Anda di halaman 1dari 1

ANAK SEMUA BANGSA

Ini adalah novel kedua dalam tetralogi pulau buru, dimana penulisan tetralogi ini ditulis dalam
keterasingan seorang pram yang dimasukkan ke penjara pulau buru. Dalam tetralogi kedua ini
mungkin kisah paling pelik setelah Bumi Manusia, setelah mengalami pasang surut kesedihan
dalam bumi manusia, minke kembali menemui kesulitan-kesulitan, ketidak adilan yang semakin
ia tahu bahwa bangsanya sedang menemui keterpurukan, mampu melawan tapi bisa dipastikan
tidak akan bisa menang. Dalam awal cerita ini minke yang mengirim panji darman ke nederland
ntuk mengawasi annelies mengirim kabar bahwa sang noni itu telah meninggal. Hal itu tentu
meninggalkan luka mendalam terhada kehidupan di Wonokromo. Noni muda yang tidak tahu
apa-apa telah menerima ketidakadilan hukum eropa di masa jayanya. Dia dibunuh secara
perlahan atas dalih hukum. Memang dari dulu di bumi pertiwi ini hukum selalu tumpul ke atas
dan tajam kebawah. Bahkan sampai saat ini pun masih ada. Kemudian minke dihadapi pilihan
yang membuat dirinya merasa terhakimi karena dinilai tidak kenal akan bangsa sendiri, dia
pribumi yang terpelajar tapi tidak mampu mengenal bangsanya seperti apa, padahal pribumi ini
membutuhkan orang seperti dia, dalam semua anak bangsa ini minke akan menerima pelajaran
kehidupan tentang revolusi dari pemuda cina revolusioner , dari trunodongso petani gula
tulangan, mereka dihempas habis oleh kekuasaan eropa itu. Inilah memang kehidupan
pembangkang atas kebiadaban eropa, diberangkus habis tanpa jejak oleh kolonial itu, yang tanpa
malu menjejakkan diri atas nama keadilan di negeri orang. BIADAB. Kemudian pada akhir
cerita tibalah waktunya maurits mellema sang anak dari herman mellema , yang menang atas
hukum itu datang ke wonokromo, betapa ilang kegagahannya dihadapan Nyai, jean, kommer dan
minke itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai