Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

PERAN SERTA MASYARAKAT (PSM)

Untuk Memenuhi Mata Kuliah Kebidanan Komunitas

Dosen Pengampu : Irma Yanti, M.Kes.

Disusun Oleh Kelompok - Kelas 2A

Diah Pitaloka NPM: 1810630100011

Nisa Nadia Nur.F NPM: 1810630100040

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

TAHUN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul

“Peran Serta Masyarakat (PSM)” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi

tugas pada mata kuliah Psikologi Kebidanan dengan dosen pengampu yaitu Ibu

Irma Yanti, M.Kes. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah

wawasan tentang P Peran Serta Masyarakat (PSM) bagi para pembaca dan juga

bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Irma Yanti, M.Kes, selaku

dosen pengampu mata kuliah Kebidanan Komunitas yang telah memberikan

tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan

bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan

makalah ini.

i
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya

nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Karawang, 19 Februari 2020

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i

DAFTRA ISI .............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................3

C. Tujuan..........................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................4

A. Pengertian Peran Serta Masyarakat (PSM)................................................4

B. Tujuan Peran Serta Masyarakat (PSM)......................................................5

C. Tahap PSM.................................................................................................6

D. Tingkat PSM..............................................................................................7

E. Bentuk PSM...............................................................................................7

1. Pembinaan Kader.................................................................................7

2. Pembinaan Dukun Bayi.....................................................................10

3. Pengembangan Wahana / Forum PSM..............................................12

a. Posyandu......................................................................................12

iii
b. Poskesdes.....................................................................................18

c. KB/KIA........................................................................................21

d. Dasa Wisma.................................................................................22

e. Tabulin dan Dasolin.....................................................................25

f. Donor darah berjalan....................................................................26

g. Ambulans Desa............................................................................27

F. Pembinaan Peran Serta Masyarakat.........................................................28

BAB III PENUTUP................................................................................................30

A. Kesimpulan...............................................................................................30

B. Saran.........................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................32

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya

fasilitas yang bersifat persuasif dan melalui pemerintah yang bertujuan

untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku, dan kemampuan

masyarakat dalam menemukan, merencanakan serta memecahkan masalah

menggunakan sumber daya atau potensi yang mereka miliki termasuk

partisipasi dan dukungan tokoh – tokoh masyarakat serta LSM yang masih

ada dan hidup di masyarakat.

Penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan

akan menghasilkan kemandirian masyarakat di bidang kesehatan dengan

demikian penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat merupakan proses

sedangkan kemandirian merupakan hasil, karenanya kemandirian

masyarakat dibidang kesehatan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk

dapat mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di lingkungannya.

Peran serta masyarakat di dalam pembangunan kesehatan dapat diukur

1
dengan makin banyakknya jumlah anggota masyarakat yang mau

memanfaatkan pelayanan kesehatan seperti, Puskesmas, Pustu, Polindes,

mau hadir ketika ada kegiatan penyuluhan kesehatan, mau menjadi kader

kesehatan, mau menjadi peserta Tabulin, JPKM, dan lain sebagainya.

Peran serta masyarakat adalah proses dimana individu, keluarga,

lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha dan masyarakat luas pada

umumnya. Bidan bersama sektor yang bersangkutan menggerakkan

masyarakat dalam bentuk pengorganisasian masyarakat yaitu proses

pembentukkan organisasi di masyarakat dan dapat mengidentifikasi

kebutuhan prioritas dari kebutuhan tersebut, serta mengembangkan

keyakinan dan berusaha memenuhi atas sumber – sumber yang ada di

masyarakat.

Kebidanan komunitas tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat,

keberhasilan kebidanan komunitas dalam rangka upaya peningkatan

kesehatan ibu, anak dan keluarga bergantung kepada dukungan masyarakat

itu sendiri. Oleh karena itu peran serta masyarakat mutlak di dalam suatu

upaya kesehatantermasuk upaya kesehatan ibu dan anak. Upaya kesehatan

bukan oleh pemerintah saja, peran serta masyarakat merupakan unsur

2
mutlak dalam kegiatan upaya kesehatan kemandirian masyarakat

diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatannya dan menjalin upaya

pemecahannya sendiri adalah kunci kelangsungan pembangunan. GBHN

mengamanatkan agar dapat dikembangkan suatu sistem kesehatan nasional

yang semakin mendorong peningkatan peran serta masyarakat ( Melani,

2009).

