Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
Kelompok 2
MATA KULIAH
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Suatu bangunan atau ruang dirancang untuk menunjang kegiatan pemakaianya
sehingga orang tersebut bisa nyaman dalam ruang tersebut. Untuk menunjang itu
salah satu faktor yang harus dipenuhi adalah sistem utilitas pada bangunan tersebut.
Sistem utilitas harus direncanakan terlebih dahulu sebelum membangun bangunan,
sistem ini menyangkut masalah sistem plambing (seperti menyangkut masalah air
bersih, kotor, buangan, dan air hujan), sistem sampah (yaitu bagaimana masalah
sampah yang diselesaikan pada bangunan tersebut), pencahayaan alami,
penghawaan alami, pengkondisian udara (AC langsung), sistem tranportasi
bangunan (non mekanis)
Sistem utilitas sangat berpengaruh pada tingkat kenyamanan ruang, semakin baik
sistem utilitasnya maka semakin nyaman ruang tersebut untuk ditempati. Ini terjadi
karena sistem utilitas menyangkut pada masalah- masalah pokok yang harus ada
pada bangunan, seperti halnya sistem sampah, jika sistem sampah ini tidak
direncanakan/ dipikirkan terlebih dahulu maka bisa juga ruang tersebut tidak bisa
mendukung sistem sampah pada ruang tersebut seperti tidak ada lalu lintas/ jalur
pengangkutan sampah yang baik pada ruangan, tempat- tempat pengumpulan
sampah tidak strategis. Selain itu permasalahan akan timbul pada sistem utilitas
yang lain seperti masalah sistem plambing, pencahayaan, penghawaan, dan sistem
tranportasi bangunan yang dapat membuat masalah baru seperti penggadaan air,
pencahayaan yang tidak sesuai, tidak terdapat penghawaan yang maksimal, dan
lain- lain.
4
bersih dan kotor, instalasi sistem AC, serta instalasi sistem fire protection. Dengan
mengetahui sistem utilitas yang tepat pada bangunan akan membuat kita lebih
mudah dalam merancang suatu ruang yang nyaman bagi pengguna maupun
sekitarnya.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
High rise building atau bangunan tinggi merupakan istilah yang sering digunakan
merujuk kepada bangunan yang memiliki struktur menjulang tinggi atau bangunan
dengan jumlah tingkat yang banyak.
Bangunan tinggi akan ideal ditinggali jika ada lift atau elevator dan tentunya
didukung oleh struktur bangunan yang kuat dan tahan lama.Tanpa adanya live
otomatis ini maka akan sangat melelahkan bagi penghuni untuk naik ke lantai yang
paling tinggi.
Sebuah bangunan dapat disebut bangunan tinggi atau high rise building jika
bangunan tersebut memiliki ketinggian 23 meter hingga 150 meter di atas tanah.
Jika lebih dari 150 meter maka dapat disebut gedung pencakar langit atau yang
dikenal dengan istilah Skyscraper. Jika tinggi rata-rata sebuah tingkat lantai adalah
4 meter maka bangunan tinggi setidaknya memiliki 6 tingkat lantai.
Beberapa definisi mengenai bangunan tinggi dikutip dari Wikipedia adalah sebagai
berikut :
1. International Conference on Fire Safety in High-Rise Buildings mengartikan
bangunan tinggi sebagai "struktur apapun dimana tinggi dapat memiliki
dampak besar terhadap evakuasi"
6
2. New Shorter Oxford English Dictionary mengartikan bangunan tinggi
sebagai "bangunan yang memiliki banyak tingkat"
3. Massachusetts General Laws mengartikan bangunan tinggi lebih tinggi dari
70 kaki (21 m)
4. Banyak insinyus, inspektur, arsitek bangunan dan profesi sejenisnya
mengartikan bangunan tinggi sebagai bangunan yang memiliki tinggi
setidaknya 75 kaki (23 m).
7
Dengan keterbatasan lahan maka bangunan tinggi biasanya jarang yang
memiliki landscape yang baik kecuali menggunakan vertical garden atau sky
garden.
