1. MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN
Para wirausaha mengganakan proses inovasi sebagai alat pemberdayaan sumber-sumber untuk
menciptakan suatu nilai barang dan jasa. Proses inovasi dikendalikan oleh kreativitas. Kreativitas
merupakan mata rantai antara pengetahuan pengenalan cara baru untuk mengombinasikan sumber-
sumber dan proses pengembangan pengetahuan secara sistematis ke dalam suatu inovasi yang
digunakan di pasar. Inovasi bahkan dipandang sebagai penciptaan sumber-sumber yang berbentuk
penemuan kegunaan sesuatu dalam alam.
Manajemen kewirausahaan menyangkut semua kekuatan perusahaan yang menjamin bahwa usahanya
betul-betul eksis. Bila usaha baru ingin berhasil, maka wirausaha harus memiliki empat kompetensi, di
antaranya:
(1) Fokus pada pasar, bukan pada teknologi.
(2) Buat ramalan pendanaan untuk menghindari tidak terbiayainya perusahaan.
(3) Bangun tim manajemen, hukan menonjolkan perorangan (not a “one-person” show).
(4) Beri peran tertentu, khusus bagi wirausaha penemu.
Jika manajemen kewirausahaan menyangkut lingkungan intemal perusahaan (keputusan-keputusan
taktis), maka strategi kewirausahaan menyangkut kesesuaian kemampuan intemal dan akitivitas
perusahaan dengan lingkungan ekstemal, di mana perusahaan harus bersaing dengan menggunakan
keputusan-keputusan strategis. Dalam melakukan strategi usahanya, wirausaha biasanya menggunakan
salah satu strategi dan empat strategi, sebagai berikut:
(1) Berada pertama di pasar dengan produk dan jasa baru.
(2) Posisikan produk dan jasa baru tersebut pada relung pasar (niche market) yang tidak terlayani.
(3) Fokuskan barang dan jasa pada relung yang kecil tetapi bisa bertahan.
(4) Mengubah karakteristik produk, pasar atau industri.
Strategi pertama, sering dipilih oleh wirausaha, meskipun paling berisiko. Setelah strategi pertama
sukses, maka selanjutnya mempertahankan posisi kepemimpinan pasar (market leader).
Strategi kedua, menyangkut pengembangan keterampilan untuk menanggapi peluang yang diciptakan
oleh perusahaan yang berada di pasar pertama. Yang sering terjadi adalah banyak
peniru (imitator) memperbaiki atau memodifikasi barang danjasa untuk menciptakan nilai yang lebih tinggi
bagi pembeli. Bila demikian, wirausaha perlu memindahkan daya saingnya ke segmen pasar lain dengan
mendominasi segmen pasar kecil yang dipandang perusahaan besar tidak memiliki peluang.
Strategi ketiga, yaitu perubahan karakteristik produk, pasar, atau iridustri yang berbasis pada inovasi.
Strategi ini dilakukan dengan mengubah produk dan jasa yang sudah ada, misalnya mengubah manfaat,
nilai, dan karakteristik ekonomi lainnya. Strategi ini menciptakan inovasi dengan salah satu cara herikut:
(1) Menciptakan manfaat.
(2) Meningkatkan nilai inovasi.
(3) Beradaptasi dengan lingkungan sosial ekonomi pelanggan.
(4) Menyajikan apa yang dianggap bemilai oleh pelanggan.
Dengan demikian, perusahaan dapat bersaing apabila secara konsisten dan berkesinambungan
memperbaiki produk, barang dan jasa atau proses itu sendiri.
2. STRATEGI KEWIRAUSAHAAN
Pada umumnya perusahaan kecil yang berhasil secara berkesinambungan dan dapat bersaing secara
unggul memiliki keunggulan dalam bidang teknik, produk yang unik, dan memiliki cakupan distribusi
geografis pasar yang terbatas. Ada beberapa keputusan strategis yang diperlukan dalam kondisi
pertumbuhan, yaitu:
(1) Perubahan produk barang dan jasa. Hal mi menyangkut pertanyaan: Produk dan jasa baru apa yang
diinginkan oleh pelanggan? Apakah perubahan kebutuhan mereka dapat ditentukan?
(2) Strategi yang menyangkut penetrasi pasar, ekspansi pasar, diversifikasi produk dan jasa, integrasi regional,
atau ekspansi usaha. Ini menyangkut pertanyaan: Bagaimana pasar dapat dicapai? Bagaimana posisi
strategis perusahaan harus diperbaiki? Peluang mana yang akan diambil?
(3) Kemampuan untuk memperoleh modal investasi dalam rangka penelitian dan pengembangan, proses
produksi dan penggantian peralatan, dan dalam rangka penambahan sumber daya manusia. Hal mi
menyangkut pertanyaan: Berapa modal yang diperlukan untuk investasi tersebut? Dan mana sumbemya?
(4) Analisis sumber daya manusia, sehingga memiliki keterampilan yang unik untuk mengimplementasikan
strategi. Pertanyaannya adalah: Bagaimana sumber daya manusia itu akan dikembangkan supaya
perusahaan sukses di pasar?
(5) Analisis pesaing baik yang ada maupun yang potensial untuk memantapkan stategi bersaing.
Keputusannya harus berdasarkan perilaku, sumber daya, dan komitmen yang dimiliki pesaing di masa lalu.
Apakah pesaing akan menanggapi strategi yang kita terapkan? Kemampuan dan perencanaan apa yang
dipenlukan untuk mengantisipasi pesaing?
(6) Kemampuan untuk menopang keunggulan strategi perusahaan dan untuk memodifikasi strategi dalam
menghadapi perubahan permintaan pelanggan dan perilaku strategi persaingan baru. Apakah perusahaan
akan selalu mempertahankan keunggulan strategi tersebut selama-lamanya?
(7) Penentuan harga barang atau jasa untuk jangka pendek dan jangka panjang. Apakah keputusan penentuan
harga sudah dibandingkan dengan strategi lain? Apakah analisis elastisitas permintaan untuk setiap pasar
sudah dipahami?
(8) Interaksi perusahaan dengan masyarakat luas. Apakah ada aksi strategis untuk menjawab kebutuhan
masyarakat?
(9) Pengaruh pertumbuhan perusahaan yang cepat terhadap aliran kas. Apakah pertumbuhan perusahaan
menimbulkan masalah likuiditas?
Strategi bagi Pemimpin Pasar (Market Leader)
Apabila perusahaan telah memiliki peluang pasar yang besar seperti pada masa pertumbuhan, maka
strateginya:
(1) Bersikap menyerang dan agresif untuk mempertahankan pangsa pasar. Wirausaha harus siap memperbaiki
strategi bersaingnya agar tetap dapat mempertahankan reputasi terbaik di mata pelanggan
(2) Bersikap bertahan dan tidak terlalu agresif. Dalam posisi mi, setiap departemen secara efektif menemukan
keunggulan bersaing dan secara bertahap dapat membangun hambatan masuk ke segmen pasar yang
dipilih untuk bersaing.
(3) Tidak boleh ada anggapan bahwa perusahaan yang berhasil tidak memiliki tantangan. Perusahaan yang
pasif mempertahankan pasamya akan selalu mengundang pesaing untuk memasuki pasar. Kegagalan
dalam mempertahankan strategi akan memperlemah perusahaan dalam menanggapi serangan dan
pesaing. Bila demikian maka, pesaing akan menjadi pemimpin pasar (market leader) yang baru.
Strategi bagi Bukan Pemimpin Pasar
Perusahaan yang memasuki tahap pertumbuhan yang memiliki posisi kuat (bukan market leader) di pasar,
memiliki strategi tertentu. Akan tetapi strategi mi bukan untuk bersaing dengan market leader. Strategi mi
dilakukan dengan cara:
(1) Secara agresif menggunakan kompetensi terbaiknya untuk meraih peluang pasar sehingga tidak tertandingi
oleh pesaing. Wirausaha harus memposisikan dirinya dalam segmen pasar kecil sebagai pemain yang
paling dominan. Wirausaha membangun dan mempertahankan hubungan secara terbuka dengan para
pelanggannya. Dalam ha! i, wirausaha jarang mengabaikan peluang dan selalu memperkuat hubungan
melalui pelayanan yang istimewa dan atas kebutuhan pelanggan.
(2) Mengembangkan strategi sebagaifollower leader. Dalam kondisi ekonomi yang baik, perusahaan yang
mengikuti strategi mi bisa berhasil. Ancaman untuk strategi mi adalahjika pelanggan tidak lagi memandang
perusahaan pemasok sebagai pilihan pertama. Selain itu, pasar dengan produk danjasa
sejenis (undifferentiated), bukanlah pasar yang menarik untuk persaingan.
Strategi yang Lain
Banyak strategi yang dilakukan wirausaha pada tahap pertumbuhan, di antaranya:
(1) Pertahanan bersaing. Agar tetap dapat bersamg, maka pengembangan produk dan perluasan pelayanan
perusahaan harus selalu dinamis dan memposisikan perusahaan dalam keadaan kritis. Perusahaan harus
selalu inovatif dan memperbaiki keberhasilannya di masa lalu atau memperbaiki produk yang pertama kali
dihasilkannya, sebab jika tidak akan ditinggalkan oleh pasar.
(2) Mencoba untuk produk yang menjadi “pemukul besar (big hitter)”, dan tidak berkonsentrasi pada perbaikan
keberhasilan produk yang sudah ada. Keberhasilan perusahaan seperti 3M (Man, Material, Market) tetap
mendominasi posisi pasar melalui pengenalan produk baru secara berkesinambungan.
(3) Mengambil langkah positif dan proaktif untuk menguasai manajer kunci dan ahli teknik profesional yang
selalu diikutsertakan dalam pembentukan keberhasilan perusahaan. Sangatlah tidak mudah untuk
menempatkan kembali kemampuan individual yang cakap. Oleh sebab itu, kehilangan seseorang yang
cakap dan dianggap kunci dapat menghancurkan keunggulan perusahaan dalam persaingan.
BERORIENTASU PADA TINDAKAN
i. Tidak terorganisir
Pengusaha yang sukses akan mengatur kehidupan mereka yang sibuk. Mereka ciptakan
sistem kerja yang baik untuk mereka sendiri.
KEPEMIMPINAN
Pengertian Kepemimpinan
Menurut Ordway Tead, Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-
orang agar orang-orang itu bekerjasama mencapai tujuan yang mereka inginkan. Sedangkan
menurut George R. Terry, Kepemimpinan merupakan kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang
agar orang-orang itu mencapai tujuan kelompok. Jadi kepemimpinan adalah proses mengarahkan
perilaku orang lain ke arah pencapaian suatu tujuan tertentu. Pengarahan dalam hal ini berarti
menyebabkan orang lain bertindak dengan cara tertentu atau mengikuti arah tertentu. Seorang
pemimpin dikatakan berhasil jika percaya pada pertumbuhan yang berkesinambungan, efisiensi
yang meningkat dan keberhasilan yang berkesinambungan dari perusahaan.
Manajer Pemimpin
Mengelola Berinovasi
Dapat di cetak Tidak dapat di cetak
Memelihara Mengembangkan
Memfokuskan pada sistem dan struktur Memfokuskan pada orang-orang
Mengandalkan kontrol (bawahan)
Berorientasi jangka pendek Menumbuhkan kepercayaan
Bertanya bagaimana dan kapan Memiliki perspektif jangka panjang
Berorientasi pada hasil Bertanya apa dan mengapa
Meniru Berorientasi pada peluang-peluang
Menerima status quo masa depan
Seperti tentara yang siap selalu Menciptakan
diperintah Menentang status quo
Melakukan dengan benar Adalah dirinya sendiri
Melakukan hal yang benar
Lebih spesifik, perbedaan pemimpin (leader) dan manajer dapat dilihat dari tiga hal yang
selalu berkaitan dengannya, yaitu: sumber kekuasaan yang diperoleh, bawahan, dan lingkungan
kerja.
Berdasarkan sumber kekuasaan yang diperoleh, seorang manajer dipilih melalui jalur
formal (seperti dipilih oleh komisaris atau direktur) dengan dasar yuridis yang dimiliki. Artinya
seseorang dapat menjadi manajer jika mempunyai dasar yuridis yaitu adanya surat keputusan atau
surat pengangkatan. Sedangkan pemimpin (leader) kekuasaan yang dimiliki berdasarkan
kontrak sosial dengan anggota atau bawahan.
Adapun dari segi lingkungan kerja, manajer biasanya hanya dapat memimpin pada
lingkungan kerja organisasi formal saja dan bertanggung jawab kepada
atasannya. Sedangkan pemimpin (leader) dapat memimpin lingkungan kerja organisasi baik
formal maupun informal dan bertanggung jawab kepada anak buahnya. Seorang pemimpin
(leader) merupakan bagian dari pengikut sedangkan manager merupakan bagian dari organisasi.