B. Rumusan Masalah

a. Apa pengertian Peran Serta Masyarakat?

b. Apa tujuan, tahap, tingkat, bentuk Peran Serta Masyarakat?

c. Apa Pembinaan Peran Serta Masyarakat?

C.Tujuan

a. Mengetahui pengertian Peran Serta Masyarakat?

b. Mengetahui tujuan, tahap, tingkat, bentuk Peran Serta Masyarakat?

c. Mengetahui Pembinaan Peran Serta Masyarakat?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Peran Serta Masyarakat (PSM)

Pergerakan dan Pemberdayaan Masyarakat adalah segala upaya

yang bersifat persuasif dan tidak memerintah yang bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku dan kemampuan masyarakat

dalam menemukan, merencanakan dan memecahkan masalah

menggunakan sumber daya atau potensiyang mereka miliki termasuk

partisipasi dan dukungan tokoh-tokoh masyarakatserta LSM yang ada dan

hidup di masyarakat.

Peran serta masyarakat adalah suatu bentuk bantuan masyarakat

dalam hal pelaksanaan upaya kesehatan preventif, promotif, kuratif dan

4
rehabilitattif dalam bentuk bantuan tenaga, dana, sarana, prasarana serta

bantuan moralitas sehinggatercapai tingkat kesehatan yang optimal.

Peran serta masyarakat memiliki makna yang amat luas. Semua ahli

mengatakan bahwa partisipasi atau peran serta masyarakat pada

hakekatnya bertitik tolak dari sikap dan perilaku namun batasannya tidak

jelas, akan tetapimudah dirasakan, dihayati dan diamalkan namun sulit

untuk dirumuskan. Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan adalah

keadaan dimana individu, keluarga maupun masyarakat umum ikut serta

bertanggung jawab terhadap kesehatan diri, keluarga, ataupun kesehatan

masyarakat lingkungannya (DepKes RI, 1997).

B. Tujuan Peran Serta Masyarakat (PSM)

Tujuan program peran serta masyarakat adalah meningkatkan

peran dan kemandirian, dan kerjasama dengan lembaga-lembaga non

pemerintah yang memiliki visi sesuai; meningkatkan kuantitas dan kualitas

jejaring kelembagaandan organisasi non pemerintah dan masyarakat;

memperkuat peran aktif masyarakat dalam setiap tahap dan proses

pembangunan melalui peningkatan jaringan kemitraan dengan masyarakat.

Tujuan PSM terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Tujuan umum

5
Meningkatkan kemandirian masyarakat dan keluarga dalam bidang

kesehatan sehingga masyarakat dapat memberikan andil dalam

meningkatkan derajat kesehatannya

2. Tujuan khusus

a) Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan

b) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan dan

peningkatan derajat kesehatannya sendiri

c) Meningkatkan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan

olehmasyarakat

d) Terwujudnya pelembagaan upaya kesehatan masyarakat di tingkat

lapangan

C. Tahap PSM

1. Pertemuan / Pendekatan Tingkat DesaA b.

2. Survey Mawas Diri ( Community Self Survey / CSS )c.

3. Musyawarah Masyarakat Desad.

4. Pelatihan Kadere.

6
5. Pelaksanaan Upaya Kesehatan Oleh Masyarakatf.

6. Pembinaan Pelestarian Kegiatang.

7. Pengenalan Sosio - Budaya Masyarakat Setempat

D. Tingkat PSM

1. PSM karena Imbalan Adanya peran serta karena adanya imbalan

tertentu yang diberikan baik dalam bentuk imbalan materi atau imbalan

kedudukan

2. PSM karena Paksaan / Perintah Masyarakat berperan serta karena

adanya ancaman atau sanksic.

3. PSM karena Identifikasi atau rasa ingin memiliki

4. PSM karena Tuntutan Hak Asasi & Tanggung Jawabe.

5. PSM yang Disertai Kreasi dan daya Cipta.

6. PSM karena kesadaranPeran serta atas dasar kesadaran tanpa adanya

paksaan atau harapan dapatimbalan.

E. Bentuk PSM

1. Pembinaan Kader

7
Kader kesehatan dinamakan juga promotor kesehatan desa

(Prokes), yaitu tenaga sukarela yang dipilih oleh masyarakat dan

bertugas mengembangkan masyarakat. Kader kesehatan masyarakat

bertanggung jawab terhadap masyarakat setempat serta kepada

pemimpin yang ditunjuk oleh pusat- pusat pelayanan kesehatan.

Diharapkan mereka mampu melaksananakan petunjuk yang diberikan

oleh para pembimbing dalam jalinan kerja dari sebuah tim kesehatan.

Peran dan fungsi kader sebagai penggerak masyarakat adalah:

a. Pengobatan ringan/ sederhana, pemberian obat cacing, pengobatan

terhadap diare, dan lain- lain.

b. Penimbangan dan penyuluhan gizi.

c. Pemberantasan penyakit menular, pencarian kasus, pelaporan

vaksinasi, pemberian/ distribusi alat kontrasepsi, penyuluhan dalam

upaya menanamkan NKKBS.

d. Penyuluhan kesehatan dan bimbingan upaya kebersihan lingkungan

dan pembuatan jamban.

e. Penyelenggaraan dana sehat dan pos kesehatan desa.

Tugas kader adalah :

8
a. Pertolongan pertama pada kecelakaan dan penanganan penyakit

ringan.

b. Melaksanakan pengobatan yang sederhana.

c. Pemberian motivasi dan saran- saran pada ibu- ibu sebelum dan

sesudah melahirkan.

d. Menolong persalinan.

e. Pemberian motivasi dan saran- saran tentang perawatan anak.e

f. Memberikan motivasi dan peragaan tentang gizi

g. Program penimbangan balita dan pemberian makanan tambahan

h. Pemberian motivasi tentang imunisasi dan bantuan pengobatan

i. Melakukan imunisasi

j. Membagikan alat kontrasepsi

k. Pemberian motivasi tentang sanitasi lingkungan, kesehatan

perorangan, dan kebiasaan sehat secara umum.

l. Pemberian motivasi tentang penyakit menular, pencegahan dan

perujukan

m.Pemberian motivasi tentang perlunya follow up pada penyakit

menular dan perlunya memastikan diagnosis

n. Penanganan penyakit menular

o. Membantu kegiatan di klinik

9
p. Merujuk penderita ke puskesmas atau ke rumah sakit

q. Membina kegiatan UKS secara teratur

r. Mengumpulkan data yang dibutuhkan oleh puskesmas, membantu

pencatatan dan pelaporan.

2. Pembinaan Dukun Bayi

Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat, pada umumnya

seorang wanita yang mendapat kepercayaan serta memiliki

keterampilan menolong persalinan secara tradisional dan memperoleh

keterampilan tersebut dengan cara turun- temurun, belajar secara

praktis, atau cara lain yang menjurus ke arah peningkatan keterampilan

tersebut serta melalui petugas kesehatan.

Pembinaan dukun bayi adalah bimbingan teknis yang terus-

menerus dan berkesinambungan untuk mencapai suatu tujuan, yang

meliputi dua aspek, yaitu:

a. Pembinaan keterampilan dukun bayi

b. Pembinaan hasil kegiatan yang dilaksanakan oleh dukun bayi

10
Tugas Pembinaan dukun bayi :

a. Menjaga, mempertahankan dan meningkatkan keterampilan dukun

bayi.

b. Menjaga, mempertahankan dan meningkatkan cakupan hasil kegiatan

dukun dalam merawat ibu hamil, ibu bersalin an ibu nifas.

c. Sebagai kesempatan pemasukan bahan habis pakai

d. Sebagai bahan masukan dalam penyusunan laporan kegiatan petugas

puskesmas

Pelaksana supervisi/ bimbingan/ pembinaan:

a. Dokter

b. Bidan

c. Perawat kesehatan

d. Petugas imunisasi

e. Petugas gizi

Tempat pelakasanaan pembinaan dukun bayi:

a. Posyandu pada hari buka oleh petugas/ pembina posyandu.

b. Perkumpulan dukun bayi dilaksanakan puskesmas waktu pelaksanaan

pembinaan dukun bayi.

11
Waktu pelaksanaan pembinaan dukun bayi:

a. Saat kunjungan supervisi petugas puskesmas ke posyandu di desa

tempat tinggal dukun bayi

b. Pertemuan rutin yang telah disepakati

c. Waktu- waktu lain saat petugas bertemu dengan dukun bayi

d. Saat mendampingi dukun bayi menolong persalinan

Kurikulum pelatihan dukun bayi:

a. Melaksanakan perawatan kehamilan.

b. Mempersiapkan pertolongan persalinan.

c. Merawat bayi baru lahir

d. Melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil/ bersalin dan

nifas.

e. Pelaksanaa pencatatan dan pelaporan

f. Dukun dapat mengirimkan laporan persalinan.

g. Dukun dapat membantu pendataan ibu hamil dan bayi.

h. Dukun daoat melaksanakan rujukan penderita risiko tinggi pada ibu

hamil, bayi dan anak.

