Anda di halaman 1dari 9

SOAL FINAL

1. Sebuah mesin pencuci mobil dapat diaktifkan dengan menekan PB1, kemudian dapat memasukkan
kombinasi koin. Kombinasi koin yang dimasukkan pada slot koin akan menentukan sabun yang akan
digunakan, cara memasukkan koin pada slot secara berurutan dimulai dari slot 1, slot 2 dan slot 3.
Kombinasi koin sebagai berikut :
Slot Koin Slot Koin Slot Koin Ket :
Sabun 1 Sabun 2 Sabun 3
1 2 3 1 = Aktif
1 1 0 0 1 0 0 = Tidak Aktif
1 0 1 0 0 1
0 1 1 1 0 0

2. Setelah memasukkan kombinasi koin yang diinginkan tekan PB2 jika kombinasi benar akan memulai
proses pencucian mobil atau proses running. Kombinasi koin yang salah akan membuat proses pada mesin
kembali ke proses awal siap digunakan dan koin akan dikeluarkan pada slot buangan
3. Proses pencucian atau proses running selama 10 detik
4. Sebelum mesin aktif LM akan menyala untuk menandakan mesin dalam kondisi siap digunakan atau
berada pada proses emergency, ketika pada proses pemasukkan kombinasi koin bergantian LK menyala,
dan pada proses running bergantian LH menyala. Setelah proses pencucian selesai mesin akan kembali
pada kondisi awal siap digunakan
5. Mesin akan berada pada mode Emergency ketika EMG diaktifkan, pada mode ini seluruh proses akan
berhenti untuk menandakan ada kesalahan pada mesin pencucian mobil. Ketika EMG dilepas mesin akan
kembali pada kondisi awal siap digunakan. Ketika mesin belum diaktifkan, jika EMG ditekan maka tidak
akan mempengaruhi proses apapun pada mesin
6. Seluruh proses tidak dapat diaktifkan saat mesin dalam kondisi awal siap digunakan atau mesin belum
diaktifkan. Mesin juga bekerja Secara berurutan, proses yang sudah dilewati tidak dapat aktif

Comment Keterangan Alamat Keterangan :


PB1 Tombol start 0.00 TIPE PLC = CP1E
PB2 Tombol running 0.01 CPU TIPE = E 20
EMG Tombol Emergency 0.02 Peraturan :
S1 Sensor koin slot 1 0.03 Untuk nama comment sesuai
S2 Sensor koin slot 2 0.04 dengan tabel
S3 Sensor koin slot 3 0.05
LM Lampu merah 100.00
LK Lampu kuning 100.01
LH Lampu hijau 100.02
L1 Indikator sabun 1 100.03
L2 Indikator sabun 2 100.04
L3 Indikator sabun 3 100.05

Nb:
*File disimpan dalam satu folder dengan format Nomor Ruang_Nomor Meja_Nama Tim
5.

Konsensus

Asas konsensus adalah bahwa keputusan apa pun harus dilakukan melalui prosesmusyawarah melalui
konsensus. Cara pengambilan keputusan konsensus, selain dapatmemuaskan semua pihak atau sebagian besar
pihak, cara ini akan mengikat sebagian besarkomponen yang bermusyawarah dan memiliki kekuatan
memaksa terhadap semua yang terlibatuntuk melaksanakan keputusan tersebut.Semakin banyak yang terlibat
dalam proses pengambilan keputusan secara partisipatif,maka akan semakin banyak aspirasi dan kebutuhan
masyarakat yang terwakili. Semakin banyakyang melakukan pengawasan serta kontrol terhadap kebijakan-
kebijakan umum, maka akansemakin tinggi tingkat kehati-hatiannya, dan akuntabilitas pelaksanaannya dapat
semakindipertanggungjawabkan.

6.

Kesetaraan

Asas kesetaraan adalah kesamaan dalam perlakuan dan pelayanan publik. Asaskesetaraan ini mengharuskan
setiap pelaksanaan pemerintah untuk bersikap dan berperilaku adildalam hal pelayanan publik tanpa
mengenal perbedaan keyakinan, suku, jenis kelamin, dan kelassosial.

7.

Efektivitas dan efisiensi

Kriteria efektivitas biasanya diukur dengan parameter produk yang dapat menjangkausebesar-besarnya
kepentingan masyarakat dari berbagai kelompok dan lapisan sosial. adapun,asas efisiensi umumnya diukur
dengan rasionalitas biaya pembangunan untuk memenuhikebutuhan semua masyarakat. Semakin kecil biaya
yang terpakai untuk kepentingan yangterbesar, maka pemerintahan tersebut termasuk dalam kategori
pemerintahan yang efisien.

