Anda di halaman 1dari 17

AKHLAK DAN MU’AMALAH

Disusun Oleh :
Axl Anak Agung Putu Wijaya 201710350311139
Suhasti Nabila 201710350311144
Mohammad Iqbal Feri Shadad 201710350311148

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah memberikan
segala rahmat dan kenikmatan serta kasih sayang-nya kepada kita sehingga
dengan nikmat itu kami bisa menyusun dan menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi nilai tugas dari mata kuliah AL ISLAM KEMUHAMMADIYAH
jurusan peternakan universitas muhammadiyah malang sesuai dengan yang kami
harapkan.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi muhammad
SAW. Manusia pilihan Allah yang memiliki jiwa perjuangan yang gigih, berani,
tegas, namun penuh kelembutan yang diberikan amanat untuk menyebarkan
agama islam kepada seluruh umat manusia, yang sampai sekarang masih dapat
kita nikmati secara bersama-sama betapa indahnya Agama islam ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan banyak terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Dosen pembimbing yang telah membantu kami
dalam penyusunan makalah ini dan kepada teman-teman, serta semua pihak yang
secara tidak langsung membantu kami dalam menyusun makalah ini hingga
selesai.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada para pembaca. Kami sadar bahwa makalah
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk
itu, kami meminta masukan kepada para Dosen Pembimbing demi perbaikan
pembuatan makalah kami di masa yang akan dating dan mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca.

Malang, 17 Februari 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
2.1 Pengertian Akhlak..........................................................................................2
2.2 Akhlak Islam..................................................................................................2
2.3 Hubungan Akhlak dengan Iman.....................................................................3
2.4 Tugas dan Kewajiban Manusia......................................................................4
2.5 Kewajiban terhadap keluarga.........................................................................5
2.6 Kewajiban terhadap Negara...........................................................................6
2.7 Kewajiban terhadap alam sekitar...................................................................6
BAB III PENUTUP................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................8
3.2 Saran...............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kehidupan masyarakat tidak akan tegak tanpa kerjasama antar anggotanya.


Kerjasama ini hanya dapat terjadi jika ada undang-undang yang mengatur
hubungan-hubungan antar anggota masyarakat serta membatasi hak-hak dan
kewajibannya. Sesuai dengan pandangan Islam bahwa secara spiritualitas, islam
memiliki dua aspek ia merupakan hubungan pribadi antar manusia dengan Allah,
sedangkan terhadap sesama manusia dan masyarakat ia juga melahirkan hak-hak
dan kewajiban sosial[1] seperti tugas dan kewajiban manusia baik dalam keluarga,
negara maupun alam sekitar. Lebih-lebih dalam masyarakat juga
mengikutsertakan ukuran-ukuran kesusilaan timbul dari kebutuhan-kebutuhan
masyarakat[2] seperti etika dalam keluarga, masyarakat, negara dan alam sekitar.
Tapi undang-undang ini tetap memerlukan sebuah kekuatan yang memiliki
kewibawaan dan supremasi dalam jiwa manusia dan menjamin terjaganya
mu’amalah dan akhlak.

Akhlak merupakan pilar jiwa pribadi yang memiliki keutamaan dan juga
bermartabat termasuk di dalamnya yaitu mu’amalah. Suatu masyarakat akan tegak
selama ada akhlak di dalamnya dan akan hancur ketika akhlak tidak ada di
dalamnya.
1.2 Rumusan Masalah

1.    Apa pengertian akhlak ?

2.     Seperti apa akhlak islam itu ?

3.     Bagaimana hubungan akhlak dengan iman ?

4.    Apa tugas dan kewajiban manusia ?

5.     Bagaimana kewajiban manusia dalam lingkup keluarga ?

1
6.      Bagaimana kewajiban manusia terhadap negara ?