12
3. Pengembangan Wahana / Forum PSM

a. Posyandu

Posyandu adalah pelayanan keluarga dan kesehatan yang

dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan

dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian

NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera).

Tujuan Posyandu:

a) Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak.

b) Peningkatan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR

(Infant Mortality Rate/ angka kematian bayi)

c) Mempercepat penerimaan NKKBS.

d) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan

kegiatan kesehatan dan kegiatan- kegiatan lain yang menunjang

peningkatan kemampuan hidup sehat.

e) Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan

kesehatan kepada penduduk berdasarkan letak geografi.

13
f) Peningkatan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih

teknologi untuk mampu mengelola usaha- usaha kesehatan

masyarakat.

g) Meningkatkan peran lintas sektor dalam penyelenggaraan

posyandu, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

Sasaran posyandu:

a) Bayi berusia kurang dari 1 tahun

b) Anak balita usia 1-5 tahun.

c) Ibu hamil

d) Ibu menyusui.

e) Ibu nifas

f) Wanita Usia Subur (WUS)

Fungsi Posyandu

a) Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi

dan keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar

sesama.

14
b) Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar,

terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

Manfaat Posyandu:

a) Bagi masyarakat

1) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan

pelayanan kesehatan dasra, teruma berkaitan dengan penurunan

AKI dan AKB

2) Memperoleh bantuan seacra profesional dalam pemecahan

masalah terutama terkaitan kesehatan ibu dan anak.

3) Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu kesehatan

ddan sektor lain.

b) Bagi kader, pengguna posyandu, dan tokoh masyarakat

1) Mendapatkan informasi terdahulu tentang upaya- upaya

kesehatan yang terkain dengan penurunan AKI dan AKB

15
2) Dapat diwujudkannya aktualisasi diri dalam membantu

masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan

penurunan AKI dan AKB.

c) Bagi Puskesmas

1) Optimalisasi fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak

pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan

masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

2) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan

masalah kesehatan sesuai dengan kondisi setempat.

3) Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana melalui

pemberian pelayanan secara terpadu.

d) Bagi sektor lain

1) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan

masalah sektor terkait, utamanya yang terkait dengan upaya

penurunan AKI dan AKB sesuai dengan kondisi setempat.

2) Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara

terpadu sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing- masing

sektor.

Sistem yang digunakan pada pelaksanaan posyandu biasanya

menggunakan sistem lima meja yang meliputi:

16
a) Meja I, melayani:

1) Pendaftaran

2) Pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, pasangan usia

subur

b) Meja II, melayani :

Penimbangan berat badan.

c) Meja III, melayani :

Pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat) berdasarkan hasil

penimbangan berat badan.

d) Meja IV, melayani:

1) Informasi berat badan naik atau tidak, ibu hamil dengan risiko

tinggi, pasangan usia subur yang belum menjadi akseptor KB

2) Penyuluhan kesehatan

3) Pelayanan pemberian makanan tambahan, oralit, vitamin A,

tablet zat besi, kondom, pil KB untuk kunjungan ulang.

e) Meja V, melayani:

1) Pemberian imunisasi

2) Pemeriksaan kemhamilan

3) Pemeriksaan kesehatan

4) Pelayanan KB IUD/ suntik

17
Untuk meja I sampai IV dilaksanakan oleh kader kesehatan dan untuk

meja V dilaksanakan oleh petugas kesehatan.

b. Poskesdes

Poskesdes merupakan upaya kesehatan yang bersumber daya

masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka

mendekatkan/ menyediakan pelayanan kesehatan dasar masyarakat

desa.

Tujuan poskesdes meliputi:

a) Terwujudnya masyarakat sehat yang siaga terhadap permasalahan

kesehatan di desanya.

b) Terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka mengingatkan

pengetahuan masyarakat tentang kesehatan.

c) Terselenggaranya pengamatan, pencatatan, dan pelaporan dalam

rangka meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat

terhadap risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan

kesehatan.

18
d) Tersedianya upaya pemberdayaan masyarakat dalam rangka

meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya

sendiri dalam hal kesehatan.

e) Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan

oleh masyarakat dan tenaga keseahatan profesional.

f) Terkoordinasinya penyelenggaraan UKBM lainnya yang ada di

desa.

Fungsi Poskesdes adalah:

a) Sebagai wahana peran aktif masyarakat di bidang kesehatan.

b) Sebagai wahana kewaspadaan dini terhadap berbagai risiko dan

masalah kesehatan

c) Sebagai wahana pelayanan kesehatan dasar, guna lebih

mendekatkan kepada masyarakat serta untuk menigkatkan

jangkaun dan cakupan pelayanan kesehatan.

d) Sebagai wahana pembentukan jaringan berbagai UKBM yang ada

di desa.

Kegiatan utama poskesdes adalah:

19
a) Pengamatan dan kewaspadaan dini, penanganan kegawatdaruratan

kesehatan dan kesiapsiagaan terhadap bencana serta pelayanan

kesehatan masyarakat.

b) Promosi kesehatan, penyehatan lingkungan, dan lain- lain.

Manfaat poskesdes adalah:

a) Bagi masyarakat

1) Permasalahan di desa dapat terdeteksi dini sehingga bisa

ditangani dan diselesaikan sesuai kondisi potensi dan

kemampuan yang ada.

2) Memperoleh pelayanan kesehatan dasar yang dekat.

b) Bagi kader

1) Mendapatkan informasi awal mengenai kesehatan

2) Mendapatkan kebanggaan karena dirinya lebih berkarya bagi

masyarakat

c) Bagi puskesmas

1) Memperluas jangkauan pelayanan puskesmas dengan

mengoptimalkan sumber data secara efektif dan efisien.

20
2) Mengoptimalkan fungsi puskesmas sebagai penggerak

pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan

masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

d) Bagi sektor lain

1) Dapat memadukan kegiatan sektornya dengan bidang

kesehatan

2) Kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan lebih

efektif dan efisien.

Kedudukan dan hubungan kerja:

a) Poskesdes merupakan koordinator dari UKBM yang ada (misalnya

posyandu dan ambulans desa)

b) Poskesdes berada di bawah pengawasan dan bimbingan puskesmas

setempat.

c) Jika di wilayah tersebut terdapat puskesmas pembantu maka

poskesdes berkoordinasi dengan puskesmas pembatu yang ada

tersebut.

d) Poskesdes dibawah pembinaan kabupaten/ kota melalui

puksesmas.

21
c. KB/KIA

Pengelolaan program KIA bertujuan memantapkan dan

meningkatan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan

efisien. Pemantapan program pekayanan KIA dewasa ini diutamakan

pada kegiatan pokok sebagai berikut:

a) Peningkatan pelayanan ANC di semua fasilitas pelayanan

b) Peningkatan pertolongan persalinan

c) Peningkatan deteksi dini risiko tinggi/ komplikasi kebidanan

d) Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan pengamatan

secara terus- menerus oleh tenaga kesehatan.

e) Peningkatan pelayanan neonatus dan ibu nifas dengan mutu

sesuai standar dan menjangkau seluruh sasaran.

d. Dasa Wisma

Dasa wisma adalah kelompok ibu berasal dari 10 rumah

yangbertetangga. Kegiatannya diarahkan pada peningkatan kesehatan

keluarga. Bentuk kegiatannya seperti arisan (PKK), pembuatan

jamban, sumur, kembangkan dana sehat (PMT, pengobatan ringan,

membangun sarana sampah dan kotoran) (Syahlan, 1996: 15).

22
Kerangka pikir pertama adalah bahwa Desa Siaga akan dapat

terwujud apabila manajemen dalam pelaksanaan pengembangannya

diselenggarakan secara paripurna oleh berbagai pihak (unit-unit

kesehatan dan pemangku kepentingan lain yang terkait).

Tujuan Dasa Wisma adalah agar tercipta sistem kewaspadaan

dan kesiap-siagaan dini masyarakat terhadap kemungkinan terjadinya

penyakit dan masalah kesehatan, bencana, dan kegawat daruratan,

yang akan mengancam dan merugikan masyarakat sehingga dapat

dilakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan secara efektif

dan efisien.

Salah satu organisasi yang telah ada dan diakui manfaatnya

bagi masyarakat, terutama dalam upaya meningkatkan keberdayaan

dan kesejahteraan keluarga adalah gerakan Pemberdayaan dan

Kesejahteraan Keluarga (PKK). Selain ekonomi atau pendapatan

keluarga, yang tak kalah penting diberdayakan dalam PKK adalah

peningkatan kesehatan dan spiritual.