Berdasarkan hal tersebut dapat dipahami bahwa pimpinan (leader) memiliki fungsi
dasar mengarahkan dan menggerakkan seluruh bawahan untuk bergerak pada arah yang sama
yaitu tujuan. Sedangkan fungsi seorang manajer berkaitan dengan manajemen, yaitu kegiatan-
kegiatan seputar perencanaan (planning), pengorganisasian (organising), penempatan staff
(staffing), pengarahan (directing) dan kontrol (controlling). Dalam menjalankan fungsinya,
seorang manajer lebih sering memanfaatkan wewenang dan kekuasaan jabatan secara struktural
yang memiliki kekuatan mengikat dengan dapat melakukan paksaan atau hukuman untuk
mengarahkan bawahan. Sedangkan seorang pemimpin (leader) lebih menekankan pengaruh atau
karisma yang dimilikinya sehingga bawahan secara sadar untuk mengikuti arahan sang pemimpin.
Ia menstimulasi, memfasiltasi, dan berpastisipasi dalam setiap kegiatan yang menginginkan
bawahan mengikutinya. Tidak dengan hadiah, paksaan atau hukuman.
Pemimpin dan manajer merupakan salah satu intisari, sumber daya pokok, dan titik sentral
dari setiap aktivitas yang terjadi dalam suatu organisasi ataupun perusahaan. Bagaimana
kreativitas dan dinamikanya seorang pemimpin atau manajer dalam menjalankan wewenangnya
akan sangat menentukan apakah tujuan organisasi atau perusahaan tersebut dapat tercapai atau
tidak. Hal yang perlu di tekankan adalah bahwa tidak selamanya manajer buruk dan pemimpin
adalah baik. Perlunya kombinasi dan campuran yang tepat di antara keduanya, sangat dibutuhkan
dalam organisasi, pada berbagai tingkat jabatan yang berbeda-beda. Sehingga organisasi yang
tengah dijalani dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.
KREATIVITAS
Kewirausahaan merupakan proses kemanusiaan (human process) yang berkaitan dengan kreativitas dan
inovasi dalam memahami peluang, mengorganisasi sumber-sumber, mengelola sehingga peluang itu
terwujud menjadi suatu usaha yang mampu menghasilkan laba atau nilai untuk jangka waktu yang lama.
Definisi tersebut menitikberatkan kepada aspek kreativitas dan inovasi, karena dengan sifat kreativitas dan
inovatip seseorang dapat menemukan peluang.
a. Mandiri.
c. Percaya diri.
Peranan Wirausaha :
Karakteristik yang khas dari wirausaha menurut Moeljanto Tjokrowinoto (1996) adalah:
Kegiatan menemukan sampai mewujudkan peluang menjadi usaha yang menghasilkan disebut proses
kewirausahaan. Dalam kegiatan mewujudkan peluang tersebut seorang wirausaha diharuskan
mempunyai :
Kreativitas tidak selalu dihasilkan dari sesuatu yang tidak ada sering sekali merupakan perbaikan dari
sesuatu yang telah ada. Sering juga gagasan baru timbul secara kebetulan yang penting untuk dipahami
mengapa kreativitas dan inovasi tersebut merupakan cirri-ciri yang melekat kepada wirausaha.
Seperti kita ketahui wirausaha merupakan sumber pemikiran kreatif dan inovasi. Bagaimana alam
pikiran seseorang wirausaha sehingga menjadi sumber kreativitas dan inovasi?
2. Selalu mencari peluang baru atau mencari cara baru menciptakan peluang baru.
Kesalahan cara berpikir yang merupakan belenggu mental untuk berpikir secara kreatif, antara lain :
a. Selalu mempunyai jawaban yang benar, sehingga tidak pernah menganggap bahwa ada kemungkinan
beberapa jawaban yang benar.
b. Memfokuskan berpikir secara logis, tetapi jika terlalu memfokuskan kepada berpikir logis akan menghambat
berpikir kreatif.
d. Spesialisasi berlebihan, sehingga tidak mengetahui aspek lasin/bidang lain selain yang ditekuni.
e. Takut dikatakan tidak kreatif atau bodoh, sehingga tidak berani mengemukakan pendapat.