7.    Bagaimana kewajiban manusia terhadap alam sekitar ?

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akhlak

Perkataan ”Akhlaq” berasal dari bahasa arab jama’ dari “khuluqun“ yang
menurut logat diartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat ( Ya’kub,
1983 : 11 ). [3] Kita sebagai orang islam memiliki panutan yang patut untuk di
contoh yaitu rasulullah Saw, sebagaimana dalam firmanNya dalam Q.S Al –
Qalam  : 4

‫ك لَعلى خلق عظيم‬


َ َّ‫َو ِان‬

“Sesungguhnya Engkau ( ya Muhammad ) mempunyai budi pekerti yang luhur “


Q.S Al – Qalam  : 4

Akhlaq bisa juga di definisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang baik
dan buruk tingkah laku manusia, dalam bahasa jawa akhlaq erat kaitannya dengan
tindak tanduk manusia.

2.2 Akhlak Islam

Islam adalah akhlak,[4] seluruh syari’at kepada umat mempunyai nilai-


nilai akhlak dan membina akhlak umat manusia, baik berupa akidah dan
keimanan, maupun yang berupa ibadah.

Adapun karakteristiknya ialah sebagai berikut :

2
1.      Al-Qur’an dan sunnah sebagai sumber nilai Al-Qur’an

            Kedua-duanya adalah menjadi sumber ajaran Islam secara keseluruhan
untuk mengatur pola hidup dan menetapkan mana yang baik dan mana yang buruk
sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT,

Artinya: “Hai ahli-ahli kitab sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul kami,
menjelaskan kepadamu banyak isi dari al-kitab yang kamu sembunyikan, dan
banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya
dari Allah dan kitab yang menerangkan.”

“Dengan kitab itulah Allah menunjukkan orang-orang yang mengikuti


keridlaanNya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah
mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang
benderang dengan seizin-Nya dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (Q.S
al-Maidah :15-16) 

2.      Meletakkan akal dan naluri sesuai dengan proporsi dan profesinya.

        Masing-masing, keduanya diakui sebagai anugerah Allah yang mempunyai


kemampuan yang terbatas, sehingga memerlukan bimbingan wahyu.

Sebagaimana dinyatakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam sebuah haditsnya,

“Apabila seorang hakim berijtihad dan ijtihadnya itu benar, maka dia akan
mendapatkan dua pahala. Dan apabila salah, maka akan mendapat satu pahala.”

3.      Iman sebagai sumber motivasi yakni ia sebagai sumber motivasi dan energi dalam
segala gerak dan langkah manusia yang berupa amal shaleh dan akhlak mulia.

4.      Ridla Allah sebagai tujuan akhir hal ini sesuai dengan pola hidup yang digariskan
oleh Islam bahwa seluruh kegiatan ini diperuntukkan Allah.

5.      Penilaian tidak terhadap tindakan lainnya semata, akan tetapi berpangkal pada
motif. 

3
2.3 Hubungan Akhlak dengan Iman

Iman dan akhlak merupakan suatu suatu hubungan saling mengikat, karena
iman sumber pendidikan yang paling luhur, mendidik akhlak, karakter dan mental
manusia.

Iman akan memberi pedoman terhadap manusia yang dalam kehidupannya


selalu mengalami kegoncangan dan kegelisahan,[5] sehingga manusia dalam
hidupnya tidak terombang ambing oleh keadaan yang dihadapinya baik yang
bersifat materiil, maupun spiritual.

Iman mengandung makna yakni mengetahui dan meyakini yang


direalisasikan dalam bentuk ucapan dan perbuatan sebagai konsekuensi atas apa
yang telah diyakini. Iman yang demikian inilah yang dikehendai dapat
mempunyai pengaruh terhadap kehidupan manusia. Pengaruh lahiriah itulah yang
menjadi tolok ukur maju mundurnya seseorang.[6] Hal ini sesuai hadits Nabi yang
berbunyi,

“Bukanlah Iman itu sekedar cita-cita akan tetapi suatu kepercayaan yang
tetap dalam hati dan dibuktikan dengan amal perbuatan.”

