PERATURAN DAERAH (PERDA) SESUAI DENGAN PERATURAN MENTERI
DALAM NEGERI NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 120 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH
Berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80
Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Permendagri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Produk Hukum Daerah, bahwa pembentukan Produk Hukum Daerah berupa PERDA dilakukan dalam beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Perencanaan 2. Penyusunan 3. Pembahasan 4. Pembinaan 5. Nomor Register 6. Penetapan, Penomoran, Pengundangan, dan Autentifikasi
Tahapan Pembentukan Produk Hukum Daerah berupa Perda
sebagaimana diuraikan diatas dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Daerah dan/atau dilaksanakan dilingkungan DPRD dengan rincian tahapan sebagai berikut:
A. Pembentukan Perda di Lingkungan Pemerintah Daerah
1. Kepala Perangkat Daerah Pemrakarsa membentuk tim penyusun
rancangan Perda yang dapat melibatkan Perangkat Daerah Terkait, Bagian Hukum, Instansi Vertikal terkait, dan Akademisi; 2. Tim Penyusun Rancangan Perda melaksanakan penyusunan rancangan Perda beserta Naskah Akademik; 3. Rancangan Perda yang telah disusun, diberi paraf koordinasi oleh ketua tim penyusun dan Kepala Perangkat Daerah Pemrakarsa; 4. Kepala Perangkat Daerah Pemrakarsa menyampaikan hasil rancangan Perda kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah untuk dilakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi. 5. Penyampaian hasil rancangan perda sebagaimana dimaksud pada angka 4, disampaikan dengan cara: a. disampaikan secara langsung kepada Bagian Hukum disertai nota dinas yang ditandatangani oleh pimpinan perangkat daerah pemrakarsa; b. pengiriman softcopy rancangan Perda dalam bentuk pdf/file Microsoft word melalui surat elektronik/email kepada Bagian Hukum ditujukan ke alamat bagianhukumsubang@gmail.com. 6. Sekretaris Daerah melalui Bagian Hukum melaksanakan dan mengkoordinasikan pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi rancangan Perda dengan Perangkat Daerah Pemrakarsa. 7. Berdasarkan hasil pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi sebagaimana dimaksud dalam angka 6, Bagian Hukum menyiapkan dan menyampaikan surat Bupati kepada Pimpinan DPRD mengenai Penyampaian rancangan Perda melalui Sekretaris Daerah. 8. Pembahsan dilaksanakan dengan 2 Tingkat pembicaraan yakni pembahasan Tingkat Pertama dan Kedua. 9. Pembahasan rancangan Perda dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dengan DPRD. 10. Pembicaraan tingkat I sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 ayat (4) meliputi: a. dalam hal rancangan perda berasal dari bupati dilakukan dengan: 1) penjelasan bupati dalam rapat paripurna mengenai rancangan perda; 2) pandangan umum fraksi terhadap rancangan perda; dan 3) tanggapan dan/atau jawaban bupati terhadap pandangan umum fraksi. b. dalam hal rancangan perda berasal dari DPRD dilakukan dengan: 1) penjelasan pimpinan komisi, pimpinan gabungan komisi, pimpinan Bapemperda, atau pimpinan panitia khusus dalam rapat paripurna mengenai rancangan perda; 2) pendapat bupati terhadap rancangan perda; dan 3) tanggapan dan/atau jawaban fraksi terhadap pendapat bupati. c. pembahasan dalam rapat komisi, gabungan komisi, atau panitia khusus yang dilakukan bersama dengan bupati atau pejabat yang ditunjuk untuk mewakilinya. 11. Rancangan Perda hasil pembahasan Tingkat Pertama yang telah dibuatkan berita acara sebagaimana dimaksud pada angka 10 dilakukan pembinaan rancangan produk hukum daerah dengan Fasilitasi dan/atau Evaluasi ke Biro Hukum Provinsi Jawa Barat. 12. Rancangan Perda Hasil Fasilitasi dan/atau evaluasi sebagaimana dimaksud angka 11, disempurnakan dalam pembahasan tingkat II oleh Bupati dan DPRD. 13. Pembicaraan tingkat II sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (4) meliputi: a. pengambilan keputusan dalam rapat paripurna yang didahului dengan: 1) penyampaian laporan pimpinan komisi/pimpinan gabungan komisi/pimpinan panitia khusus yang berisi pendapat fraksi dan hasil pembahasan; dan 2) permintaan persetujuan dari anggota secara lisan oleh pimpinan rapat paripurna. b. pendapat akhir bupati. 14. Hasil Pembahasan dan Penyempurnaan rancangan Perda sebagaimana dimaksud pada angka 12, disampaikan kembali ke Biro Hukum Provinsi untuk pemberian Noreg. 15. Rancangan Perda yang telah diberikan Noreg disampaikan Gubernur melalui Biro Hukum Provinsi kepada Bupati untuk dilakukan Penetapan dan Pengundangan.
B. Pembentukan PERDA di Lingkungan DPRD
1. Penyusunan Propemperda dilaksanakan oleh BAPEMPERDA.
2. DPRD membentuk PANSUS penyusunan rancangan Perda beserta Naskah Akademik. 3. DPRD bersama melaksanakan pembahasan rancangan Perda dengan Pemerintah Daerah. 4. Pembahasan sebagaimana dimaksud pada angka 3 (tiga), dilaksanakan dengan Pembicaraan Tingkat I dan Pembicaraan Tingkat II. 5. Mekanisme pembentukan Perda sampai penetapan dan pengundangan dilaksanakan sesuai dengan Peraturan DPRD juncto. Permendagri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah sebagaimana telah diubah dengan Permendagri Nomor 120 tahun 2018 tentang Perubahan atas Permendagri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah.