PENDAHULUAN
Kata "Hijamah" berasal dari bahasa Arab, dari kata Al Hijmu yang berarti
pekerjaan membekam. Al Hajjam berarti ahli bekam. Nama lain bekam adalah
canduk, canthuk, kop, mambakan, di Eropa dikenal dengan istilah "Cuping
Therapeutic Method". Bekam dalam bahasa Mandarin disebut Pa Hou Kuan.
(Subiyanto dan Leli, 2006).
1. HR Bukhari
1
“Sesungguhnya metode pengobatan yang paling ideal bagi kalian adalah hijamah
(bekam) dan fashdu (venesection).”
3. Dari Jabir Almuqni berkata : "Aku tidak akan merasa sehat sehingga
berbekam, karena sesungguhnya aku pernah mendengar rosulullah Sholollohu
Alaihi Wasalam bersabda :
”Tidaklah aku melalui satu dari langit-langit yang ada, melainkan para malaikat
mengatakan: ”Hai Muhammad,perintahkan umatmu untuk berbekam,karena
sebaik-baik sarana yang kalian pergunakan untuk berobat adalah bekam, al-kits,
dan syuniz semacam tumbuh-tumbuhan ”.
1.2.1. Tujuan
2
1.2.2. Manfaat
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
mencatat kemajuan besar karena menggunakan mangkuk cupping set yang
modern dari plastik. Penggunaan kop plastik, pasien merasa lebih bersih.
Pemompaan dengan hand pump juga dapat disesuaikan dengan daya tahan
pasien. Dalam rangka menjaga kebersihan dan menghindarkan hal-hal yang
tidak diinginkan maka dianjurkan untuk pasien yang ingin dibekam agar
memiliki alat bekam sendiri, sehingga pasien dapat mengontrol dan menjaga
kebersihan alat bekam yang dimilikinya.
5
5. Kesembuhan bisa diperoleh dengan 3 cara yaitu: sayatan pisau bekam,
tegukan madu, sundutan api. Namun aku tidak menyukai berobat dengan
sundutan api ( HR. Muslim).
6. Penyembuhan terdapat dalam tiga hal, yakni meminum madu, sayatan alat
1.
Kasmui. Bekam : Pengobatan
bekam,Menurut
dan Sunnah Nabi. Hal
sundutan 12-13
dengan api. Dan aku melarang umatku berobat
dengan sundutan api. (HR. Bukhori)
7. Dari Uqbah bin Amir RA, Rasulullah SAW bersabda: “ Ada 3 hal yang
jika pada sesuatu ada kesembuhan, maka kesembuhan itu ada pada sayatan
alat bekam atau minum madu atau membakar bagian yang sakit. Dan aku
membenci pembakaran (sundutan api) dan tidak juga menyukainya.” (HR.
Ahmad dalam Musnad-nya)
8. Dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda: “Jika ada suatu
kesembuhan pada obat-obat kalian maka hal itu ada pada sayatan alat
bekam.” Beliau bersabda: “Atau tegukkan madu.” (Kitab Kasyful Astaar
‘an Zawaa-idil Bazar,karya al-Haitsami, III/388)
9. Dari Ibnu Abbas RA, Nabi SAW bersabda: “Orang yang paling baik
adalah seorang tukang bekam (Al Hajjam) karena ia mengeluarkan darah
kotor, meringankan otot kaku dan mempertajam pandangan mata orang
yang dibekamnya.” (HR. Tirmidzi, hasan gharib).
10. Jika pada sesuatu yang kalian pergunakan untuk berobat itu terdapat
kebaikan, maka hal itu adalah berbekam (Shahih Sunan Ibnu Majah, karya
Syaikh Al-Albani (II/259), Shahih Sunan Abu Dawud, karya Syaikh Al-
Albani (II/731)).
11. Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda: “Kalian harus
berbekam dan menggunakan al-qusthul bahri.” (HR. Bukhari, Muslim,
Ahmad, dan an-Nasai dalam kitab as-Sunan al-Kubra no. 7581).
