Anda di halaman 1dari 3

Kata efektif berasal dari bhasa inggris yaitu effective yang berartu berhasil atau sesuatu yang dilakukan

berhasil dengan baik. Pendapat H. Emerson yang dikutip Soewarno Handayaningrat S. (1994:6) yang
menyatakan bahwa “efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya”. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hidayat (1986) yang menjelaskan
bahwa “fektivitas adalah suatu ukuran yang menyatkan seberapa jauh target (kuantitas, kulatias dan waktu)
yang telah tercapai. Dimana semakin besar persentase targer yang dicapai, maka semakin tinggi
efektivitasnya.

Menurut pendapat Mahmudi mendefenisikan efektivitas, sebagai berikut: “Efektivitas merupakan


hubungan natara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapian
tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan” (Mahmudi, 2005:92). Efektivitas berfokus
pada outcome (hasil), program, atau kegiatan yang dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat
memenuhi tujuan yang diharapkan taua dikatan spending wisely.

Menurut Bastian efektivitas dapat diartikan sebagai keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Selain itu efektifitas adalah hubungan antara output dan tujuan dimana efektivitas
diukur berdasarkan seberapa jauh tingkat output atau keluaran kebijakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Selanjutnya istilah efektivitas adalah pencapaian tujuan atau hasil yang dikehendaki tanpa
menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, biaya, pikiran, alat-alat dan lain-lain yang telah ditentukan.
Pengertian tersebut mengartikan bahwa efektivitas merupakan tahap dicapainya keberhasilan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang
diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai.

Ukuran Efektivitas

Mengukur efektivitas suatu hal yang diamati bukanlah hal yang sangat sederhana, karena
efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan tergantung pada indikator yang akan
diteliti. Bila dipandang dari sudut produktivitas, maka seorang peneliti mampu memberikan hasil
berupa sebuah konsep ataupun barang dengan kualitas dan kuantitas yang sangat berarti.

Pengukuran efektivitas dapat dilakukan dengan melihat hasil dari suatu pengujian yang
dicapai oleh seorang peneliti. Efektivitas dapat diukut melalui berhasil tidaknya suatu metode
yang dipilih dengan memperhitungkan segala hal yang dapat mempengaruhi hasil untuk
mencapai tujuannya. Apabila suatu penelitian berhasil dan mencapai, maka dapat dikatakan
berjalan dengan efektif. Hal terpenting adalah efektivitas tidak menyatakan tentang berapa besar
biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Efektivitas hanya melihat apakah proses
dari kegiatan metode penelitian tersebut telah mencapai tujuan yang sebelumnya telah
diteteapkan.

Untuk itu diperlukan adanya alat ukur efektivitas kinerja yang harus dipertimbangkan,
antara lain:

1. Kepuasan hasil

Kepuasan hasil yang dimaksud adalah tingkat kesenangan yang dirasakan oleh
seorang peneiliti dalam melakukan suatu percobaan. Tingkat rasa puas individu
bahwa mereka mendapat imbalan yang setimpal, dari bermacam-macam aspek situasi
dan permaslahan yang terjadi ketika melakukan suatu penelitian

2. Kualitas

Kualitas dari jasa atau suatu prosuk yang dihasilkan oleh peneliti menentukan
efektivitas kinerja dari suatu penelitian. Kualitas mungkin mempunyai banyak bentuk
tinjuan. Namun selagi tujuan suatu penelitian yang sudah dipaparkan telah tercapai,
maka suatu penelitian dapat dinyatakan berhasil. Adapun kualitas yang tercapai
dengan cara membandingkan aspek-aspek batasan masalah yang dapat dibandingkan
dengan penelitian sebelumnya. Sebagai contoh sebuah penelitian mengenai stabilisasi
tanah lempung dengan penggunaan kapur sebanyak 10 % dibandingkan dengan
penggunaan kapur sebanyak 8%. Dari pembahasan dan kesimpulan akan didapatkan
perbedaan hasil dari indikator yang ingin dicapai seperti nilai kuat tekan bebas (UCS)
satu dari dua penelitian tersebut akan mencapai nilai kuat tekan maksimum
dibandingkan dengan penelitian lainnya. Maka secara kualitas kuat tekan, satu
diantaranya dinilai berhasil dan target tujuan penelitian dapat dicapai.

3. Pencapaian tujuan

Pencapaian adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus dipandang sebagai


suatu proses, oleh karena itu, agar pencapaian tujuan akhir semakin terjamin,
diperlukan pentahapan, baik dalam arti pentahapan pencapaian bagian-bagian dari
setiap metode penelitian yang harus dilewati dalam arti secara terurut.
4. Karakteristik lingkungan

Aspek lingkungan luar dan dalam juga telah dinyatakan mempunyai pengaruh
terhadap efektifitas dalam penelitian. Kedua aspek tersebut sedikit berbeda, namun
saling berhubungan. Lingkungan luar yaitu semua kekuatan dari linngkungan luar
yang tidak termasuk kedalam variabel yang dipertimbangkan yang akan
mempengaruhi proses maupun hasil dari percobaan. Pengarih semacam ini terhadap
penelitian dianggap meliputi derajat kestabilan yang realatif dari lingkungan.
Misalnya dalam pengujian kuat tekan tanah lempung dengan stabilisasi oleh kapur.
Pada saat dilakukannya curing disuatu tempat, suhu yang berbeda bagi sampel akan
mempengaruhi hasil dari percobaan. Namun hal ini dapat dijadikan batasan masalah
pada suatu penelitian, dimana diharapkan adanya penyempurnaan oleh peneliti lain
kedepannya. Begitu juga halnya dengan lingkungan dalam yang pada umumnya pada
penelitian stabilisasi tanah ini merupakan uji propertis dari sampel itu sendiri seperti
jenis gradasi tanah dan kadar airnya.

Hal inilah yang menyebabkan keefektivan yang dicapai sangat bergatung pada proses
dan jenis perlakuan yang dilakukan peneliti terhadap sampel. Selagi tujuan dan
batasan masalah telah terurai dalam suatu penelitian, maka hasil dari suatu penelitian
yang dinyakan efektif adalah ketika percobaan yang dilakukan telah mencapai target
yang dijabarkan dalam tujuan dan manfaat dengan mempertimbangkan batasan
masalah yang mengiringi suatu penelitian.

Anda mungkin juga menyukai