6. Risiko Angin Dan Gempa. Biasanya bangunan tinggi memiliki bentuk yang
langsing dan tinggi. Secara fisika maka bangunan ini akan sangat dipengaruhi
oleh adanya gempa maupun tekanan angin dari sekeliling bangunan. Untuk
itu biasanya bangunan tinggi memiliki sistem aerodinamika yang baik serta
struktur yang dapat bertahan dalam goncangan.
7. Resiko Roboh. Semakin tinggi sebuah bangunan maka semakin besar pula
resikonya untuk roboh. Berdasarkan hal ini maka pembangunan sebuah high
rise building memerlukan perencanaan yang matang dan antisipasi berbagai
kemungkinan yang dapat terjadi saat pelaksanaan konstruksi.
8. Kompleksitas Tinggi. Pembangunan sebuah high rise building merupakan
pekerjaan yang kompleks karena selain melibatkan banyak pihak, durasi
pelaksanaan yang panjang, melibatkan disiplin ilmu yang banyak, berdampak
besar kepada lingkungan, dan memiliki risiko yang sangat tinggi dari segi
keselamatan. Sehingga dari berbagai jenis bangunan, jenis high rise building
merupakan jenis bangunan yang paling kompleks.
9. Volume Pekerjaan Yang Besar. Bangunan tinggi dibuat dengan cara
menumpuk berbagai material hingga menjelang tinggi ke atas. Dengan
jumlah lantai yang banyak maka kebutuhan akan material tentunya sangat
banyak sehingga pekerjaan bangunan tinggi merupakan pekerjaan besar.
10. Kebutuhan Energi. Bangunan tinggi memiliki jumlah lantai yang banyak
otomatis jumlah penghuninya juga banyak. Hal ini menimbulkan kebutuhan
akan energi yang sangat besar. Selain energi listrik juga energi dari bahan
makanan bagi para penghuni bangunan. Sehingga tak jarang banyak tempat
makan yang berdiri untuk meladeni penghuni bangunan tinggi.
11. Nilai Arsitektural. Sebuah bangunan tinggi merupakan benda besar yang
berdiri diantara jutaan pasang mata di sekitarnya. Sehingga seringkali
bangunan tinggi memiliki nilai iconic dari sebuah kawasan. Untuk itu
8
diperlukan desain arsitektural yang baik sehingga bangunan terlihat menawan
dari segi estetika
Sistem Plumbing merupakan suatu sistem penyediaan atau pengeluaran air (baik air
bersih maupun air kotor) yang dikehendaki tanpa ada gangguan atau pencemaran
terhadap daerah-daerah yang dilaluinya. Jenis peralatan plambing meliputi
peralatan untuk penyediaan air bersih, air panas, air kotor, pemadam kebakaran,
gas, oksigen, udara, dll.
Sistem Plumbing adalah sistem penyediaan air bersih dan sistem pembuangan air
kotor yang saling berkaitan serta merupakan paduan yang memenuhi syarat; yang
berupa peraturan dan perundangan, pedoman pelaksanaan, standar peralatan dan
standar instalasinya.
1. Jaringan Air Bersih
a. Perancangan kebutuhan Air Bersih
- Kebutuhan keseharian. Penggunaan air bersih pada tiap-tiap gedung
berbeda tergantung jumlah penghuninya dan luas dari bangunan
tersebut.berikut table kebutuhan keseharian air bersih.
9
- Sistem jaringan air bersih
SUMBER AIR
BERSIH
JARINGAN
TRANSMISI
10
2) Down Feed System. Dalam sistem ini, air ditampung terlebih dahulu
di tangki bawah (ground tank), kemudian dipompakan ke tangki atas
(upper tank) yang biasanya dipasang di atas atap atau di lantai
tertinggi bangunan. Dari sini air didistribusikan ke seluruh
bangunan.
- Pipa Distribusi
Pipa distribusi harus terbuat dari bahan-bahan tahan karat dengan jenis
sebagai berikut:
1) Logam (baja, besi atau tembaga yang digalvanis)
2) Plastik PE, PVC)
11
4) Pipa memenuhi syarat-syarat yang berkaitan dengan bahan dan
aspek encemaran, misalnya pipa tidak boleh bereaksi terhadap cairan
yang mengalir di dalamnya
5) Sistem yang dipilih pipa harus dirancang dan dipasang sedemikian
rupa sehingga udara maupun air kalau perlu dapat
dibuang/dikeluarkan dengan mudah (mudah diperbaiki dan diganti)
6) Pipa mendatar pada sistem pengaliran ke atas sebaiknya dibuat agak
miring ke atas (searah aliran) sedangkan pada sistem pengaliran ke
bawah dibuat agak miring ke bawah. Kemiringan sekitar 1/300
7) Pemipaan yang tidak merata, agak melengkung ke atas atau
melengkung ke bawah harus dihindarkan (misalnya ada erombakan
gedung) hendaknya dipasang katup pelepas udara.