8.
Akuntabilitas

Asas akuntabilitas adalah pertanggungjawaban pejabat publik terhadap masyakarat yangmemberinya


kewenangan untuk mengurusi kepentingan mereka. Setiap pejabat publik dituntutuntuk
mempertanggungjawabkan semua kebijakan, perbuatan, moral, maupun netralitassikapnya terhadap
masyarakat. Inilah yang dituntut dalam asas akuntabilitas dalam upaya menuju pemerintahan yang bersih dan
berwibawa.

9.

Visi Strategis

Visi strategis adalah pandangan-pandangan strategis untuk menghadapi masa yang akandatang. Kualifikasi
ini menjadi penting dalam rangka realisasi

good and clean governance

Good and Clean Governance dan Kontrol Sosial

Partisipasi masyarakat merupakan salah satu tujuan sari implementasi

good and clean governance

. Untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih berdasarkan prinsip-prinsip pokok

good and clean governance

, setidaknya dapat dilakukan melalui pelaksanaan prioritas program, yakni:1.

Penguatan fungsi dan peran lembaga perwakilan.2.

Kemandirian lembaga peradilan.3.


Profesionalitas dan integritas aparatur pemerintah.4.

Penguatan partisipasi Masyarakat Madani.5.

Peningkatan kesejahteraan rakyat dalam kerangka otonomi daerah.Lahirnya UU No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah telah memberikankewenangan pada daerah untuk melakukan pengelolaan dan
memajukan masyakarat dalam politik, ekonomi, sosial, dan budaya dalam kerangka menjaga keutuhan
NKRI. Pencapaiantingkat kesejahteraan dapat diwujudkan secara lebih cepat yang pada akhirnya akan
mendorongkemandirian masyarakat.

Korupsi Penghambat Utama Tata Kelola Pemerintahan yang Baikdan Bersih

Tindakan penyalahgunaan Anggaran Pembangunan dan Biaya Daerah (APBD) yangdilakukan oleh pemda
dan anggota legislatif (DPRD) oleh sejumlah lembaga, seakan belumcukup untuk mengikis tindakan korupsi
di kalangan pejabat negara. Menurut Badan PengawasKeuangan dan Pembangunan (BPKP), korupsi
merupakan tindakan yang merugikan kepentinganumum dan masyarakat luas demi keuntungan pribadi atau
kelompok tertentu.Menurut data Indeks Persepsi Korupsi 2011 yang dilansir oleh situs resmi
TransparansiInternasional, dalam hal persepsi publik terhadap korupsi sektor publik Indonesia masuk
urutanke-100 dunia dengan skor rendah (3). Sementara di antara negara-negara di kawasan AsiaPasifik-
Indonesia bertandang di urutan ke-20.

Gerakan Antikorupsi

Jeremy Pope

menawarkan strategi untuk memberantas korupsi yang mengedepankankontrol kepada dua unsur paling
berperan di dalam tindak korupsi. Pertama, peluang korupsi;kedua keinginan korupsi. Menurutnya, korupsi
terjadi jika peluang dan keinginan dalam waktu

bersamaan. Peluang dapat dikurangi dengan cara membalikkan siasat “laba tinggi, risiko rendah”menjadi
“laba rendah, risiko tinggi”, dengan cara menegakkan hukum dan men

akuti secaraefektif, dan menegakkan mekanisme akuntabilitas.Penanggulangan tindakan korupsi dapat


dilakukan antara lain dengan :

pertama
, adanya

political will

dan

political action

dari pejabat negara dan pimpinan lembaga pemerintah padasetiap satuan kerja organisasi untuk melakukan
langkah proaktif pencegahan dan pemberantasan perilaku dan tindak pidana korupsi.

Kedua

, penegakkan hukum secara tegas dan berat. Proses eksekusi mati bagi koruptor diCina, misalnya telah
membuat sejumlah pejabat tinggi dan pengusaha di negeri ini menjadi erauntuk melakukan tindak korupsi.
Tindakan ini merupakan

shock therapy

untuk membuattindakan korupsi berhenti.

Ketiga

, membangun lembaga-lembaga yang mendukung upaya pencegahan korupsi. Pada beberapa negara, mandat
Ombudsman mencakup pemeriksaan dan inspeksi atas sistemadministrasi pemerintah dalam hal
kemampuannya mencegah tindakan korupsi aparat birokrasi.