Dalam kaitannya dengan pengaruh positif iman terhadap akhlak, Sayyid


sabiq, Dosen Universitas al-Azhar mengemukakan bahwa Iman mempunyai
pengaruh terhadap seseorang antara lain:

1.      Jiwa yang merdeka

2.      Keberanian

3.      Tidak mudah putus asa

4.      Jiwa yang tenang

2.4 Tugas dan Kewajiban Manusia

Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia dan paling sempurna
yang ditugaskan sebagai pengatur dan pengelola alam dan seisinya, mempunyai

4
tanggung jawab dan kewajiban-kewajiban,  baik terhadap Tuhan, diri sendiri,
terhadap sesama manusia maupun masyarakat.

Berikut ini dikemukakan tugas dan tanggung jawab manusia:

1.      Terhadap Allah SWT

Secara praktis ada beberapa tugas dan kewajiban manusia terhadap Allah
SWT, antara lain: mentauhidkan, takut dan cinta kepada-Nya, ridha terhadap
qadha dan qadar-Nya, bertaubat, bersyukur, tawakkal, berdo’a, taat dan patuh
terhadap-Nya, berbuat baik dan berprasangka baik kepada-Nya, percaya dan
berpegang teguh kepada kitab suci-Nya dan sunnah Nabi-Nya, dzikir, sabar dan
sebagainya.

Beberapa sifat yang telah disebutkan tadi ialah dalam kerangka taqwa
kepada-Nya yakni menjalankan semua yang diperintahkan dan meninggalkan
semua yang dilarang-Nya.  

2.      Terhadap diri sendiri

Tugas dan kewajiban manusia terhadap diri sendiri yang penting adalah
menjaga diri sebaik-baiknya[8], sehingga fungsi dan statusnya dapat terpenuhi.
Satu tugas dan kewajiban tadi dapat dirinci sebagai berikut:

Memelihara dan menjaga badan, jasmani sehingga tetap sehat, karena pada
badan yang sehat itu terdapat akal yang sehat. Memelihara dan menjaga jiwa dan
hatinya sehingga dapat memenuhi tugas dan kewajibannya sebagai manusia. Nabi
bersabda:

“Ingatlah bahwa dalam jasad itu ada segumpal darah, jika ia baik, maka baik
seluruh jasad. Jika ia rusak maka rusaklah jasad seluruhnya. Ingatlah itulah
yang dinamakan hati nurani.”

3.      Terhadap orang lain dan masyarakat

5
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, yakni suka berhubungan dan
bergaul dengan orang lain. Dorongan ini disamping dorongan instingtif juga
dorongan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pergaulan itu dimulai dari
keluarga, tetangga dan masyarakat luas.
2.5 Kewajiban terhadap keluarga

Keluarga adalah suatu kesatuan sosial terkecil yang dimiliki oleh manusia
sebagai makhluk sosial yang memiliki tempat tinggal dan ditandai oleh kerjasama,
ekonomi, berkembang, mendidik, melindungi, merawat, dan sebagainya.[9]  

Masing-masing antara anggota itu mempunyai tugas dan kewajiban. Untuk


itu berikut ini akan dikemukakan beberapa hal yang berhubungan dengan tugas
dan kewajiban yaitu:

1.      Kewajiban anak terhadap orang tuanya

Dan komunikasi yang bersifat horizontal, maka ibu dan bapak menduduki
tempat yang paling istimewa, bahkan dalam tertib kebaktian seseorang, maka ibu
dan bapak menduduki tempat kedua setelah berbakti kepada Allah SWT . Oleh
karena itu, di atas dunia ini, tidak ada seorang pun yang menyamai kedudukan
mereka,dan tidak satu usaha dan pembalasan yang dapat menyamai dan
menandingi jasa kedua orang tua terhadap anaknya kecuali si anak menemukan
mereka dalam keadaaan hamba sahaya kemudian memerdekakan. Demikia
dinyatakan oleh Nabi:

“Seorang anak tidak dapat membalas orang tuanya kecuali apabila anak
menemukan mereka dalam status sebagai hamba sahaya, kemudian membeli dan
memerdekakan.”

