternatif pendapat orang lain dan bersedia untuk memeriksa beberapa
alternatif pendapat dan perubahan kepecayaan
 Ketegasan penting ketika individu dalam tm mendukung pendapat mereka dengan
keyakinan.tindakan aseptif menjamin bahwa pendapatnya benar-benar di dengar dan
konsensus untuk di capai
 Tanggung jawab artinya mendukung suatu keputusan yang diperoleh dari hasil
konsesus dan harus terlibat dalam pelaksanaannya
 Komunikasi artinya bahwa setiap anggota bertanggung jawab untuk membagi
informasi penting mengenai peralatan pasien sakit jiwa dan issu yang relefan untuk
membuat keputusan klinis pemberian
 Pemberian pertolongan artinya masing-masing anggota memberikan tindakan
pertolongan namun tetap mengacu pada aturan yang telah disepakati
 Kewenangan mencangkup kemandirian anggota tim dalam batas kompetensinya
 Kordinasi adalah ifisiensi organisasi yang dibutuhkan dalam perawatan pasien sakit
jiwa, mengurangi duplikasi dan menjamin ornang yang berkualifikasi dalam
menyelesaikan permasalahan
 Tujuan umum artinya setiap argumen atau tindakan yang di lakukan memiiki tujuan
untuk kesehatan pasien sakit jiwa
Kolaborasi dapat berjalan baik jika

 Semua profesi mempunyai visi dan misi yang sama


 Masing-masing profesi mengetahui batas-batas dari pekerjaannya
 Anggota profesi dapat bertukar informasi dengan baik
 Masing-masing profesi mengakui keahlian dari profesi lain yang tergabung dalam tim

E.MANFAAT KOLABORASI INTERDISIPLIN DALAM PELAYANAN


KEPERAWATAN JIWA

Kolaborasi di dasarkan pada konsep tujuan umum konstribusi praktsi profesionsl


kolegalitas, komunikasi dan praktek yang di fokuskan kepada pasien. Kolegalita
menekankan pada saling menghargai ,pendekatan profesional untuk masalah- masalah
dalam tim dari pada menyalahkan seseorang atau menghindari tanggung jawab.

Beberapa tujuan kolaborasi interdisiplin dalam pelayanan keperawatan jiwa antara


lain :

 Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan menggabungkan


keahlian unik profesional untuk pasien sakit jiwa
 Produktifitas maksimal serta efektifitas dan efesiensi sumber daya
 Peningkatnya profesionalisme dan kepuasan kerja dan loyalitas
 Meningkatnya kohesifitas antar profesional
 Kejelasan peran dalam perinteraksi antar profesional
 Menumbuhkan komunikasi menghargai argumen dan memahami orang lain

F.Hambatan dalam melakukan kolaborasi interdisiplin dalam


keperawatan jiwa

kolaborasi interdisilin tidak selalu bisa dikembangkan dengan mudah, ada banyak hambatan
antara anggota interdisiplin ,meliputi :

1. Ketidaksesuaian pendidikan dan latihan anggota tim


2. Struktur organisasi yang konvensional
3. Konflik peran dan tujuan
4. Kompetensi interpesonal
5. Status dan kekuasaan dan individu tersendiri
DAFTAR PUSTAKA

Ade. Susana ; 2011;Terapi Modalitas Keperawatan Kesehatan Jiwa ; Penerbit Buku


KedokteranEGC ;Jakarta.

Ali,Zaidin.2002.Dasar-Dasar Keperawatan Profesional.Jakarta:Widya Medika

Anna;Panjaitan;Helena. 2005.Proses Keperawatan Jiwa.Ed.2.Jakarta:ECG.

Dalami,Ernawati;2010;Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa;CV.Trans


InfoMedia;Jakarta.

Susilawati, 2005.Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:ECG


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Peran perawat jiwa Dan
Pelayanan dan kolaborasi interdisiplin dalam keperwatan jiwa ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen
pada Keperawatan jiwa. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Peran perawat jiwa,dan Pelayanan dan kolaborasi interdisiplin dalam keperawatan
jiwa bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi kami
tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

keperawatan jiwa adalah menggunakan diri sendiri secara terapeutik dan


interaksinya interpersonal dengan menyadari diri sendiri, lingkungan, dan
interaksinya dengan lingkungan. Kesadaran ini merupakan dasar untuk perubahan.

Pelayan dan kolaborasi interdisiplin keperawatan jiwa merupakan pelayanan


dikesehatan yang dilakukan oleh sekelompok tim kesehatan profesional(perawat
dokter tim kesehatan lainnya maupun pasien dan keluarga pasien sakit jiwa) yang
mempunyai hubungan yang jelas,dengan tujuan menentukan diagnosa,tindakan
tindakan medis,dorongan moral dan kepedulian khususnya kepada pasien sakit
jiwa.pelayan akan berfungsi baik jika terjadi adanya konstibusi dari anggota tim
dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada pasien sakit jiwa.anggota tim
kesehatan meliputi :pasien, perawat, dokter, fisioteraphi, pekerja sosial ahli gizi,
manejer, dan apoteker. oleh karena itu tim kolaborasi interdisiplin hendaknya
memeiliki komunikasi yang efektif,bertanggung jawab,dan saling menghargai antar
sesama anggota tim.

B.Rumusan Masalah

1. Apa peran dan fungsi perawat dalam praktek keperawatan kesehatan jiwa?
2. Apa peran perawat jiwa dalam kesehatan jiwa?
3. Apa pelayanan dan kolaborasi interdisiplin dalam kesehatan keperawatan jiwa?
4. Apa manfaat kolaborasi interdisiplin dalam kesehatan keperawatan jiwa?
5. Apa hambatan dalam melakukan kolaborasi interdisiplin dalam keperawatan jiwa?

C.Tujuan Pembahasan
1. Agar mengetahui peran perawat dalam kesehatan jiwa
2. Mengetahui bagaimana pelayanan dan kolaborasi interdisiplin dalam keperawatan
jiwa
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Demikianlah pelayan dan kolaborasi interdisiplin keperawatan jiwa
merupakan pelayanan dikesehatan yang dilakukan oleh sekelompok tim kesehatan
profesional(perawat dokter tim kesehatan lainnya maupun pasien dan keluarga pasien
sakit jiwa) yang mempunyai hubungan yang jelas,dengan tujuan menentukan
diagnosa,tindakan tindakan medis,dorongan moral dan kepedulian khususnya kepada
pasien sakit jiwa.pelayan akan berfungsi baik jika terjadi adanya konstibusi dari
anggota tim dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada pasien sakit
jiwa.anggota tim kesehatan meliputi:pasien,perawat,dokter,fisioteraphi,pekerja sosial
ahli gizi,manejer,dan apoteker.

B.SARAN
Calon perawat harus mengetahui cara berkomunikasi dengan baik pada pasien
terutamapada pasien yang mengalami gangguan kejiwaan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penelitian

BAB II. KERANGKA PENELITIAN


A. Tujuan Kepustakaan
B. Kerangka Teori dan Keputusan Konselptual
B.1.Peran LSM
B.2.Pemberdayaan
B.3.Pengurangan Risiko Bencana
B.4.Advokasi Kebijakan
B.5.Kendala
C. Skema Pemikiran

BAB III. METODE PENELITIAN


A. Pendekatan dan Desain Penelitian
B. Lokasi (Subjek) Penelitian
C. Teknik Pengumpulan Data
D. Teknik Pemilihan informan
E. Peran Peneliti
F. Uji Pembuktian (Triangulasi) Data
G. Unit Analisis
H. Analisis Data

Anda mungkin juga menyukai