8) Sambungan harus benar-benar tapat supaya air tidak dapat
merembes keluar/bocor
9) Pipa dan sambungannya harus mampu menahan kekuatan tekanan
air sebesar 10 kg/cm2
10) Bagian pipa melewati siar dilatasi bangunan harus diberi sambungan
fleksibel untuk menetralisir perubahan kedudukan pipa apabila
terjadi gempa.
Air kotor yang dibuang melalui alat-alat saniter, dialirkan melalui pipa
pembuangan air kotor ke tempat pengolahan air kotor (septic tank atau unit
pengolahan air kotor melalui riol kota). Pada umumnya air kotor
mengalirsecara gravitasi, penggunaan pompa hanya untuk memompa air
kotor dari bak periampung air kotor yang berlokasi di bagian bawah bangunan
(basement) ke unit pengolahan air kotor.
12
Jaringan air kotor dalam bangunan terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
1) Limbah cair, berupa air kotor yang berasal dari floor drain kamar
mandi, wastafel, dll.,
2) Limbah padat, yang berasal dari kloset kamar mandi,
3) Air hujan.
Pada penanganan limbah cair, air kotor yang berasal dari floor darain
kamar mandi, wastafel, tempat cuci piring dsb pada tiap lantai disalurkan ke
bawah melalui pipa menuju ke lantai dasar, lalu disalurkan menuju bak
kontrol. Kemudian air dialirkan menuju sumur resapan sebelum dibuang ke
saluran kota.
Pada penanganan limbah padat, kotoran yang berasal dari kloset tiap
lantai disalurkan melalui pipa limbah padat secara vertikal menuju ke lantai
dasar yang kemudian langsung disalurkan ke dalam septic tank. Pipa limbah
padat yang melintang secara horizontal harus memiliki kemiringan minimal
5% tiap 1 meter untuk meminimalkan resiko tersumbat. Karena hal ini,
penempatan septic tank juga perlu diperhatikan, apabila jaraknya semakin
jauh dari letak kloset lantai dasar, maka penempatan septic tank akan
membutuhkan kedalaman yang semakin besar. Pada septic tank, limbah
kemudian ditampung dan diendapkan, lalu air yang tersisa dialirkan ke
sumur resapan. Untuk penempatan septic tank beserta resapannya,
sebaiknya diletakkan berjauhan dengan sumur artesis maupun gorund water
tank, minimal berjarak 15 meter. Hal ini dilakukan agar jaringan air bersih
tidak tercemar limbah dari septic tank.
Untuk penanganan air hujan, digunakan talang yang disesuaikan
dengan bentuk atap, yang kemudian dialirkan secara vertikal melalui pipa
menuju ke bak kontrol yang sama dengan yang digunakan pada penanganan
limbah cair di lantai dasar.
13
2.3. Instalasi Sistem Air Conditioner
Sistem tata udara pada bangunan bertugas mengolah udara dan menghasilkan
kualitas udara yang baik (nyaman dan sehat) bagi penghuninya. Keberadaan sistem
tata udara sangat menunjang aktifitas dan produktifitas manusia. Sistem AC (air
Conditioning) atau sering disebut juga Sistem Tata Udara merupakan salah satu hal
yang penting sekarang ini, baik rumah, gedung perkantoran, mall, bandara dan lain
sebagainya. Diantara fungsi dari system tata udara adalah mengatur suhu udara,
mengatur sirkulasi udara, mengatur kelembaban (humidity) udara, mengatur
kebersihan udara. Dalam proses pendinginan udara, system pendingin udara dibagi
menjadi 2 jenis, yaitu: mengunakan system direct cooling (system langsung), dan
system tidak langsung (indirect cooling).
14
gampangnya perawatan dan support.