12. Dari Abdullah bin Mas’ud RA, dia berkata: “Rasulullah SAW pernah
menyampaikan sebuah hadits tentang malam dimana beliau diperjalankan
bahwa beliau tidak melewati sejumlah malaikat melainkan mereka semua
menyuruh beliau SAW dengan mengatakan: ‘Perintahkanlah umatmu
6
untuk berbekam’.” (Shahih Sunan at-Tirmidzi, Syaikh al-Albani (II/20),
hasan gharib).
13. Pada malam aku di-isra’kan, aku tidak melewati sekumpulan malaikat
melainkan mereka berkata: “Wahai Muhammad suruhlah umatmu
melakukan bekam.” (HR Sunan Abu Daud, Ibnu Majah, Shahih Jami’us
Shaghir 2/731)
14. Dari Ibnu ‘Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah aku berjalan
melewati segolongan malaikat pada malam aku diisra’kan, melainkan
mereka semua mengatakan kepadaku: ‘Wahai Muhammad, engkau harus
berbekam’.” (Shahih Sunan Ibnu Majah, Syaikh al-Albani (II/259))
15. Dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah aku melewati
satu dari langit-langit yang ada melainkan para malaikat mengatakan: ‘Hai
Muhammad, perintahkan ummatmu untuk berbekam, karena sebaik-baik
sarana yang kalian pergunakan untuk berobat adalah bekam, al-kist, dan
syuniz semacam tumbuh-tumbuhan’.” (Kitab Kasyful Astaar ‘an Zawaa-
idil Bazar, karya al-Haitsami, III/388)
16. Dari Jabir al-Muqni RA, dia bercerita: “Aku tidak akan merasa sehat
sehingga berbekam, karena sesungguhnya aku pernah mendengar
Rasulullah SAW bersabda: ‘Sesungguhnya pada bekam itu terdapat
kesembuhan’.” (Shahih Ibnu Hibban (III/440))
17. Dari Anas RA, dia bercerita: “Rasulullah SAW bersabda: ‘Jika terjadi
panas memuncak, maka netralkanlah dengan bekam sehingga tidak terjadi
hipertensi pada salah seorang diantara kalian yang akan membunuhnya’.”
(diriwayatkan oleh al-Hakim dalam kitab al-Mustadrak, dari Anas RA
secara marfu’, beliau mensyahihkannya yang diakui pula oleh adz-Dzahabi
(IV/212))
7
bangsa apa yang pertama melakukan bekam dan dimana bekam itu dilakukan
serta bagaimana alat dan cara melakukan bekam. Ada beberapa data atau
beberapa buku yang sedikit banyak menggambarkan asal muasal bekam itu
pertama kali dilakukan sehingga bisa memberikan informasi bagaimana
bekam itu dilakukan dan kapan dilakukannya. Namun antara sumber yang
satu dengan sumber yang lainnya banyak bertentangan mengenai awal mula
ditemukannya bekam.
Awal mula bekam di Barat dan Timur Tengah pertama kali di lakukan
oleh bangsa Mesir. Dimana di dalam The Ebers Papyrus yang ditulis sekitar
tahun 1550 SM mengatakan bahwa bangsa Mesir melakukan terapi
pengobatan bekam untuk mengobati semua gangguan penyakit. Namun dari
buku yang lain mengatakan bahwa sebelum bekam dilakukan oleh bangsa
Mesir, pengobatan bekam telah dilakukan lebih dahulu oleh bangsa Sumeria
sekitar 4000 SM yang kemudian berkembang ke Babilonia, Saba', Persia dan
termasuk berkembang ke Mesir. Di Mesir, bekam sudah ada sejak zaman
kekuasaan Firaun, sekitar tahun 2500 SM. Pada masa Raja Ramses II, sekitar
tahun 1200 SM bekam berkembang di Mesir dengan cara melempari batu
kepada orang yang lewat kemudian setelah terjadi lebam dikeluarkan
darahnya. Di sisi lain ada yang mengatakan bahwa metode bekam dengan
melakukan lemparan batu dengan kasar sudah lebih dulu terjadi pada saat
zamannya Nabi Luth yaitu sekitar sebelum tahun 1800 SM.