2.      Kewajiban kedua orang tua terhadap anak-anaknya

Kewajiban tersebut antara lain: Memberi nama yang baik, menyembelih


hewan aqiqah pada hari ketujuh dari kelahirannya (ini hukumnya sunnah),
mengkhitankannya, memberikan kasih sayang, memberi nafkah, memberi
pendidikan dan pengajaran.

6
3.      Kewajiban dan hak antara suami isteri

Kita sama-sama mengetahui bahwa suami isteri mempunyai hak dan


kewajiban secara timbal balik. Hal ini banyak diterangkan dalam nas-nas agama,
baik al-Qur’an maupun hadits, seperti sabda Nabi Muhammad SAW :

“bahwa sesungguhnya bagi laki-laki atas isterinya adalah mempunyai hak, dan
demikian pula bagi isteri mempunyai hak dari pada suaminya.”   

2.6 Kewajiban terhadap Negara

Kehidupan manusia pada dasarnya tidak bisa lepas dari pemerintahan yang
ada di negaranya, oleh karenanya kita memiliki kewajiban terhadap Negara.
Kewajiban kita sebagai warga Negara yang baik seperti yang tertuang dalam UUD
1945. Kewajiban tersebut dapat berupa : [10]

1.      Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi :
“segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
ada kecualinya.”

2.      Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945
menyatakan  : “setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”.

3.      Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan :
“Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain.”

4.      Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal
28J ayat 2 menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang
wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan
maksud untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang
lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.”

7
5.      Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1)
UUD 1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.”

2.7 Kewajiban terhadap alam sekitar

Manusia merupakan makhluk yang diciptakan dengan sebaik-baik bentuk,


seperti dalam firman Nya :

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-


baiknya” (Q.S. At-Tin: 4).

Manusia sebagai khalifah di bumi ini memiliki tanggung jawab yang besar
dalam menjaga alam sekitar. Manusia, dalam Al-Qur’an adalah makhluk yang
dipercaya Tuhan sebagai pemegang hak pengelola (khalifah) alam.[11]  Tanggung
jawab manusia tersebut bisa disikapi dengan :

1.      Berdzikir kepada Allah dan bersyukur kepada-Nya

Berdzikir dengan selalu ingat kepada-Nya juga selalu mengingat ciptaan-


Nya dan tujuan dari ciptaan-Nya itu.  Sedangkan bersyukur kepada Allah dengan
berterima kasih atas nikmat dan karunia-Nya juga memanfaatkan nikmat dan
karunia itu untuk kemaslahatan sesuai dengan tujuan penciptaan dan tuntunan-
Nya.

“Ingatlah kepada-Ku, Aku akan ingat kepadamu dan bersykurlah kepada-Ku dan
janganlah membangkang” (Q.S. Al-Baqarah: 152).

Dengan berdzikir dan bersyukur maka kita akan selalu mengingat akan
kenikmatan dariNya.

2.      Meneliti dan mengkaji rahasia-rahasia kejadian alam, asal-usul kejadiannya,


tujuan kejadiannya, dan akhir kejadiannya.

Di dunia ini begitu banyak kejadian yang luar biasa. Banyak kejadian
rahasia yang akhir – akhir ini baru di ketahui, seperti bertemunya dua laut antara
air tawar dan air laut yang tidak dapat tercampur. Kejadian ini sudah ada di al-

8
qur’an. Oleh karenanya kita memiliki kewajiban untuk mengkaji rahasia-rahasia
kejadian alam.

3.      Memelihara kelestarian alam

 “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu dan
janganlah kamu melupakan bahagiamu dari kenikmatan duniawi dan berbuat
baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi.  Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang berbuat kerusakan” (Q.S. Al-Qashash: 77).

Dengan memelihara kelestarian alam maka alam akan terjaga keadaannya.