Beberapa kiat / kebajikan untuk medorong kreativitas bagi seluruh sumber daya manuasia dalam
organisasi, antara lain :
h. Membuat model-model teknik mengembangkan kreativitas untuk dipelajari untuk perorangan maupun
kelompok
BERFIKIR PERUBAHAN
PENGERTIAN BERPIKIR DAN PERUBAHAN
A. Defenisi Berpikir Menurut Khodijah (2006:17) mengatakan bahwa berpikir adalah sebuah representasi
simbol dari beberapa peristiwa. Sedangkan menurut Drever dalam Khodijah (2006:117) mengatakan
bahwa berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya
masalah. Jadi berpikir adalah satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah
kepada suatu tujuan. Berpikir mengarahkan kita untuk menemukan pemahaman atau pengertian yang
kita kehendaki. Menurut Diana Septi Purnama, berpikir adalah proses dinamis, dimana individu bertindak
aktif dalam proses berpikir menghadapi hal-hal yang bersifat abstrak. Pada proses berpikir individu
membuat hubungan antara obyek yang ada untuk menemukan pemahaman tertentu.
B. Defenisi Perubahan Menurut Neni Nurmayanti Husanah, perubahan merupakan sesuatu yang unik
karena perubahan-perubahan yang terjadi dalam berbagai kehidupan itu berbeda-beda dan tidak bisa
disamakan, walaupun memiliki beberapa persamaan dalam prosesnya. Menurut Vincent Gaspers,
perubahan adalah bagian terbesar dari kenyataan bisnis. Sedangkan menurut Cateora (MGH) perubahan
adalah hasil suatu masyarakat yang mencari cara memecahkan masalah yang diciptakan oleh perubahan
dalam lingkungannya. Berpikir Pada Perubahan – UNINDRA 2014 Page 6 Sehingga dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa berpikir perubahan adalah satu keaktifan pribadi manusia yang mengunakan ide-ide
dalam rangka menciptakan sebuah perubahan.
2. Perubahan Mindset Perubahan mindset atau pola pikir dapat berubah. Karena pola pikir merupakan
hasil dari sebuah proses pembelajaran (learning), maka pola pikir bisa juga diubah (unlearning), dan
dibentuk ulang (relearning). Tentu saja ada pikiran-pikiran yang muda dan ada yang sulit untuk diubah.
Ada yang cepat, ada yang memerlukan waktu yang lama. Ada bisa kita ubah dengan kesadaran sendiri,
dan ada yang baru berubah setelah mengalami peristiwa tertentu. Ada pula pola pikir yang bisa kita ubah
dengan bantuan para ahli seperti, psikolog, ahli mindset transformasi. Mindset/pola pikir pada seseorang
dalam mewujudkan mimpinya dalam melakukan wirausaha kadang sering berubah, karna banyak sekali
orang yang takut akan hal – hal yang belum pernah mereka coba, padahal menurut Carol Dweck
menerjemahkan mindset sebagai kepercayaan mengenai siapa kita dan apa kemampuan kita, maka dari
itu kita terlebih dahulu harus mengenal kemampuan kita dan kita harus yakin/percaya kepada
kemampuan diri kita sendiri, karna banyak sekali orang yang ragu akan kemampuan dirinya yang dapat
mengurungkan niat mereka untuk mewujudkan mimpinya dalam menjadi wirausaha, dalam hal ini kita
harus mengubah mindset kita dengan cara mengetahui/mempelajari pengetahuan baru tentang
bagaimana kita harus mempunyai pola pikir yang inovatif, karena dengan berpikiran inovatif kita dapat
menciptakan hal yang baru dalam berwirausaha.
• Produktif versus Konsumtif Konsumtif adalah kata sifat, berasal dari kata dasar “konsumsi” maka
dengan demikian kata konsumtif berarti sifat mengkonsumsi, memakai, menggunakan, menghabiskan
sesuatu. Sementara produktif adalah bentuk ajektif dari kata benda produksi. Arti produktif adalah
“banyak hasilnya”, atau bisa kita artikan “terus menerus menghasilkan”. Bila kata konsumtif dan produktif
kita kaitkan dengan kewirausahaan, pertama-tama yang harus diperhatikan adalah bahwa disadari atau
tidak, selama ini ada saja perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari, yang bersifat konsumtif. Perilaku
semacam itu harus dihilangkan, atau paling tidak dikurangi sampai batas seminimal mungkin. Pada situasi
kehidupan yang normal, di bidang apa pun kita berkarir, sebenarnya pola konsumtif memang harus
ditekan, apalagi pada masa krisis ekonomi. Terlebih lagi bila kita ingin memulai kehidupan sebagai
wirausahawan.