Disini yang paling berperan adalah dasawisma, yakni unit

terkecil kelompok PKK yang terdiri dari 10 anggota rumah tangga.

Dari 10 anggota itu, ada seorang penanggung jawab untuk memantau

kondisi rumah tangga yang lain. Prinsip dasawisma adalah

23
pengawasan dan pemberdayaan hingga kemasyarakat bawah dan

menyentuh unit masyarakat terkecil, yakni keluarga.

Peran PKK diharapkan dapat menggugah masyarakat agar

termotivasi untuk selalu dinamis, mau mengubah keadaan kepada

yang lebih maju lagi. Seperti dalam hal upaya peningkatan

kesejahteraan keluarga. PKK bukanlah tempat arisan dan pengajian

saja, tetapi merupakan wadah bagi pemberdayaan masyarakat. Kalau

arisan dan pengajian, setiap perkumpulan beberapa orang bisa saja

dilakukan. Tapi PKK lebih dari itu, merupakan wadah

pemberdayaan.

Dasawisma sebagai kelompok terkecil dari kelompok-

kelompok PKK memiliki peran strategis mewujudkan keluarga

sejahtera. Untuk itu, di harapkan agar Dasawisma menjadi ujung

tombak pelaksanaan 10 program pokok PKK dan program

pemerintah karena sebagai mitra.

Selain itu, melalui dasawisma tersebut diharapkan dapat

memantau sekaligus mengantisipasi muncul serta berkembangkan

penyakit yang belakangan menghebohkan, dan banyak menimpa

anak-anak seperti demam berdarah.

24
Banyak hal yang dapat dilakukan melalui dasawisma seperti

melaksanakan kegiatan kerjabakti, mengadakan lomba mengambil

jentiknya sehingga dapat mengantisipasi munculnya penyakit demam

berdarah. Selain itu, terutama dalam hal administrasi, dengan

mengupdate data di setiap kepala keluarga, usaha perbaikan gizi

keluarga dan keluarga berencana (KB). Dengan begitu Keberadaan

dasawisma akan mempermudah koordinasi dan jaringan, sehingga

program-program PKK maupun yang melibatkan PKK dapat berjalan

tepat sasaran.

Pengetahuan dan keterampilan mutlak dimiliki bagi kader

PKK, untuk memajukan serta meningkatkan mutu dan kemampuan

organisasi. Karena, kesejahteraan bangsa dimulai dari kesejahteraan

keluarga yang merupakan salah satu sasaran pembangunan. Juga

mengingatkan semua yang tergabung dalam wadah organisasi PKK

harus lebih mampu untuk berperan di masyarakat, baik sebagai

motivator, komunikator, dinamisator pembangunan dan sebagainya

yang mampu menyerap segala aspirasi yang tumbuh di masyarakat

untuk membuktikan manfaat dan keberadaan PKK itu sendiri secara

nyata

25
e. Tabulin dan Dasolin

Tabulin adalah  uang yang dikumpulkan oleh ibu hamil dan

disimpan sendiri di rumah, di bank, atau bidan yang akan  membantu

persalinan. Peran kader di sini adalah menyarankan atau memotivasi

ibu hamil agar mempunyai tabungan untuk persiapan persalinan.

Dasolin (dana sosial ibu bersalin)  adalah nama bersama yang

dikumpulkan warga dan dikelola oleh pengurus berdasarkan

kesepakatan bersama dengan warga, bahkan bentuk tabungan bisa

dengan mengumpulkan barang yang bisa diuangkan.

Peran kader adalah menggerakkan masyarakat agar mau

menyisihkan penghasilannya untuk dikumpulkan yang dapat

dipergunakan sebagai biaya persalinan ibu hamil yang kurang

mampu di wilayahnya.

f. Donor darah berjalan

Donor darah berjalan merupakan salah satu strategi yang

dilakukan Departemen Kesehatan, yang dalam hal ini Direktorat

Bina kesehatan ibu, melalui program pemberdayaan perempuan,

keluarga, dan masyarakat, dalam upaya mempercepat penurunan

AKI. Donor darah  berjalan adalah para pendonor aktif yang kapan

26
saja bisa dipanggil. Adapun donor darah dapat dilakukan melalui

beberapa tahapan, yaitu:

a) Mengetahui golongan darah. Fasilitas warga yang menyepakati

pentingnya mengetahui golongan darah bagi seluruh  warga

yang memenuhi syarat untuk menjadi donor darah.

