http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj
Abstract
___________________________________________________________________
Indonesia has a rich and abundant natural resources as well as supported by oceans and thousands of islands that surrounds it.
A variety of natural resource wealth has become its own potential for Indonesia to develop a tourism especially in the field of
nature. Indonesia as the world's largest archipelago country which comprises 17,508 islands or also known as nusantara
maritime or country, has realized the importance of tourism to the economy because the growth of tourism in Indonesia is
always on top of the Indonesia's economic growth (Soebagyo 2012). Therefore, tourism has always been the center of attention
for tourists to visit the tourist attractions.The tourism industry is one of the right ways in increasing the economic progress of
society like locally and globally. Tourism has many benefits and influence, among others, in addition to generating foreign
exchange the country and expand employment, the tourism sector aims to maintain the sustainability of nature and local
culture developed (Dritasto and Anggraeni goddess 2013). In 2008 Indonesia tourism contributes to the gross domestic product
(GDP) amounting to Rp. 153,25 billion or 3.09% of the total GDP of Indonesia (BPS, 2010). In 2009, his contribution was
increased to 3.25%. Any tourism GDP growth since 2001 always indicates a growth rate higher than the national GDP.
Although still show numbers in 2009, while GDP growth of tourism reached 8.18% of the national GDP, while only 4.37%.
In the same year, foreign exchange from tourism is the third largest contributor of foreign exchange of the country, after oil and
gas and palm oil. This ranking shows increasing trend since 2006 which was only ranked 6th of 11 commodities foreign
exchange source countries. © 2014 Universitas Negeri
Semarang
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6765
Gedung C6 Lantai 1 FE Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: alfiah_mudrikah@yahoo.com
362
Alfiah Mudrikah, dkk/ Economics Development Analysis Journal 3 (2) (2014)
Tabel 1. Jumlah Kedatangan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia Menurut Pintu Masuk, 2001-
2012
Bandara
Tahun Soekarno Bandara Jumlah
Ngurah Rai Polonia Batam
Hatta Lainnya
2004 1005072 1525994 97087 1527132 1165880 5321165
2005 1105202 1454804 109034 1024758 1308303 5002101
2006 1147250 1328929 110405 1012711 1272056 4871351
2007 1153006 1741935 116614 1077306 1416898 5505759
2008 1464717 2081786 130211 1061390 1496393 6234497
2009 1390440 2384819 148193 951384 1448894 6323730
Sumber: BPS olahan, 2012.
Berdasarkan Tabel 1 di atas menunjukkan 2.053.850 pada tahun 2012. Sedangkan urutan
bahwa kedatangan wisatawan mancanegara ke terendah yaitu bandara Polonia.
Indonesia menurut pintu masuk mempunyai Secara nasional, kontribusi sektor-sektor
selisih peningkatan dan penurunan yang tidak terkait pariwisata terhadap PDB mengalami
terlalu banyak di setiap tahunnya. Urutan pasang naik dan turun. Jika pada tahun 2004
pertama Bandara yang sering digunakan kontribusinya masih mencapai 5,03 persen, pada
sebagai pintu masuk adalah Bandara Ngurah tahun 2009 kontribusinya menjadi 4,56 persen
Rai yaitu sebanyak 1.293.657 pada tahun 1997 (Tabel 2). Sektor pariwisata yang paling besar
dan 2.902.125 pada tahun 2012, kemudian pada kontribusinya terhadap PDB adalah sektor
urutan ke dua yaitu bandara Soekarno Hatta Rekreasi dan Hiburan.Jika dilihat
sebanyak 1.457.340 pada tahun 1997 dan pertumbuhannnya pada skala nasional, sektor-
sektor pariwisata secara keseluruhan tumbuh
363
Alfiah Mudrikah, dkk/ Economics Development Analysis Journal 3 (2) (2014)
Tabel 2. Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor pariwisata Terhadap PDB Indonesia (2004-2009)
364
Alfiah Mudrikah, dkk/ Economics Development Analysis Journal 3 (2) (2014)
365
Alfiah Mudrikah, dkk/ Economics Development Analysis Journal 3 (2) (2014)
sendiri.Menurut Sadono Sukirno ( 1996 : 33), digunakan untuk mengetahui klasifikasi daerah,
pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan dilakukan dengan menentukan rata-rata
output perkapita yang terus menerus dalam investasi swasta sektor pariwisata sebagai sumbu
jangka panjang.Menurut Prof. Simon Kuznets, horisontal,dan jumlah penyerapan tenaga kerja
pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jangka sebagai sumbu vertikal. Analisis dilakukan
panjang dalam kemampuan suatu negara untuk berdasar 4 klasifikasi/kategori yaitu a). daerah 1,
menyediakan semakin banyak barang-barang yaitu dengan investasi tinggi dan penyerapan
ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tenaga kerja tinggi; b). daerah 2, yaitu dengan
tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan investasi tinggi dan penyerapan tenaga kerja
penyesuaian kelembagaan, dan ideologis yang rendah; c). 3. daerah 3, yaitu dengan investasi
diperlukannya.Menurut Solow-Swan, rendah dan penyerapan tenaga kerja tinggi; dan
Pertumbuhan ekonomi tergantung kepada d). daerah 4, daerah dengan investasi rendah
pertambahan penyediaan faktor-faktor produksi dan penyerapan tenaga kerja rendah.
(penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi modal)
dan tingkat kemajuan teknologi. Hasil penelitian I Ketut R. Sudiardhita
(2008) menyimpulkan :
Penelitian Terdahulu Terdapat kontribusi pendapatan yang lebih besar
Industri pariwisata menjadi sektor yang dari anggota rumah tangga terhadap pendapatan
layak diperhitungkan untuk mengangkat rumah tangga sebesar 56,66%, sedangkan kepala
pertumbuhan dan perkembangan ekonomi rumah tangga hanya 43,34% dari total
daerah. Berbagai hasil penelitian telah pendapatan bersih per bulan sebesar Rp.
menunjukkan adanya korelasi dan kontribusi 1.116.477,- yang terdiri dari pendapatan pokok
pariwisata terhadap peningkatan perekonomian kepala rumah tangga Rp. 158.350, pendapatan
daerah, atau setidak-tidaknya peningkatan taraf sampingan Rp. 325.500,- pendapatan istri
ekonomi masyarakat daerah wisata, karena Rp.239.293,3 dan anak Rp. 393.333.3. Hal ini
pariwisata yang berhasil apalagi padat investasi disebabkan bertambahnya anggota rumah
akan mampu menyerap jumlah tenaga kerja, tangga yang memperoleh kesempatan kerja di
peningkatan perputaran dan pendistribusian sektor pariwisata.
uang di daerah wisata, serta peningkatan Distribusi pendapatan rumah tangga
ekonomi masyarakat. petani di daerah pengembangan pariwisata
Mengacu hasil penelitian Siddiqui dan tergolong ketimpangan rendah, hal ini
Rajesh (2004) yang meneliti tentang nilai ditunjukkan dengan angka Koefisien Gini yang
ekonomi pada industri pariwisata di India, mendekati nol, yaitu 0,2 demikian pula
dengan melihat bagaimana pariwisata bisa distribusi antara golongan penerima pendapatan
menjadi sektor yang penting di India, kaitannya 40% rumah tangga yang berpendapatan rendah
dengan kontribusi yang diberikan pada GDP menerima 28,70% dari total pendapatan; dan
dan kesempatan kerja, serta mempelajari ternyata lebih besar dari 17% sehingga rumah
dampak dari kenaikan nilai tambah sektor tangga dalam penelitian ini tergolong
pariwisata terhadap GDP secara keseluruhan ketimpangan ringan atau pendapatan cukup
dan juga terhadap kesempatan kerja di sektor merata dan baik.
pariwisata, diperoleh hasil penelitian bahwa Pengembangan sektor industri pariwisata
sektor pariwisata memberikan kontribusi sebesar di Kabupaten Daerah Tingkat II Karang asem
5,8% terhadap GDP dan 8,3% terhadap menunjukkan perkembangan yang positif
kesempatan kerja, yang artinya pariwisata masih dengan adanya peningkatan dari tahun ke tahun
menjadi salah satu industri penting di India. pada periode tahun1993-1996. Sebaliknya terjadi
Analisis penelitian yang digunakan pada kemerosotan akibat krisis ekonomi pada tahun
penelitian Made Dwi Setyadi Mustika (2006) 1997-1998; namun khusus pengeluaran wisata
adalah analisis tipologi daerah. Analisis ini
366
Alfiah Mudrikah, dkk/ Economics Development Analysis Journal 3 (2) (2014)
wan justru meningkat yang disebabkan adanya dan tujuan mengadakan penelitian berdasarkan
selisih nilai kurs. fakta – fakta yang ada untuk menguji kebenaran
Penyerapan tenaga kerja pada tahun 1997 sesuatu secara ilmiah.