AC ini terbagi menjadi dua bagian yaitu Indoor dan Outdoor. Indoor adalah
bagian yang mengeluarkan hawa dingin dan Outdoor adalah bagian tempat
dimana mesin berada. Acapkali outdoor ditempatkan diluar ruangan karena
mengeluarkan hawa yang panas dan kadangkala suaranya yang berisik.
Kelebihan AC Split Wall :
1) Bisa dipasang pada ruangan yang tidak berhubungan dengan udara luar,
misalnya pada ruangan yang posisinya ditengah pada bangunan Ruko,
karena condenser yang terpasang pada outdoor bisa ditempatkan
ditempat yang berhubungan dengan udara luar jauh dari ruangan yang
didinginkan.
2) Suara didalam ruangan tidak berisik.
2.3.2. AC Window
AC Window adalah AC yang berbentuk kotak dan dalam pengoperasiannya
tidak menggunakan remote. Karena tombol kontrol sudah terintegrasi dengan
AC ini. AC ini hanya terdiri dari satu bagian yaitu unit itu sendiri dan tidak
ada istilah outdoor dan indoor AC.
AC ini sudah tidak diproduksi lagi karena dianggap sudah ketinggalan jaman
dan karena tidak ada unit outdoor yang membuat AC ini tidak praktis.
Kapasitas AC ini mulai dari 0.5 pk - 2.5 pk.
15
2.3.3. AC Central
Pada AC jenis ini, udara dari ruangan/bangunan didinginkan pada cooling
plant diluar ruangan/bangunan tersebut kemudian udara yang telah dingin
dialirkan kembali kedalam ruangan/bangunan tersebut. AC jenis ini biasanya
dipergunakan di hotel atau mall. Cara kerja AC Central:
1. Air dari cooling tower masuk refrigerator melalui condensor,
refrigerator ini difungsikan untuk mendinginkan air panas dari AHU
2. Dalam refrigerator ini terjadi proses pendinginan air, air panas dari
AHU masuk chiller dalam refrigerator diubah menjadi air dingin, yang
kemudian air dingin tersebut disirkulasikan kembali ke dalam AHU
yang mana AHU digunakan untuk mengkondisikan/ mengubah udara
panas dalam ruang menjadi dingin
3. Udara panas dalam ruang akan dihisap kedalam AHU melalui lubang
register yang kemudian diubah menjadi udara dingin dengan
penambahan O2
4. Udara segar dari AHU ini akan didistribusikan kembali pada setiap
ruangan dengan tekanan velocity yang cukup
2.3.5. AC Cassette
Jenis AC Cassette ini, indoornya menempel di plafon. jenis AC Cassette
dengan berbagai ukuran mulai dari 1.5pk sampai dengan 6pk.
16
Cara pemasangan ac ini memerlukan keahlian khusus dan tenaga extra, tidak
seperti memasang ac rumah atau ac split, yang bisa dipasang sendirian.
2.3.7. AC Inverter
AC Inverter merupakan jenis AC Split yang menggunakan teknologi inverter.
Inverter yang terdapat di dalam unit AC merupakan alat / komponen untuk
mengatur kecepatan motor-motor listrik. Disini Inverternya terdiri dari
Rectivier dan Pulse-width modulator. Dengan menggunakan Inverter, motor
17
listrik menjadi variable speed, kecepatannya bisa diubah-ubah atau disetting
sesuai dengan kebutuhan. Jadi dibandingkan AC Split biasa, type AC Inverter
lebih hemat listrik ± 60%.
2.3.8. AC VRV
VRV = Variable Refrigerant Volume merupakan sistem kerja refrigerant
yang berubah-ubah. VRV system adalah sebuah teknologi yang sudah
dilengkapi dengan CPU dan kompresor inverter dan sudah terbukti menjadi
handal, efisiensi energi, melampaui banyak aspek dari sistem AC lama seperti
AC Sentral, AC Split, atau AC Split Duct. Jadi dengan VRV System, satu
outdoor bisa digunakan untuk lebih dari 2 indoor AC serta dapat mengatur
jadwal dan temperatur AC yang diinginkan secara terkomputerisasi
Indoor Fire protection merupakan salah satu utilitas dari sistem otomasi
bangunan (building automation system). Perusahaan maupun gedung komersial
saat ini membutuhkan sebuah sistem otomasi bangunan yang menunjang
kegiatan operasional dengan menuntut tingkat keandalan dan keamanan sistem
yang tinggi, salah satunya menggunakan indoor fire protection system.
