Anda di halaman 1dari 38

Strategi Kewirausahaan

1. MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN
Para wirausaha mengganakan proses inovasi sebagai alat pemberdayaan sumber-sumber untuk
menciptakan suatu nilai barang dan jasa. Proses inovasi dikendalikan oleh kreativitas. Kreativitas
merupakan mata rantai antara pengetahuan pengenalan cara baru untuk mengombinasikan sumber-
sumber dan proses pengembangan pengetahuan secara sistematis ke dalam suatu inovasi yang
digunakan di pasar. Inovasi bahkan dipandang sebagai penciptaan sumber-sumber yang berbentuk
penemuan kegunaan sesuatu dalam alam.
Manajemen kewirausahaan menyangkut semua kekuatan perusahaan yang menjamin bahwa usahanya
betul-betul eksis. Bila usaha baru ingin berhasil, maka wirausaha harus memiliki empat kompetensi, di
antaranya:
(1) Fokus pada pasar, bukan pada teknologi.
(2) Buat ramalan pendanaan untuk menghindari tidak terbiayainya perusahaan.
(3) Bangun tim manajemen, hukan menonjolkan perorangan (not a “one-person” show).
(4) Beri peran tertentu, khusus bagi wirausaha penemu.
Jika manajemen kewirausahaan menyangkut lingkungan intemal perusahaan (keputusan-keputusan
taktis), maka strategi kewirausahaan menyangkut kesesuaian kemampuan intemal dan akitivitas
perusahaan dengan lingkungan ekstemal, di mana perusahaan harus bersaing dengan menggunakan
keputusan-keputusan strategis. Dalam melakukan strategi usahanya, wirausaha biasanya menggunakan
salah satu strategi dan empat strategi, sebagai berikut:
(1) Berada pertama di pasar dengan produk dan jasa baru.
(2) Posisikan produk dan jasa baru tersebut pada relung pasar (niche market) yang tidak terlayani.
(3) Fokuskan barang dan jasa pada relung yang kecil tetapi bisa bertahan.
(4) Mengubah karakteristik produk, pasar atau industri.
Strategi pertama, sering dipilih oleh wirausaha, meskipun paling berisiko. Setelah strategi pertama
sukses, maka selanjutnya mempertahankan posisi kepemimpinan pasar (market leader).
Strategi kedua, menyangkut pengembangan keterampilan untuk menanggapi peluang yang diciptakan
oleh perusahaan yang berada di pasar pertama. Yang sering terjadi adalah banyak
peniru (imitator) memperbaiki atau memodifikasi barang danjasa untuk menciptakan nilai yang lebih tinggi
bagi pembeli. Bila demikian, wirausaha perlu memindahkan daya saingnya ke segmen pasar lain dengan
mendominasi segmen pasar kecil yang dipandang perusahaan besar tidak memiliki peluang.
Strategi ketiga, yaitu perubahan karakteristik produk, pasar, atau iridustri yang berbasis pada inovasi.
Strategi ini dilakukan dengan mengubah produk dan jasa yang sudah ada, misalnya mengubah manfaat,
nilai, dan karakteristik ekonomi lainnya. Strategi ini menciptakan inovasi dengan salah satu cara herikut:
(1) Menciptakan manfaat.
(2) Meningkatkan nilai inovasi.
(3) Beradaptasi dengan lingkungan sosial ekonomi pelanggan.
(4) Menyajikan apa yang dianggap bemilai oleh pelanggan.
Dengan demikian, perusahaan dapat bersaing apabila secara konsisten dan berkesinambungan
memperbaiki produk, barang dan jasa atau proses itu sendiri.
2. STRATEGI KEWIRAUSAHAAN
Pada umumnya perusahaan kecil yang berhasil secara berkesinambungan dan dapat bersaing secara
unggul memiliki keunggulan dalam bidang teknik, produk yang unik, dan memiliki cakupan distribusi
geografis pasar yang terbatas. Ada beberapa keputusan strategis yang diperlukan dalam kondisi
pertumbuhan, yaitu:
(1) Perubahan produk barang dan jasa. Hal mi menyangkut pertanyaan: Produk dan jasa baru apa yang
diinginkan oleh pelanggan? Apakah perubahan kebutuhan mereka dapat ditentukan?
(2) Strategi yang menyangkut penetrasi pasar, ekspansi pasar, diversifikasi produk dan jasa, integrasi regional,
atau ekspansi usaha. Ini menyangkut pertanyaan: Bagaimana pasar dapat dicapai? Bagaimana posisi
strategis perusahaan harus diperbaiki? Peluang mana yang akan diambil?
(3) Kemampuan untuk memperoleh modal investasi dalam rangka penelitian dan pengembangan, proses
produksi dan penggantian peralatan, dan dalam rangka penambahan sumber daya manusia. Hal mi
menyangkut pertanyaan: Berapa modal yang diperlukan untuk investasi tersebut? Dan mana sumbemya?
(4) Analisis sumber daya manusia, sehingga memiliki keterampilan yang unik untuk mengimplementasikan
strategi. Pertanyaannya adalah: Bagaimana sumber daya manusia itu akan dikembangkan supaya
perusahaan sukses di pasar?
(5) Analisis pesaing baik yang ada maupun yang potensial untuk memantapkan stategi bersaing.
Keputusannya harus berdasarkan perilaku, sumber daya, dan komitmen yang dimiliki pesaing di masa lalu.
Apakah pesaing akan menanggapi strategi yang kita terapkan? Kemampuan dan perencanaan apa yang
dipenlukan untuk mengantisipasi pesaing?
(6) Kemampuan untuk menopang keunggulan strategi perusahaan dan untuk memodifikasi strategi dalam
menghadapi perubahan permintaan pelanggan dan perilaku strategi persaingan baru. Apakah perusahaan
akan selalu mempertahankan keunggulan strategi tersebut selama-lamanya?
(7) Penentuan harga barang atau jasa untuk jangka pendek dan jangka panjang. Apakah keputusan penentuan
harga sudah dibandingkan dengan strategi lain? Apakah analisis elastisitas permintaan untuk setiap pasar
sudah dipahami?
(8) Interaksi perusahaan dengan masyarakat luas. Apakah ada aksi strategis untuk menjawab kebutuhan
masyarakat?
(9) Pengaruh pertumbuhan perusahaan yang cepat terhadap aliran kas. Apakah pertumbuhan perusahaan
menimbulkan masalah likuiditas?
Strategi bagi Pemimpin Pasar (Market Leader)
Apabila perusahaan telah memiliki peluang pasar yang besar seperti pada masa pertumbuhan, maka
strateginya:
(1) Bersikap menyerang dan agresif untuk mempertahankan pangsa pasar. Wirausaha harus siap memperbaiki
strategi bersaingnya agar tetap dapat mempertahankan reputasi terbaik di mata pelanggan
(2) Bersikap bertahan dan tidak terlalu agresif. Dalam posisi mi, setiap departemen secara efektif menemukan
keunggulan bersaing dan secara bertahap dapat membangun hambatan masuk ke segmen pasar yang
dipilih untuk bersaing.
(3) Tidak boleh ada anggapan bahwa perusahaan yang berhasil tidak memiliki tantangan. Perusahaan yang
pasif mempertahankan pasamya akan selalu mengundang pesaing untuk memasuki pasar. Kegagalan
dalam mempertahankan strategi akan memperlemah perusahaan dalam menanggapi serangan dan
pesaing. Bila demikian maka, pesaing akan menjadi pemimpin pasar (market leader) yang baru.
Strategi bagi Bukan Pemimpin Pasar
Perusahaan yang memasuki tahap pertumbuhan yang memiliki posisi kuat (bukan market leader) di pasar,
memiliki strategi tertentu. Akan tetapi strategi mi bukan untuk bersaing dengan market leader. Strategi mi
dilakukan dengan cara:
(1) Secara agresif menggunakan kompetensi terbaiknya untuk meraih peluang pasar sehingga tidak tertandingi
oleh pesaing. Wirausaha harus memposisikan dirinya dalam segmen pasar kecil sebagai pemain yang
paling dominan. Wirausaha membangun dan mempertahankan hubungan secara terbuka dengan para
pelanggannya. Dalam ha! i, wirausaha jarang mengabaikan peluang dan selalu memperkuat hubungan
melalui pelayanan yang istimewa dan atas kebutuhan pelanggan.
(2) Mengembangkan strategi sebagaifollower leader. Dalam kondisi ekonomi yang baik, perusahaan yang
mengikuti strategi mi bisa berhasil. Ancaman untuk strategi mi adalahjika pelanggan tidak lagi memandang
perusahaan pemasok sebagai pilihan pertama. Selain itu, pasar dengan produk danjasa
sejenis (undifferentiated), bukanlah pasar yang menarik untuk persaingan.
Strategi yang Lain
Banyak strategi yang dilakukan wirausaha pada tahap pertumbuhan, di antaranya:
(1) Pertahanan bersaing. Agar tetap dapat bersamg, maka pengembangan produk dan perluasan pelayanan
perusahaan harus selalu dinamis dan memposisikan perusahaan dalam keadaan kritis. Perusahaan harus
selalu inovatif dan memperbaiki keberhasilannya di masa lalu atau memperbaiki produk yang pertama kali
dihasilkannya, sebab jika tidak akan ditinggalkan oleh pasar.
(2) Mencoba untuk produk yang menjadi “pemukul besar (big hitter)”, dan tidak berkonsentrasi pada perbaikan
keberhasilan produk yang sudah ada. Keberhasilan perusahaan seperti 3M (Man, Material, Market) tetap
mendominasi posisi pasar melalui pengenalan produk baru secara berkesinambungan.
(3) Mengambil langkah positif dan proaktif untuk menguasai manajer kunci dan ahli teknik profesional yang
selalu diikutsertakan dalam pembentukan keberhasilan perusahaan. Sangatlah tidak mudah untuk
menempatkan kembali kemampuan individual yang cakap. Oleh sebab itu, kehilangan seseorang yang
cakap dan dianggap kunci dapat menghancurkan keunggulan perusahaan dalam persaingan.
BERORIENTASU PADA TINDAKAN

Kewirausahaan yang Berorientasi Pada Tindakan


Karakter seorang pribadi yang berorientasi pada tindakan adalah memiliki pemikiran yang
lebih berorientasi pada tindakan (action) daripada sekadar bermimpi, berkata-kata, berpikir-pikir,
atau berwacana. Seorang pribadi selalu menghadapi risiko, ketidakpastian, dan keterbatasan dalam
setiap masalah yang dihadapi. Apabila seorang pribadi hanya berkata-kata dan tidak bertindak,
segala kesempatan yang ada akan berubah menjadi kerugian semata.
Adapun terdapat beberapa karakter yang beriorentasi pada tindakan yaitu :
1.Pikirannya lebih berorientasi pada tindakan (action) atau berani bertindak daripada
sekedar bermimpi, berkata-kata, berpikir pikir atau berwacana.
2. Berpikir dengan cepat dan bertidak terhadap suatu keadaan untuk menghasilkan solusi
permasalahan yang baik dan efektif. Karakter ini terkadang dikaitkan dengan seberapa seseorang
responsif terhadap keadaan, seberapa cepat untuk mengambil tindakan sebagai solusi terhadap
masalah yang ada, dan seberapa jauh komitmen orang tersebut atas perkataannya.
Berorientasi pada tindakan adalah melakukan suatu tindakan yang dilandasi dengan akal
pikiran yang sehat berdasarkan pada keadaan yang sedang terjadi saat ini. Dalam melakukan
tindakan ini, dibutuhkan keberanian dari diri orang itu sendiri dan tindakan yang dilakukan tidak
menyimpang dari tujuannya. Tujuan disini adalah untuk mendapatkan reaksi dari orang yang
diharapkan. Sikap dan Tindakan yang di Miliki Pribadi yang Berorientasi Pada Tindakan yaitu:
1. Proaktif
Seseorang yang efektif mengambil inisiatif untuk bertindak, bukan menunggu atau
berwacana. Seseorang yang efektif adalah orang yang proaktif. Bertindak proaktif merupakan
pengambilan tindakan sebelum sebuah kejadian yang tidak dikehendaki muncul. Dengan kata lain,
orang-orang proaktif selalu mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi dan cepat mengambil
tindakan sebelum kejadian.
2. Bermula dari Ujung Pemikiran (Goal Oriented)
Orang yang berorientasi pada tindakan tidak hanya mengejar pencapaian tujuan, akan tetapi
juga berburu tujuan yang benar. Agar tujuan tercapai dengan baik maka perlu menyusun rencana
tujuan yang jelas dan tepat. Kesulitan manusia menafsirkan dunia ini tidak lepas dari fitrah kita
yang memiliki pancaindra yang terbatas. Memiliki kesempurnaan pancaindra saja belum cukup
untuk menangkap realita kehidupan dan menjadi wirausaha yang tangguh dan mampu berorientasi
pada tindakan (action oriented). Apalagi bila anda memiliki salah satu indra yang kurang yang satu
indra yang kurang sempurna. Itu saja sudah membedakan orang yang satu dengan yang lainnya.
3. Mendahulukan Hal yang Utama
Intinya adalah seseorang harus fokus pada hal-hal yang urgent (mendesak) dengan membuat
prioritas, dan menyadari bahwa tidak semua hal dikategorikan prioritas. Hal yang paling penting
atau membutuhkan perhatian besar harus diutamakan.
4. Berpikir dan bertindak win/win
Bisnis atau berwirausaha pada dasarnya adalah upaya untuk memenangkan kehidupan dalam
kehidupan sehari-hari, anda akan berhadapan dengan persaingan dan anda memerlukan kerja sama
dari para pendukung anda. Mereka adalah keluarga anda, karyawan, manajer, investor, bank,
konsiltan, para pemasok dan penyalur produk-roduk/jasa-jasa anda, para pembeli franchise anda,
dan tentu saja konsumen, nasabah, klien, atau pelanggan-pelanggan anda.
Terdapat beberapa alternative solusi dalam berhubungan dengan rekan rekan bisnis itu, yaitu
win win, win-lose, lose-win dan lose lose solution.Manusia efektif akan selalu bersikap win win.
Mereka berusaha agar semua pihak mencapai kondisi akhirnya yang baik.
5. Cari tahu dulu untuk memahami, baru Dipahami
Agar dapat mengembangkan hubungan yang win win seseorang harus dapat mengetahui apa
yang di inginkan oleh pihak lain (rekan usaha) dan apa makna “menang” bagi mereka. Dalam Hal
ini, kita harus dapat memahami apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan orang lain sebelum
menguarakan tujuan pribadi kita.
6. Sinergi
Dalam berwirausaha, seseorang harus mencari sinergi, yaitu suatu total yang lebih besar dari
penjumlahan elemen-elemen tunggalnya. Misalnya, ada 2 pihak A dan B, dan masing-masing
bekerja sendiri-sendiri, masing-masing hanya akan menghasilkan 5 buah, dan kalau dijumlahkan
A+B=10. Dengan sinergi antara A dan B maka 5+5=10, inilah yang disebut sinergi.
7. Menajamkan ketahanan, fleksibilitas, dan kekuatan
Kebiasaan ini berkaitan dengan upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk melatih
ketahanan, fleksibilitas, dan kekuatannya. Upaya yang dapat dilakukan adalah memberi makanan
pada jiwa melalui kegiatan-kegiatan spiritual, hidup yang seimbang, melakukan meditasi atau bisa
juga dengan membaca buku-buku self hep yang membangkitkan semangat dengan kata-kata yang
memotivasi.
8. Menemukan keunikan pribadi dan membantu orang lain menemukannya
Menemukan keunikan berarti mengenal potensi yang dimiliki, yang tersebar pada empat
elemen utama, yaitu pikiran (mind), tubuh, hati, dan jiwa. Jika pikiran terus dikembangkan dan
visi yang hebat dapat dirumuskan, maka hal tersebut dapat memampukan seseorang untuk
mengembangkan potensi terbesar seseorang, lembaga, atau perusahaan. Hal ini berlaku juga dalam
kaitannya membantu orang lain menemukan keunikan pribadinya.