mampu menyerap sebanyak 4.275 orang dimana Dalam metodelogi telah dijelaskan bahwa
sektor ini dari tahun 1993-1996 terus mengalami dalam pelaksanaan penelitian mempunyai
peningkatan yang berarti lapangan usaha ini kebebasan untuk memiliki metode guna
potensial untuk dikembangkan karena dapat memperoleh suatu data. Hal ini senada dengan
membantu mengatasi pengangguran. Sejak yang diungkapkan oleh sutrisno Hadi, Yaitu :
krisis melanda Indonesia sektor ini ikut terkena “Baik buruknya suatu research sebagian
imbasnya dan mengakibatkan pada tahun 1998 tergantung dari pengumpulan data research
hanya mampu menyerap tenaga kerja 3.585 ilmiah bermaksud memperoleh bahan – bahan
orang. Berdasarkan hasil proyeksi penye rapan yang relevan, aktual dan variabel, maka untuk
tenaga kerja tahun 1999-2003 menunjukkan memperoleh data seperti itu pekerjaan research
pening katan yang relatif kecil karena masih menggunakan tehnik – tehnik, prosedur, alat –
belum pulihnya eko-nomi, dimana pada tahun alat serta kegiatan yang diandilkan.
2003 diproyeksikan dapat menyerap tenaga kerja Maka dengan demikian memecahkan
sebanyak 4.297 orang dengan target metodologi sangat diperlukan dalam rangka
pertumbuhan ekonomi sebesar 2,6%. mengumpulkan data untuk memecahkan suatu
Dari berbagai hasil penelitian yang masalah sehingga dapat menyusun laporan
dipaparkan diatas, kiranya dapat diambil ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan.
penegasan bahwa sektor pariwisata dapat Untuk itu dalam penelitian ini penulis
diandalkan menjadi potensi daerah yang masih menetapkan langkah – langkah sebagai berikut :
terbuka luas untuk ditingkatkan dan Setting Penelitian
dikembangkan. Tidak kalah penting dari hal A. Waktu Penelitian
tersebut, adalah membuka lebar iklim invetasi di Penelitian ini sudah dilaksanakan pada
daerah serta menumbuhkan kesadaran semester II tahun 2014 yang dimulai tanggal 15
masyarakat bahwa keberhasilan menjadi daerah Juni sampai dengan 30Juni 2011
wisata akan meningkatkan penyerapan tenaga Tempat Penelitian
kerja, membuka peluang pasar domestik/lokal Penelitian dilaksanakan di
untuk pasar wisata belanja, dan meningkatnya KabupatenWonosobo, memiliki letak yang
income masyarakat. strategis yaitu berada di kaki gunung sindoro
dan gunung sumbing.
METODOLOGI Subyek Penelitian
Dalam penelitian ilmiah faktor Subyek penelitian ini adalah jumlah
metodologi memegang peranan penting guna wisatawan yang mengunjungi obyek wisata di
mendapatkan data yang obyektif, valid dan kabupaten wonosobo. Mereka kebanyakan
selanjutnya digunakan untuk memecahkan berasal dari dalam negeri/wisatawan lokal
permasalahan yang telah dirumuskan. Sumber Data
Pengertian Metode adalah cara yang telah Berkaitan dengan subyek penelitian ini
teratur dan telah berfikir secara baik-baik yang adalah wisatawan yang mengunjungi obyek
digunakan untuk mencapai tujuan (W.J.S wisata di kabupaten wonosobo.maka sumber
Poerwodarminto 1987 :649). datanya adalah jumlah wisatawan dan tempat-
Jadi pengertian metode adalah salah satu tempat yang dikunjungi oleh wisatawan.