Kebakaran merupakan bencana yang disebabkan oleh api yang tidak
dikehendaki yang dapat menimbulkan kerugian yang besar baik berupa harta
benda maupun jiwa manusia. Saat ini Kebakaran sudah menjadi masalah
nasional, karena bukan saja merugikan individual, melainkan meliputi instalasi
atau sarana vital yang menguasai hajat hidup orang banyak seperti gedung
perkantoran, perusahaan, pabrik dan instalasi-instalasi lainnya.
Untuk menekan angka kebakaran dan jumlah korban yang terus meningkat, perlu
dilakukan suatu tindakan yang mengutamakan keselamatan. Peringatan dini
terhadap tanda-tanda kebakaran merupakan salah satu solusi dari bahaya
kebakaran. Untuk menanggulangi dari kebakaran tersebut terdapat beberapa
18
sarana untuk meminimalisir dampaknya yaitu dengan memakai fire alrm system,
outdoor fire protection system (hydrant), indoor fire protection system dan lain-
lain.
Kebakaran yang disebabkan oleh api yang tidak terdeteksi lebih awal adalah
penyebab kerugian materi yang dapat menyebabkan kematian. Permasalahannya
adalah informasi yang diterima oleh pihak pemadam kebakaran tidak dapat
dilakukan secara real time. Dalam hal ini diperlukan perancangan sistem yang
berbasis komputer/PC yang dapat dipantau setiap saat secara terpusat
menampilkan informasi letak lokasi kebakaran dengan tidak mengganggu proses
produksi. Dengan dibuatnya konsep perancangan sistem ini dapat membantu
para pekerja untuk meningkatkan pencegahan kebakaran.
19
BAB III
HASIL SURVEY
Hotel 88 adalah salah satu bagian hotel group dari PT. Waringin Hospitality
yang tersebar di beberapa kota besar Indonesia dan salah satunya terletak pada
jalan Embong Malang Surabaya. Sesuai dengan mottonya “Feel at home for
business”, Hotel 88 Embong Malang Surabaya memiliki fasilitas dan pola pelayanan
yang berbeda dengan hotel-hotel yang lainnya dalam melayani tamu hotel yaitu
pola pelayanan yang didasarkan pada mengedepankan kekeluargaan baik
terhadap tamu, karyawan, maupun pemilik perusahaan. Hotel 88 Embong
Malang memiliki 141 kamar dengan jenis kamar yaitu superior dan deluxe ukuran
queen dan twin. Fasilitas yang ada di Hotel 88 Embong Malang yaitu adanya 24
jam layanan kamar, pengamanan, resepsionis 24 jam, CCTV, sarapan, fasilitas
ruang pertemuan, area merokok, koran, penyimpanan bagasi, layanan laundry, dry
cleaning, wi-fi gratis di tempat umum dan di semua kamar serta adanya parkir valet.
Hotel ini memiliki luas bangunan sekitar ±240 m2, dengan jumlah lantai sebanyak
7 lantai. Lantai 1 difungsikan sebagai ruang publik dan semi-publik, dan lantai 2-7
difungsikan sebagai kamar pengunjung.
20
21
KANAN
22
23
24
BAB IV
Untuk sistem pemipaan/plumbing air bersih pada hotel ini menggunakan sistem
down feed water system. Dalam sistem ini, sistem air bersih ditampung terlebih
dahulu di tangki bawah (ground tank), kemudian dipompakan ke tangki atas (upper
tank) yang biasanya dipasang di atas atap atau di lantai tertinggi bangunan. Dari
upper tank tersebut air didistribusikan ke seluruh lantai yang ada didalam bangunan.
Untuk peletakan saluran pipa dalam banguann ini pipa-pipa yang mendistribusikan
air ke masing-masing lantai tersebut diletakkan pada bagian saf bangunan yang
terletak di beberapa bagian bangunan, untuk jumlah saf yang ada dalam bangunan
ini tiap lantainya terdapat 6 saft.