B. Karakteristik Kegagalan seorang wirausahawan dan Role Model dalam Berwirausaha


Banyak orang memiliki mimpi untuk membangun usahanya sendiri dan menjadi pengusaha
sukses. Namun dalam perjalanannya ada yang berhasil, tak sedikit juga yang menemui
kegagalan.Kegagalan tersebut bisa jadi berasal dari diri Anda sendiri. Tidak peduli seberapa besar
semangat Anda untuk membangun usaha, beberapa kebiasaan buruk yang Anda lakukan dapat
membuat bisnis yang Anda bangkrut di tengah jalan.
1. Karakteristik kegagalan seorang wirausahawan
a. Mencari alasan
Banyak orang gagal karena sering kali membuat alasan. Sementara, alasan yang paling
umum orang gunakan ketika tak mampu mencapai tujuan ialah kehabisan waktu.
b. Suka menyalahkan orang lain
Setiap profesi apapun itu baik pengusaha, karyawan, dan pejabat ketika mereka gagal
melakukan suatu usaha dan menyalahkan pihak lain, maka bisa dipastikan dia akan menjadi orang
yang tak akan pernah berhasil.
c. Tidak jujur
Kecurangan merupakan bagian dari ketidakjujuran. Memuji seseorang untuk
menyembunyikan kritik terhadap orang itu sama saja memperburuk keadaan.
d. Malas
Orang yang gagal adalah orang yang pemalas. Sering datang terlambat, tidak suka membaca,
dan tidak suka bekerja keras itu sifat yang bisa membawa Anda ke jurang kegagalan.
e. Terlalu percaya diri
Percaya diri merupakan sifat yang diperlukan. Namun tentunya percaya diri memiliki batas
tertentu. Hati-hati kegagalan seorang pebisnis seringkali diakibatkan oleh sifat ini.
f. Ragu dalam mengambil keputusan
Untuk mengambil keputusan diperlukan informasi sebanyak mungkin, namun jika terlalu
lama dan mengambil banyak waktu dapat menghambat pekerjaan lainnya.
g. Tak punya tujuan jelas
Maju tidaknya sebuah perusahaan tergantung dari pemiliknya. Untuk itu pengusaha mesti
memiliki visi yang nyata untuk memajukan sebuah perusahaan.
h. Sulit kerjasama
Pengusaha yang egois merasa mampu mengatur setiap aspek bisnis mereka. Padahal sebuah
bisnis bakal leboh sukses jika memiliki tim kerja yang solid.

i. Tidak terorganisir
Pengusaha yang sukses akan mengatur kehidupan mereka yang sibuk. Mereka ciptakan
sistem kerja yang baik untuk mereka sendiri.

C. Faktor Penyebabab Kegagalan dalam Usaha dan Resiko yang di Hadapinya


Seseorang ketika mengawali usahanya harus siap dengan dua hal yaitu berhasil dalam
mengembangkan usahanya atau gagal sama sekali dalam usahanya.
1. Penyebab wirausaha gagal dalam berwirausaha
a. Kurangnya kehandalan SDM dan tidak kompeten dalam manajerial serta kurangnya
pengalaman ketika menjalankan strategi perusahaan. Strategi baik yang dibuat tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya kompetensi dalam manajerial. Menempatkan orang-orang yang tidak
kompeten di tempat yang sangat strategis akan memperburuk jalannya usaha. Kompetensi dalam
manajerial sangat membantu keberhasilan perusahaan karena meletakan orang-orang yang sesuai
dengan kemampuan, bakat dan minat bekerja karyawan akan mempermudah usaha dan strategi
perusahaan untuk dilaksanakan.
b. Kurangnya pemahaman bidang usaha yang diambil karena tidak dapat memvisualisasikan
dengan jelas usaha yang akan digeluti. Seorang wirausahawan apabila tidak dapat
mendeskripsikan dan memvisualisakan bentuk usaha yang digeluti mengantar pada kehancuran
usaha. Pemaham bisnis atau bidang usaha yang diambil secara kontekstual dan riel sangat
membantu arah, tujuan, misi, dan visi perusahaan. Kejelasan bidang usaha yang telah ditentukan
sangat membantu dan mempermudah mengambil kebijakan manajerial dan strategi yang dibuat.
c. Kurangnya kehandalan pengelolaan administrasi dan keuangan (modal dan kendali
kredit). Pengelolaan adminsitrasi dan keuangan yang apa adanya akan mempersulit majunya
perusahaan. Pencatatan adminsitrasi dan keuangan secara sembarang akan semakin memperburuk
kondisi usaha karena tidak dapat membaca transaksi dan aktivitas yang telah terjadi. Aktivitas
yang telah dilalui seperti pembayaran utang-piutang, jumlah pesanan, jadwal kirim, proses
produksi, dll akan tidak dapat terselelsaiak dengan baik. Penangana modal dan kreditdari bank
atau swasta apabila tidak dicatat pengeluaran dan alokasi penggunaannya akan semakin
memperburuk kondisi keuangan. Alangkah baiknya dalam melakukan aktivitas selalu berpedoman
“Segala yang telah dikerjakan harus dicatat dan segala yang tercatat harus dapat dikerjakan dengan
baik” sehingga perusahaan yang menggunakan prinsip tersebut dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya.
d. Gagal dalam perencanaan. Kegagalan dalam menerapkan rencana biasanya karena rencana
yang telah dibuat berdasarkan pengalaman orang lain atau sebuah idealis yang belum pernah
diaplikasikan. Kegagalan ini terjadi karena tidak tahu sama seklai kondisi atau medan usaha yang
digelutinya. Faktor-faktor yang mendukung kegagalan dalam melaksanakan atau menerapkan
rencana adalah dari dalam diri sendiri.
e. Tempat usaha dan lokasi yang kurang memadai. Tempat usaha dan lokasi sangat
menentukan kelancaran bisnis yang digeluti. Salah memilih, membangun, atau membuka tempat
usaha yang harapnnya dapat memperbesar usaha justru kandas karena kesalahan tersebut. Tempat
usaha seharusnya diperiksa dulu kelayakannya seperti budaya, karakter, strata sosial, pendapatan,
selera, kemanan masyarakat disekitarnya.
f. Kurangnyam pemahaman dalam pengadaan, pemeliharaan, dan pengawasan bahan baku
dan sarana peralatan. Kemampuan dalam pengadaan, pemeliharaan, pengawasan bahan baku dan
peralatan yang dimiliki sangatlah penting. Karena apabila tidak memiliki kemapuan dalam bidang
ini akan membuat biaya operasioanal semakin tinggi dan kerugian akan terjadi.
g. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi perubahan teknologi. Seoranng
yang berwirausaha haruis berani melakukan perubahan dalam organisasinya. Salah satu perubahan
yang dapat membantunya adalah perubahan teknologi yang sedang berkembang.
Ketidakmampuan mengikuti perubahan teknologi tidak membuat organisasi mati begitu saja tetapi
pergerakan organisasinya berlahan-lahan lambat dan berangsur-angsur ketinggalan dengan
organisasi yang lain yang lebih cepat menanggapi perubahan teknologi.
h. Hambatan birokrasi. Birokrasi sangat membantu dalam kearsipan dan adminsitrasi
organisasi tetapi apabila birokrasi sangat lambat dan menghambat sama sekali maka akan
memperlambat laju kinerga organsiasi.
i. Keuntungan yang tidak mencukupi. Keuntungan yang akan diperoleh dalam berwirausaha
adalah dasar motivasi ketika seseorang merencanakan bidang usaha. Akan tetapi keuntungan yang
diperolah di luar dari jangkau biaya yang telah dikeluarkan atau perkiraan laba yang diperoleh
sebelumnya akan mengakibatkan kelangsungan usaha yang cepat berhenti. Motivasi karena
bayangnan keuntungan yang diperoleh sangat tinggi adalah sikap yang kurang objektif apabila
belum mengetahui kondisi lingkungan bisnis yang sebenarnya. Hal yanng paling penting sebelum
mnemproleh laba yang tinggi adalah cepat kembalinya modal awal yang digunakan sebagai
operasional awal.
j. Tidak adanya produk yang baru. Produk yang telah dibuat dan berhasil memenangi pasar
belum tentu akan bertahan lama karena banyak kompetitor yang selalu melakukan inovasi maupun
perbaikan produk mereka untuk tampil di pasar. Pengusaha yang tidak pernah menampilkan
produk baru yang kreatif maupun inovatif akan mempercepat berhenti usahanya. Hal ini terjadi
karena tidak mampu bersaing oleh kompetitor yang telah mengeluarkan produk baru dan mearik
perhatian pasar.
2. Resiko yang dihadapi oleh seorang wirausahawan
Telah banyak tokoh-tokoh terkemuka yang membahas mengenai resiko usaha, tidak jarang
pula yang telah menyebutkan mengenai apa saja jenis-jenis resiko usaha tersebut. Berikut akan
dibahas satu per satu mengenai jenis-jenis resiko usaha.
Jenis-jenis resiko usaha tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
a. Resiko Produksi
Ketika Anda memiliki jenis usaha tertentu, misalnya saja di bidang industri clothing atau
fashion yang memproduksi baju, untuk menghasilkan jumlah produk yang banyak untuk
memenuhi permintaan pasar, maka perusahaan haruslah memiliki otomatisasi pengerjaan untuk
menghasilkan produk yang lebih banyak. Namun dikarenakan prosesnya yang otomatisasi dan
menggunakan mesin, biasanya dalam prosesnya sering menjadi tidak teliti. Sehingga produk yang
dihasilkan tidak dapat diteliti satu-persatu sebelum dijual kepada konsumen. Dampaknya adalah
ketika telah sampai di tangan konsumen dan kebetulan barang atau produk tersebut ada yang cacat,
maka akan merugikan perusahaan. Karena satu complain dari pelanggan dapat berakibat fatal bagi
perusahaan jika satu pelanggan tersebut membicarakannya kepada calon pembeli yang lain. Maka
dari itu akan menimbulkan resiko usaha. Selain faktor non-human dalam proses produksi, faktor
SDM nya juga berpengaruh. Misal untuk tanggung jawab, etos kerja, ketelitian, ketekunan, dan
lain sebagainya.
b. Resiko Pemasaran
Resiko pemasaran berkaitan erat dengan proses marketing dan pemasaran produk. Yang perlu
Anda kuasai adalah bagaimana teknik memasarkan produk dengan efektif agar produk yang Anda
hasilkan dapat diterima dengan baik oleh pembeli. Masalah yang sering dihadapi adalah kita sering
kesulitan untuk mengusai teknik marketing yang baik. Cara yang dapat dilakukan antara lain
adalah lebuh sering mengikuti smeinar atau workshop mengenai teknik-teknik marketing, sering
membaca buku, serta belajar langsung dari mentor atau seseorang yang telah sukses. Intinya adalah
Anda harus lebih memperluas ilmu pengetahuan dan wawasan.
c. Resiko Sumber Daya Manusia
Seringkali ketika memiliki bisnis yang telah berkembang dengan baik, Anda memerlukan
bantuan untuk menjalankan usaha tersebut. Hal yang selalu dilakukan adalah merekrut karyawan
atau pegawai. Namun seringkali masalah yang kerap terjadi adalah masalah dengan sumber daya
manusia itu sendiri. Misalnya sifat pekerja yang kurang baik sehingga menimbulkan dampak
negatif bagi perusahaan. Yaitu misalnya sifat dan sikap seperti malas bekerja, kurang bertanggung
jawab, tidak jujur, dan lain sebagainya. Pada intinya hal-hal tersebut akan merugikan perusahaan.
Hal yang dapat dilakukan adalah lebih cermatd an teliti dalam menerima karyawan. Anda dapat
menerapkan misalnya beberapa test seperti test psikologi, wawancara, dan persyaratan lain yang
dilakukan terlebih dahulu sebelum menerima karyawan tersebut untuk bekerja di perusahaan
Anda.
d. Resiko Finansial
Memiliki usaha dan bisnis berarti siap dengan resiko ketidakpastian income atau pendapatan
usaha. Tidak selamanya perusahaan akan memiliki keuntungan dalam jumlah besar. Perlu
diketahui bahwa resiko kerugian juga amatlah besar. Yang perlu Anda lakukan adalah
mempersiapkan diri dengan lebih baik bila kendala tersebut muncul. Kemudian Anda harus
menyiapkan langkah penyelesaiannya agar Anda tidak terus mengalami kerugian yang signifikan
dan yang akan berakibat buruk bagi perusahaan.
e. Resiko Lingkungan
Tidak jarang resiko lingkungan juga muncul bagi usaha Anda. Misalnya Anda memiliki jenis
usaha perusahaan yang bergerak di bidang makanan, maka Anda harus memikirkan limbah pabrik
yang dihasilkan dari perusahaan Anda. Buatlah sebisa mungkin agar lebih ramah lingkungan dan
tidak merugikan lingkungan sekitar. Contoh yang lain adalah usaha bengkel mobil atau motor.
Kerugian yang sering dialami misalnya adalah tentang polusi suara yang dihasilkan. Anda harus
dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan, misalnya dengan dengan mengusahakan
membangun usaha bengkel tersebut tidak dekat pemukiman padat penduduk, dan alternatif upaya
pencegahan lainnya.
f. Resiko Teknologi
Resiko yang sering muncul lainnya adalah mengenai resiko teknologi yang sering digunakan.
Usaha yang dijalankan biasanya selain dibantu dengan tenaga karyawan, namun juga
menggunakan bantuan mesin atau teknologi. Masalah yang sering muncul adalah waktu
pemakaian alat yang harus selalu dipantau. Jika pemakaian alat terlalu lama dan tidak
dilakukan service secara berkala, maka kemungkinan alat akan rusak dan tidak dapat
dipergunakan. Hal ini merupakan kerugian bagi perusahaan Anda, maka dari itu perawatan alat,
mesin dan teknologi benar-benar harus diperhatikan.
g. Resiko Permintaan Pasar
Kesuksesan tidak lantas membuat usaha Anda memiliki jaminan akan berhasil dalam jangka
waktu yang lama. Anda harus memperhatikan kebutuhan pasar untuk tahun-tahun kedepan.
Mungkin pada saat ini permintaan pasar pada prosuk yang Anda hasilkan cukup besar, namun
apakah ada jaminan bahwa 5 atau 10 tahun ke depan pasar masih menginginkan produk Anda?
Maka dari itu Anda harus selalu memikirkan inovasi-inovasi produk yang dapat dilakukan dan
melihat peluang apa yang harus Anda pertimbangkan untuk jenis usaha berikutnya.
h. Resiko Perbaikan
Jika Anda ingin melakukan perubahan atau perbaikan bagi bisnis Anda, maka sebaiknya lebih
berhati-hati. Anda harus melihat banyak faktor-faktor seperti kebutuhan pasar, inovasi prosuk
apakah yang akan dilakukan, dan lain sebagainya. Karena bukan tidak mungkin perbaikan yang
ingin Anda lakukan bisa berakibat buruk dan negatif bagi perusahaan Anda. Dengan kata lain
perbaikan tersebut tidak atau kurang sesuai dengan harapan Anda. Maka dari itu, Anda harus
memastikan terlebih dahulu jenis dan prospek ke depan atas perbaikan yang ingin Anda lakukan,
naik terkait sumber daya alam, teknologi, market pasar, dan lain sebagainya.
i. Resiko Kerjasama
Memiliki partner dalam berbisnis tidak selalu bermanfaat baik bagi usaha Anda. Anda harus
memilih partner bisnis Anda secara tepat dan hati-hati. Mulailah dengan tidak langsung
mempercayai orang yang Anda kenal kemudian Anda jadikan mitra bisnis Anda. Anda harus
mengenal terlebih dahulu orang tersebut dengan lebih baik. Hal ini diperlukan agar dikemudian
hari Anda terhindar dari resiko penipuan, dan partner yang kurang baik sehingga berdampak
merugikan perusahaan Anda.
j. Resiko Peraturan Pemerintah
Sebagai warga negara yang baik, sudah seharusnya kita menaati peraturan dan hukum yang
berlaku. Terkait dengan usaha yang dijalankan, kita juga harus mempertimbangkan usaha kita
tersebut aman. Pemerintah biasanya selalu memberikan peraturan yang mana peraturan tersebut
harus kita lakukan sebagai seorang pelaku bisnis. Pastikan jenis usaha yang Anda jalankan tidak
melanggar peraturan pemerintah sehingga Anda akan mendapatkan jaminan usaha yang baik.
k. Resiko Pengembangan Asset
Ketika telah mencapai kesuksesan awal, pastilah terdapat keinginan untuk scale up. Namun
Anda harus berhati-hati untuk mempertimbangkan jenis pengembangan apa yang akan Anda dan
perusahaan Anda lakukan. Terutama Anda harus berhati-hati jika ingin mengembangkan asset
Anda. Usahakan untuk melihat, memperkirakan, serta menghitung kembali resiko apa saja yang
kemungkinan akan muncul. Sehingga jika Anda telah mengetahui hal tersebut dari awal, Anda
dapat menyipakan langkah yang tepat untuk mengatasinya.