8
bekam dan pendukung setia terapi pengobatan bekam. Bahkan sebagai
bentuk dukungan Galen terhadap pengobatan bekam sampai-sampai Galen
mengutuk siapa saja dokter/pengobat yang tidak menggunakan pengobatan
bekam termasuk Erasistratus (seorang praktisi pengobatan). Dari Yunani
kuno dan Roma, pengobatan bekam sampai kepada bangsa Arab dan Persia
Muslim melalui Alexandria dan Byzantium (Turki). Pada saat Rasulullah
belum lahir, pengobatan bekam sebenarnya sudah berkembang pesat
dilakukan oleh bangsa Arab Quraisy. Kemudian pengobatan bekam
dikukuhkan lagi oleh Rasulullah bahwa pengobatan bekam baik untuk
pengobatan penyakit. Dari sini sebenarnya, kita mendapat pelajaran bahwa
adanya hadist Rasulullah yang mengatakan kebaikan bekam, sebenarnya
untuk lebih mengukuhkan bagi bangsa Arab dan Islam khususnya bahwa
bekam sangat baik dijadikan sebagai sarana pengobatan diantara pengobatan
yang lainnya.
9
ilmu kesehatan yang lainnya. Sehingga pada masa itu, bermunculan para
praktisi pengobatan bekam profesional yang mengenyam pendidikan
pengobatan bekam dan praktisi pengobatan bekam yang diperoleh dari
keturunan maupun dari otodidak dan di jalanan. Selain dipelajari oleh orang
yang bergerak di bidang pengobatan, bekam juga dipelajari oleh orang yang
bukan bergerak di bidang pengobatan seperti orang yang mempelajari ilmu
agama. Sehingga pada saat itu para terapis pengobatan bekam sangat banyak
ragamnya antara yang menguasai bekam berdasarkan ilmu dan yang tidak
berdasarkan ilmu. Tidak seperti pengobatan bekam pada masa awal-awal
yang melakukan bekam hanya di kalangan kerajaan.
10
sebagainya dan harus bijak dalam menempatkan atau mengaplikasikan titik
tersebut kepada pasien.
11
2. Bekam basah (Hijamah Rothbah)
Pertama kita melakukan bekam kering, kemudian kita melukai
permukaan kulit dengan jarum tajam (lancet) atau sayatan pisau steril
(surgical blade), lalu di sekitarnya dihisap dengan alat cupping set dan hand
pump untuk mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh. Lamanya setiap
hisapan 3 sampai 5 menit, dan maksimal 9 menit, lalu dibuang darah
kotornya. Penghisapan tidak lebih dari 7 kali hisapan. Darah kotor berupa
darah merah pekat dan berbuih. Bekasnya (kulit yang lebam) akan hilang 3
hari kemudian setelah diolesi minyak habbah sauda’ atau minyak zaitun. Dan
selama 3 jam setelah dibekam, kulit yang lebam itu tidak boleh disiram air.
Jarak waktu pengulangan bekam pada tempat yang sama adalah 4 minggu.
Bekam basah berkhasiat untuk berbagai penyakit, terutama penyakit
yang terkait dengan terganggunya sistem peredaran darah di tubuh. Kalau
bekam kering dapat menyembuhkan penyakit-penyakit ringan, maka bekam
basah dapat menyembuhkan penyakit-penyakti yang lebih berat, akut, kronis
ataupun yang degeneratif, seperti darah tinggi, kanker, asam urat, diabetes
mellitus (kencing manis), kolesterol, dan osteoporosis.
12
Kemudian lepas gelas kaca tersebut, basuh kulit dengan alkohol atau
betadine untuk membersihkan permukaan kulit yang akan dibekam dari
kuman, lakukan penyayatan dengan lancet/ jarum/ pisau bedah, sayatan
disesuaikan dengan diameter/ lingkaran gelas tersebut, lalu hisap dengan
alat cupping set dan hand pump untuk menyedot darah kotor. Hisap/
vacuum sebanyak 3-5 kali pompa (disesuaikan dengan ketahanan pasien)
dan biarkan selama 3-5 menit.
Buang darah yang kotor (pada cawan yang telah disiapkan), kemudian
lakukan pembekaman lagi pada tempat yang sama. Biarkan 2-3 menit,
lakukan hal ini sampai 3 kali dan maksimal 5 kali jika pada kondisi pasien
tertentu bisa sampai maksimal 7 kali.