25
26
27
28
Sedangkan untuk sistem air kotornya hotel ini menggunakan sistem venstack dua
pipa, yang mana terdapat pembagian antara limbah padat seperti pembuangan di
closet dan juga limbah cair seperti pembuangan di saluran kamar mandi, westafle,
dan dapur. Yang mana limbah dari closet nanti akan disalurkan menuju septictank
dan limbah cair yang terdapat dalam saluran closet akan disalurkan menuju sanitasi
kota, sedangkan untuk limbah cair dari saluran kamar mandi, westafle, dan juga
dapur, akan langsung disalurkan menuju sanitasi kota.
Berikut merupakan rencana dari plumbing air kotor dari Hotel tersebut :
29
4.2. Instalasi Sistem Air Conditioner
Sitem air conditioner atau sistem penghawaan yang digunakan dalam gedung ini
adala sistem pemnghawaan air to air system jenis unit dan jenis AC yang digunakan
adalah jenis AC split.
Banyak sekali kelebihan AC split yang dapat dirasakan secara langsung oleh
penggunanya. Pertama, ac split lebih ringkas bentuknya sehingga tidak memakan
begitu banyak tempat. Sistem pemasangan ac split juga jauh lebih mudah jika
dibandingkan dengan ac sentral. AC split juga jauh lebih hemat energi serta hemat
biaya karena dibekali dengan teknologi yang mampu mendingingkan ruang-ruang
secara terpisah, AC split selalu dilengkapi dengan remote yang dapat memudahkan
untuk pengaturannya meskipun dari jarak jauh.
Komponen AC Split
1. Bagian Indoor, bagian indoor ini pada bangunan apartemen diletakkan pada
seluruh kamar yang ada dilantai tersebut.
a. Evaporator, Pada mesin pendingin AC Split, evaporator terbentuk dari
pipa tembaga dengan panjang dan diameter tertentu yang dibentuk
berlekuk-lekuk agar menghemat tempat. Sehingga, lebih efektif menyerap
panas dari udara ruangan yang bersirkulasi melaluinya. Karena pipa
evaporator dilewati refrigerant dengan suhu terendah, maka suhu
evaporator mencapai suhu 5°C. Dengan demikian, suhu udara ruangan
menjadi rendah (dingin) ketika melewati evaporator.
b. Motor Blower & Motor Pengatur Aliran Udara (motor stepper). Motor
blower berfungsi mensirkulasikan udara dalam ruangan, hingga udara
ruangan dapat bersirkulasi melewati evaporator. Setelah udara melewati
evaporator aliran udara menuju ke ruangan dengan pengatur aliran udara
(motor Stepper). Blower bekerja hingga temperatur udara mencapai
keinginan. Kesimpulannya, blower akan berhenti kerja (Off) ketika
temperatur udara ruangan mencapai suhu yang diinginkan (setting suhu
remote kontrol AC Split).
30
c. Saringan ( filter ) Udara. Pada Indoor AC Split saringan (filter udara)
berfungsi menyaring udara yang melewati evaporator. Sehingga udara
yang bersirkulasi dalam ruangan menjadi lebih bersih. Pada unit AC Split
model baru dilengkapi dengan filter anti bakteri atau anti racun untuk
membasmi bibit penyakit. Selain itu, dapat menyaring polutan berbahaya
bagi tubuh yang terbawa melalui udara di dalam ruangan.
d. Kontrol Panel Electric & Sensor Suhu (thermistor). Pada komponen indoor
AC Split terdapat kontrol panel electric dan sensor suhu (thermistor).
Berfungsi mengatur kerja mesin pendingin secara menyeluruh.
Diantaranya, mengatur kerja blower, motor pengatur aliran udara,
compressor, fan outdoor dan timer.
2. Bagian outdoor, bagian outdor pada bangunan ini diletakkan pada bangian
foid bangunan yang terdapat pada bangunan.
a. Kondensor. Ketika refrigeran muncul melewati komponen indoor AC Split
(evaporator), kalor (panas) udara ruangan yang terbawa akan dibawa
kondensor. Komponen ini terbuat dari pipa tembaga yang dibuat berkelok-
kelok dan dilengkapi sirip. Hal ini bertujuan untuk melepas kalor udara
terjadi secara efektif dan kalor (panas) udara yang terbawa oleh refrigerant
(Freon) lebih cepat dibawa atau dikeluarkan ke udara bebas (luar ruangan).