KEPEMIMPINAN
Pengertian Kepemimpinan
Menurut Ordway Tead, Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-
orang agar orang-orang itu bekerjasama mencapai tujuan yang mereka inginkan. Sedangkan
menurut George R. Terry, Kepemimpinan merupakan kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang
agar orang-orang itu mencapai tujuan kelompok. Jadi kepemimpinan adalah proses mengarahkan
perilaku orang lain ke arah pencapaian suatu tujuan tertentu. Pengarahan dalam hal ini berarti
menyebabkan orang lain bertindak dengan cara tertentu atau mengikuti arah tertentu. Seorang
pemimpin dikatakan berhasil jika percaya pada pertumbuhan yang berkesinambungan, efisiensi
yang meningkat dan keberhasilan yang berkesinambungan dari perusahaan.

2.2 Pengertian Kewirausahaan


Menurut Paul H. wilken, kewirausahaan adalah “Fenomena yang terputus-putus, muncul
untuk mengawali perubahan dalam proses produksi dan kemudian hilang sampai muncul lagi
untuk mengawali perubahan yang lain. Richard Cantillon (1775) misalnya, mendefinisikan
kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang
saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak
menentu.
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan
membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih
baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru
yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.Wirausaha merupakan suatu proses atau
cara untuk melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk mendapatkan hasil atau keuntungan yang
diharapkan dengan cara memproduksi, menjual atau menyewakan suatu produkk barang atau jasa.
2.3 Jenis-Jenis Kepemimpinan
 Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan yang transformasional merupakan pemimpin yang membimbing atau
memotivasi pengikutnya menuju sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas peran atau
persyaratan tugas dan mampu menumbuhkan dampak yang dalam pada para pengikutnya.
 Kepemimpinan Karismatik- visioner
Karakteristik pemimpin karismatik yaitu : 1) mempunyai visi; 2) mampu menyampaikan
visi tersebut dengan jelas dan mudah dipahami; 3) berani menambil resiko untuk mencapai visi
itu; 4) sensitif terhadap kendala lingkungan dan kebutuhan pengikutnya; 5) menunjukkan perilaku
diluar kebiasaan.
Sedangkan karakteristik pemimpin visioner yaitu : Memiliki kemampuan dalam
menjelaskan visinya kepada orang lain melalui pidato- pidato yang memukau dan memancing
orang untuk bergabung.; Memiliki kemampuan mengungkapkan visi; Memiliki kemampuan
untuk memperluas dan menerapkan visi dalam berbagai konteks yang berbeda-beda.
 Kepemimpinan Tim
Kepemimpinan Tim dapat dibagi ke dalam tiga peran, yaitu : Pemimpin Tim adalah penghubung
dengan pihak luar; Pemimpin Tim adalah penyelesai masalah; Pemimpin ini adalah manajer
konflik.
2.4 Karakteristik Kewirausahaan
M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993; 6-7 ) mengemungkakan delapan
karakteristik yang meliputi :
 Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
 Lebih memilih risiko yang moderat.
 Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil.
 Selalu menghendaki umpan balik yang segera.
 Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan.
 Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang
lebih baik.
 Memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.
 Selalu menilai prestasi dengan uang.
2.5 Tipe Kepemimpinan Berwirausaha
Dalam memimpin, seorang pemimpin memiliki tipe dan cirri khas yang berbeda-beda.
Dibawah ini merupakan tipe-tipe kepemimpinan menurut kartini kartono (1983) adalah sebagai
berikut:
 Tipe Kharismatik: Pemimpin kharismatik merupakan kekuatan energi, daya tarik luar biasa yang
diikuti oleh para pengikutnya.
 Tipe peternalistis dan maternalistis; Tipe pemimpin ini bersikap melindungi bawahan sebagai
seorang bapak atau sebagai ibu yang penuh kasih sayang.
 Tipe militeris: Tipe pemimpin ini banyak menggunakan system pemerintah, system komando,
dari atasan kebawahan sifatnya keras, sangat otoriterm, menghendaki bawahan agar selalu patuh,
penuh acara formalitas.
 Tipe otokratis: Tipe pemimpin ini berdasarkan kepada kekuasaan dan paksaan yang mutlak dan
harus dipatuhi. Pemimpin ini selalu berperan sebagai pemain tunggal, dan kekuasaan yang bersifat
absolut.
 Tipe Laissez faire: Tipe pemimpin ini membiarkan karyawan berbuat semaunya sendiri, semua
pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan oleh bawahan. Pemimpin hanya merupakan symbol yang
tidak memiliki ketrampilan.
 Tipe populistis: Tipe pemimpin ini mampu menjadi pemimpin rakyat . dia berpegang pada nilai-
nilai masyarakat tradisional.
 Tipe Administratif: Pemimpin tipe ini merupakan pemimpin yang mampu menyelenggarakan
tugas-tugas administrasi secara efektif sehingga diharapkan muncul perkembangan teknis,
manajemen modern dan perkembangan sosial.
 Tipe Demokratis: Tipe pemimpin ini berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan pada
pengikutnya. Tipe pemimpin ini juga menekankan pada rasa tanggung jawab dan kerjasama yang
baik antar karyawan.
2.6 Teori Kepemimpinan
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana
kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang
kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang
teori dan gaya kepemimpinan.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai
referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain
 Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu
sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan
bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The
Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku
pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya
dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu
antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
 Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki
kecendrungan kearah 2 hal.: Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan
seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang
ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia
berkonsultasi dengan bawahan.
Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan
batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam
pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin
yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
 Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor
itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan
maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh
pemimpin.
 Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel,
sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
 Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara
pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori
kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership Style), yakni
pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan
sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan
berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu.Gaya
tersebut bisa berbeda – beda atas dasar motivasi , kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orang
tertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif,
dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi karyawan. Apabila
pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward (baik ekonomis
maupun nonekonomis) berartitelah digunakan gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya jika
pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment, berarti dia menerapkan gaya
kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi yang diterima dalam
banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi
3.1 Pentingnya Kepemimpinan dalam Kewirausahaan
Kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku orang lain kearah pencapaian suatu
tujuan tertentu. Pengarahan dalam hal ini berarti menyebabkan orang lain bertindak dengan cara
tertentu atau mengikuti arah tertentu. Wirausahawan yang berhasil merupakan pemimpin
memimpin para karyawannya dengan baik. Seorang pemimpin dikatakan berhasil jika percaya
pada pertumbuhan yang berkesinambungan, efisiensi yang meningkat dan keberhasilan yang
berkesinambungan dari perusahaan. Para wirausaha memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda,
mereka mengembangkan gaya kepemimpinan mereka sendiri sesuai dengan karakter pribadi
mereka dalam memajukan perusahaannya.
Kepemimpinan dibutuhkan dalam Kewirausahaan agar pelaksanaan dalam berwirausaha
dapat terorganisir dengan baik. Karena hakikatnya kepemimpinan merupakan proses
mengarahkan perilaku orang lain ke arah pencapaian suatu tujuan tertentu, sehingga dengan
adanya kepemimpinan suatu usaha akan terorganisir dan mencapai tujuan.Dalam berwirausaha
dibutuhkan sosok yang dapat memimpin dan bertanggung jawab dalam mengurus dan mengelola
suatu usaha.
Pemimpin merupakan jabatan tertinggi yang memiliki tugas-tugas yang sangat penting dan
vital dalam kewirausahaan seperti pengambil keputusan, penanggung jawab tindakan yang
dilakukan oleh setiap bawahannya, memberikan wewenang, dan lain-lain. Sehingga pemimpin
menentukan tumbuh dan berkembangnya sebuah organisasi, ke arah mana jalannya sebuah
organsasi tersebut. Bila dalam mengelola suatu usaha tidak ada pemimpin, maka akan terjadi
kekacauan dan kerancuan dalam pembagian tugas-tugas yang mengakibatkan kebangkrutan.
Sehingga pemimpin merupakan salah satu syarat utama dalam berwirausaha.
3.2 Prinsip Kepemimpinan Kewirausahaan
Menguasai sepenuhnya prinsip dan tindakan kepemimpinan wirausaha adalah suatu proses
yang menuntut pertumbuhan seiring dengan tiga komponen,yaitu pengembangan pribadi individu,
efektifitas kerja sama tim dan perubahaan organisasi. Keseluruhan butir kepemimpinan wirausaha
adalah bahwa dia membangkitkan yang terbaik dari setiap individu, tim dan organisasi, ingat
bahwa kepemimpinan wirausaha adalah menanamkan keyakinan untuk berpikir, berprilaku dan
bertindak dengan cara wirausaha dengan pemikiran menyadari sepenuhnya tujuan yang
sesungguhnya dan organisasi demi pertumbuhan yang menguntungkan bagi semua stakeholders
yang terlibat. Berikut ini 10 prinsip dan pelaksanaan atau sikap-sikap pemimpin
yang mengajarkan dan menumbuhkan prinsip kegiatan yang akan mengembangkan atribut
kepemimpinan wirausaha kepada seluruh organisasi.
 Purposeful (memiliki tujuan yang jelas untuk dicapai)
Memiliki tujuan yang jelas berarti punya pendirian, memiliki fokus, memiliki keyakinan
akan keputusannya, memiliki kemampuan memutuskan, dan berdaya tahan, sesungguhnya
merupakan kualitas pencapaian yang sukses dan tuntutan tujuan apa pun.
 Responsible
Menanamkan akuntabilitas yang sebenarnya membutuhkan evaluasi yang teratur. Kebiasaan
memahami tanggung jawab terhadap apa yang dipikirkan dan dilakukan merupakan hal bernilai.
Menanamkan akuntabilitas yang sebenarnya pada diri orang lain membutuhkan pujian dan
evaluasi kinerja yang teratur. kebiasaan semacam ini akan mengembangkan loyalitas yang lebih
mendalam dan pemahaman yang lebih besar sebagaimana tanggungjawab yang kita harapkan dari
orang lain.
 Integritas (nilai yang sejati)
Kualitas yang tidak dapat diabaikan adalah melakukan sesuatu yang benar berdasarkan kesadaran
akan kehormatan dan penghargaan pada orang lain. Serta memahami apa yang benar untuk
dilakukan dan secara nyata mengerjakannya berarti memilki integritas.
 Nonconformity (ketidakcocokan)
Konformis tidak dilahirkan, mereka dibuat. Sesungguhnya tekanan terus-menerus memborbadir
individu dengan maksud bahwa mereka dapat diizinkan untuk mendaki dari tangga penerimaan
untuk sukses, datang dari semua sisi, hanya berbeda sedikit dari generasi ke genarasi.
 Coureqeous (keberanian)
Ketika keberanian terhadap pendirian dan keberanian untuk menjadi diri sendiri dan mengikuti
jalan yang dipercaya sebagai yang terbaik merupakan kekuatan sejati yang berkembang secara
alami.
 Intuitive (keputusan yang sebenarnya)
Keputusan yang sebenarnya adalah sesuatu yang mempengaruhi masa depan dan
keberhasilan. Sedikit orang akan berpendapat bahwa salah satu kemampuan yang terpenting dalam
bisnis adalah untuk maju bersama dengan yang lain.
 Patience (kesabaran)
Sabar terhadap sesuatu yang hasilnya sudah tertentu karena dalam kepastian, hanya sedikit
ruang untuk kecemasan. Kesabaran merupakan kunci dasar dalam membangun maupun
mempertahankan hubungan.ketidak sabaran merupakan pembalasan keadilan dari relasi dengan
relasi konsumen.keyakinan dalam apa yang anda kerjakan dan memiliki kepastian bahwa segala
sesuatu terjadi pada saat yang tepat dan ditempat yang tepat.
 Listen (mendengarkan)
Mendengarkan merupakan suatu hal vital dalam bisnis, khususnya dalam tiga area utama,
namun jarang kita menyediakan waktu untuk mereka satu persatu area pertama berkaitan dengan
siapa saja memiliki tanggung jawab besar untuk mengajarkan. Area kedua adalah siapa saja yang
terlibat dalam suatu posisi tanggungjawab seharusnya selalu memiliki kemauan untuk
mendengarkan ide dan pemikiran kolega –koleganya. Area ketiga berkaitan dengan mendengarkan
menggunakan suatu cara hingga meyadari pada kenyataan dipasaran.
 Enthusiasm (antusiasme)
Optimisme dan anthusiasme keduanya saling membantu tidak mungkin ada seseorang yang
pesimis sekaligus antusias. Antuasisme satu orang akan berbeda dengan yang lain. Namun, kita