Keempat

, membangun mekanisme penyelenggara pemerintahan yang menjaminterlaksananya praktik

good and clean governance

¸ baik di sektor pemerintah, swasta, atauorganisasi kemasyarakatan.

Kelima

, memberikan pendidikan antikorupsi, baik melalui pendidikan formal maupunnonformal. Dalam pendidikan
formal, sejak pendidikan dasar sampai perguruan tinggi diajarkan bahwa nilai korupsi adalah bantuk lain dari
kejahatan.

Keenam
, gerakan agama antikorupsi, yaitu gerakan membangun kesadaran keagamaandan mengembangkan
spiritualitas antikorupsi.

Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik dan Kinerja BirokrasiPelayanan Publik

Pelayanan publik kepada masyarakat bisa diberikan secara cuma-cuma ataupun disertaidengan pembayaran.
Pelayanan publik yang bersifat cuma-cuma sebenarnya merupakankompensasi dari pajak yang telah dibayar
oleh masyarakat itu sendiri. Adapun, pemberian pelayanan publik yang disertai dengan penarikan bayaran,
penentuan tarifnya didasarkan padaharga pasar ataupun didasarkan menurut harga yang paling terjangkau
bukan berdasarkanketentuan sepihak aparat atau instansi pemerintah.Ada beberapa alasan mengapa
pelayanan publik menjadi titik strategis untuk memulai pengembangan dan penerapan

good and clean governance

di Indonesia, yaitu:1.

Pelayanan publik selama ini menjadi area di mana negara yang diwakili pemerintah berinteraksi dengan
lembaga nonpemerintah. Keberhasilan dalam pelayanan publik akanmendorong tingginya dukungan
masyarakat terhadap kerja birokrasi.2.

Pelayanan publik adalah wilayah di mana berbagai aspek

good and clean governance

bisadiartikulasikan secara lebih mudah.

3.

Pelayanan publik melibatkan kepentingan semua unsur

governance

, yaitu pemerintah,maysarakat, dan mekanisme pasar.


Kinerja birokrasi adalah ukuran kuantitatif dan kualitif yang menggambarkan tingkat pencapaiansasaran atau
tujuan yang telah didtetapkan dengan memperhitungkan elemen-elemen indikator sebagai berikut:

1.

Indikator masukan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar birokrasi mampu menghasilkan produknya,
baik barang atau jasa, yang meliputi sumber daya manusia, informasi, kebijakan, dansebagainya.

2.

Indikator proses, yaitu sesuatu yang berkaitan dengan proses pekerjaan berkaitan dengankesesuaian anatar
perencanaan dengan pelaksanaan yang diharapkan langsung dicapai dari suatukegiatan yang berupa fisik
ataupun nonfisik.

3.

Indikator produk, yaitu sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yang berupa fisik
ataupun nonfisik.

4.

Indikator hasil adalah segala sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan.
5.

Indikator manfaat adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan.

6.

Indikator dampak adalah pengaruh yang ditimbulkan, baik positif maupun negatif pada setiaptingkatan
indikator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Birokrasi

Faktor-faktor yang memperngaruhi kinerja birokrasi antara lain : manajemen organisasidalam


menerjemahkan dan menyelaraskan tujuan birokrasi; budaya kerja dan organisasi pada birokrasi; kualitas
sumber daya manusia yang dimiliki birokrasi; dan kepemimpinan birokrasiyang efektif dan koordinasi kerja
pada birokrasi. Faktor-faktor ini akan menentukan lancartidaknya suatu birokrasi dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Selain itu, kinerja birokrasi di masa depan akan dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut:1.

Struktur birokrasi sebagai hubungan internal, yang berkaitan dengan fungsi yangmenjalankan aktivitas
birokasi.2.

Kebijakan pengelolaan, berupa visi, misi, tujuan, sasaran, dan tujuan dalam perencanaanstrategis pada
birokrasi.3.

Sumber daya manusia, yang berkaitan dengan kualitas kerja dan kapasitas diri untuk bekerja dan berkarya
secara optimal.4.

Sistem informasi manajemen, yang berhubungan dengan pengelolaan


database

dalamkerangka mempertinggi kinerja birokrasi.5.

Sarana dan prasarana yang dimiliki, yang berhubungan dengan

Anda mungkin juga menyukai