Setelah selesai bekas bekaman diberi anti septik /minyak but-but, agar
tidak terjadi infeksi dan luka cepat sembuh
Pembekaman dapat dilakukan tiap hari pada titik-titik yang berbeda-beda
dan berikan jangka waktu 2-3 pekan untuk titik yang sama. Atau 4 pekan
sekali melakukan pembekaman.
Sebaiknya dilakukan diagnosa sebelum pembekaman agar dicapai suatu
ketepatan dalam pengobatan dan tidak membahayakan pasien.
13
2.1.6 Titik Bekam
14
Pemilihan waktu bekam adalah sebagai tindakan preventif untuk menjaga
kesehatan dan penjagaan diri terhadap penyakit. Adapun untuk pengobatan
penyakit, maka harus dilakukan kapan pun pada saat dibutuhkan.
2.2.1 Kertas
a. Kertas yang digunakan dalam makalah ini adalah kertas HVS 80 gram
berukuran A4 (21,0 cm x 29,7 cm).
b. Sampul (kulit luar) berupa soft cover dari bahan buffalo atau linen.
2.2.2 Jenis Huruf
a. Jenis huruf yang digunakan yaitu Times New Roman, ukuran font 12,
judul bab digunakan ukuran font 14 dan footnote dengan ukuran font 9.
b. Huruf tebal digunakan untuk judul bab dan sub bab.
c. Huruf miring digunakan untuk menuliskan istilah/kata dalam bahasa
asing, atau kata yang ingin ditekankan.
2.2.3 Margin
15
Batas pengetikan dari tepi kertas untuk naskah makalah ini adalah sebagai
berikut
a. Tepi atas 4 cm.
b. Tepi bawah 3 cm.
c. Tepi kiri 4 cm.
d. Tepi kanan 3 cm.
2.2.4 Format
a. Setiap judul bab dan judul lembaran dimulai halaman baru diketik dengan
huruf kapital diletakkan di tengah (centering) bagian atas halaman.
b. Sub bab diketik di pinggir sisi kiri halaman dengan menggunakan huruf
kecil tebal kecuali huruf pertama pada setiap kata diketik dengan huruf
kapital.
c. Setiap alinea baru, kata pertama diketik masuk ke kanan setelah ketukan
ketujuh atau mulai pada ketukan delapan.
d. Istilah asing yang dalam teks dicetak miring.
2.2.6 Kutipan
Kutipan dapat digunakan dalam makalah ini adalah kutipan langsung dan
kutipan tidak langsung. Kutipan langsung adalah peneliti mengambil kutipan
sesuai dengan sumber aslinya.
16
2.2.7 Catatan Kaki
Catatan kaki dilakukan untuk mengetahui sumber referensi yang menjadi
kajian peneliti. Adapun usur pokok dalam catatan kaki adalah nama penulis,
judul tulisan, data publikasi (kota tempat terbit, nama penerbit, dan tahun
penerbitan), serta nomor halaman. Semua sumber kutipan yang baru muncul
pertama kali harus ditulis secara lengkap, sedangkan untuk pemunculan
berikutnya digunakan singkatan ibid, op. cit, atau loc. cit.
17
BAB III
PERMASALAHAN
18
BAB IV
PEMBAHASAN
19
2.
Selembar jaringan di bawah kulit
oksidatif, dan lebih banyak mengandung cell mast6, kelenjar limfe, kapiler,
venula, bundle dan pleksus saraf, serta ujung saraf akhir, dibanding dengan daerah
yang bukan poin istimewa.
20
rangsangan lainnya akan diteruskan melalui serabut aferen simpatik menuju motor
neuron dan menimbulan reflek intubasi nyeri. Efek lainnya adalah dilatasi
pembuluh darah kulit, dan peningkatan kerja jantung.
21
11.
Hormon yang merangsang korteks adrenal
12.
Hormon yang mestimulasi kelenjar tiroid
juga menghambat sel-sel lain yang masih muda dan aktif. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa proses bekam membuang sel-sel darah merah yang rusak
dan darah yang tidak dibutuhkan lagi dengan tetap mempertahankan sel-sel darah
putih di dalam tubuh.
b) Kapasitas ikatan zat besi dalam darah bekam tinggi sekali (550-1.100), satu hal
yang menunjukkan bahwa bekam mempertahankan zat besi yang ada di dalam
tubuh tidak ikut keluar bersama darah yang dikeluarkan dengan bekam sebagai
awal penggunaan zat besi tersebut dalam pembentukan sel-sel muda yang baru.