akan mengenali ketika orang lain memilikinya. Dia bergairah dalam apa yang mereka kerjakan
dan keyakinan mereka menular kepada yang lain.
 Service (layanan)
Layanan produk atau ide haruslah menciptakan nilai tambah, supaya keberhasilan itu dapat
bertahan. Kepemimpinan wirausaha melibatkan penciptaan nilai melalui layanan yang maksimal
melalui kesempatan /peluang.
3.3 Kriteria Keberhasilan Kepemimpinan dan Kewirausahaan
Keberhasilan pemimpin itu pada umumnya diukur dari produktifitas dan efektifitas
pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan pada dirinya. Bila produktifitas naik dan semua tugas
dilaksanakan dengan efektif, maka ia disebut sebagai pemimpin yang berhasil. Sedang apabila
produktifitasnya menurun dan kepemimpinannya dinilai tidak efektif dalam jangka waktu tertentu,
maka ia disebut sebagai pemimpin yang gagal.
Ada beberapa indikator yang dapat kita pakai sebagai petunjuk keberhasilan kepemimpinan dalam
suatu organisasi, ialah sebagai berikut:
 Pengelolaan SDM, alam, dana, sarana dan waktu semakin ekonomis dan efesien.
 Struktur organisasi sesuai dengan kebutuhan organisasi dan ada integrasi dari semua bagian.
 Target dan sasaran sesuai dengan ketentuan jadwal waktu.
 Organisasi cepat dan tepat dapat adaptasi terhadap perkembangan dan perubahan dari luar
organisasi (masyarakat, situasi dan kondisi sosial politik dan ekonomis).
 Semakin meningkatnya aktivitas-aktivitas manusiawi atau aspek sosial yang human sifatnya,
antara lain berupa.
 Ada disiplin kerja, disiplin diri, rasa tanggungjawab, dan moral yang tinggi dalam organisasi.
 Terdapat suasana saling mempercayai, kerjasama kooperatif dan etik kerja yang tinggi.
 Komunikasi forma dan informal yang lancar dan akrab.
 Ada kegairahan kerja dan loyalitas tinggi terhadap organisasi.
 Tidak banyak terdapat penyelewengan dalam organisasi.
 Ada jaminan-jaminan sosial yang memuaskan.
3.4 Keterampilan yang Harus Dimiliki Oleh Seorang Pemimpin dalam Dunia Wirausaha :
 Keterampilan konseptual
Conceptual skills adalah kemampuan mental untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan
seluruh kepentingan dan kegiatan organisasi. Ini mencakup kemampuan manajer untuk melihat
organisasi sebagai suatu keseluruhan dan memahami hubungan antara bagian yang saling
bergantung, serta mendapatkan, menganalisa dan menginterpretasikan yang diterima dari
bermacam-macam sumber.
 Keterampilan kemanusiaan ( Human Skills)
Human skills adalah kemampuan untuk bekerja dengan memahami, dan memotivasi orang
lain, baik sebagai individu ataupun kelompok. Manajer membutuhkan keterampilan ini agar dapat
memperoleh partisipasi dan mengarahkan kelompoknya dalam pencapaian tujuan.
 Keterampilan administrative
Administrative skills adalah seluruh keterampilan yang berkaitan dengan perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan, kepegawaian dan pengawasan. Keterampilan ini mencakup
kemampuan untuk mengikuti kebijaksanaan dan prosedur, mengelola dengan anggaran terbatas
dan sebagainya. Keterampilan administrative ini adalah suatu perluasan dari keterampilan
konsepsual. Manajer melaksanakan keputusan-keputusan melalui penggunaan keterampilan
administrative dan kemanusiaan.
 Keterampilan teknik
Technical skills adalah kemampuan untuk menggunakan peralatan-peralatan, prosedur-
prosesudr atau teknik-teknik dari suatu bidang tertentu, seperti akuntansi, produksi, penjualan atau
pemesinan dan sebagainya.
3.5 Keefektifan Kepemimpinan dalam Kewirausahaan
Dari berbagai teori kepemimpinan, maka bagi kewirausahaan yang ingin memiliki
kepemimpinan yang efektif, dia harus memperhatikan hal-hal sebagi berikut :
 Ciptakan tatanan nilai dan keyakinan untuk para karyawan dan buatlah agar mereka bergairah
mengejarnya.
 Hargai dan dukung hal-hal positif yang dicapai para karyawan.
 Berikan contoh.
 Fokuskan upaya para karyawan terhadap tujuan yang menantang dan terus arahkan mereka pada
tujuan tersebut.
 Sediakan sumber daya yang dibutuhkan karyawan untuk mencapai tujuan.
 Berkomunikasilah dengan para karyawan
 Hargai keragaman para pekerja
 Rayakan setiap keberhasilan bersama para pekerja
 Doronglah kreatifitas antara para pekerja
 Pertahankan selera humor
 Tataplah terus masa depan.
3.6 Tantangan dan Hambatan Kepemimpinan dalam Kewirausahaan
 Ketidakmampuan Manajemen. Dalam kebanyakan UKMK, kurangnya pengalaman manajemen
atau lemahnya kemampuan pengambilan keputusan merupakan masalah utama dari kegagalan
usaha. Pemiliknya kurang mempunyai jiwa kepemimpinan dan pengetahuan yang diperlukan
untuk membuat bisnisnya berjalan.
 Kurang Pengalaman. Idealnya, calon wirausahawan harus memiliki keterampilan teknis yang
memadai (pengalaman kerja mengenai pengoperasian fisik bisnis dan kemampuan konsep yang
mencukupi); kemampuan memvisualisasi, mengkoordinasi, dan mengintegrasikan berbagai
kegiatan bisnis menjadi keseluruhan yang sinergis.
 Lemahnya Kendali Keuangan. Dalam hal ini ada dua kelemahan mendasar yang perlu
digarisbawahi, yaitu: kekurangan modal dan kelemahan dalam kebijakkan kredit terhadap
pelanggan. Banyak wirausahawan membuat kesalahan pada awal bisnis dengan hanya “modal
dengkul,” yang merupakan kesalahan fatal. Wirausahawan cenderung sangat optimis dan sering
salah menilai uang yang dibutuhkan untuk masuk ke dalam bisnis. Sebagai akibatnya, mereka
memulai usaha dengan modal yang terlalu sedikit dan tampaknya permodalan yang memadai tidak
akan pernah tercapai mengingat perusahaan mereka memerlukan semakin banyak uang untuk
mendanai pertumbuhannya. Selain itu, tekanan terhadap UKMK untuk menjual secara kredit
sangat kuat. Dimana, beberapa manajer melihat peluang untuk mendapatkan keunggulan
persaingan terhadap pesaingnya dengan cara menawarkan penjualan kredit. Apapun kasusnya,
pemilik bisnis kecil harus mengendalikan penjualan kredit secara hati-hati karena kegagalan
mengendalikannya dapat menghancurkan kesehatan keuangan bisnis kecil.
 Gagal Mengembangkan Perencanaan Strategis. Terlalu banyak wirausahawan yang
mengabaikan proses perencanaan strategis, karena mereka mengira hal tersebut hanya bermanfaat
untuk perusahaan besar saja. Namun, kegagalan perencanaan biasanya mengakibatkan kegagalan
dalam bertahan hidup dan ini berlaku untuk keduanya usaha besar maupun usaha kecil. Sebab,
tanpa suatu strategi yang didefinisikan dengan jelas, sebuah bisnis tidak memiliki dasar yang
berkesinambungan untuk menciptakan dan memelihara keunggulan bersaing di pasar.
 Pertumbuhan Tak Terkendali. Pertumbuhan merupakan sesuatu yang alamiah, sehat, dan
didambakan oleh semua perusahaan, tetapi pertumbuhan haruslah terencana dan terkendali. Pakar
manajemen Peter Drucker menyatakan bahwa perusahaan yang baru berdiri dapat diperkirakan
mengalami pertumbuhan terlalu pesat dibandingkan dengan basis modal mereka apabila penjualan
meningkat 40 sampai 50 persen. Idealnya, perkembangan harus didanai dari laba ditahan atau dari
tambahan modal pemiliknya, tetapi sebagian besar bisnis mengambil pinjaman paling tidak untuk
sebagian investasi modalnya.
 Lokasi yang buruk. Untuk bisnis apapun, pemilihan lokasi yang tepat untuk sebagian merupakan
suatu seni – dan untuk sebagian lagi ilmu. Sangat sering, lokasi bisnis dipilih tanpa penelitian,
pengamatan, dan perencanaan yang layak. Beberapa wirausahawan memilih lokasi hanya karena
ada tempat kosong. Akibat ketidaktepanan lokasi ini, penjualan tidak berkembang dan bisnis
tersebut terancam gagal.
 Pengendalian Persediaan yang Tidak Baik. Umumnya, investasi terbesar yang harus dilakukan
manajer bisnis kecil adalah dalam persediaan, namun pengendalian persediaan adalah salah satu
tanggung jawab manajerial yang paling sering diabaikan. Tingkat persediaan yang tidak
mencukupi akan mengakibatkan kekurangan dan kehabisan stok, yang akhirnya mengakibatkan
pelanggan kecewa dan pergi.
 Ketidakmampuan Membuat Transisi Kewirausahaan. Berhasil melewati “tahap awal
kewirausahan” bukanlah jaminan keberhasilan bisnis. Setelah berdiri, pertumbuhan biasanya
memerlukan perubahan gaya manajemen yang secar drastis berbeda. Kemampuan-kemampuan
yang tadinya membuat seorang wirausahawan berhasil seringkali mengakibatkan ketidakefektifan
manajerial. Pertumbuhan mengharuskan wirausahawan untuk mendelegasikan wewenang dan
melepaskan kegiatan pengendalian sehari-hari – sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh banyak
wirausahwan.
3.7 Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan
Tiga faktor utama yang mempengaruhi penentuan wiraswastawan tentang perilaku
kepemimpinan mana yang akan digunakan untuk membuat keputusan adalah : Kekuatan dalam
diri wirausahawan, kekuatan pada bawahan, dan kekuatan dalam situasi kepemimpinan.
Keseluruhan butir kepemimpinan wirausaha adalah bahwa dia membangkitkan yang terbaik dari
setiap individu, tim dan organisasi. Kelima macam langkah dalam pengambilan keputusan adalah:
 Mengidentifikasi dan merumuskan problem yang dihadapi.
 Mengupayakan dan mengevaluasi solusi-solusi yang mungkin dapat diterapkan.
 Memilih sebuah pemecahan (solusi) yang diinferensi.
 Menerapkan solusi tersebut.
 Mengevaluasi hasil-hasil yang dicapai
Langkah pertama berupa menemukan dan merumuskan problem yang bersangkutan,
merupakan suatu tahapan pengumpulan informasi, pemrosesan informasi dan pertimbangan-
pertimbangan. Setelah masalah selesai dirumuskan, maka pada tahap berikutnya orang dapat
merumuskan sebuah atau beberapa buah solusi potensial. Pada tahap ini orang mengumpulkan
lebih banyak informasi, kemudian data dianalisis, dan pro serta kontra berbagai pilihan tindakan
diidentifikasi. Selanjutnya, pada langkah ketiga telah diambil sebuah keputusan, guna memilih
rangkaian tindakan tertentu. Bagaimana cara hal tersebut dilakukan dan oleh siapa, perlu
diselesaikan secara berhasil pada masing-masing situasi problem.
Setelah mengetahui yang dipreferensi, maka perlu disusun rencana-rencana kegiatan yang
tepat dan kemudian mengimplementasi mereka secara lengkap. Inilah tahapan dimana penentuan
arah dipastikan dan dimulai rangkaian tindakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pemecahan
masalah. Terakhir adalah eveluasi, proses pengambilan keputusan tidaklah lengkap, sampai hasil-
hasil dievaluasi. Seandainya hasil-hasil yang diinginkan tidak dicapai, maka proses yang
bersangkutan harus diulangi, guna memungkinkan adanya tindakan-tindakan korektif.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pembuatan keputusan oleh seorang
pemimpin, diantaranya:
 Kekuatan dari diri wirausahawan
Wirausahawan harus memiliki kekuatan dari dalam diri sendiri, nilai-nilai wirausahawan
seperti efisiensi organisasional bagi wirausaha,pertumbuhan pribadi, pertumbuhan bawahan dan
laba perusahaan. Pertumbuhan bawahan dinilai sangat baik karena dari situ wirausahawan
memiliki pengalaman dan dapat membuat keputusan dari pengalaman tersebut. Derajat
kepercayaan wirausahawan pada bawahan dapat membuat keputusan secara demokratis, kekuatan
pemimpin itu sendiri juga menentukan karena dalam membuat keputusan dibutuh kpercayaan diri
dalam menentukan keputusan tersebut.
 Kekuatan pada bawahan
Seorang pemimpin harus mengerti kemampuan bawahan yang mempengaruhi kebijakannya
dalam mengambil keputusan, harus mengingat bahwa setiap bawahan memiliki perbedaan karakter
dan juga kemampuan, untuk itu seorang pemimpin harus jeli dalam mengambil keputusan.
 Kekuatan pada situasi atau keadaan
Kuatan ini melibatkan tipe organisasi dimana seorang pemimpin bekerja. Fungsi oraginasi
kelompok kerja dan geografis menjasi penting dalam membuat keputusan. Efektifitas anggota-
anggota kelompok bekerja bersama untuk tujuan ini seorang wirausahawan harus mengevaluasi
isu-isu pengalaman kelompok dalam kerjasama dan derajat yang dimiliki para anggota kelompok
dalam kemampuan mereka di dalam memecahkan masalah sebagai suatu kelompok. Sebagai
aturan umum sorang wirausahawan hendaknya hanya memberikan tanggung jawab perbuat
keputusan kepada kelompoknya yang efektif. Kekuatan mempengaruhi agar bawahan dapat
bekerjasama.
3.8 Perbedaan Pemimpin dengan Manajer
Memimpin tidaklah sama dengan mengelola (manage). Walaupun beberapa wirasahawan
adalah seorang pemimpin dan beberapa pemimpin adalah wirausahawan, memimpin dan
mengelola bukanlah merupakan aktifitas yang identik. Kepemimpinan adalah bagian dari
manajemen. Pengelolaan (manage) adalah bidang yang lebih luas dibandingkan memimpin dan
dipusatkan pada masalah perilaku maupun non perilaku. Kepemimpinan terutama ditekabkan pada
isu perilaku. Pemimpin yang tidak bisa mengelola (to manage) akan gagal dalam
kepemimpinannya, sementara manajer yang tidak bisa memimpin (to lead) akan gagal dalam
aktivitas manajerialnya. Namun sesungguhnya pemimpin (leader) dan manajer merupakan dua
konsep yang berbeda dan terdapat perbedaan diantara keduanya.
Pemimpin (leader) adalah seorang pemimpin yang mempunyai sifat-sifat
kepemimpinan personality atau authority(berwibawa). Ia disegani dan berwibawa terhadap
bawahan atau pengikutnya karena kecakapan dan kemampuan serta didukung perilakunnya yang
baik. Pemimpin (leader) dapat memimpin organisasi formal maupun informal, dan menjadi
panutan bagi bawahan (pengikut)nya. Biasanya tipe kepemimpinannya adalah “partisipatif
leader” dan falsafah kepemimpinannya adalah “pimpinan untuk bawahan”.