cara yang digunakan ketika mencapai suatu Tehnik Dan Alat Pengumpulan Data
tujuan dengan menggunkan tehnik tertentu B. Teknik Pengumpulan Data
untuk memperoleh suatu keberhasilan dalam Observasi
penelitian maka harus dilaksanakan dengan Observasi dalam penelitian ini dilakukan
menggunkan metodologi yang tepat, istimewa oleh peneliti dan pengamat.Observasi dalam
367
Alfiah Mudrikah, dkk/ Economics Development Analysis Journal 3 (2) (2014)
penelitian ini adalah observasi langsung yaitu Data yang telah berhasil digali,
penelitian dan pengamat melihat dan dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan
mengamati secara langsung, kemudian mencatat penelitian, harus di usahakan kemantapan
perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan kebenarannya. Oleh karena itu, setiap peneliti
sebenarnya. harus dapat memilih dan menentukan cara –
Observasi dilakukan selama tempat cara yang tepat untuk mengembangkan valisasi
wisata dibuka dari kegiatan awal sampai data yang diperolehnya yakni dengan teknik
kegiatan akhir.Observasi adalah instrumen yang triangulasi (HB. Sutopo, 2002)
sering dijumpai dalam penelitian pariwisata. Berkaitan dengan proses pembelajaran
Dalam observasi ini penelitian lebih banyak yang menekankan pada mengelompokkan
menggunakan salah satu dari panca indranya bentuk – bentuk geometri dalam pembelajaran,
yaitu indra penglihatan. maka validasi data yang digunakan adalah
Observasi akan lebih efektif jika informasi melalui triangulasi sumber dan triangulasi
yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta metode.
alami, tingkah laku dan hasil kerja responden Triangulasi Sumber
dalam situasi alami. Sebaiknya observasi Triangulasi sumber sering juga disebut
mempunyai keterbatasan dalam menggali triangulasi data, maksudnya penelitian dalam
informasi yang berupa pendapat atau persepsi pengumpulan data agar lebih dapat dipercaya
dari subyek yang diteliti. dengan menggunakan berbagai ragam sumber.
Wawancara Triangulasi Metode
Wawancara pada penelitian ini Triangulasi metode maksudnya peneliti
menggunakan interview tidak berstruktur karena mengumpulkan data sejenis dengan
peneliti memandang model ini adalah yang menggunakan metode yang berbeda.Dalam hal
paling luwes, dimana subyek diberi kebebasan ini, peneliti menggunakan metode observasi dan
untuk menguraikan jawabannya dan ungkapan – wawancara.
ungkapan pandangannya secara bebas dan Analisis Data
sesuai harinya. Interview ini digunakan untuk Setelah data mengenai tentang bentuk –
mendapatkan data tentang pendapat wisatawan bentuk gambar dalam pembelajaran terkumpul,
mengenai tempat wisata yang dikunjunginya. maka dianalisis.
Alat Pengumpulan Data Oleh karena teknik pengumpulan datanya
Oleh karena itu teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara, maka
yang digunakan adalah observasi dan analisis datanya menggunakan observasi dan
wawancara, maka alat pengumpulan datanya wawancara, maka analisis datanya merupakan
adalah : analisis deskriptif berdasarkan hasil observasi
Lembar observasi dan refleksi.Observasi berarti mengamati hasil
Lembar observasi atau kuesioner yang komentar yang diberikan oleh para wisatawan
sifatnya open euded (terbuka) dan lentur, tentang tempat wisata yang dikunjunginya.
sehingga dapat menggali data sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan Refleksi
Pedoman wawancara Pada tahab ini penelitian mereflesikan
Teknik wawancara dilakukan dengan dan mengkaji hasil obserfasi dari obsever dan
akrab dan terbuka serta mendalam, dengan ini pengawasan secara pribadi penelitian, apakah
diharapkan dapat menangkap informasi secara sudah sesuai dan memenuhi kriteria yang telah
utuh oleh karena itu, teknik wawancara itu di tetapkan sudah berhasil atau belum. Apabila
sering disebut wawancara mendalam (in-depth- belum berhasil (belum maksimal ), maka peneliti
interviewing (HB. Sutopo, 2002) melaksanakan penelitian tindakan kelas pada
Validasi Data siklus berikutnya sampai berhasil sesuai dengan
kriteria yang telah di tentukan. Langkah-langkah
368
Alfiah Mudrikah, dkk/ Economics Development Analysis Journal 3 (2) (2014)
yang di lakukan pada siklus I akan di ulang pada b. Pariwisata Budaya, bertujuan
siklus II untuk mengenali, mengetahui, mempelajari, dan
meneliti kebudayaan suatu masyarakat di suatu
PEMBAHASAN lokasi disamping untuk memenuhi
Perkembangan Lingkup Kepariwisataan kebutuhannya akan hiburan.