b. Kipas (fan). berfungsi membuang panas pada kondensor ke udara bebas.
c. Kompresor. Kompresor AC Split berfungsi mensirkulasikan aliran
refrigeran. Dari kompresor refrigerant (Freon) akan dipompa dan dialirkan
menuju komponen utama: kondensor, pipa kapiler, evaporator dan
kembali ke kompresor. Refrigeran secara terus menerus lewat empat
komponen utama AC.
d. Saringan Refrigeran (strainer). Setelah membawa kalor (panas) di
kondensor, refrigeran akan dipompa oleh kompresor mengarah menuju ke
filter (strainer). Supaya kotoran tidak sengaja terbawa refrigeran, tidak
masuk ke pipa kapiler. Jika kotoran (seperti karat atau serpihan logam)
terbawa ke dalam pipa kapiler, bisa menyebabkan rusaknya kompresor.
31
Bisa juga menyebabkan penyumbatan yang menyebabkan sistem
pendingin tidak bekerja optimal.
Indoor Unit
Outdoor Unit
32
4.3. Instalasi Sistem Fire Protection
Sistem Pemadam Kebakaran atau fire fighting system adalah suatu sistem yang di
sediakan dalam suatu bangunan untuk menanggulangi bahaya kebakaran. Sistem
pamadam kebakaran pada gedung bertingkat tinggi adalah wajib hukumnya untuk
di sediakan. Mengingat dalam suatu gedung bertingkat akan timbul keterbatasan
tindakan yang dapat di lakukan penghuni untuk menyelamatkan diri saat terjadi
kebakaran. Selain itu proses penyelamatan para penghuni pun juga akan sulit di
lakukan oleh dinas pemadam kebakaran di sebabkan tingginya lokasi.
Selain kedua hal di atas, sistem pemadam kebakaran pada gedung bertingkat tinggi
wajib ada mengingat efek dari kebakaran yang dapat melemahkan struktur gedung
jika kebakaran tidak segera di atasi.
Sistem pemadam kebakaran (Fire Fighting System) gedung bertingkat tinggi di bagi
menjadi beberapa system yang berdiri sendiri namun saling terkait satu dengan
lainnya. Di sini saya akan membagi sistem pemadam kebakaran pada gedung
bertingkat tinggi menjadi 3 system utama yaitu:
1. Fire Hydrant System
2. Fire Sprinkler System
3. Fire Alarm System
Pada gedung bertingkat tinggi, ke tiga system tersebut harus ada dan memenuhi
syarat yang di berlakukan oleh pemda. Ke tiga sistem utama dalam fire fighting
tersebut, di katakan berdiri sendiri sebab dari masing-masing system di dukung oleh
unit-unit yang di atur sedemikian rupa hingga mampu bekerja sama dalam
menanggulangi atau pada saat terjadinya kebakaran.
Selanjutnya adalah sekilas tentang ketiga sistem pemadam kebakaran pada gedung
bertingkat tinggi:
1. Fire Hydrant System
Fire Hydrant system atau pemadam sistem hydrant adalah suatu sistem
pemadam kebakaran yang di operasikan secara manual oleh tenaga manusia
33
dengan menggunakan media air sebagai alat pemadam api. Prinsip kerja dari
sistem hydrant pada gedung bertingkat tinggi adalah ketika hydrant valve
pada box hydrant di buka maka pompa akan mengalirkan air ke seluruh
instalasi pipa hydrant dalam gedung menuju ke titik valve terbuka.
Selengkapnya akan saya share di artikel lain.
2. Fire Sprinkler System
Fire Sprinkler System atau pemadam sistem sprinkler adalah suatu sistem
pemadam kebakaran yang dapat bekerja secara otomatis berdasarkan
berbedaan suhu. ‘Fire sprinkler system’ di bagi lagi menjadi 2 system
berdasarkan kesiapan air dalam pipa istalasi, yaitu Wet Riser Sprinkler
System dan Dry Riser Sprinkler System. Karena fire sprinkler ini sangat
kompleks, maka akan saya tulis pada artikel yang lain. Berlanjut ke
3. Fire Alarm System
Dari namanya tentu semua sudah tau, fire alarm system adalah suatu sistem
pendukung pemadam kebakaran gedung bertingkat tinggi. Sistem ini lebih
kompleks lagi di banding dengan fire Sprinkler system. Fire alarm system
akan berkaitan dengan sistem keamanan gedung, elevator, intake fan, exhaust
fan, detektor asap, detektor panas dan lain sebagainya yang tergabung dalam
‘General Fire’, Bahkan fire alarm system canggih dapat langsung
berhubungan dengan sudin damkar. Fire alarm system juga bertindak sebagai
ujung tombak seluruh system yang ada pada gedung bertingkat tinggi saat
terjadi kebakaran.