Sedangkan manajer juga merupakan seorang pemimpin, yang dalam praktek


kepemimpinannya hanya berdasarkan “kekuasaan atau authority formalnya” saja. Bawahan atau
karyawan atau staf menuruti perintah-perintahnya karena takut dikenakan hukuman oleh manajer
tersebut. Manajer biasanya hanya dapat memimpin organisasi formal saja dan tipe
kepemimpinannya ialah “autocratis leader” dengan falsafahnya ialah bahwa “bawahan adalah
untuk pemimpin”.

Manajer Pemimpin

 Mengelola  Berinovasi
 Dapat di cetak  Tidak dapat di cetak
 Memelihara  Mengembangkan
 Memfokuskan pada sistem dan struktur  Memfokuskan pada orang-orang
 Mengandalkan kontrol (bawahan)
 Berorientasi jangka pendek  Menumbuhkan kepercayaan
 Bertanya bagaimana dan kapan  Memiliki perspektif jangka panjang
 Berorientasi pada hasil  Bertanya apa dan mengapa
 Meniru  Berorientasi pada peluang-peluang
 Menerima status quo masa depan
 Seperti tentara yang siap selalu  Menciptakan
diperintah  Menentang status quo
 Melakukan dengan benar  Adalah dirinya sendiri
 Melakukan hal yang benar
Lebih spesifik, perbedaan pemimpin (leader) dan manajer dapat dilihat dari tiga hal yang
selalu berkaitan dengannya, yaitu: sumber kekuasaan yang diperoleh, bawahan, dan lingkungan
kerja.
Berdasarkan sumber kekuasaan yang diperoleh, seorang manajer dipilih melalui jalur
formal (seperti dipilih oleh komisaris atau direktur) dengan dasar yuridis yang dimiliki. Artinya
seseorang dapat menjadi manajer jika mempunyai dasar yuridis yaitu adanya surat keputusan atau
surat pengangkatan. Sedangkan pemimpin (leader) kekuasaan yang dimiliki berdasarkan
kontrak sosial dengan anggota atau bawahan.

Berkaitan dengan bawahan, manajer memiliki bawahan yang biasanya disebut


sebagai staf atau karyawan yang memiliki posisi formal dalam struktur hierarki
organisasi. Bawahan atau karyawan menuruti perintah-perintahmya, karena takut dikenakan
hukuman oleh manajer. Sedangkan Pemimpin (leader) memiliki bawahan yang biasanya disebut
sebagai pengikut. Bawahan atau pengikut menjalankan perintah dari pimpinan (leader) atas dasar
kewibawaan pemimpin terhadap bawahan atau pengikutnya karena kecakapan dan kemampuan
serta perlakuannya yang baik.

Adapun dari segi lingkungan kerja, manajer biasanya hanya dapat memimpin pada
lingkungan kerja organisasi formal saja dan bertanggung jawab kepada
atasannya. Sedangkan pemimpin (leader) dapat memimpin lingkungan kerja organisasi baik
formal maupun informal dan bertanggung jawab kepada anak buahnya. Seorang pemimpin
(leader) merupakan bagian dari pengikut sedangkan manager merupakan bagian dari organisasi.

Berdasarkan hal tersebut dapat dipahami bahwa pimpinan (leader) memiliki fungsi
dasar mengarahkan dan menggerakkan seluruh bawahan untuk bergerak pada arah yang sama
yaitu tujuan. Sedangkan fungsi seorang manajer berkaitan dengan manajemen, yaitu kegiatan-
kegiatan seputar perencanaan (planning), pengorganisasian (organising), penempatan staff
(staffing), pengarahan (directing) dan kontrol (controlling). Dalam menjalankan fungsinya,
seorang manajer lebih sering memanfaatkan wewenang dan kekuasaan jabatan secara struktural
yang memiliki kekuatan mengikat dengan dapat melakukan paksaan atau hukuman untuk
mengarahkan bawahan. Sedangkan seorang pemimpin (leader) lebih menekankan pengaruh atau
karisma yang dimilikinya sehingga bawahan secara sadar untuk mengikuti arahan sang pemimpin.
Ia menstimulasi, memfasiltasi, dan berpastisipasi dalam setiap kegiatan yang menginginkan
bawahan mengikutinya. Tidak dengan hadiah, paksaan atau hukuman.

Pemimpin dan manajer merupakan salah satu intisari, sumber daya pokok, dan titik sentral
dari setiap aktivitas yang terjadi dalam suatu organisasi ataupun perusahaan. Bagaimana
kreativitas dan dinamikanya seorang pemimpin atau manajer dalam menjalankan wewenangnya
akan sangat menentukan apakah tujuan organisasi atau perusahaan tersebut dapat tercapai atau
tidak. Hal yang perlu di tekankan adalah bahwa tidak selamanya manajer buruk dan pemimpin
adalah baik. Perlunya kombinasi dan campuran yang tepat di antara keduanya, sangat dibutuhkan
dalam organisasi, pada berbagai tingkat jabatan yang berbeda-beda. Sehingga organisasi yang
tengah dijalani dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.

3.9 Kepemimpinan dalam Organisasi Sektor Publik


Mark Tucci (2008) menyebutkan beberapa karakteristik penting kepemimpinan dalam
sektor publik atau kepemerintahan.
 Membangun kesatuan tujuan (building unity of purpose) dengan cara berbagi visi (shared vision).
Yaitu, melibatkan sekaligus mendidik aparatur dan mempertegas hal-hal yang menjadi tanggung
jawab pada dirinya, sehingga tidak berkembang buruk dengan pola-pola mengambil manfaat
pribadi.
 Melakukan klarifikasi arahan (clarifying direction) berupa langkah-langkah strategis yang
diturunkan dari visi dan pola-pola aksi terukur. Ini penting supaya aparat memahami sasaran ideal
yang ingin dicapai dan rencana kerja detail yang menjadi bagian tugasnya. Inilah kesempatan
terbaik untuk menjabarkan visi menjadi kenyataan. Arahan dan penjabaran sekaligus dapal
dikembangkan dalam ukuran serta nilai-nilai Pancasila dan Wawasan Kebangsaan.
 Melakukan pergeseran dari pendekatan transaksi menjadi transformasi, untuk menghindari fokus
yang sempit dan hanya berorientasi transaksi individual. Pergeseran dari transaksi menjadi
transformasi dapat terjadi apabila aparat memahami bahwa tugas sehari-hari mereka merupakan
bagian dari tujuan organisasi; mampu menghubungkan antara program operasional, proyek dan
isu secara jelas; serta paham atas kebutuhan akan berbagai inovasi untuk berbagai solusi; mampu
berkolaborasi, koordinasi, dan mendukung tim kerja sehari-hari secara terus menerus
meningkatkan proses kerja.
Organisasi sektor publik merupakan organisasi yang berhubungan dengan kepentingan
umum dan penyediaan barang atau jasa kepada publik yang dibayar melalui pajak atau pendapatan
negara lain yang diatur dengan hukum. Dengan kata lain, organisasi sektor publik berorientasi
pada penyediaan pelayanan yang memadai bagi masyarakat bukannya mencari
keuntungan. Penjelasan tentang hubungan antara faktor kepemimpinan dan kualitas pelayanan
publik dikemukakan oleh Katz dan Kahn dalam Richard M. Steer (Tangkilisan, 2005), dimana
kualitas kepemimpinan dalam berbagai bentuk memperlihatkan perbedaan antara organisasi yang
mampu mencapai tujuan dan yang tidak. Dikatakan bahwa kepemimpinan dapat mengisi beberapa
fungsi penting yang diperlukan bagi organisasi untuk mencapai tujuannya, seperti berikut ini :
 Dalam fungsi mengisi kekosongan akibat ketidaklengkapan atau ketidaksempurnaan desain
organisasi. Ada banyak hal dalam aktivitas organisasi publik yang tidak diatur dalam peraturan
perundangan sebagai dasar pembentukan organisasi publik. Karena itu tugas pemimpin adalah
mewakili organisasi publik dalam setiap kegiatan yang menyangkut tugas dan fungsi pokok
birokrasi publik. Tugas-tugas lain, baik internal maupun eksternal, yang belum diatur dalam
perundangan yang ada, menjadi tanggung jawab pimpinan.
 Membangun mempertahankan stabilitas organisasi dalam lingkungan yang bergolak, dengan
memungkinkan dilakukan penyesuaian dan adaptasi yang segera pada kondisi lingkungannyang
bergolak atau yang sedang berubah. Dalam menindaklanjuti aktivitas layanan, sudah menjadi tugas
pimpinan dan para stafnya untuk melakukan persiapan diri jika mekanisme, metode, dan teknik
yang bersifat substansial maupun peraturan perundangan yang melatarbelakanginya.
 Membantu koordinasi internal dari unit-unit organisasi yang berbeda-beda, khususnya selama nasa
pertumbuhan dan perubahan. Kepemimpinan dapat meredam serta menjadi pemisah bagi
kelompok-kelompok yang berkomflik dalam organisasi. Tugas dan fungsi organisasi publik
tidaklah ringan, karena keberhasilan layanan sangat ditentukan oleh kualitas kerjanya. Inilah tugas
berat dari organisasi publik, karena itu dibutuhkan seorang pimpinan yang mampu mengatasi
gejolak atau konflik internal sehingga tidak mengganggu kinerja serta prestasi organisasi publik.
 Memainkan peranan dalam mempertahankan susunan anggota yang stabil dengan cara pemenuhan
kebutuhan anggota secara memuaskan. Untuk mensukseskan organisasi publik dalam menjalankan
tugas dan fungsinya, pimpinan dan stafnya perlu memikirkan kesejahteraan karyawan, baik
kebutuhan fisik, spritual, maupun kepuasan-kepuasan lain yang menjadi ukuran karyawan sendiri.
Jika kondisi ini terpenuhi, tidaklah sukar bagi organisasi publik untuk mengemban tugas yang
diberikan kepadanya.
Dalam mewujudkan pelayanan prima, seorang pemimpin harus berani melakukan
perubahan. Karena itu diperlukan kepemimpinan transformasional yaitu kepemimpinan yang
mampu sebagai agen perubahan. Berbagai perubahan mungkin mendapatkan tantangan dan
hambatan, baik dari dalam maupun luar organisasi namun seorang pemimpin transformasional
harus berani menghadapi kompleksitas, ambiguitas, dan ketidakpastian tersebut dengan
menyiapkan strategi terbaik. Perubahan-perubahan yang dapat dilakukan seorang pemimpin untuk
meningkatkan kualitas pelayanan publik, antara lain :
 Memangkas berbagai birokrasi yang sudah tidak relevan.
 Menerapkan contestability (membandingkan pelayanan yang dilakukan unit organisasinya
dengan organisasi lain untuk melihat efisiensi dan efektivitasnya) bahkan mengembangkan
kontrak dengan sektor swasta (jika hal ini merupakan jalan terefektif dan terefisien yang harus
ditempuh).
 Menggunakan berbagai teknologi baru untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik.
 Mengembangkan kebijakan publik yang berorien tasi pada pelanggan (customer focus)
Dalam perspektif pelayanan publik, pemimpin harus mampu membawa organisasi publik
dalam memberikan pelayanan prima. Karena pada hakekatnya dibentuknya organisasi publik
adalah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Tangkilisan (2005) mengatakan bahwa
organisasi publik dikatakan efektif apabila dalam realita pelaksanaannya birokrasi dapat berfungsi
melayani sesuai dengan kebutuhan masyarakat (client), artinya tidak ada hambatan (sekat) yang
terjadi dalam pelayanan tersebut, cepat dan tepat dalam memerikan pelayanan, serta mampu
memecahkan fenomena yang menonjol akibat adanya perubahan sosial yang sangat cepat dari
faktor eksternal. Efektivitas organisasi publik tersebut merupakan produk dari sebuahsistem yang
salah sistem (unsur) adalah sumber daya manusia aparatur.