b) Hubungi pihak  Puskesmas untuk menyelenggarakan

pemeriksaan darah maka mintalah Puskesmas melakukan

rujukan. Jika diperlukan hubungi unit transfusi darah PMI

terdekat.

c) Buatlah  daftar golongan darah ibu hamil dan perkiraan waktu

lahir. Kumpulkan nama warga yang mempunyai golongan darah

yang sama dengan ibu hamil. Catat nama dan alamat mereka

atau cara menghubungi yang tercepat dari semua warga yang

bergolongan darah yang sama dengan ibu hamil.

d) Usahakan semua ibu hamil memiliki daftar calon donor darah 

yang sesuai dengan golongan darahnya

e) Buatlah kesepakatan dengan para donor untuk selalu siap 24

jam, jika sewaktu-waktu ibu hamil memerlukan transfusi.

f) Buat kesepakatan dengan unit transfusi darah, agar para warga

yang telah bersedia menjadi pendonor darah di prioritaskan

27
untuk diambil darahnya, terutama transfusi bagi ibu bersalin

yang membutuhkannya.

g. Ambulans Desa

Ambulans desa adalah suatu alat transportasi yang dapat

dipergunakan untuk mengantarkan warga yang membutuhkan

pertolongan dan perawatan di tempat pelayanan kesehatan.

F. Pembinaan Peran Serta Masyarakat

Untuk mengurangi angka kematian dan kesakitan ibu serta bayinya, Bidan

harus dapat bekerjasama dengan masyarakat. Bentuk pembinaan Peran Serta

Masyarakat (PSM) yang dapat dilakukan adalah:

1. Pendataan sasaran

2. Pencatatan kelahiran dan kematian ibu serta bayinya

3. Penggerakan sasaran agar mau menerima pelayanan KIA

4. Pengaturan transportasi setempat yang siap pakai untuk rujukan

(ambulans desa)

5. Pengaturan bantuan biaya bagi masyarakat yang tidak mampu (Dasolin)

6. Pengorganisasi donor darah berjalan

28
7. Pelaksanaan pertemuan rutin  gerakan sayang ibu dalam promosi “suami,

beda, dan desa siaga”

Pengembang peran serta masyarakat, yaitu  menghidupkan tenaga

masyarakat untuk mampu dan mau mengatasi masalahnya sendiri secara

swadaya sebatas kemampuannya.

Ciri-ciri pengembangan PSM:

1. Langkah berantai

2. Intensitas tiap langkah bisa berbeda.  Hal ini bergantung situasi dan

kondisi masyarakat

3. Tiap langkah memiliki dasar rasional

4. Mempunyai tujuan rasional

5. Secara kumulatif akan menghasilkan perubahan yang diharapkan

6. Hakikatnya merupakan rangkaian yang mencerminkan lingkaran

pemecahan masalah dan proses perubahan.

29
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Peran serta masyarakat (PSM )merupakan keikut sertaan individu,

keluarga dan kelompok masyarakat dalam setiap menggerakan upaya

kesehatan yang juga merupakan tanggung jawab sendiri,keluarga dan

masyarakatnya.

Dalam world Healt Assembly 1997, peran masyarakat adalah

proses untuk mewujudkan kerja sama kemitraan antara pemerintah dan

masyarakat setempat dalam merencakan ,melaksanakan dan

memanfaatkan kegiatan kesehatan sehingga diperoleh manfaat berupa

peningkatan kemampuan swadaya masyarakat, masyarakat berperan

30
dalam menentukan prasarana dan pemeliharaan teknologi tepat guna

dalam pelayanan kesehatan.

Tujuan dari PSM adalh meningkatka angka kematian ibu (AKI)

dan angkakematian bayi (AKB).

B. Saran

Semoga makalah ini bermamfaat dan menambah pengetahuan

pembaca khususnya bagi para bidan dalam menjalani tugas dan

tanggung jawabnya. Sehubungan dengan masalah yang terkait diatas,

penulias juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi

kesempurnaan makalah ini.

31
DAFTAR PUSTAKA

Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya

Kesehatan

Matermity (2017). Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Febiola (2018). Peran Serta Masyarakat.

32

Anda mungkin juga menyukai