Selain ke tiga system di atas, masih terdapat sistem pemadam kebakaran gedung
bertingkat tinggi yang lain yaitu:
4. Portable Fire Extinguisher
34
berdiri sendiri tanpa ada kaitan langsung dengan ketiga system yang saya
sebutkan di atas.
Juga sesuai dengan namanya, portable fire extinguisher adalah suatu alat
pemadam api yang dapat di pindah dengan cepat dan flexible di gunakan di
segala medan sesuai peruntukannya. Di negara kita Indonesia portable fire
extingusher lebih di kenal dengan sebutan APAR atau dari Alat Pemadam
Api Ringan.
Untuk sistem proteksi kebakaran yang bersifat aktif pada gedung Hotel 88
Malang ini dilengkapi dengan adanya hydrant. Hydrant Pemadam Kebakaran
adalah sebuah alat atau terminaI penghubung untuk bantuan darurat saat
terjadi kebakaran. Hydrant merupakan koneksi berupa alat yang terdapat di
atas tanah yang menyediakan akses pasokan air untuk tujuan memadamkan
kebakaran. Untuk di bagian gedung hotel ini hidrant tersebut pada masing
masing lantai diletakkan 1 hidrant.
Sistem rencana proteksi kebakaran aktif lainnya yang terdapat pada gedung
ini adalah fire extinguisher, yaitu merupakan pemadam api portabel yang
dapat mengeluarkan air, busa, gas, dan media lainnya yang mampu untuk
memadamkan api penyebab dari kebakaran. Alat ini diletakkan disamping
hidran yang lokasinya dekat dengan tangga darurat.
Selain itu rencana fire system yang akan diterapkan ialah sistem proteksi
kebakaran berupa fire alarm system. Fire Alarm System (Sistem Pengindera
Api) adalah Suatu sistem terintegrasi yang didesain untuk mendeteksi
adanya gejala kebakaran, untuk kemudian memberi peringatan (warning)
dalam sistem evakuasi dan ditindaklanjuti secara otomatis maupun manual
dengan sistem instalasi pemadam kebakaran (fire fighting System) yang
telah terinstall. Tujuan pemasangan atau keuntungan pemasangan Fire
Alarm System ini adalah untuk mendeteksi kebakaran seawal mungkin,
sehingga tindakan pengamanan yang diperlukan dapat segera dilakukan dan
35
meminimalisir dampak buruk dari kebakaran tersebut. Untuk Fire Alarm
System ini sendiri pada bangunan hotel ini diletakkan pada bagian koridor,
kamar pengunjung, dan tempat-tempat lainnya yang memiliki potensi
terhadap kebakaran.
36
37
38
BAB V
5.1. Kesimpulan
Dari data survey dan analisa tersebut maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Sistem Plumbing yang digunakan dalam hotel ini untuk air bersihnya ialah
sistem Down Feed, yang mana hal tersebut sudah tepat penerapannya pada
hotel, yang merupakan bangunan tinggi.
2. Sistem AC yang dalam hotel ini masih menggunakan model AC Split indoor-
outdoor.
3. Sistem kebakaran yang direncanakan dalam hotel ini berupa adanya hydrant
di setiap lantai hotel, serta penerapan fire protection aktif berupa alarm
kebakaran, heat detector, somoke detector, serta fire protection pasif seperti
tangga darurat yang ada didalam hotel
5.2. Saran
39
DAFTAR PUSTAKA
http://eco.co.id/economie/definisi-fire-extinguisher-atau-alat-
pemadam- kebakaran/ (Diakses pada tanggal 24 November
2019)
https://www.bromindo.com/alat-pemadam-kebakaran-aktif-dan-pasif/
Diakses pada tanggal 24 November 201
40
41
42
43