KREATIVITAS
Kewirausahaan merupakan proses kemanusiaan (human process) yang berkaitan dengan kreativitas dan
inovasi dalam memahami peluang, mengorganisasi sumber-sumber, mengelola sehingga peluang itu
terwujud menjadi suatu usaha yang mampu menghasilkan laba atau nilai untuk jangka waktu yang lama.
Definisi tersebut menitikberatkan kepada aspek kreativitas dan inovasi, karena dengan sifat kreativitas dan
inovatip seseorang dapat menemukan peluang.

Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru atau hubungan-hubungan


baru antar unsur.

Ciri-ciri orang kreatif adalah :

a. Mandiri.

b. Terbuka terhadap yang baru.

c. Percaya diri.

d. Berani mengambil resiko.

e. Melihat sesuatu dengan tidak biasa.

f. Memiliki rasa ingin tahu yang besar.

g. Dapat menerima perbedaan.

h. Objektif dalam berpikir dan bertindak.

Kegiatan yang bersifat kewirausahaan misalnya :

a. Menghasilkan produk baru dengan cara baru pula.

b. Menemukan peluang pasar baru dengan menghasilkan produk baru pula.


c. Mengkombinasikan faktor-faktor produksi dengan cara baru.

d. Mendukung budaya yang mendorong eksperimen yang kreatif.

e. Mendorong perilaku eksperimen dll.

Peranan Wirausaha :

a. Meningkatkan standar / kualitas hidup manusia.

b. Sebagai motor penggerak dalam pembangunan nasional.

c. Menciptakan lapangan kerja baru yang dapat mengatasi pengangguran.

Karakteristik yang khas dari wirausaha menurut Moeljanto Tjokrowinoto (1996) adalah:

a. Kejelian melihat peluang untuk memperoleh keuntungan.

b. Selalu mencari perubahan

c. Kemampuan untuk mendefinisikan resiko

d. Kemampuan untuk mengalihkan sunber dari kegiatan prodiktifitas.

Kegiatan menemukan sampai mewujudkan peluang menjadi usaha yang menghasilkan disebut proses
kewirausahaan. Dalam kegiatan mewujudkan peluang tersebut seorang wirausaha diharuskan
mempunyai :

a. Memiliki komitmen dan determinasi serta ketekunan.

b. Mengarah kepada pencapaian dan pertumbuhan.

c. Berorientasi kepada sasaran dan peluang.

d. Mengambil inisiatif dan pertanggung jawaban personal.

e. Tidak kenal menyerah dalam memecahkan masalah.

f. Realistis dan memiliki gaya humor.

g. Memanfaatkan dan selalu mencari umpan balik.

h. Dapat mengendalikan permasalahan-permasalahan di dalam perusahaan.

i. Mampu mengelola dan menghitung resiko.


j. Tidak berorientasi kepada status.

k. Memilki integritas dan dapat dipercaya

Kreativitas tidak selalu dihasilkan dari sesuatu yang tidak ada sering sekali merupakan perbaikan dari
sesuatu yang telah ada. Sering juga gagasan baru timbul secara kebetulan yang penting untuk dipahami
mengapa kreativitas dan inovasi tersebut merupakan cirri-ciri yang melekat kepada wirausaha.

Seperti kita ketahui wirausaha merupakan sumber pemikiran kreatif dan inovasi. Bagaimana alam
pikiran seseorang wirausaha sehingga menjadi sumber kreativitas dan inovasi?

1. Seorang wirausaha selalu mengimpikan gagasan baru.

2. Selalu mencari peluang baru atau mencari cara baru menciptakan peluang baru.

3. Selalu berorientasi kepada tindakan.

4. Seorang pemimpi besar, meskipun mimpinya tidak selalu cepat direalisasikan.

5. Tidak malu untuk memulai sesuatu, walau dari skala kecil.

6. Tidak pernah memikirkan untuk menyerah, selalu mencoba lagi.

7. Tidak pernah takut gagal.

Kesalahan cara berpikir yang merupakan belenggu mental untuk berpikir secara kreatif, antara lain :

a. Selalu mempunyai jawaban yang benar, sehingga tidak pernah menganggap bahwa ada kemungkinan
beberapa jawaban yang benar.

b. Memfokuskan berpikir secara logis, tetapi jika terlalu memfokuskan kepada berpikir logis akan menghambat
berpikir kreatif.

c. Mentaati peraturan secara menyeluruh, sehingga mematikan prakarsa-prakarsa.

d. Spesialisasi berlebihan, sehingga tidak mengetahui aspek lasin/bidang lain selain yang ditekuni.

e. Takut dikatakan tidak kreatif atau bodoh, sehingga tidak berani mengemukakan pendapat.

f. Takut berbuat salah dan gagal.

g. Rasa rendah diri.


Kiat-Kiat Untuk Menjadi Kreatif

Beberapa kiat / kebajikan untuk medorong kreativitas bagi seluruh sumber daya manuasia dalam
organisasi, antara lain :

a. Kreativitas harus dipandang sebagai suatu kebutuhan perusahaan.

b. Mempunyai sikap toleransi terhadap keberhasilan atau kegagalan.

c. Mendorong sikap keingintahuan.

d. Menyikapi masalah sebagai tantangan.

e. Mengadakan pelatihan-pelatihan kreativitas secara teratur.

f. Menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk terlaksananya kegiatan yang kretaif.

g. Memberikan penghargaan bagi kreativitas yang berhasil.

h. Membuat model-model teknik mengembangkan kreativitas untuk dipelajari untuk perorangan maupun
kelompok

BERFIKIR PERUBAHAN
PENGERTIAN BERPIKIR DAN PERUBAHAN

A. Defenisi Berpikir Menurut Khodijah (2006:17) mengatakan bahwa berpikir adalah sebuah representasi
simbol dari beberapa peristiwa. Sedangkan menurut Drever dalam Khodijah (2006:117) mengatakan
bahwa berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya
masalah. Jadi berpikir adalah satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah
kepada suatu tujuan. Berpikir mengarahkan kita untuk menemukan pemahaman atau pengertian yang
kita kehendaki. Menurut Diana Septi Purnama, berpikir adalah proses dinamis, dimana individu bertindak
aktif dalam proses berpikir menghadapi hal-hal yang bersifat abstrak. Pada proses berpikir individu
membuat hubungan antara obyek yang ada untuk menemukan pemahaman tertentu.

B. Defenisi Perubahan Menurut Neni Nurmayanti Husanah, perubahan merupakan sesuatu yang unik
karena perubahan-perubahan yang terjadi dalam berbagai kehidupan itu berbeda-beda dan tidak bisa
disamakan, walaupun memiliki beberapa persamaan dalam prosesnya. Menurut Vincent Gaspers,
perubahan adalah bagian terbesar dari kenyataan bisnis. Sedangkan menurut Cateora (MGH) perubahan
adalah hasil suatu masyarakat yang mencari cara memecahkan masalah yang diciptakan oleh perubahan
dalam lingkungannya. Berpikir Pada Perubahan – UNINDRA 2014 Page 6 Sehingga dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa berpikir perubahan adalah satu keaktifan pribadi manusia yang mengunakan ide-ide
dalam rangka menciptakan sebuah perubahan.

2.3 CARA MEMAHAMI BERPIKIR PERUBAHAN


1. Pemahaman Pentingnya Perubahan dan Peranan Mindset (Pola Pikir) Perubahan adalah hal yang tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Adanya perubahan yang terjadi memberikan sebuah kenyataan
bahwa hidup itu dinamis, selalu berubah-ubah. Seiring dengan perubahan yang terjadi itu pada akhirnya
akan memicu pola pikir atau mindset dari individu. Pola pikir atau mindset adalah keseluruhan/kesatuan
dari keyakinan yang kita miliki, nilai-nilai yang kita anut, kriteria, harapan, sikap, kebiasaan, keputusan,
dan pendapat yang kita keluarkan dalam memandang diri kita sendiri, orang lain, atau kehidupan ini.
Dengan demikian, mindset adalah semacam filter yang kita bangun untuk menafsirkan apa saja yang kita
lihat dan alami. Pola pikir memberi tahu kita bagaimana hidup ini harus dimainkan, yang akhirnya akan
menentukan apakah kita akan berhasil atau tidak. Demikian pula orang yang menghadapi perubahan. Ada
orang yang beranggapan bahwa perubahan bukanlah hal yang penting. Tetapi sebaliknya, ada orang yang
mempercayai bahwa perubahan adalah hal yang penting. Di sini pola pikir menggerakan perilaku kita
sehingga Bapak Psikolag, William James berkata “Yakinlah bahwa hidup anda berharga, maka keyakinan
anda akan menciptakan faktanya”. Agar berhasil, kita semua perlu memahami pola pikir masing-masing.
Kita harus membawanya ke tingkat sadar, memerhatikannya dengan baik dan melihat apakah ada pikiran-
pikiran negatif yang harus kita buang. Jika tidak, keyakinan negatif yang tersembunyi akan mengendalikan
diri kita. Jika kita tidak mengetahui pola pikir kita, kita tidak dapat melakukan apapun terhadapnya. Jika
kita tidak menyukai hasil-hasil yang kita dapatkan selama ini, kita jelas harus mengubah pola pikir kita.
Pada saat itulah kita akan mengerti apa seberapa pentingnya perubahan.

2. Perubahan Mindset Perubahan mindset atau pola pikir dapat berubah. Karena pola pikir merupakan
hasil dari sebuah proses pembelajaran (learning), maka pola pikir bisa juga diubah (unlearning), dan
dibentuk ulang (relearning). Tentu saja ada pikiran-pikiran yang muda dan ada yang sulit untuk diubah.
Ada yang cepat, ada yang memerlukan waktu yang lama. Ada bisa kita ubah dengan kesadaran sendiri,
dan ada yang baru berubah setelah mengalami peristiwa tertentu. Ada pula pola pikir yang bisa kita ubah
dengan bantuan para ahli seperti, psikolog, ahli mindset transformasi. Mindset/pola pikir pada seseorang
dalam mewujudkan mimpinya dalam melakukan wirausaha kadang sering berubah, karna banyak sekali
orang yang takut akan hal – hal yang belum pernah mereka coba, padahal menurut Carol Dweck
menerjemahkan mindset sebagai kepercayaan mengenai siapa kita dan apa kemampuan kita, maka dari
itu kita terlebih dahulu harus mengenal kemampuan kita dan kita harus yakin/percaya kepada
kemampuan diri kita sendiri, karna banyak sekali orang yang ragu akan kemampuan dirinya yang dapat
mengurungkan niat mereka untuk mewujudkan mimpinya dalam menjadi wirausaha, dalam hal ini kita
harus mengubah mindset kita dengan cara mengetahui/mempelajari pengetahuan baru tentang
bagaimana kita harus mempunyai pola pikir yang inovatif, karena dengan berpikiran inovatif kita dapat
menciptakan hal yang baru dalam berwirausaha.

3. Mindset Entrepreneur Seorang entrepreneur berkarakter produktif, bukan konsumtif. Seorang


entrepreneur akan selalu berusaha “mencari cara baru” untuk meningkatkan utilitas sumber daya secara
efisien, mencari alternatif lain bila sumber daya yang ada terbatas. Seorang entrepreneur cenderung
menjadi job creator daripada sekedar job seeker. Semua karakter tersebut disebabkan oleh jumlah total
pola pikir positif, kreatif, keuangan, dan pola pikir produktif yang dimilikinya. Pola pikir produktif bisa
ditumbuhkan apabila kita menghargai dan memahami kelimpahan maupun keterbatasan yang ada.
Dengan pola pikir produktif, semua hambatan akan diubah menjadi peluang untuk meminimalisasi
ancaman, dan semua kekuatan akan menjadi suatu kesempatan untuk lebih dikembangkan
kesempatannya
Perbedaan Pola Pikir Entrepreneur vs Non Entrepreneur:

• Produktif versus Konsumtif Konsumtif adalah kata sifat, berasal dari kata dasar “konsumsi” maka
dengan demikian kata konsumtif berarti sifat mengkonsumsi, memakai, menggunakan, menghabiskan
sesuatu. Sementara produktif adalah bentuk ajektif dari kata benda produksi. Arti produktif adalah
“banyak hasilnya”, atau bisa kita artikan “terus menerus menghasilkan”. Bila kata konsumtif dan produktif
kita kaitkan dengan kewirausahaan, pertama-tama yang harus diperhatikan adalah bahwa disadari atau
tidak, selama ini ada saja perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari, yang bersifat konsumtif. Perilaku
semacam itu harus dihilangkan, atau paling tidak dikurangi sampai batas seminimal mungkin. Pada situasi
kehidupan yang normal, di bidang apa pun kita berkarir, sebenarnya pola konsumtif memang harus
ditekan, apalagi pada masa krisis ekonomi. Terlebih lagi bila kita ingin memulai kehidupan sebagai
wirausahawan.