Sudah banyak penelitian di luar negeri tentang cara kerja dan manfaat dari
terapi bekam, seperti yang dilakukan oleh Dr. Amir Muhammad Sholih (Dosen
Tamu di Universitas Chicago, peraih penghargaan di Amerika bidang pengobatan
natural dan anggota Organisasi Pengobatan Alternatif di Amerika). Amir
mengemukakan manfaat bekam dari sisi ilmiah dalam majalah Arab Al – Ahrom
edisi 218 – 2001. Menurut Amir, pengobatan dengan bekam telah dipelajari dalam
kurikulum kedokteran di Amerika. Pengobatan bekam terbukti bermanfaat karena
orang yang melakukan pengobatan dengan bekam dirangsang pada titik saraf
tubuh seperti halnya pengobatan akupuntur. Tetapi dalam akupuntur yang
dihasilkan hanya perangsangan, sedangkan bekam selain dirangsang juga terjadi
pergerakan aliran darah.
Hasil percobaan yang pernah dilakukan Amir pada pasien terinfeksi virus
hepatitis C dan memiliki kadar besi cukup tinggi dalam darahnya. Setelah pasien
diterapi bekam dan diberi obat Interferon dan Riboviron memiliki reaksi positif
dan kekebalan meningkat. Padahal sebelum dibekam reaksi terhadap obat tersebut
hampir tidak bereaksi.
Menurut Aiman (2004) mekanisme kerja terapi bekam terjadi di bawah kulit
dan otot yang terdapat banyak titik saraf. Titik-titik ini saling berhubungan antara
organ tubuh satu dengan lainnya sehigga bekam dilakukan tidak selalu pada
bagian tubuh yang sakit namun pada titik simpul saraf terkait. Pembekaman
biasanya dilakukan pada permukaan kulit (kutis), jaringan bawah kulit (sub kutis)
22
jaringan ini akan “rusak”. Kerusakan disertai keluarnya darah akibat bekam akan
ikut serta keluar beberapa zat berbahaya seperti serotonin, bistamin, bradikinin
dan zat-zat berbahaya lainnya. Bekam juga menjadikan mikrosirkulasi pembuluh
darah sehingga timbul efek relaksasi pada otot sehingga dapat menurunkan
tekanan darah (Sutomo, 2008).
23
melancarkan sistem ekskresi kulit, terapi hipertensi, penyakit sendi, sakit kepala
dan migrain dan penyakit selulitis.
24
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Banyak ilmuwan serta peneliti Barat yang telah meneliti manfaat dari
bekam. Maka sudah sepatutnya kita sebagai umat muslim juga tidak boleh kalah
Dengan mengetahui manfaat dari bekam diharapkan semakin banyak peneliti
peneliti Islam yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut manfaat lain dari bekam
atau al-hijamah.
25
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A., Farhadi, K., Schwebel, D., Saeb, M., Choubsaz, M., Mohammadi, R.
(2009). The effectiveness of wet-cupping for nonspecific low back pain in
Iran: A randomized Controlled Trial. Journal of Complementary
Therapies in Medicine, 17, 9-15
El Sayed SM, Mahmoud HS, Nabo MMH (2013) Medical and Scientific Bases of
Wet Cupping Therapy (Al-hijamah): in Light of Modern Medicine and
Prophetic Medicine. Altern Integ Med 2:122
Subiyanto, I., Mulyati, Leli.(2008) Bekam (Cara Terapi Nabi) sebagai Alternatif
Pengobatan dan Intervensi Keperawatan. Terdapat dalam
ners.fk.unair.ac.id
Ullah, K., Younis,A., Wali, M. (2007) An investigation into the effect of Cupping
Therapy as a treatment for Anterior Knee Pain and its potential role in
Health Promotion. The Internet Journal of Alternative Medicine.
4(1):626-8
26
Yasin,S.A. (2007), Bekam, Sunnah nabi dan mukjizat medis, Cetakan VIII,
Jakarta: al-Qowam
27