• Resources Utilization Versus Resources Disposal. (pemanfaatan sumber daya vs pembuangan sumber
daya). Enterprenenur berpikir bahwa ada kesempatan yang dapat dimanfaatkan dari ketersediaan sumber
daya di sekitarnya. Orang biasa mungkin berpikir bahwa sesuatu yang sudah digunakan atau yang tidak
penting lebih baik dibuang, tetapi beberapa orang yang berpikir sudut pandang lain, berpikir untuk
memanfaatkannya, dan dijadikan sesuatu yang bisa dijadikan uang. Itulah orang yang memiliki jiwa
kewirausahaan.
4. Kecerdasan Finansial Kecerdasan finansial yang dimaksudkan di sini lebih ditekankan pada konsep
ekonomis. Untuk mencapai kecerdasan finansial ala covey maupun kiyosaki, kita harus melakukan
kreativitas finansial. Kreativitas finansial berusaha mengubah mindset yang ada pada diri kita masing-
masing mengikuti pola pikir manusia sejahtera yang efisien dan sesuai konsep ekonomis. Kreativitas
secara finansial dalam kenyataannya merupakan kesediaan untuk berpindah dari zona yang dianggap
nyaman sebelumnya menuju ke zona baru yang penuh tantangan. Seorang yang kreatif akan mampu
melakukan perpindahan tersebut dengan perhitungan yang matang sehingga menghasilkan zona baru
yang lebih nyaman pada masa depan dengan mengorbankan kenyamanan hari ini.
5. Hambatan-Hambatan Yang Ditemukan Saat Memulai Usaha Pada saat akan memulai usaha, banyak
entrepreneur pemula yang mempunyai hambatan mental berupa persepsi yang negative tentang
kemampuan dirinya. Hambatan persepsi negative tersebut antara lain :
tidak berbakat
tidak/belum punya modal Untuk memulai usaha, kita hanya butuh 3M, yaitu; Motivasi yang kuat,
Mindset yang tepat (produktif, kreatif, positif), dan Make it (lakukan saja).
6. Tips Praktis Dalam Kaitannya Dengan Berpikir Perubahan Itu Sendiri Dalam hal ini yang dimaksudkan
dengan tips praktis dalam kaitannya dengan berpikir perubahan adalah memprogram otak bawah sadar
untuk melakukan perubahan. Otak bawah sadar dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1. Teknik Visualisasi Teknik ini menjadikan khayalan sebagai cara untuk membangun visualisasi positif.
Tahapan dalam melatih teknik visualisasi yaitu:
Rileks
Fokuskan pada apa yang akan kita visualisasikan
2. Teknik Afirmasi Teknik ini merupakan teknik yang memberikan penghargaan kepada diri sendiri dengan
kalimat-kalimat yang memotivasi untuk berubah menjadi lebih baik. Misalkan dengan mengucapkan
kalimat-kalimat positif untuk diri sendiri. Contohnya saya memutuskan untuk menjadi seorang mahasiswa
yang lulus dengan prestasi cum laude. Saat ini saya dalam proses mencapai cum laude.
7. Kaitan antara Kewirausahaan dan Berpikir Perubahan Wirausaha adalah orang yang pandai atau
berbakat dalam mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk
pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya. Dalam Ensiklopedia
Ekonomi, Keuangan, dan Perdagangan, Entrepreneur (pengusaha) ialah seseorang yang mengambil
bagian dalam, atau yang mengusahakan sesuatu. Dalam teori ekonomi, ialah seseorang yang berusaha,
mengambil inisiatif, dan mengusahakan suatu perusahaan. Orang-orang yang bertanggung jawab karena
mengambil inisiatif untuk mengembangkan atau menjalankan dan mengendalikan suatu organisasi
perdagangan. Mereka menanggung resiko dan ketidaktentuan. Jika berhasil, mereka akan mendapatkan
keuntungan, dan jika tidak berhasil, mereka akan memikul kerugian. Jika demikian halnya jelaslah bahwa
kewirausahaan memiliki kaitan erat dengan apa yang kita sebut berpikir perubahan. Seorang
entrepreneur jika ingin maju haruslah menyikapi segala perubahan yang ada dengan pola pikir kreatif dan
inovatif. Adanya berbagai perubahan yang ada akan menjadi hal utama yang memicu keberhasilan
seorang entrepreneur dalam mengolah dan memaksimalisasi kesempatan yang ada demi kemajuan
kinerja usahanya.