• Resources Utilization Versus Resources Disposal. (pemanfaatan sumber daya vs pembuangan sumber
daya). Enterprenenur berpikir bahwa ada kesempatan yang dapat dimanfaatkan dari ketersediaan sumber
daya di sekitarnya. Orang biasa mungkin berpikir bahwa sesuatu yang sudah digunakan atau yang tidak
penting lebih baik dibuang, tetapi beberapa orang yang berpikir sudut pandang lain, berpikir untuk
memanfaatkannya, dan dijadikan sesuatu yang bisa dijadikan uang. Itulah orang yang memiliki jiwa
kewirausahaan.

4. Kecerdasan Finansial Kecerdasan finansial yang dimaksudkan di sini lebih ditekankan pada konsep
ekonomis. Untuk mencapai kecerdasan finansial ala covey maupun kiyosaki, kita harus melakukan
kreativitas finansial. Kreativitas finansial berusaha mengubah mindset yang ada pada diri kita masing-
masing mengikuti pola pikir manusia sejahtera yang efisien dan sesuai konsep ekonomis. Kreativitas
secara finansial dalam kenyataannya merupakan kesediaan untuk berpindah dari zona yang dianggap
nyaman sebelumnya menuju ke zona baru yang penuh tantangan. Seorang yang kreatif akan mampu
melakukan perpindahan tersebut dengan perhitungan yang matang sehingga menghasilkan zona baru
yang lebih nyaman pada masa depan dengan mengorbankan kenyamanan hari ini.

5. Hambatan-Hambatan Yang Ditemukan Saat Memulai Usaha Pada saat akan memulai usaha, banyak
entrepreneur pemula yang mempunyai hambatan mental berupa persepsi yang negative tentang
kemampuan dirinya. Hambatan persepsi negative tersebut antara lain :

 terlalu muda/terlalu tua

 tidak berbakat

 tidak/belum punya modal Untuk memulai usaha, kita hanya butuh 3M, yaitu; Motivasi yang kuat,
Mindset yang tepat (produktif, kreatif, positif), dan Make it (lakukan saja).

6. Tips Praktis Dalam Kaitannya Dengan Berpikir Perubahan Itu Sendiri Dalam hal ini yang dimaksudkan
dengan tips praktis dalam kaitannya dengan berpikir perubahan adalah memprogram otak bawah sadar
untuk melakukan perubahan. Otak bawah sadar dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

1. Teknik Visualisasi Teknik ini menjadikan khayalan sebagai cara untuk membangun visualisasi positif.
Tahapan dalam melatih teknik visualisasi yaitu:

 Rileks
 Fokuskan pada apa yang akan kita visualisasikan

 Bayangkan tujuan sedetail mungkin

 Libatkan emosi (merasakan nikmatnya mampu meraih tujuan itu)

 Lakukan visualisasi seperti itu secara berulang-ulang

2. Teknik Afirmasi Teknik ini merupakan teknik yang memberikan penghargaan kepada diri sendiri dengan
kalimat-kalimat yang memotivasi untuk berubah menjadi lebih baik. Misalkan dengan mengucapkan
kalimat-kalimat positif untuk diri sendiri. Contohnya saya memutuskan untuk menjadi seorang mahasiswa
yang lulus dengan prestasi cum laude. Saat ini saya dalam proses mencapai cum laude.

7. Kaitan antara Kewirausahaan dan Berpikir Perubahan Wirausaha adalah orang yang pandai atau
berbakat dalam mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk
pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya. Dalam Ensiklopedia
Ekonomi, Keuangan, dan Perdagangan, Entrepreneur (pengusaha) ialah seseorang yang mengambil
bagian dalam, atau yang mengusahakan sesuatu. Dalam teori ekonomi, ialah seseorang yang berusaha,
mengambil inisiatif, dan mengusahakan suatu perusahaan. Orang-orang yang bertanggung jawab karena
mengambil inisiatif untuk mengembangkan atau menjalankan dan mengendalikan suatu organisasi
perdagangan. Mereka menanggung resiko dan ketidaktentuan. Jika berhasil, mereka akan mendapatkan
keuntungan, dan jika tidak berhasil, mereka akan memikul kerugian. Jika demikian halnya jelaslah bahwa
kewirausahaan memiliki kaitan erat dengan apa yang kita sebut berpikir perubahan. Seorang
entrepreneur jika ingin maju haruslah menyikapi segala perubahan yang ada dengan pola pikir kreatif dan
inovatif. Adanya berbagai perubahan yang ada akan menjadi hal utama yang memicu keberhasilan
seorang entrepreneur dalam mengolah dan memaksimalisasi kesempatan yang ada demi kemajuan
kinerja usahanya.

2.4 MANFAAT BERPIKIR PADA PERUBAHAN Manfaat yang bisa didapatkan dari berpikir perubahan
sangatlah banyak, diantaranya adalah:

a) Merubah kebiasaan yang mungkin dahulunya tidak baik, menjadi lebih bermakna dan lebih baik

b) Dapat memotivasi untuk mencoba hal baru yang lebih bermanfaat

c) Meningkatkan kemampuan berkreasi dalam diri seseorang

d) Membuat orang semakin percaya diri dalam menjalani kehidupan

e) Meningkatkan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu masalah Setelah mengetahui


manfaat yang bisa didapatkan dari berpikir perubahan, dapat disimpulkan bahwa berpikir perubahan itu
perlu dilakukan karena dengan berpikir perubahan seseorang bisa melakukan banyak hal, mulai dari dapat
mencoba hal-hal baru yang belum pernah dilakukan, dapat menyelamatkan nasib orang lain atau dapat
digunakan untuk melihat seberapa besar kemampuan seseorang dalam melakukan sesuatu.
LOMBA KREANOVATIF

KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan berasal dari kata dasar wirausaha. Wirausaha terdiri dari kata wira dan usaha. Arti
kata wira adalah pejuang, utama, gagah, berani, teladan dan jujur, sedangkan usaha adalah kegiatan
yang dilakukan. Pengertian wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru,
menentukan cara produksi baru, menyusun kegiatan untuk mengadakan produk baru, mengatur
permodalan serta memasarkannya. Pelaku wirausaha disebut wirausahawan atau entrepreneur.
Kewirausahaan, seperti tercantum dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan
Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, adalah semangat, sikap, perilaku dan
kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi
dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan memperoleh keuntungan yang lebih
besar. Entrepreneurship adalah sikap dan perilaku yang melibatkan keberanian mengambil risiko,
kemampuan berpikir kreatif dan inovatif.
Kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru secara kreatif dan inovatif
untuk mewujudkan nilai tambah (Overton, 2002). Kreatif berarti menghasilkan sesuatu yang belum
pernah ada sebelumnya. Inovatif berarti memperbaiki, memodifikasi, dan mengembangkan sesuatu
yang sudah ada. Nilai tambah berarti memiliki nilai lebih dari sebelumnya.

Sebelum lebih lanjut membahas langkah-langkah dalam membangun usaha. Perlu diketahui definisi
dan perbedaan istilah pengusaha, wiraswasta, entrepreneurship, entrepreneur, dan intrapreneur.
Dengan mengetahui perbedaan istilah tersebut, maka akan memacu dan mengkoreksi diri dalam
membangun dan mengembangkan usaha.
Pengertian
WIRASWASTA
WIRAUSAHA (entrepreneur)
PENGUSAHA

WIRA= Pejuang, utama,gagah, berani,


teladan, jujur
Swa= sendiri
Sta= berdiri
Sehingga, wiraswasta berarti orang yang memiliki sifat-sifat keberanian, keutamaan, keteladanan
dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri.
Teori wiraswasta pada saat itu mengacu pada teori ekonomi masa neoklasikal. Dimana seorang
pengusaha atau wiraswasta dianggap sebagai faktor produksi tetap (fixed factor) dan berpusat pada
pengelolaan sumber daya serta mengasumsikan pasar yang sempurna dan tersebar merata. Posisi
seorang pengusaha yang disebut wirausaha tidak sesuai.
Sedangkan pada teori ekonomi modern pengusaha dibagi dalam 2, yaitu wiraswasta dan
wirausaha, Wirausaha adalah pelaku utama dalam pembangunan ekonomi dengan fungsinya sebagai
pelaku inovasi atau pencipta kreasi-kreasi baru. Sehingga seorang wiraswasta tidak dapat disama
artikan dengan seorang wirausaha.
Sebagai contoh.
Seorang pengusaha bengkel motor, dimana usahanya tidak berkembang dari tahun-ketahun, maka ia
disebut wiraswasta. Tetapi jika ia mampu mengembangkan bengkelnya menjadi bengkel lebih besar
dan modern, serta jaringan bertambah banyak, maka ia disebut sebagai wirausaha.
Memang seorang wiraswasta berusaha sendiri, tetapi tidak memiliki visi pengembangan usaha,
kreatifitas dan inovasi.
Kewirausahaan disebut juga “entrepreneurship”, istilah kata ini cukup populer dimasyarakat dan
sering digunakan pada perguruan tinggi atau akademis. Sedangkan wirausaha disebut
juga “entrepreneur” adalah orang yang melakukan tindakan tersebut dengan menciptakan suatu
gagasan dan merealisasikan gagasan tersebut menjadi kenyataan.

Istilah lain yang cukup populer di dunia usaha adalah Intrapreneur. Pada era krisis banyak
perusahaan-perusahaan baik yang kecil maupun yang besar gulung tikar atau menurun pendapatannya.
Tetapi ada juga perusahaan-perusahaan yang mampu mempertahankan usahanya dengan membangun
jiwa kewirausahaan dalam perusahaan, sehingga menghasilkan produk-produk baru atau
pengembangan dari produk-produk lama dan tetap sukses dipasaran. Karena menurunnya daya beli
masyarakat banyak perusahaan yang meluncurkan kemasan isi ulang (reffil), kemasan diperkecil
(sachet), 2 atau lebih fungsi dalam satu produk, contoh Presedont produk barunya Gigi sehat, kuat
dan Plus Whitening, Produk so Klin “Rapika” pelembut, pelicin, pewangi dan anti jamur. Disamping
itu banyak juga perusahaan mengeluarkan produk barunya yang lebih spesifik, seperti: susu untuk
orangtua, biskuit untuk anak-anak dan camilan untuk diet, dan sebagainya.
Sedangkan perusahaan yang tidak mampu mempertahankan jiwa kewirausahaan pada perusahaannya
akan menjadi perusahaan ketinggalan zaman atau tenggelam dari peredaran.
Dari ilustrasi diatas maka arti dari Intrapreneur atau disebut juga corporate entrepreneurship adalah
membangun dan mempertahankan jiwa kewirausahaan dalam diri karyawan dalam suatu perusahaan.
Sehingga definisi secara singkat, seorang wirausaha belum tentu memiliki suatu harta atau aset
perusahaan. Seorang profesional/karyawan dapat dikatakan seorang wirausaha, pemilik perusahaan
terkenal dapat dikatakan seorang wirausaha. Tetapi seorang wiraswata pasti memiliki harta (aset)
perusahaan.
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa wirausahawan itu adalah orang yang mempunyai
kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan
guna mengambil keuntungan dan tindakan yang tepat dalam memastikan kesuksesan.

Setelah memahami pengertian Kewirausahaan, sekarang muncul pertanyaan kenapa harus belajar
Kewirausahaan...? Apa pentingnya kita memiliki jiwa wirausaha...? Robert T. Kiyosaki dalam
bukunya berjudul “Cash flow Quadrant” menjelaskan kenapa kita harus memilih menjadi seorang
wirausaha.

Teori Cash Flow Quadrant membagi manusia dalam empat kuadran, yaitu dua di kuadran kiri dan dua
di kuadran kanan, seperti gambar berikut ini:

Cash Flow Quadrant- Robert T. Kiyosaki


Kuadran Kiri:
E = Employee/ pegawai tetap seperti PNS, karyawan, buruh
S = Self-employed (pekerja lepas) seperti artis, dokter, pengacara, notaris
Kuadran Kanan:
B = Business owner (pemilik bisnis)
I = Investor (penanam modal)
Apa itu Cash Flow Quadrant?
Cash flow quadrant berasal dari kata “Cash flow”= arus uang. Quadraant adalah posisi kiri atau kanan
atau etak. Cash flow menggambarkan posisi arus kas seseorang yang berada di sebelah kiri dan kanan.
Cash Flow Quadrant adalah salah satu metode darimana penghasilan atau uang diperoleh. Misalnya,
orang yang berada di kuadran kiri “E” (pegawai dan pekerja) adalah orang-orang yang mendapatkan
uang dengan bekerja pada orang lain baik itu pemerintah maupun perusahaan. Orang “S” mendapatkan
uang dengan bekerja untuk diri sendiri (artis, dokter, dll). Mereka tidak mau dibayar, tapi merekalah
yang menentukan berapa mereka pantas dibayar. Orang yang berda di kuadran kiri memilih berada di
posisi kiri untuk mencari pekerjaan yang aman dapat uang rutin dengan tunjangan setiap bulan,
demikian juga dengan dokter dan artis. Tapi, apa yang mereka alami? Mereka aman secara finansial
tapi hidup pas-pasan (Get Money No Time), dapat uang tapi terikat dengan waktu.
Seorang “B” memiliki usaha pribadi yang menghasilkan uang, dia mempekerjakan orang lain untuk
menghasilkan uang bagi dirinya (Bussinesman). “I” adalah Investor yang uangnya bekerja untuk
mereka. Orang yang berada di kuadran “B” dan “I” adalah orang yang memiliki sistem dan oranglain
yang bekerja untuk dia, bukan dia yang sibuk secara fisik.
Agar lebih jelas lagi mari kita lihat arus kas masing-masing orang.
1. Orang Kelas Rata-Rata (E = Employee, pekerja)
Mereka bekerja mendapatkan penghasilan yang langsung dibelanjakan, tidak ada yang tersisa untuk
menabung (saving).
Arus uang orang kelas rata-rata: Penghasilan Rp3.000.000,-
Pengeluaran Rp3.000.000,-
Saving Rp0,-
2. Orang Kelas Menengah (S = Self employee, pekerja lepas)
Mereka bekerja mendapatkan penghasilan, karena ingin hidup lebih baik tapi penghasilan tidak
mencukupi mereka terpaksa berhutang (kartu kredit, rumah, mobil, motor, biaya pendidikan anak,
bahkan sampai perabotan rumah tangga). Ketika menerima penghasilan, mereka membayar hutang-
hutang terlebih dahulu kemudian melakukan pengeluaran. Mereka tetap tidak melakukan saving.
Arus kas orang kelas menengah: Penghasilan Rp4.000.000,-
Bayar hutang Rp3.000.000,-
Pengeluaran Rp1.000.000,-
Saving Rp0,-
3. Orang Kelas Atas (mapan dan bebas finansial)
Penghasilan mereka dari Asset/passiva income (menyewakan rumah, deposito, saham dan bentuk
investasi lainnya). Mereka berusaha menekan pengeluaran dan utangnya, mereka memiliki saving yang
akan dibelikan asset lagi, yang dapat memberikan pasiva income lebih besar lagi.
Arus kas orang kelas atas: Penghasilan Rp4.000.000,-
Bayar utang Rp2.000.000,-
Pengeluaran Rp1.000.000,-
Saving Rp1.000.000,-

Apakah Anda telah memilih dikuadran mana Anda akan berdiri??