Perencanaan Pengembangan c. Pariwisata Pulih Sehat, bertujuan untuk
Pariwisata memenuhi kebutuhan perawatan medis di
Sebagaimana sebuah bentuk tempat yang memiliki fasilitas penyembuhan.
pengembangan ekonomi, maka pengembangan d. Pariwisata Olah Raga, bertujuan
industri pariwisata juga sebagai bagian dari untuk memenuhi kebutuhan akan kebugaran
sebuah gejala ekonomi bisnis memerlukan suatu tubuh.
rencana yang matang bila ingin sukses dalam e. Pariwisata Temu Wisata, bertujuan untuk
objek yang implisit maupun mengadakan pertemuan membahas suatu
eksplisit.Pengembangan pariwisata tidak akan permasalahan bersama.
optimal apabila pada suatu sektor hanya Manfaat-manfaat pariwisata
dipengaruhi oleh suatu penguasaan pribadi yang Adapun manfaat-manfaat pariwisata bagi
semata-mata mengutamakan kepentingan suatu negara dapat dijabarkan sebagai berikut :
mereka sendiri. a. Pariwisata merupakan faktor
Untuk itu perlu adanya suatu konsep penting dalam menggalang persatuan dan
penyusunan rencana berkelanjutan untuk kesatuan bangsa yang memiliki masyarakat
mempersiapkan perkembangan kepariwisataan dengan berbagai perbedaan.
yang optimal, sehingga dapat meminimalkan b. Pariwisata merupakan faktor
hal-hal yang tidak diharapkan.Hal ini sangat penting dalam menggalang persatuan dan
penting karena dalam kenyataannya kesatuan bangsa yang memiliki masyarakat
perkembangan pariwisata sangat berkaitan erat dengan berbagai perbedaan.
dengan berbagai unsur, dapat dilihat seperti c. Pariwisata merupakan faktor penting
bagan di bawah ini. dalam pembangunan perekonomian.
Bentuk-bentuk kegiatan d. Pariwisata internasional
Pariwisata: berguna sebagai sarana mempercepat hubungan
Sebenarnya pariwisata sebagai suatu bilateral.
gejala, terwujud dalam beberapa bentuk yang e. Pariwisata juga dapat dijadikan ajang
antara lain sebagai berikut : pengenalan suatu negara di kanca internasional.
1) Menurut jumlah orang yang Sektor pariwisata merupakan salah satu
bepergian: sektor yang menarik untuk dapat meningkatkan
a. Pariwisata Individu /perorangan, pendapatan suatu negara.Pendapatan yang
yakni hanya seseorang atau satu keluarga yang diperoleh tersebut tidak hanya berasal dari
bepergian. wisatawan lokal maupun mancangera tetapi
b. Pariwisata Rombongan, yakni juga efek dari adanya kepariwisataan itu
kelompok orang yang biasanya terikat oleh sendiri.Misalnya : peningkatan jumlah hotel,
hubungan-hubungan tertentu kemudian jumlah restoran, dan jasa lainnya. Adanya
melakukan perjalanan bersama-sama. peningkatan permintaan faktor pendukung
2) Menurut maksud bepergiannya kepariwisataan itulah yang dimungkinkan dapat
a. Pariwisata rekreasi atau mendorong pertumbuhan ekonomi.Berikut tabel
pariwisata santai, bertujuan untuk memulihkan jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke
kemampuan fisik dan mental setiap peserta Indonesia.
wisata dan memberikan kesempatan rileks bagi
mereka dari segala rutinitas yang membosankan.
369
Alfiah Mudrikah, dkk/ Economics Development Analysis Journal 3 (2) (2014)
Negara
2004 2005 2006 2007 2008 2009
Asal
Amerika
153268 157936 130963 155652 174331 170231
Serikat
Jerman 134625 156414 106629 112160 137854 128649
Perancis 91710 109567 98853 104473 125216 159924
Belanda 92152 114687 110272 106987 140771 143485
Afrika 35507 27450 22655 27777 29753 28375
Timur
35783 60601 55033 55348 67271 122069
Tengah
Singapura 1644717 1417803 1401804 1352412 1397056 1272862
Thailand 55024 44897 42155 68050 76842 109547
Australia 406389 391862 226981 314432 450178 584437
Republik
228408 251971 295514 327843 320808 256522
Korea
Tabel 4. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha
(Miliar Rupiah), 2004-2013
Lapangan Usaha 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Perdagangan, Hotel dan 368555.90 431620.20 501542.40 592304.10 691487.50 744513.50
Restoran
Perdagangan besar dan 287553.50 338667.20 393047.40 468734.30 551343.70 586111.80
eceran
Hotel 12685.40 14146.90 16074.20 17320.40 18900.30 20781.50
370
Alfiah Mudrikah, dkk/ Economics Development Analysis Journal 3 (2) (2014)
371