2.4 MANFAAT BERPIKIR PADA PERUBAHAN Manfaat yang bisa didapatkan dari berpikir perubahan
sangatlah banyak, diantaranya adalah:
a) Merubah kebiasaan yang mungkin dahulunya tidak baik, menjadi lebih bermakna dan lebih baik
KEWIRAUSAHAAN
Kewirausahaan berasal dari kata dasar wirausaha. Wirausaha terdiri dari kata wira dan usaha. Arti
kata wira adalah pejuang, utama, gagah, berani, teladan dan jujur, sedangkan usaha adalah kegiatan
yang dilakukan. Pengertian wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru,
menentukan cara produksi baru, menyusun kegiatan untuk mengadakan produk baru, mengatur
permodalan serta memasarkannya. Pelaku wirausaha disebut wirausahawan atau entrepreneur.
Kewirausahaan, seperti tercantum dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan
Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, adalah semangat, sikap, perilaku dan
kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi
dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan memperoleh keuntungan yang lebih
besar. Entrepreneurship adalah sikap dan perilaku yang melibatkan keberanian mengambil risiko,
kemampuan berpikir kreatif dan inovatif.
Kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru secara kreatif dan inovatif
untuk mewujudkan nilai tambah (Overton, 2002). Kreatif berarti menghasilkan sesuatu yang belum
pernah ada sebelumnya. Inovatif berarti memperbaiki, memodifikasi, dan mengembangkan sesuatu
yang sudah ada. Nilai tambah berarti memiliki nilai lebih dari sebelumnya.
Sebelum lebih lanjut membahas langkah-langkah dalam membangun usaha. Perlu diketahui definisi
dan perbedaan istilah pengusaha, wiraswasta, entrepreneurship, entrepreneur, dan intrapreneur.
Dengan mengetahui perbedaan istilah tersebut, maka akan memacu dan mengkoreksi diri dalam
membangun dan mengembangkan usaha.
Pengertian
WIRASWASTA
WIRAUSAHA (entrepreneur)
PENGUSAHA
Istilah lain yang cukup populer di dunia usaha adalah Intrapreneur. Pada era krisis banyak
perusahaan-perusahaan baik yang kecil maupun yang besar gulung tikar atau menurun pendapatannya.
Tetapi ada juga perusahaan-perusahaan yang mampu mempertahankan usahanya dengan membangun
jiwa kewirausahaan dalam perusahaan, sehingga menghasilkan produk-produk baru atau
pengembangan dari produk-produk lama dan tetap sukses dipasaran. Karena menurunnya daya beli
masyarakat banyak perusahaan yang meluncurkan kemasan isi ulang (reffil), kemasan diperkecil
(sachet), 2 atau lebih fungsi dalam satu produk, contoh Presedont produk barunya Gigi sehat, kuat
dan Plus Whitening, Produk so Klin “Rapika” pelembut, pelicin, pewangi dan anti jamur. Disamping
itu banyak juga perusahaan mengeluarkan produk barunya yang lebih spesifik, seperti: susu untuk
orangtua, biskuit untuk anak-anak dan camilan untuk diet, dan sebagainya.
Sedangkan perusahaan yang tidak mampu mempertahankan jiwa kewirausahaan pada perusahaannya
akan menjadi perusahaan ketinggalan zaman atau tenggelam dari peredaran.
Dari ilustrasi diatas maka arti dari Intrapreneur atau disebut juga corporate entrepreneurship adalah
membangun dan mempertahankan jiwa kewirausahaan dalam diri karyawan dalam suatu perusahaan.
Sehingga definisi secara singkat, seorang wirausaha belum tentu memiliki suatu harta atau aset
perusahaan. Seorang profesional/karyawan dapat dikatakan seorang wirausaha, pemilik perusahaan
terkenal dapat dikatakan seorang wirausaha. Tetapi seorang wiraswata pasti memiliki harta (aset)
perusahaan.
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa wirausahawan itu adalah orang yang mempunyai
kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan
guna mengambil keuntungan dan tindakan yang tepat dalam memastikan kesuksesan.
Setelah memahami pengertian Kewirausahaan, sekarang muncul pertanyaan kenapa harus belajar
Kewirausahaan...? Apa pentingnya kita memiliki jiwa wirausaha...? Robert T. Kiyosaki dalam
bukunya berjudul “Cash flow Quadrant” menjelaskan kenapa kita harus memilih menjadi seorang
wirausaha.