KARAKTER-KARAKTER WIRAUSAHA
Seorang wirausahawan harus mempunyai sikap kreativitas, inisiatif, dan percaya diri. Ciri-ciri seorang
wirausahawan adalah:
a. Percaya diri (self confidence)
Merupakan paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan, yang
bersifat internal, sangat relatif dan dinamis dan banyak ditentukan oleh kemampuannya untuk
memulai, melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Kepercayaan diri akan memengaruhi
gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja, kegairahan berkarya.
Kunci keberhasilan dalam bisnis adalah untuk memahami diri sendiri. Oleh karena itu, wirausaha yang
sukses adalah wirausaha yang mandiri dan percaya diri.

b. Berorientasi tugas dan hasil


Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-
nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan, dan kerja keras. Dalam kewirausahaan,
peluang hanya diperoleh apabila ada inisiatif. Perilaku inisiatif biasanya diperoleh melalui pelatih anda
pengalaman bertahun-tahun dan pengembangannya diperoleh dengan cara disiplin diri, berpikir kritis,
tanggap, bergairah, dan semangat berprestasi.

c. Keberanian mengambil risiko


Wirausahawan adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai
kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Wirausaha menghindari situasi
risiko yang rendah karena tidak ada tantangan dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin
berhasil. Pada situasi ini ada dua alternatif yang harus dipilih, yaitu alternatif yang mengangung risiko
dan alternatif yang konservatif.
d. Kepemimpinan
Seorang wirausahawan harus memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan, keteladanan. Ia selalu
menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi pelopor baik dalam proses
produksi maupun pemasaran dan selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai.

e. Berorientasi ke masa depan


Wirausahawan harus memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan. Kuncinya adalah dengan
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dari yang ada sekarang.

f. Keorisinilan : Kreativitas dan Inovasi


Wirausaha yang inovatif adalah orang yang memiliki ciri-ciri berikut.
1. Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun cara tersebut cukup baik.
2. Selalu menuangkan imajinasi dalaam pekerjaannya.
3. Selalu ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan.
Syarat untuk menjadi wirausaha yang berhasil adalah seperti berikut.
1. Memiliki sikap mental yang positif.
2. Memiliki keahlian di bidangnya.
3. Mempunyai daya pikir yang kreatif.
4. Rajin mencoba hal-hal yang baru (inovatif ).
5. Memiliki semangat juang yang tinggi (motivasi) dan komitmen yang tinggi.
6. Mampu mengantisipasi berbagai risiko dan persaingan.
Sedangkan Ciputra (2008) dalam ingin menjadi entrepreneur perlu mengidentifikasi tujuh prasayarat
untuk menjadi wirausaha yang berhasil:
1. Passionate atau memiliki keinginan yang besar dan semangat baja serta percaya diri
2. Kreatif dan dapat melihat peluang
3. Inovatif menghasilkan produk dan jasa yang memiliki nilai tambah
4. Yakin memiliki kapasitas untuk memenangkan persaingan secara efektif
5. Mengetahui cara menghasilkan barang dan jasa dengan cara yang paling efisien
6. Mengetahui cara memanfaatkan sumber dana dengan perhitungan paling murah dengan resiko paling
rendah namun tetap menghasilkan barang dan jasa yang paling baik
7. Siap kerja keras dengan risiko gagal dan rugi
Lebih lanjut Direktorat PSMK (2009), mengelompokkan sifat dan karakter kepribadian berdasarkan
beberapa teori di atas
Tabel Indikator Sifat Wirausaha
No Komponen Sifat Wirausaha Indikator
1. Kreatif, inovatif, proaktif Mampu menghasikan gagasan dengan cepat
(kreatif), kaya fantasi (inovatif) dan terbuka
terhadap gagasan baru (proaktif)
2. Luwes bergaul, mengembangkan Senang membina kenalan baru, dapat
dan memelihara hubungan baik menyesuaikan diri dalam pergaulan, senang
bekerjasama dengan oranglain, memiliki rasa setia
kawan
3. Berani mengambil resiko Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar,
suka tantangan dan mau belajar dari kegagalan
4 Optimistik, ambisi untuk maju Yakin akan berhasil, berorientasi ke masa depan
dan tidak cepat puas diri dalam meraih prestasi
terbaik
5. Mandiri, percaya diri Tidak tergantung kepada orang, menyukai
kebebasan dalam mengambil keputusan
6. Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, mampu menyelesaikan
perbedaan pendapat, menanggapi saran-saran dan
kritik, mampu mengarahkan dan memberi saran
7. Selalu memperbaiki prestasi Mempergunakan kritik dan umpan balik untuk
(hasrat berprestasi tinggi) memperbaiki prestasi, mau menambah ilmu
pengetahuan
8. Rajin bekerja, berorientasi pada Suka bekerja keras, tidak mudah menyerah dan
tugas dan hasil berusaha menyelesaikan suatu pekerjaan teat waktu
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
9. Tekun dan bertanggung jawab Tekun dan tabah, terlihat penuh dalam pekerjaan
serta berusaha menyelesaikan suatu pekerjaan tepat
waktu sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
10. Tanggap terhadap peluang Tanggap terhadap peluang dan kesempatan
berusaha, mengatur waktu sesuai prioritasnya,
mampu menyelesaikan beberapa hal sekaligus.

Karakteristik Wirausaha menurut Bygrave seorang pakar kewirausahaan yang terkenal dengan 10 D,
yaitu:
a. DREAM (mimpi)
Tidak ada wirausaha yang tidak punya mimpi, dan akan lebih sukses lagi bila mempunyai visi dan misi
ke depan disertai dengan kemampuan untuk mewujudkannya.
b. DECISIVENESS (ketegasan)
Seorang wirausaha itu mempunyai hasrat ingin maju, tegas, energik, penuh semangat, dan tidak bekerja
lambat. Setiap keputusan yang diambil selalu diperhitungkan. Kecepatan dan ketepatan merupakan
faktor kunci dalam kesuksesan bisnisnya.
c. DOING (bertindak)
Wirausaha tidak suka menunda pekerjaan dan selalu menindaklanjuti keputusan yang telah dibuat,
mempunyai kecepatan dan tenaga ekstra dalam bertindak dibanding yang lain.
d. DETERMINATION (Ketetapan hati/kebulatan tekad)
Seorang wirausaha mempunyai keteguhan hati serta rasa tanggung jawab yang tinggi sehingga tidak
pernah menyerah begitu saja ketika menghadapi persoalan.
e. DEDICATION (Pengabdian)
Seorang wirausaha yang cerdas itu mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap bisnisnya, karena
dedikasi yang tinggi maka kesuksesan akan selalu menghampirinya.
f. DEVOTION (Kecintaan/kesetiaan)
Bisnis akan menyita banyak waktu, pikiran, tenaga, energi, fokus dan semangat wirausaha, sehingga
ia harus mencintai pekerjaaannya dan pandai membagi waktu.
g. DETAILS (terperinci)
Untuk mencapai kesuksesan, wirausaha harus berpikir detail (terperinci) karena ketika menjalankan
usaha, aspek keuangan dan perencanaan strategi memerlukan pemikiran secara detail.
h. DESTINY (nasib)
Wirausahan membutuhkan keberuntungan dan iia harus mulai berusaha untuk memprediksi kapan
keberuntungan itu datang menghampirinya. TIME (time, intuition, momentum, effort) adalah waktu
keberuntungan. Keberuntungan membutuhkan Timing (waktu yang tepat), Intuition (intuisi/gerak hati
yang terus dilatih), Momentum (saat yang tepat), dan Effort (usaha agar timing, intuition, momentum
dan effort bisa terjadi bersamaan).
i. DOLLARS (materi/uang)
Seorang wirausaha sangat memperhitungkan nilai waktu, tenaga, pikiran, strategi, dan usaha ditinjau
dari nilai mata uang, tetapi hindari menjadi seorang yang materialis karena itu sangat berbahaya.
j. DISTRIBUTE (menyalurkan/mendistribusikan)
Wirausaha yang baik selalu berorientasi untuk memberi dan mendistribusikan kesuksesannya,
filosofinya, kepemilikannya, ilmunya, uang yang dimilikinya untuk kesejahteraan para karyawan dan
tentunya untuk membantu mengembangkan bisnis, agar pelanggannya senantiasa setia dan selalu
membeli barang dan menggunakan jasanya.

KESUKSESAN DAN KEGAGALAN WIRAUSAHAWAN


1. Kesuksesan Wirausahawan
Wirausahawan adalah manusia biasa yang sama dengan manusia lainnya, yaitu makhluk ciptaan
Tuhan. Namun, ada perbedaan diantara keduanya, sehingga ada yang dikatakan sukses dan ada yang
dikatakan gagal, adalah kepribadiannya.
Faktor keberhasilan usaha seorang wirausaha bukan hanya dilihat seberapa keras Anda bekerja, tetapi
seberapa cerdas anda melakukan dan merencanakan strategi serta mewujudkannya. Jadi, Anda harus
menjadi entrepreneur yang cerdas (smart entrepreneur). SMART (strategic thinker, Motivator,
Ambitious, risk manager, totalitas)
a. Strategic thinker
Seorang wirausaha merupakan strategic planner (pembuat rencana strategis) yang andal, yang bekerja
tidak hanya dengan otot saja tetapi juga menggunakan otak. Jadi, hindari bermodal nekat saja.
b. Motivator
Wirausaha merupakan motivator bagi dirinya. Bila ia mengalami kegagalan ia akan selalu bangkit dari
kegagalan (pantang menyerah) serta menjadi motivator yang andal bagi tim dan karyawannya.
c. Ambitious
seorang wirausaha juga harus mempunyai ambisi yang baik. Sedangkan ambisi yang buruk adalah
target waktu yang kurang realistis atau ingin cepat (instan), sehingga cenderung menghalalkan segala
cara. Dengan ambisi yang tepat maka Anda mempunyai semangat dan keinginan yang kuat untuk
mewujudkannya.
d. Risk manager
Wirausaha bukan hanya risk taker (pengambil resiko) tetapi juga risk manager (manajer resiko) bagi
dirinya dan usahanya. Manager resiko berarti tidak boleh gegabah dan terburu-buru. Menajer resiko
harus cermat, taktis, cerdas, dan jeli membaca reiko dan peluang sehingga ia akan memilih resiko yang
optimal (paling menguntungkan) bagi perusahaannya.
e. Totalitas
Bekerja secara total dengan komitmen tinggi pada usahanya, benar-benar mencintai usahanya. Untuk
itu ia berusaha untuk tidak jatuh dan gagal.

Hal lain yang harus dibangun dalam bisnis adalah:


a. Pengetahuan (knowledge)
b. Kemampuan (skill)
c. Pengalaman (experiences)
d. Jaringan (networking)
e. Informasi-informasi yang didapat (informing)
f. Waktu yang tepat (timing)
g. Prospek dan peluang
2. Kegagalan Wirausahawan
Jika anda ingin menjadi seorang entrepreneur atau wirausahawan sejati, maka hapuslah kata “gagal”
dalam otak anda.
Ada pepatah mengatakan : kegagalan adalah jalan terdekat menuju kesuksesan”.
Ada 3 faktor penyebab seseorang merasa gagal menjadi wirausaha, yaitu:
1. Diciptakan oleh diri sendiri (bersumber dari pikiran keliru yang Anda bangun dalam mindset anda dan
persepsi yang salah memaknai kata gagal)
2. Dipaksa gagal oleh orang lain, dengan cara dijegal, ditabrak, diserang, dihabisi dan dimatikan.
3. Faktor alam yang tidak mendukung (gempa, tsunami, air bah, banjir bandang, kemarau dll)

Selain tiga faktor tadi, ada beberapa hal yang dapat menyebabkan ketertundaan kesuksesan dalam
bisnis antara lain:
 tak ada perencanaan yang matang
 kurang pengalaman (strategi bisnis yang keliru)
 tidak punya semangat berwirausaha
 motivasi karyawan yang rendah (gaji kecil)
 kurang

Stimulasi dan Motivasi Usaha


1. Peka terhadap peluang
 Cari peluang. Jangan tunggu peluang mengetuk pintu Anda. Kemungkinan Anda tidak di rumah
(Jinger Heath)
 Hari esok bukan janji tapi peluang (Rachel Jay Scott)
2. Antusias
3. Jujur
 Uang yang didapatkan dengan cara tidak jujur tidak akan bertahan lama (Pepatah Cina)
 Untuk memberikan pelayanan terbaik anda harus menambahkan sesuatu yang tidak bisa dibeli atau
diukur dengan uang, dan itu adalah ketulusan dan integritas (Douglas Adam)
4. Kerjasama
 Jika melihat orang baik, pikirkan bagaimana anda bisa jadi seperti mereka. Jika melihat orang yang
tidak terlalu baik, renungkan kelemahan-kelemahan sendiri (Khong Fu Tse)
5. Siap terhadap perubahan
 Jika satu tujuan tidak tercapai, jangan ubah tujuan, atur langkah-langkah

Anda mungkin juga menyukai