Anak cucu kita akan dapat merasakan apa yang kita rasakan saat ini, seperti udara
sejuk di pagi hari. Kita dapat menjaga kelestarian alam dari hal yang paling kecil
seperti tidak membuang sampah sembarangan.

9
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesmpulan dari makalah ini adalah :

1.    Perkataan ”Akhlaq” berasal dari bahasa arab jama’ dari “khuluqun“ yang
menurut logat diartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat

2.    Islam adalah akhlak,[4] seluruh syari’at kepada umat mempunyai nilai-
nilai akhlak dan membina akhlak umat manusia, baik berupa akidah dan
keimanan, maupun yang berupa ibadah.

3.    Iman dan akhlak merupakan suatu suatu hubungan saling mengikat,
karena iman sumber pendidikan yang paling luhur, mendidik akhlak,
karakter dan mental manusia.

4.    Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia dan paling sempurna
yang ditugaskan sebagai pengatur dan pengelola alam dan seisinya,
mempunyai tanggung jawab dan kewajiban-kewajiban,  baik terhadap
Tuhan, diri sendiri, terhadap sesama manusia maupun masyarakat.

5. Keluarga adalah suatu kesatuan sosial terkecil yang dimiliki oleh manusia
sebagai makhluk sosial yang memiliki tempat tinggal dan ditandai oleh
kerjasama, ekonomi, berkembang, mendidik, melindungi, merawat, dan
sebagainya

6. Kehidupan manusia pada dasarnya tidak bisa lepas dari pemerintahan yang
ada di negaranya, oleh karenanya kita memiliki kewajiban terhadap Negara.
Kewajiban kita sebagai warga Negara yang baik seperti yang tertuang
dalam UUD 1945.

a. Wajib menaati hukum dan pemerintahan.

b.  Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.

c.    Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain.

10
d.    Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-
undang.

e.     Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara

7. Manusia sebagai khalifah di bumi ini memiliki tanggung jawab yang besar
dalam menjaga alam sekitar. Manusia, dalam Al-Qur’an adalah makhluk
yang dipercaya Tuhan sebagai pemegang hak pengelola (khalifah) alam.

3.2 Saran

Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan, tentunya masih banyak


kekurangan dan membutuhkan kritik dan saran konstruktif demi kesempurnaan
makalah kami selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ali Riyadi,  Ahmad. 2010.  Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Teras.


Hakim, Abdul . 1986. Hidup yang Islami. Jakarta: Rajawali.
http://nurulhaj19.wordpress.com/hak-dan-kewajiban-warga-negara-indonesia/html.25
November 2013 pukul 11.10 WIB
Majid, Abdul. 2012. pendidikan karakter perspektif islam. Bandung : Pustaka Mulia.
O.Kattsoff , Louis. 2004. Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
Syukur, Amin. 2006. Pengantar Studi Islam. Semarang: Lembkota Semarang.
Yasin, Fatah. 2008. Dimensi-dimensi Pendididkan Islam. Yogyakarta: Sukses Offset.
Abdul Hakim, Hidup yang Islami,(Jakarta:Rajawali,1986), hlm.235
Louis O.Kattsoff,Pengantar Filsafat,(Yogyakarta:Tiara Wacana Yogya,2004).hlm.353
Abdul Majid,pendidikan karakter perspektif islam,( Bandung, Pustaka Mulia,2012 )
hlm.9
Amin Syukur,Pengantar Studi Islam,(Semarang:Lembkota Semarang,2006) hlm.143
Amin Syukur,Pengantar Studi Islam,hlm.(146-147)
Amin Syukur,Pengantar Studi Islam,hlm.(151-152)
Fatah Yasin,Dimensi-dimensi Pendididkan Islam,(Yogyakarta: Sukses Offset,2008),
hlm.202
Ahmad Ali Riyadi,Filsafat Pendidikan Islam,(Yogyakarta: Teras, 2010).hlm.141

12

Anda mungkin juga menyukai