Teori Cash Flow Quadrant membagi manusia dalam empat kuadran, yaitu dua di kuadran kiri dan dua
di kuadran kanan, seperti gambar berikut ini:
KARAKTER-KARAKTER WIRAUSAHA
Seorang wirausahawan harus mempunyai sikap kreativitas, inisiatif, dan percaya diri. Ciri-ciri seorang
wirausahawan adalah:
a. Percaya diri (self confidence)
Merupakan paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan, yang
bersifat internal, sangat relatif dan dinamis dan banyak ditentukan oleh kemampuannya untuk
memulai, melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Kepercayaan diri akan memengaruhi
gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja, kegairahan berkarya.
Kunci keberhasilan dalam bisnis adalah untuk memahami diri sendiri. Oleh karena itu, wirausaha yang
sukses adalah wirausaha yang mandiri dan percaya diri.
Karakteristik Wirausaha menurut Bygrave seorang pakar kewirausahaan yang terkenal dengan 10 D,
yaitu:
a. DREAM (mimpi)
Tidak ada wirausaha yang tidak punya mimpi, dan akan lebih sukses lagi bila mempunyai visi dan misi
ke depan disertai dengan kemampuan untuk mewujudkannya.
b. DECISIVENESS (ketegasan)
Seorang wirausaha itu mempunyai hasrat ingin maju, tegas, energik, penuh semangat, dan tidak bekerja
lambat. Setiap keputusan yang diambil selalu diperhitungkan. Kecepatan dan ketepatan merupakan
faktor kunci dalam kesuksesan bisnisnya.
c. DOING (bertindak)
Wirausaha tidak suka menunda pekerjaan dan selalu menindaklanjuti keputusan yang telah dibuat,
mempunyai kecepatan dan tenaga ekstra dalam bertindak dibanding yang lain.
d. DETERMINATION (Ketetapan hati/kebulatan tekad)
Seorang wirausaha mempunyai keteguhan hati serta rasa tanggung jawab yang tinggi sehingga tidak
pernah menyerah begitu saja ketika menghadapi persoalan.
e. DEDICATION (Pengabdian)
Seorang wirausaha yang cerdas itu mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap bisnisnya, karena
dedikasi yang tinggi maka kesuksesan akan selalu menghampirinya.
f. DEVOTION (Kecintaan/kesetiaan)
Bisnis akan menyita banyak waktu, pikiran, tenaga, energi, fokus dan semangat wirausaha, sehingga
ia harus mencintai pekerjaaannya dan pandai membagi waktu.
g. DETAILS (terperinci)
Untuk mencapai kesuksesan, wirausaha harus berpikir detail (terperinci) karena ketika menjalankan
usaha, aspek keuangan dan perencanaan strategi memerlukan pemikiran secara detail.
h. DESTINY (nasib)
Wirausahan membutuhkan keberuntungan dan iia harus mulai berusaha untuk memprediksi kapan
keberuntungan itu datang menghampirinya. TIME (time, intuition, momentum, effort) adalah waktu
keberuntungan. Keberuntungan membutuhkan Timing (waktu yang tepat), Intuition (intuisi/gerak hati
yang terus dilatih), Momentum (saat yang tepat), dan Effort (usaha agar timing, intuition, momentum
dan effort bisa terjadi bersamaan).
i. DOLLARS (materi/uang)
Seorang wirausaha sangat memperhitungkan nilai waktu, tenaga, pikiran, strategi, dan usaha ditinjau
dari nilai mata uang, tetapi hindari menjadi seorang yang materialis karena itu sangat berbahaya.
j. DISTRIBUTE (menyalurkan/mendistribusikan)
Wirausaha yang baik selalu berorientasi untuk memberi dan mendistribusikan kesuksesannya,
filosofinya, kepemilikannya, ilmunya, uang yang dimilikinya untuk kesejahteraan para karyawan dan
tentunya untuk membantu mengembangkan bisnis, agar pelanggannya senantiasa setia dan selalu
membeli barang dan menggunakan jasanya.
Selain tiga faktor tadi, ada beberapa hal yang dapat menyebabkan ketertundaan kesuksesan dalam
bisnis antara lain:
tak ada perencanaan yang matang
kurang pengalaman (strategi bisnis yang keliru)
tidak punya semangat berwirausaha
motivasi karyawan yang rendah (gaji kecil)
kurang